You Are My Soft Spot - Bab 205 Jennifer Li Cerai (1)

Rongga dada Jordan Bo penuh kemarahan. Mau duduk atau pun berdiri, hatinya tidak tenang. Ia ingin melampiaskan semua ini keluar, tetapi tidak tahu bisa melampiaskan ke mana. Kemarahan yang model begini sungguh menguras energi.

Taylor Shen mau melakukan apa, ia kurang lebih sudah paham. Tetapi, melihat Taylor Shen bersedia dikurung di tempat macam itu, mana mungkin hatinya bisa tenang?

Pengacara ketakutan setengah mati melihat perawakan bosnya sekarang. Kalau punya kemampuan menghilang, ia sungguh ingin melenyapkan diri sekarang juga. Jordan Bo menatapnya dan memerintah keras: “Keluar!”

Sekarang, kalau bisa terbang, si pengacara pribadi pasti sudah mengepakkan sayap dan terbang sejauh mungkin ke ujung dunia. Ketika ia berlari kecil keluar ruang kerja CEO, ia berpapasan dengan Stella Han yang sedang berjalan dari arah berlawanan sambil membawa berkas.

Si pengacara berpikir, kalau kemarahan CEO Bo ini tidak bisa dilampiaskan, hari-harinya ke depan pasti akan sangat sulit. Ia buru-buru menghampiri Stella Han untuk bercerita, “Pengacara Han, Pengacara Han……”

Stella Han pernah berurusan dengan pengacara terhormat ini dulu. Dalam sidang perceraiannya dengan Jordan Bo tiga tahun lalu, pria inilah yang jadi pengacara si suami dan membuat hakim menolak permohonan cerainya. Sejak saat itu, setiap bertemu dengannya, ia selalu geram sampai menggeretakkan gigi.

Kalau tidak ada orang ini, mana mungkin ia masih tersangkut pada status sebagai istri Jordan Bo begini? Ia mungkin sekarang sudah punya suami baru bahkan.

Stella Han sendiri masih tetap jadi konsultan hukum Bo’s Corp karena dipaksa. Situasi ekonomi belakangan ini kurang baik, jadi jumlah tawaran pekerjaan yang masuk ke firma hukumnya juga tidak begitu banyak. Jadi konsultan hukum Bo’s Corp gajinya tinggi, juga tidak melelahkan. Setiap minggu, ia hanya perlu datang dua kali untuk mengurusi masalah-masalah perkawinan para karyawan perusahaan ini.

Stella Han tidak mau bertemu Jordan Bo bukan berarti Jordan Bo tidak mau bertemu dengan Stella Han juga. Mungkin di hati pria itu memaksanya tetap bekerja di sini adalah cara yang paling membuat hati lega.

Stella Han entah mengapa teringat anak hasil pernikahannya dengan Jordan Bo. Demi anak ini, mereka tidak boleh terang-terangan bertengkar di hadapannya. Di sisi lain, pengacara pribadi Jordan Bo menyadari sesuatu. Nyonya Bo mirip seseorang, mirip siapa ya? Ia tidak terpikir juga sosok itu.

“Pengacara Min, angin apa yang meniupmu ke hadapanku hari ini?” tanya Stella Han sambil berusaha menampilkan senyum ramah pada lawan bicara. Dari wajahnya, pengacara pribadi Jordan Bo kira-kira berusia empat puluh tahun. Pria ini mengenakan jas biru tua dan menyisir rambutnya ke belakang. Teringat ini sosok yang mengalahkannya di pengadilan dan membuatnya tidak bisa bebas, Stella Han jadi gusar lagi.

Pengacara Min merapikan dasi. Ia sudah tidak terlihat ketakutan seperti saat baru keluar dari ruang kerja bosnya. Ia berujar pelan: “Kamu sudah dengar belum, CEO Shen dari Shen’s Corp ditangkap polisi karena tuduhan pembunuhan.”

“Sudah dengar kok, tetapi apa hubungannya dengan aku?” Stella Han mengenakan atasan hitam berlengan panjang dan berdada bentuk V. Bawahannya adalah celana kulot hitam putih. Di pinggang, ia memasang sebuah pita kupu-kupu yang menyerupai ikat pinggang. Dengan menambahkan sepatu hak tinggi, ia terlihat sangat modis dan mempesona.

Pengacara Mian dalam hati berpikir, pantas saja CEO Bo tidak mau melepakannya. Wanita macam ini pasti…… Ah, stop, stop, ia tidak mau berpikir macam-macam soal istri bosnya sendiri. Pria itu menunjuk ruang kerja bosnya: “CEO Bo lagi marah-marah di dalam.”

“Mengapa?” Stella Han mengarahkan pandangan ke arah yang ditunjuk pria di hadapanya. Taylor Shen kan baru berstatus terduga dan belum resmi tersangka, kok dia marah-marah? Lagipula, masa tim pengacara Bo’s Corp dan Shen’s Corp bakal membiarkannya jadi tersangka begitu saja?

Paling tunggu satu sampai dua hari saja Taylor Shen bakal keluar……

“Dengar-dengar penangkapan ini ada hubungannya dengan kematian Nyonya Shen enam tahun lalu. Selebihnya aku juga tidak begitu paham.” Pengacara Min waktu itu sudah mengurus semua prosedur pembebasan dengan jaminan Nyonya Shen. Ketika ia tinggal menunggu wanita itu keluar, kantor polisi malah diledakkan.

Sebagai pengacara pribadi, tanpa perlu diceritakan sendiri oleh Jordan Bo, ia sudah tahu bosnya dan Stella Han pisah ranjang, bahkan sempat mau bercerai, karena Nyonya Shen. Ini membuatnya paham mana titik lemah Stella Han. Hanya dengan menyembut nama Nyonya Shen, wanita ini pasti akan masuk dan bicara dengan suaminya.

Si wanita jelas kena jebakannya. Apa pun yang berurusan dengan Tiffany Song tidak akan ia diamkan begitu saja. Stella Han sungguh ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Tiffany Song saat tragedi ledakan terjadi. Tiffany Song mengapa bisa kabur? Ia selama ini kabur ke mana?

“Pengacara Min, kapan-kapan kita berbincang lagi ya saat ada waktu luang!” Stella Han langsung melangkah cepat masuk ruang kerja suaminya. Pengacara Min berdiri diam di tempat. Melihat rambut Stella Han yang bergerak kesana kemari sakit cepat langkahnya, ia tersenyum dingin.

Dengan keberadaan Nyonya Bo, ia besok pasti bisa kerja dengan tenang lagi. Pria itu berbalik badan dan berjalan pergi. Baru berjalan dua langkah, ia langsung berhenti. Ia menengok ke pintu ruang kerja barusan yang tertutup rapat. Nyonya Bo mirip CEO Shen, khususnya saat mengernyitkan alis dan tersenyum. Ih, mirip sekali, kok mereka seama ini tidak saling sadar ya?

Pengacara Min pun menggeleng dan melanjutkan langkah.

Stella Han buru-buru hingga lupa mengetuk pintu. Ketika membukanya, ia melihat suaminya berdiri menghadap jendela sambil berkacak pinggang. Mendengar suara pintu dibuka, pria itu berseru: “Keluar!”

Tangan Stella Han yang mengenggam engsel pintu sontak kaku. Enam tahun lalu, ketika sahabatnya kena tuduhan kriminal, ia panik bukan kepalang. Sebagai seorang pengacara, ia berusaha semaksimal mungkin mencari titik lemah kasus yang bisa dijadikan alasan pembebasan. Pada akhirnya, ia gagal. Ia bahkan kehilangan sahabat itu selamanya.

Jordan Bo sekarang pasti juga merasakan kepanikan yang serupa……

Sama-sama sahabat, sama-sama tempat bercerita, mana mungkin ia bisa diam menunggu detik demi detik berlalu? Jordan Bo sekarang pasti tidak tahan ingin mengeluarkan Taylor Shen sekarang juga.

Stella Han tetap masuk dan menutup pintu. Krek! Setelah pintu ditutup, suasana ruangan kembali hening. Jordan Bo menengok menatapnya. Ia tidak menyangka yang masuk adalah istrinya. Kemarahan pria itu masih belum reda, muka pun masih merah padam.

Si wanita berjalan menghampiri si pria. Wanita itu mendongak dan mengangkat tangannya untuk mengelus-elus lembut punggung si pria. Ia bisa merasakan kegelisahannya, “Jangan khawatir, ia tidak akan kenapa-kenapa!”

Perlakuan lembut Stella Han perlahan membuat suasana hatinya baikan. Ia berujar serak: “Enam tahun lalu kamu juga sekasihan dan sekhawatir ini, ya kan?”

Betul, sekasihan ini. Betul, sekhawatir ini.

Semua orang tahu kan itu tempat macam apa? Itu neraka, itu tempat yang tidak akan disinggahi orang normal seumur hidup. Dan pada malam pernikahan, Tiffany Song bukan berada di kamar barunya, bukan duduk di ranjang pernikahannya untuk menunggu dimanjakan, melainkan tidur di tempat gelap dan lembab, tidur di tempat yang tidak tahu di luar siang atau malam.

Taylor Shen selamanya tidak akan paham apa yang sekalian dibawa pergi ketika ia membiarkan Tiffany Song ditangkap polisi. Yang sekalian dibawa pergi itu adalah kepercayaan wanita itu padanya, juga cinta wanita itu padanya.

“Betul. Aku kasihan pada sahabatku itu karena ia tiba-tiba ditinggalkan orang yang paling disayangi di hari pernikahan, juga khawatir ia harus bermalam di tempat mcam itu. Aku menyuruhnya menunggu besok, sebab besok aku akan membebaskannya. Sayang, aku tidak keburu, tidak keburu menyelamatkannya dari tempat gelap dan lembab itu.” Nada bicara Stella Han mengandung rasa bersalah. Mengapa begini, mengapa begitu?

Jordan Bo memeluk Stella Han erat-erat tanpa niat melepas.

Ia sekarang bisa paham mengapa sejak enam tahun lalu istrinya ini tidak mau memaafkannya. Pria itu lalu buka mulut dan berkata serak: “Stella Han, pergi temui dia. Taylor Shen tidak mau keluar karena sedang menunggunya.”

Semoga dengan pemenjaraan ini, Taylor Shen bisa paham apa salahnya waktu itu.

Stella Han paham siapa “dia” yang dimaksud Jordan Bo. Yang dimaksud itu Tiffany Song. Mau dipenjara selama apa pun, itu tidak akan bisa mengompensasi rasa kehilangan Taylor Shen dulu.

Pria itu sudah kehilangan Tiffany Song selama tujuh tahun. Dalam jangka waktu tujuh tahun itu, hati si wanita sudah berubah dari lembut jadi keras dan dari hangat jadi dingin.

Stella Han tidak menolak. Ia mengiyakan, “Baik……”

……

Bertemu Vero He…… Ia tidak yakin bisa ketemu. Wanita itu kan tidak mau mengaku dirinya adalah Tiffany Song, juga tidak akan peduli dengan hidup dan mati Taylor Shen yang dianggapnya sebagai orang asing. Meski begitu, demi Jordan Bo, ia akan mencoba.

Suaminya dan sahabatnya itu sangat kasihan……

Yang membuat Stella Han terkejut adalah Vero He mengangkat teleponnya. Ketika ia bilang ia mau menemuinya, wanita itu bersedia. Namun, karena langit sudah gelap dan keluarga He khawatir ia keluar, ia dengan tidak enak hati menawarkan Stella Han datang ke rumah.

Yang ditawari bilang tidak masalah sama sekali. Stella Han dalam hati kaget dengan kesungkanan di antara mereka. Mereka dulu berteman akrab sekali sampai berkunjung selarut apa pun tidak masalah. Sekarang, situasi berubah sangat drastis!

Stella Han menyetir ke rumah kediaman keluarga Shen. Gerbang kayu rumah yang tinggi perlahan dibuka. Dari kejauhan, di vila sana Stella Han melihat bayangan tubuh seorang wanita langsing. Ia mengamati bayangan itu lekat-lekat sampai nyaris menabrak air mancur yang ada di depannya.

Si penyetir langsung berusaha kembali fokus. Punggungnya berkeringat dingin saking paniknya barusan. Stella Han memarkirkan mobi di parkiran, lalu turun dengan kaki yang agak lemas.

Vero He berlari menghampirinya dengan penuh kekhawatiran, “Kamu tidak apa-apa?”

“Tidak apa-apa,” balas Stella Han. Vero He menatap wanita di hadapannya dari atas ke bawah. Setelah yakin tidak terjadi apa-apa padanya, ia mengajak: “Nona Han, mari masuk!”

Rumah kediaman keluarga He sangat megah. Di bawah langit malam, rumah itu memberikan kesan royal dan sakral. Stella Han berjalan masuk vila dengan Vero He. Si tuan rumah mengambilkan sepasang sendal rumah untuknya. Sendal rumah itu masih sangat baru dan ada gambar kelincinya.

Stella Han menukar sepatunya dengan sandal rumah lalu berjalan ke ruang tamu. Vero He mempersilahkannya duduk, lalu berbalik badan dan menuang teh. Gerakan menuang tehnya terlihat sangat lihai. Wanita asing ini, meski penampilannya sama persis dengan Tiffany Song, memberikan kesan jiwa yang beda seratus delapan puluh derajat.

Si tamu tiba-tiba bingung bagaimana harus menjelaskan maksud kedatangannya.

Ia rasa dirinya, Taylor Shen, dan yang lain-lain juga sangat egois, egois dalam arti selalu ingin membawa Vero He kembali ke masa lalunya yang menyakitkan. Ia sebenarnya sekarang sangat bahagia. Dengar-dengar ayah angkat dan kakak angkatnya sangat memanjakan dia, jadi hidupnya pasti sangat indah.

Orang-orang lama macam dirinya dan Taylor Shen ya sudahlah. Kalau dia tidak mau mengaku kenal, biarlah ia melakukannya. Kenalan lagi sebagai teman baru kan bisa.

Yang mereka mau bukankah memang lihat Vero He bahagia?

Tuan rumah mengantarkan gelas the ke hadapan tamu. Melihat Stella Han bengong saja daritadi, ia jadi khawatir. Barusan, tamunya ini nyaris saja menabrak air mancur, tangannya saja sampai sekarang masih gemetar. Kalau sampai ia benar-benar menabrak dan kenapa-kenapa, mau bilang apa dia pada Evelyn?

“Kamu…… kamu ingin membicarakan apa?” Vero he duduk di hadapan tamunya dan bertanya ragu-ragu.

Stella Han bangkit dari lamunannya dan menggeleng. Ia menegak teh pemberian Vero He. Teh ternyata masih panas, lidahnya sekejap langsung mati rasa. Sambil memegang gelas teh, Stella Han mengamati segala sudut interior vila.

Keluarga He sangat rendah hati, penyebabnya tentu karena Felix He juga sangat ramah pada semua orang meski jabatannya tinggi. Anggota-anggota keluarga He yang lain juga baik pada orang. Selama ini, saking diseganinya mereka, tidak ada orang yang berani macam-macam.

Interior vila rumah kediaman keluarga He tidak pernah ditampilkan ke umum. Berkat pertemuan dengan Vero He, akhirnya Stella Han bisa menginjakkan kaki di sini untuk pertama kali.

“Vero He, apa kamu bahagia?” Stella Han mengalihkan pandanngannya ke Vero He. Tiba-tiba ditanya begini, si tuan rumah terhenyak.

Stella Han datang jauh-jauh kemari hanya untuk menanyainya pertanyaan ini? Sungguh aneh. Vero He mengangguk, “Iya, aku sangat bahagia. Kamu sendiri?”

Stella Han menaruh gelas teh di meja. Ia tersenyum kecut: “Sejak Tiffany Song meninggal enam tahun lalu, aku tidak pernah bahagia lagi. Meski begitu, sekarang aku akan berusaha membuat diriku sendiri bahagia. Maaf sudah menganggumu malam ini. Hari sudah gelap, aku pamit dulu, Evelyn menungguku di rumah.”

Si tamu lalu bangkit berdiri.

Vero He refleks ikut berdiri. Ia berfirasat ada hal mendesak yang ingin dibicarakan Stella Han, kalau tidak mana mungkin ia ribet-ribet kemari hanya untuk minum teh dan bertanya satu pertanyaan? Stella Han baru saja masuk vila ini, masa ia sekarang mau langsung keluar lagi?

“Nona Han, saat kamu ada waktu luang…… Bawalah Evelyn kemari untuk bertemu aku,” tutur Vero He ragu. Melihat si tamu menoleh padanya, ia buru-buru menambahkan: “Kalau kamu merasa permintaanku ini lancang, tidak usah tidak masalah kok.”

“Tidak kok. Nanti kita jadwalkan ketemuan lagi.” Stella Han menggeleng, “Aku pikir Evelyn juga sangat ingin bertemu denganmu.”

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu