You Are My Soft Spot - Bab 316 Hasil Identifikasi Hubungan Darah (2)

Taylor Shen dengan puas mengunyah sushi belut di dalam mulut, melihat Dia sedikit menundukkan kepala, Dia tersenyum berkata: “Dia sangat mudah malu, kalian lanjutkan makan, lanjutkan minum, hari ini aku yang bayar.”

Taylor Shen bukanlah orang yang mudah dekat dengan orang itu, Dia yang muncul di berita keuangan, selalu memberikan orang sebuah rasa jauh yang sulit untuk berinteraksi, saat ini satu penjelasannya, malah membuat orang merasa lebih banyak mudah didekati.

Jadi ada karyawan yang dengan berani menanyakan, “CEO Shen, kamu dan CEO He kami bagaimana saling mengenalnya?”

Taylor Shen melihat wanita yang malu hingga wajah memerah di dalam pelukan, mereka saling mengenal harus berbalik ke dua belas tahun yang lalu, mengenal waktu itu, mereka sudah adalah orang yang paling dekat di dunia. Hanya saja dengan Dia yang begitu malu, kalau Dia berkata seperti ini, Dia pasti akan tidak akan melepaskannya, Dia sedikit tersenyum berkata: “Aku pertama kali bertemu dengannya, Dia baru tamat kuliah, di sebuah café dibully oleh pelanggannya.”

“CEO Shen kamu dengan berani menolongnyakah? Sangat romantis.” Yang berbicara adalah gadis yang baru saja tamat, memiliki harapan yang indah kepada cinta.

Taylor Shen mengelengkan kepala, “Sangat disayangkan, aku tidak. Saat itu aku sedang melihat, gadis ini kapan baru akan melawan, mengerti melindungi diri sendiri. Dia tidak membuatku kecewa, Dia mengambil kopi menyiram pelanggannya.”

Vero He tercengang memandanginya, Dia berpikir cukup lama baru teringat hal itu. Ternyata hari itu, Dia juga berada di café.

“CEO He saat itu begitu hebatkah? Benar tidak kelihatan. Jadi CEO Shen karena ini lalu jatuh cinta kepada CEO Hekah?” Gadis itu melanjutkan menanyakan.

Taylor Shen saling bertatapan sesaat dengan Vero He, Dia menggenggam tangannya, melihat pandangannya penuh kasih sayang dan cinta, Dia berkata: “Aku jatuh cinta padanya, lebih awal banyak dari saat itu.”

Perkataannya hanya Vero He yang mengerti.

Semua orang seperti mengerti seperti tidak, selain iri juga hanya ada iri, selanjutnya suasana berubah menjadi lebih aktif, seorang pria yang sombong bersedia menceritakan perjalanan cintanya kepada sekelompok karyawan, dengan tidak berbentuk sudah menarik dekat hubungan.

Sudah minum cukup lama, perkataan semua orang menjadi banyak, ada yang menanyakan: ‘CEO Shen, kamu dan CEO He pertama kali berciuman itu kapan?”

Taylor Shen juga sudah minum banyak, Dia melirik Vero He, tersenyum berkata: “Di kasur, Dia satu-satunya wanita yang pernah aku cium.”

Vero He malu sampai ingin menutup mulutnya, malah sudah tidak sempat, pemikiran orang saat ini sangat tinggi, satu perkataan bisa menghubungkan begitu banyak hal, orang itu melanjutkan berkata: “Kalau begitu kalian pertama sekali ciuman lalu sudah tidur bersama?”

Vero He maju, menutup bibir Taylor Shen, tidak membiarkan mengatakan perkataan yang lebih kuat, menghindari dirinya kelak tidak bisa membangun wibawa di depan para karyawan ini, “Sudahlah sudahlah, Dia sudah mabuk, aku antar Dia pulang, kalian lanjutkan minum.”

Menarik menyeret keluar Taylor Shen dari ruang VIP, Erin mengantar keluar pakaian dua orang. Taylor Shen sebenarnya tidak mabuk, dalam hati bahagia, Vero HE menerima jaket, memakaikan untuknya, sambil memakaikan masih sambil mengeluh, “Suruh kamu minum banyak sembarangan bicara, besok aku sudah malu pergi ke kantor.”

Erin menutup bibir tersenyum, “CEO Shen cukup menyukai mengatakan perjalanan cinta kalian, semua orang sangat ingin mendengarnya.”

“Kamu juga ikut membuat onar dengan mereka.” Vero He memelototinya, menerima jaket memakainya, Dia berkata kepada Erin: “Aku antar Dia pulang, kamu balik lihat mereka masih butuh apa, selesai bayar nanti tagihan bawa ke bagian finance.”

Mendengar perkataan, Taylor Shen mengeluarkan dompet dari jaketnya, langsung memasukkan ke dalam pelukan Erin, berkata: “Gesek kartuku.”

Vero He melihatnya terjatuh ke lantai, Dia segera memapahnya, awalnya ingin mengatakan tidak perlu uangnya, terakhir masih tidak mengatakan apapun, memapahnya keluar restoran, Budi menunggu di depan pintu, melihat mereka keluar segera membuka pintu mobil tempat duduk belakang.

Vero He memapahnya masuk ke mobil, lalu masuk, mobil mengemudi pergi dari restoran ke Sunshine City.

Efek dari sake sangat besar, Taylor Shen bersandar di pundak Vero He, kesadarannya kacau, sampai mobil berhenti, Dia baru membuka mata, melihat villa yang familiar di depan mata, Dia dengan pelan berkata: “Ini dimana?”

“Sudah sampai rumah, ayo kita turun.” Vero He minum tidak terlalu banyak, kesadaran masih sangat jelas, sambil mengatakan Dia membuka pintu mobil, lalu ditarik kembali oleh Taylor Shen, “Tidak pulang, kita pergi ke hotel, pergi ke Golden Imperial Hotel.”

Vero He mengira Dia sedang mengila, Dia berkata: “Taylor Shen, cepat turun, jangan buat onar lagi.”

“Aku sudah bilang tidak pulang, pergi ke Golden Imperial Hotel, Budi, jalankan.” Taylor Shen dengan suara besar berkata, Dia ingin memberikannya sebuah kejutan, kejutan ini di Golden Imperial Hotel.

Vero He dibuat tidak berdaya, hanya bisa menyuruh Budi mengantar mereka ke Golden Imperial Hotel. Taylor Shen telah memesan kamar kelas atas disana, Dia memapahnya datang sampai luar pintu kamar, pengawal mengeluarkan kartu membuka pintu, memasukkan kartu ke dalam slot pick-up lalu keluar.

Vero He memapah Taylor Shen masuk ke kamar, Dia memakai sepatu tinggi dibuat tersandung oleh karpet, dua orang jatuh di atas karpet, untungnya karpet sangat tebal, pakaian mereka juga sangat tebal baru tidak terluka.

Vero He melihat Taylor Shen yang jatuh di atas tubuhnya, tubuhnya yang berat menekannya sampai tidak bisa bernafas, Dia mendorong dadanya, “Taylor Shen, kamu bangun.”

Taylor Shen membuka mata, melihat wanita di bawah tubuhnya, pandangannya sedikit buram, Dia mengandalkan perasaan mengulurkan tangan mengelus wajahnya, nafas yang dikeluarkan dipenuhi aroma bir, Dia tersenyum pelan berkata: “Tiffany, kamu tahu beberapa tahun ini aku hampir setiap hari bermimpi bertemu denganmu,t api menunggu saat aku ingin menyentuhmu, kamu lalu hilang, kamu tahu perasaan itu ada seberapa hampakah?”

Hati Vero He tertarik, Dia melihat pandangan pria yang buram di atas tubuhnya, perlahan melepaskan mendorongnya, tangannya perlahan memeluknya, suara serak berkata: “Taylor Shen, aku ada, aku selalu ada.”

Jarinya beralih ke bibir merahnya, garis tangannya mengesek sampai bibirnya kebas, detik selanjutnya, bibir tipisnya menekan turun, aroma bir memenuhi nafasnya, Dia dicium kuat olehnya.

Dia menghela sesaat, menyantaikan tubuhnya, menyambut ciumannya.

Satu malam ini, Taylor Shen mabuk sangat berat, Dia tenggelam di dalam tubuhnya, hampir telah melupakan tujuannya membawanya ke hotel, hanya ingin melepaskan di tubuhnya.

Satu malam ini, Dia bolak-balik menyanyanginya, seperti tidak tahu lelah, jelas-jelas mabuk sudah hampir mati, masih menjeratnya tidak melepaskan, sampai pagi, Dia baru memeluknya dengan kelelahan tertidur.

……

Cahaya matahari melewati gorden putih menyinar masuk, kasur besar di tengah kamar sangat berantakkan, pria memeluk wanita tidur sangat terlelap, pose yang menjerat itu, seperti ingin memasukkan Dia ke dalam tubuhnya.

Suara bel yang menusuk mata berbunyi, pria mengerutkan kening, dengan kesakitan mengerang sesaat, memasukkan kepala ke dalam bahu wanita, menolak sadar.

Vero He dibuat terbangun oleh dering handphone, Dia bergerak sesaat, mendorong pria di belakang, suara serak berkata: “Taylor Shen, angkat telepon, sangat ribut.”

Taylor Shen tidak bergerak, merangkulnya melanjutkan tidur, Vero He tidak bisa menahan, Dia membuka mata baru menyadari di luar jendela sudah pagi, Dia langsung terduduk, selimut tipis merosot turun dari punggung, rambut halus menyebar di belakang tubuh, kulitnya dipenuhi bercak ciuman.

Dia memanggil pelan sesaat, segera menarik selimut menutupi dirinya, Dia yang saat ini telanjang. Pria menyipitkan mata melihat, tepat melihat punggung cantiknya, keinginan pagi hari datang begitu kuat, Dia seperti macan tutul liar yang cepat, seketika menjatuhkannya di atas kasur.

Nafas Vero He bergetar, mendorong pria di atas tubuh, “Taylor Shen, kamu turun.”

“Tidak mau!” Pria seperti tidak tahu malu, bibir tipis mencium bahu bulatnya, meninggalkan bercak ciuman di tubuhnya, cukup lama, di dalam kamar datang suara mengerang dan suara menarik nafas yang pelan.

Setelah selesai, pria dengan puas merangkul wanita ke dalam pelukan, seluruh tenaga Vero He sudah dibuat habis olehnya, saat ini sekalipun ingin mendorongnya, juga sudah tidak bertenaga. Dia masuk ke dalam pelukannya, memandang rendah berkata: “Kamu semalam harus datang ke hotel, benar tidak sudah merencanaka ingin memakanku sampai bersih?”

Taylor Shen menyingkirkan rambut yang dibasahi keringat di atas wajahnya, mencium wajahnya sesaat, Dia berkata: “Aku bukan merencanakannya, aku seketika melakukannya saja.”

“……” Vero He terdiam memandangi langit, jelas mengerti tidak bisa tidur lagi, malah malas tidak ingin bergerak, Dia membalikkan tubuh, melihat pria yang dekat di depan mata, Dia berkata: “Aku sudah lapar.”

Mata pria tiba-tiba muncul percikan, tersenyum sangat membahayakan, “Aku juga sudah lapar, kalau begitu kita lanjutkan?”

Vero He menepis tangannya yang sembarangan, dengan serius berkata: “Perutku sudah lapar, aku tidak peduli, kamu yang menguras kering tenagaku, kamu harus pergi buatkan makanan untukku.”

Taylor Shen tidak tega membiarkannya kelaparan, Dia melepaskannya, membungkukkan tubuh mengambil mantel mandi di lantai memakainya, lalu turun pergi ke dapur. Kamar kelas atas serba ada, Taylor Shen mulai sibuk di dapur.

Vero He bangkit duduk sebentar, lalu bangkit pergi ke kamar mandi, turun dari kasur, Dia baru melihat kelopak bunga mawar putih satu lantai. Suatu tampilan semalam melintas dalam benak, saat Dia digendong ke atas kasur, seperti telah melihat di atas kasur dipenuhi kelopak bunga mawar putih, menggunakan kelopak bunga membuat beberapa kata, sepertinya : Taylor Shen cinta Tiffany Song.

Berpikir sampai disini, ujung bibirnya muncul senyuman manis, selesai mandi keluar, Taylor Shen sudah selesai membuat sarapan, segelas susu, sebuah telur ayam, dan sebuah sandwich sosis.

Baju yang dipakai Vero He semalam sudah dirobek olehnya, Dia hanya bisa memakai mantel mandi keluar, datang ke ruang makan, melihat Taylor Shen membawa keluar dua porsi sarapan, perutnya kelaparan datang ke samping meja lalu duduk.

Taylor Shen meletakkan salah satu sarapan ke hadapannya, tersenyum berkata: “Coba rasa.”

Vero He mengambil sandwich, melihat Taylor Shen satu wajah menanti memandanginya, Dia memuji berkata: “Sangat enak.”

Taylor Shen memajukan tubuh, memegang pergelangan tangannya, mengigit sekali di tempat yang sudah Dia gigit, dengan pelan mengunyah, Vero He memelototinya, “Piringmu ada, kenapa merebut punyaku?”

“Kamu mengatakan sangat enak, aku lalu mencicipinya.” Taylor Shen dengan santai mengatakan.

“……” Vero He.

Selesai sarapan, bel pintu berbunyi, Taylor Shen bangkit membuka pintu, Christian Yan memberikan baju kepadanya, Taylor Shen membawa baju masuk, kembali menutup pintu. Vero He melihat baju yang dipegang tangannya, Dia segera ingin mengambilnya, Taylor Shen tidak memberikan, “Aku bantu kamu pakai.”

“Aku juga bukan anak tiga tahun.” Vero He satu wajah memerah berkata, di dalam mantel mandinya tidak memakai apapun, membiarkannya memakaikan untuknya, Dia pasti akan mengambil kesempatan.

Taylor Shen meletakkan baju di atas kasur, Dia meliriknya, dengan serius berkata: “Aku yang membantu memakainya, atau hari ini kita menghabiskan waktu di hotel, kamu pilih sendiri.”

Vero He menutup erat bibbir, melihat kelopak bunga yang bertebaran satu lantai, terakhir masih menyerah pada kecabulannya. Dia dengan muka tebal berpikir, lagipula Dia sudah pernah melihat tubuhnya tidak kurang dari seratus kali, melihat sekali lagi juga tidak apa-apa.

Taylor Shen memajukan tubuh memakaikan baju untuknya, dari bra dan celana dalam, sampai pakaian luar, sambil memakai baju sambil menghela berkata: “Tiffany, kita lahirkan seorang putri.”

Vero He terkejut, Dia sudah begitu lama tidak mengungkit masalah melahirkan anak, Dia baru teringat, semalam dan pagi hari ini, mereka tidak melakukan tindakan keamanan, “Kenapa putri?”

“Putri sama denganmu, adalah malaikat kecil yang cantik, juga akan menjadi anak kesayanganmu.”Taylor Shen berkata, mereka pernah memiliki seorang putri, itu adalah penyesalan di dalam hati mereka, Dia ingin menambal penyesalan ini.

Vero He menghela sesaat, kadang kala maksud hati dua orang sama, sekalipun Dia tidak mengatakan, dalam hatinya juga mengerti, kali ini Dia tidak ragu-ragu, “Baik, kita inginkan satu putri.”

“Tidak akan diam-diam membelakangiku makan obat penunda kehamilan lagi?” Taylor Shen tiba-tiba menanyakan, walaupun obatnya semuanya sudah diganti dengan vitamin C olehnya, Dia masih khawatir Dia akan makan obat penunda kehamilan darurat.

Vero He tercengang, membalikkan kepala memandanginya, memandangi pandangannya yang jelas, Dia sedikit tidak percaya berkata: “Kamu tahu?”

Taylor Shen menganggukkan kepala, “Aku terus mengetahuinya.”

Vero He tiba-tiba menjadi sedih, “Jadi kamu terus melakukan kontrasepsi adalah karena mengetahui aku makan obat penunda kehamilan?” Sebenarnya perasaan seperti apa baru bisa di bawah kondisi yang jelas-jelas mengetahui Dia makan obat penunda kehamilan, masih tidak pernah mempertanyakannya sedikitpun?

Taylor Shen membantunya mengancingkan kancing, Dia berkata: “Makan obat penunda kehamilan merusak tubuh, kalau kamu tidak ingin, lalu biar aku yang melakukan kontrasepsi, Tiffany, aku hanya ingin kamu sehat-sehat.”

Rongga mata Vero He menjadi panas, Dia mengulurkan tangan memeluknya, suara serak berkata: “Taylor Shen, aku tidak makan obat penunda kehamilan lagi, kita inginkan anak.”

Dia sudah tidak muda, sekejab sudah akan empat puluh tahun, demi dirinya, Dia tujuh tahun tidak menikah, Dia masih ada alasan apa tidak memberikannya satu anak?

Taylor Shen dengan pelan memeluknya, tiba-tiba menyadari, kadang kala berbicara terus terang sebenarnya hasilnya tidak seperti yang dibayangkan begitu buruk, Dia dengan pasti berkata: “Baik, kita inginkan anak.”

Vero He dengan bertenaga menganggukkan kepala, “En, kita inginkan anak.”

Dua orang dengan tenang saling memeluk sesaat, Taylor Shen baru teringat kenapa Dia harus membawanya ke hotel semalam, Dia meletakannya di atas kursi di depan kasur, bangkit berjalan ke arah kasur, menariknya mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam.

Dia membalikkan tubuh kembali ke sisi Vero He, duduk disampingnya, mengendong Dia ke atas kakinya, memberikan dokumen padanya, dengan pelan berkata: “Buka lihat.”

Vero He melihat kantung dokumen dengan terkejut melihatnya, “Ini apa?”

“Kamu buka lihat lalu sudah tahu.” Taylor Shen satu wajah rahasia, senyuman di ujung mata malah sudah menunjukkan pikirannya. Menunggu Dia selesai melihat identifikasi hubungan darah, lalu tidak akan mencurigai Jacob Shen adalah anaknya lagi.

Memikirkannya, beban di dalam hatinya sudah hilang.

Kelak, tidak ada lagi sesuatu yang bisa menghancurkan perasaan diantara mereka.

Vero He tiba-tiba menjadi khawatir tidak tenang, Dia memasukkan kembali dokumen ke tangannya berkata: “Aku tidak mau buka, kamu juga jangan memberikan aku apapun, papa sudah memberikan aku sangat banyak.”

Firasatnya mengira ini adalah harta tidak bergerak sejenisnya, tidak berpikir ke arah identifikasi hubungan darah.

Taylor Shen meletakkan kembali dokumen ke tangannya, kening dan ujung matanya memiliki senyuman, “Kamu buka lihat, lalu sudah akan tahu ini adalah apa, cepat buka.”

Vero He tidak tahan Dia terus mendesak, Dia hanya bisa membuka dokumen, dari dalam mengeluarkan sebuah kertas tipis, di atas kertas menggunakan bahasa Perancis bertuliskan identifikasi hubungan darah.

Sejak masalah identifikasi hubungan darah yang bermasalah sebelumnya, Taylor Shen lalu tidak percaya dengan identifikasi penilaian peradilan domestik, menyuruh Christian Yan pergi ke luar negeri melakukan identifikasi, jadi identifikasi hubungan darah ini seratus persen benar.

Dia dengan terkejut melihat ke arah Taylor Shen, wajah tampan Taylor Shen dipenuhi senyuman, “Jangan lihat aku, lihat hasilnya.”

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu