You Are My Soft Spot - Bab 129 Jika Tidak Ada Dirimu, Apalagi Yang Bisa Membuat Hidupku Berwarna? (1)

Tiffany Song menatap anak perempuan tersebut, anak tersebut tiba-tiba berubah menjadi seperti dirinya, lalu mendengar ia berteriak sendiri,”Nenek, kemanakah kamu ingin membawanya pergi?”

Nenek berjalan dengan wajah yang ramah, lalu mengulurkan tangannya dan mengelus kepalanya. Lalu berbicara dengan penuh kasih sayang,”Tiffany, mulai hari ini, kamu harus hidup dengan senang. Tidak peduli seberapa sulitpun, jangan mudah menyerah, kamu harus bertahan. Buddha akan memberkatimu.”

Tiffany Song sepertinya tidak terlalu mengerti maksud nenek, namun, ia akhirnya menganggukkan kepalanya, nenek lalu menggadenganya dan berjalan ke arah sebuah cahaya, semakin mendekat, cahaya semakin menusuk mata, Tiffany Song tidak bisa membuka matanya, ia kemudian mengangkat kepalanya dan berkata,”Nenek, benar-benar sakit, ayo pulang.”

Nenek terus menahan tangannya, neneknya kemudian langsung mendorongnya kea rah cahaya tersebut, ia pun terjatuh ke dalam gumpalan cahaya tersebut, ia membuka matanya dengan perasaan takut, lalu meihat nenek berdiri dengan seorang anak disana, mereka terus meliahtnya terjatuh, terjatuh ke arah cahaya yang tidak ada batasnya......

Pintu ruang operasi tiba-tiba dibuka, beberapa dokter berjalan keluar dengan keadaan masih mengenakan seragam operasi, Taylor Shen langsung mengejarnya dan menahan tangan dokter, lalu bertanya dengan terburu-buru,”Dokter, bagaimana keadaan pasanganku?”

Dokter melepaskan maskernya,”Operasi berjalan lancar, pasien memiliki daya tahan yang sangat kuat, jantungnya sempat berhenti berdetak beberapa kali, namun, semuanya akhirnya kembali normal. Keadaan tubuhnya masih sangat lemah saat ini. Ia masih harus dirawat di ruang unit gawat darurat, jika ia menyadarkan diri besok, kita bisa mengirimnya ke ruang inap biasa.”

Taylor Shen melipat kedua tangannya dengan wajah yang tersentuh,”Terima kasih, Dokter, terima kasih sudah menyelamatkannya,”Callista Dong sedang berdiri di samping, ucapan dokter membuatnya merasa sangat terkejut, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya pun berkaca-kaca, terima kasih, Tuhan, Tiffany sudah baik-baik saja.

“Menyelamatkan dan mengobati sudah memang menjadi kewajiban kami, ia pasti akan baik-baik saja jika kamu menyayanginya seperti ini,”ucap dokter.

“Dokter, apakah aku boleh masuk sekarang?”Taylor Shen memohon kepada dokter, ia ignin sekali melihat keadaan Tiffany Song saat ini.

Dokter menggelengkan kepalanya,”Keadaannya masih lemah saat ini, ini adalah masa-masa dimana ia sangat sensitive terhadap segala jenis kuman dan virus. Kamu boleh menemuinya ketika kondisi tubuhnya sudah kembali seperti biasa.”

Setelah dokter pergi, Taylor Shen kemudian berdiri di depan pintu ruang unit gawat darurat, pandangannya menghitam sejenak, Cristian langsung menahannya dan khawatir,”CEO Shen, kamu baru saja mendonorkan 500 mililiter darah, aku akan membawamu kembali ke ruang pasien untuk makan, setidaknya meminum sedikit susu terlebih dahulu.”

Callista Dong menatap Taylor Shen dengan ragu,”Kamu baru saja mendonorkan darah?”

Pantas saja ekspresinya terlihat berbeda ketika ia datang, ia mengira ia khawatir hingga seperti ini, tidak disangka bahwa ia baru saja mendonorkan darahnya.

Taylor Shen melepaskan tangan Cristian, ia tidak terbiasa menampilkan sisi lemahnya di depan keramaian, ia menahan diri di dinding dan menatap Callista Dong, lalu berkata,”Bibi Callista, aku ingin pergi ke unit perawatan intensif, apakah kamu juga ingin pergi?”

“Baik!”Callista Dong menganggukan kepalanya.

Mereka datang ke depan ruangan unit perawatan intensif, Taylor Shen kemudian melihat Tiffany Song yang sedang berbaring di atas tempat tidur pasien melalui jendela kaca, seluruh tubuhnya sedang disuntik, tangan kanannya sedang disuntik tabung infus, hidungnya sedang memakai masker oksigen, masker oksigen tersebut dipenuhi dengan kabut, kepalanya mengenakan sebuah kain yang tebal, kaki kanannya sedang diplester dan bergantung di udara, benar-benar sangat menyiksa.

Dengan melihat seperti ini saja, Taylor Shen sudah merasa sangat sakit hati, ia ingin sekali langsung menabrak supirnya. Pada saat mereka berpisah tadi pagi, ia masih sangatlah cerita, namun, malam ini ia sudah berbaring di tempat tidur pasien.

Callista Dong menatap wajahnya yang memucat, lalu berkata,”Aku masih ingat pada saat aku baru saja pulang kembali, aku bertemu dengan ayah Tiffany, ia tidak mengungkit sedikitpun tentang Tiffany, baru kali ini ia jauh lebih khawatir terhadap Lindsey Song dibandingkan terhadap Tiffany Song.”

Ketika teringat akan keadaan itu, ia tersenyum sedih,”Mungkin ia tidak pernah mengkhawatirkan Tiffany sebelumnya, ia berkata bahwa Tiffany bukanlah anaknya, ia membantuku membesarkan dirinya selama lebih dari 20 tahun, hehe, seberapa kasihan Tiffany pada saat kecil, ibu kandungnya melepaskannya, ayah kandungnya tidak mengakuinya, ditambah lagi dengan Susan Liu ibu tirinya, aku selalu saja merasa sangat sakit hati setiap mengingat kesulitan yang ia alami selama beberapa tahun ini.”

Taylor Shen terus menatap Tiffany Song yang berbaring di tempat tidur pasien, ia ingin sekali masuk ke dalam dan memeluknya. Ia tahu jelas bagaimana orang tidak mempedulikan Tiffany, ia pergi ke rumah tersebut, ia sudah mendengar bahwa Benjamin Song dan Susan Liu paling sering mengungkit mengenai kelebihan Lindsey Song, namun, ia tidak pernah mendengar mereka mengungkit sedikitpun tentang Tiffany Song.

Terkadang, kesukaan dan kebencian seseorang terhadap yang lainnya bisa saja dilihat dari cara bicaranya.

Perasaan sakit hatinya mungkin mulai pada saat itu, saat Lindsey Song mengambil kartu kreditnya dan berbelanja dengan gila-gilanya, Tiffany Song merasa tertekan oleh karena kehidupannya, ia harus menahan cacian dari seseorang yang sudah setengah beruban, sebelum ia bisa mendapatkan satu pesanan renovasi rumah. Saat Lindsey Song disayangi dan tidak mengetahui kesulitan kehidupan orang lain, Tiffany Song masih harus memakan makanan yang tidak berharaga lebih dari lima puluh ribu di pinggir jalan demi membayar biaya sewa rumah, serta biaya air dan listrik.

Kehidupan sudah mengajarkan Tiffany Song bahwa ia harus bergantung pada dirinya sendiri sejak awal, karena, ia benar-benar hanya bisa bergantung pada dirinya sendiri untuk terus melanjutkan kehidupannya.

Mungkin lima tahun kemudian, ia akhirnya menemukan dirinya, sebuah kerinduan yang akhirnya berubah menjadi perasaan cinta juga bukannya tidak masuk akal. Apakah karena situasi dirinya sama dengannya? Mereka sama-sama merupakan anak yang ditinggalkan oleh keluarganya yang paling ia sayangi, mereka memiliki pengalaman yang sama, kesedihan yang sama.

Keyakinannya membuatnya menjadi seorang anak perempuan yang pemberani. Ia tidak pernah mengeluh ataupun berkomentar, sama halnya seperti setangkai bunga balon yang mempesona, yang terdiam dan tiba-tiba aktif pada saatnya.

“Ia sangat kuat!”Taylor Shen menipiskan bibirnya, saat kehidupan menyerahkannya, ia tidak menyerah terhadap kehidupannya, ia tetap memberanikan diri dan terus melanjutkannya.

Callista Dong tersenyum dan meneteskan air matanya, lalu berkata,”Betul, ia memang sangat kuat.”

Kekuataanya sangat berbeda dari yang lainnya, ia sudah disakiti dan dilukai, bersedia menangis sendiri, juga tidak ingin membagikannya kepada orang lain, ia sebenarnya berharap ia dapat menjadi sandaran untuk dirinya sendiri.

......

Taylor Shen menunggunya di luar ruang perawatan intensif semalaman, ia mengantuk hingga ia akhirnya tertidur di kursi panjang di luar ruangan tersebut, ia tidak mau pulang tidak peduli bagaimanapun Cristian membujuknya.

Musim gugur sudah berlangsung cukup lama, udara di malam hari terasa cukup dingin, Taylor Shen juga baru saja melakukan pengambilan darah, tubuhnya masih berada dalam keadaan lemah, antibodynya juga mengalami penurunan, Cristian khawatir ia terkena flu, ia kemudian pergi mencari perawat untuk memberikan sebuah selimut tipis untuknya.

Namun, di hari kedua, Taylor Shen benar-benar terkena flu, ia tidak tidur semalaman, matanya terlihat menjadi seperti mata kelinci, ia merasakan kepalanya yang semakin berat dan tubuhnya yang semakin tidak bertenaga, seluruh tubuhnya pun bergemetar.

Taylor Shen sakit flu, setelah pergi berkonsultasi dengan dokter, wajah tampannya menjadi sangat tidak enak dilihat. Ia kembali untuk bertanya kepada dokter yang menangani Tiffany Song apakah ia boleh masuk ke dalam ruangan perawatan intensif atau tidak, dokter yang menangani tentu saja tidak memperbolehkannya karena ia sedang flu, hingga ia mungkin saja membuat pasien terinfeksi dan membuat penyakitnya semakin berat.

Taylor Shen ingin sekali mencubit dirinya sendiri, tubuhnya selalu sangat kuat pada umumnya, namun, mengapa ia tiba-tiba flu pada saat-saat seperti in?

Cristian melihat keadaannya dan langsung menenangkannya,”CEO Shen, mungkin ini yang dikatakan sebagai ikatan batin, Nona Song sedang sakit, ia kemudian memberikan rasa sakitnya padamu, ketika kamu sudah sembuh, ia juga akan ikut sembuh.”

Perasaan Taylor Shen sedikit membaik ketika mendengarnya, ia menatap Tiffany Song yang sedang tertidur tenang di atas tempat tidur pasien melalui jendela kaca tersebut, mereka memang terpisah oleh sebuah pintu saja, namun rasanya seperti terpisah oleh lautan dan pegunungan,”Apakah benar seperti ini?”

“Tentu saja, bukankah mereka berkata bahwa sebuah pasangan memiliki ikatan batin tersendiri? Jadi, kamu harus segera membaik, dengan demikian, Nona Song juga akan segera membaik,”Cristian terus menenangkannya, ia tidak tahu apakah sebuah pasangan memiliki ikatan batin atau tidak, yang ia tahu adalah seorang ibu dan anak yang memiliki ikatan batin.

Taylor Shen sepertinya mendengarnya, emosinya tidak lagi sekesal sebelumnya, ia mengulurkan tangannya dan mengelus kaca dimana pipi Tiffany Song berdekatan, ia lalu berbicara dengan nada yang hangat,”Tiffany, apakah kamu sudah mendengarnya, penyakitmu sudah berada di tubuhku, kita harus berjanji bahwa kamu akan keluar dengan sehat ketika aku juga sudah sehat, apakah kamu mengerti?”

Namun, keadaan Tiffany Song berikutnya tidak seoptimis apa yang ia perkirakan, di siang hari kedua setelah kecelakaan mobil tersebut, ia mulai demam dan tidak bereaksi terhadap obat. Taylor Shen duduk di luar ruang perawatan intensif sambil merapikan dokumen, ketika melihat beberapa dokter datang dengan terburu-buru, ia langsung meletakkan dokumennya dan berdiri,”Dokter, apa yang terjadi?”

“Pasien sedang demam, ia juga menolak reaksi obat, ia perlu pengobatan darurat,”ucap dokter, yang kemudian langsung berjalan masuk ke dalam ruangan unit perawatan intensif.

Pintu itu tertutup secara perlahan di depan tatapannya, Taylor Shen berdiri di luar jendela kaca dengan hati yang sangat khawatir, mengapa menjadi seperti ini? Bukankah Cristian berkata bahwa penyakitnya kini sudah berada di tubuhnya, lalu ia akan segera sembuh, mengapa ia mulai demam?

Beberapa dokter menutupi pandangannya, ia tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam, ia merasa sangat khawatir, waktu berlalu dengan perlahan, setiap detik terasa seperti sebuah malam panjang baginya, ia bahkan tidak berani memikirkan apapun yang mungkin terjadi, ia hanya percaya bahwa ia pasti akan baik-baik saja.

Tiffany Song, aku tidak memperbolehkanmu mengalami masalah, apakah kamu mengerti? Aku ingin kamu keluar dengan tenang dan bertemu denganku.

Setelah satu jam, para dokter keluar dari ruang perawatan intensif dengan berkeringat, Taylor Shen langsung melangkah maju dan bertanya,”Dokter, bagaimana keadaannya?”

“Keadaannya sudah menjadi stabil,”ucap dokter penanggung jawabnya.

Taylor Shen mengelus matanya, ia merasa sangat tesentuh pada saat itu, ia sangat takut, takut ia akan pergi meninggalkannya begitu saja. Terkadang, orang bisa menghilang begitu saja di depan hadapanmu, tidak peduli seberapa kuatpun dirimu, kamu tidak bisa mengalahkan kehidupan.

Ketika melihat dokter memakaikan peralatan darurat pada Tiffany Song, ia baru merasa bahwa dirinya benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa, hingga ia hanya bisa berusaha untuk menenangkan dirinya.

Ia bahkan membenci dirinya sendiri, mengapa ia tidak belajar kedokteran? Jika ia belajar kedokteran, maka, ia dapat berperang terhadap kematian bersama dengannya.

Stella Han tahu kabar Tiffany Song mengalami kecelakaan di malam kedua setelah kejadian terjadi, ia langsung pergi ke rumah sakit dan melihat bahwa Taylor Shen sedang berdiri di depan ruang unit perawatan intensif, ia pun langsung melihat ke arah jendela kaca.

Pada saat itulah ia memelankan langkah kakinya, ia takut mengejutkannya. Ia sudah kenal dengan Tiffany Song selama lima tahun, hanya ada dua lelaki yang pernah muncul di sisi Tiffany Song, ia ingat saat dimana ia pertama kali bertemu dengan William Tang, ia tahu ia adalah seorang pangeran manja.

Pada saat itulah ia merasa bersedih karena Tiffany Song sudah menikah dengan lelaki seperti ini.

Saat ia pertama kali bertemu dengan Taylor Shen, Taylor Shen sedang menggendong Tiffany Song yang tertidur pulang, ia tidak tahu apakah karena cahaya lampu yang terlalu terang, namun, ia merasa dirinya memancarkan cahaya tersendiri.

Lelaki ini terlihat sangat dewasa, pada saat ia meletakkan Tiffany Song, gerakannya terlihat sngat lembut, seperti sedang meletakkan seorang bayi yang sangat rapuh, benar-benar dengan sangat berhati-hati. Dengan itulah ia tahu, jika Tiffany Song mengalami masalah, lelaki ini pasti akan melindunginya.

Ia berjalan perlahan ke sisinya dan melihat Tiffany Song yang sedang tertidur melalui jendela kaca, sebuah kantong es sedang menempel di kepalanya, wajahnya memanas hingga memerah, bibirnya memucat hingga terlihat sangat mengejutkan, ia lalu berkata,”Tiffany sangatlah kuat, ia pasti akan melewati kesulitan ini, karena ia tahu bahwa orang yang ia cintai dan orang yang mencintainya akan bersedih.”

Taylor Shen memalingkan kepalanya, wajahnya terlihat sangat akrab dibawah pancaran cahaya lampu. Ia tercengang dan memalingkan tatapannya kembali ke tempat tidur pasien, lalu berkata,”Aku percaya padanya, ia pasti tidak akan menyerah terhadap dirinya sendiri.”

Setelah itu, Stella han juga kembali melihatnya, mereka berdua saling menatap dan tersenyum, sebagai kedua orang yang sama-sama peduli padanya.

......

Di tengah malam, efek obat bius Lindsey Song sudah habis, ia kembali terbangun karena rasa sakitnya, ia berusaha membuka matanya, hal pertama yang terlebih dahulu masuk ke dalam pandangannya adalah warna putih, yang kemudian diikuti oleh bau air diisinfektan.

Ia tiba-tiba teringat kembali akan kecelakaan mobil tersebut, ia mengelus perut kecilnya, perutnya sudah mendatar, anaknya sudah tidak ada lagi. Ia berusaha untuk duduk, namun, seluruh tubuhnya terasa sangat sakit dan tidak bertenaga, ia kemudian kembali terjatuh ke atas tempat tidur besi tersebut.

Suaranya mengejutkan dan membangunkan Nyonya Song yang sedang mendampinginya, Nyonya Song mengangkat kepalanya dan melihat ia sudah menyadarkan diri, ia menatapnya terkejut,”Lindsey, kamu sudah sadar, bagaimana perasaanmu? Aku akan pergi memanggil dokter sejenak.”

Lindsey Song seperti baru saja menemukan seorang penyelamat, ia menggenggam tangan Nyonya Song dengan matanya yang berkaca-kaca, lalu berkata,”Ibu, anakku, bagaimana anakku?”

Nyonya Song merasa sangat sedih melihat sikapnya ini,”Lindsey, jaga kesehatanmu terlebih dahulu, anak masih bisa dimiliki lagi nanti.”

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu