You Are My Soft Spot - Bab 58 Salah Panggil Sekali, Maka Dihukum Sekali (1)

Tiffany Song merasa di atas bibirnya terasa sangat gatal, dia berusaha memusatkan tenaga ingin melihat siapa pria di hadapannya, tapi kesadarannya malah selanjutnya dihancurkan oleh rasa panas yang datang, sangat menderita, satu tubuhnya seperti di letakkan di panggang di atas api.

Bajunya sudah menjadi beban, dia sekuat tenaga membukanya ingin melepaskan rasa panas dalam tubuh.

William Tang melepaskan bibirnya menatapnya dengan begitu saja, pipi Tiffany Song menjadi merah, pandangannya semakin lama semakin kabur, satu tubuhnya mengeluarkan rasa menawan yang murni. Mata William Tang perlahan dalam, nafasnya menjadi berat, auranya juga menjadi panas.

Lima tahun yang lalu dia sudah menjadi miliknya, dia malah menahan sampai sekarang tidak menyentuhnya. Melihat dia dengan tidak berdaya bergerak sana sini dalam selimut, jakunnya dengan cepat bergerak sesaat, tidak dapat lagi menahan lalu menurunkan badannya kebawah.

Gerakannya tiba-tiba menjadi kaku sesaat, matanya yang hitam seperti melihat hantu saja menatap dadanya yang putih, di atasnya memiliki bercak gigi yang sangat dalam, bercaknya sudah begitu lama, bentuknya seperti dilakukan oleh orang dewasa, seluruh tubuhnya menjadi gemetar. Seperti disiram oleh seember air yang dingin membuat api keinginan dalam tubuhnya padam.

Dia dengan kejam menatap wajah yang cantik dan menawan di hadapannya, amarah dan rasa cemburu yang berkumpul dalam hatinya memukul dirinya. Keberadaan bercak gigi ini setiap saatnya menghina dirinya, wanitanya sudah ditiduri duluan oleh orang lain.

Sebuah api amarah yang tidak berbentuk membanjiri tenggorokan, dia mengulurkan tangan dengan penuh tenaga menarik dasi lalu mengangkat kedua tangan Tiffany Song untuk diikat di atas ranjang. Dia memajukan tubuhnya dan turun, tidak membawa keinginan apapun menggigit pundaknya, dia ingin meninggalkan bekas di tubuhnya, membuatnya tidak bisa menghapusnya seumur hidup.

Ini adalah akhir dari dirinya yang mengkhianatinya.

Pintu bel kamar tiba-tiba berbunyi, bunyi terus menerus menunjukkan suasana hati orang diluar yang sangat panik.

Suara bel pintu yang mengganggu orang akhirnya membuat William Tang tidak dapat melanjutkannya lagi, dia meloncat turun dari kasur, dengan tampilan berantakan pergi membuka pintu.

Diluar pintu, Lindsey Song dengan sikap yang lembut dan cantik berdiri disana, melihat William Tang membuka pintu dia sedikit lega, kembali melihat kerah bajunya berantakan matanya langsung memerah, air matanya lalu keluar, “William, kamu sedang apa?”

Suasana hati William Tang sangat kesal, dia bagaimanapun juga tidak terpikirkan orang yang merusak hal baiknya itu adalah Lindsey Song, nada bicaranya kasar berkata: “Bukankah kamu sudah melihat semuanya?”

“Kamu ingin tidur dengannya?” Lindsey Song melotot, wajahnya penuh kesakitan.

Barusan dia dan William Tang bersama masuk ke dalam hotel, dia pergi sebentar ke toilet lalu kembali kebetulan bertemu dengan Taylor Shen dengan ekspresi wajah yang suram. Dalam hatinya memiliki sesuatu, tidak berani menghalanginya, Taylor Shen malah tiba-tiba berhenti, pandangannya dalam menatapnya, kepadanya berkata: “Adikmu menderita stroke panas, baru saja William membawanya ke atas membuka kamar menurunkan panas.”

Lindsey Song dengan terkejut memandanga punggungnya yang pergi, terkena stroke panas bukankah seharusnya dibawa ke rumah sakit, kenapa pergi membuka kamar?

Dia tiba-tiba teringat sore hari sebelum keluar rumah, ibu dengan memiliki maksud mengatakan perkataan itu, dia menyadari sesuatu, tengah keningnya terus meloncat. Mama mengatakan tidak bisa menjebak Taylor Shen, maka menjebak orang lain. Jadi dia sengaja membiarkan dia menggunakan alasan memiliki kendala menyuruh William Tang pergi, ingin menaruh obat untuk Tiffany Song lalu mencelakai Taylor Shen.

Tapi tidak tahu di tahapan mana terjadi masalah, mereka tidak sampai menjebak Taylor Shen malah membuat William Tang dan Tiffany Song bersama.

Tidak, tidak boleh!

Perasaan William Tang kepada Tiffany Song sangat rumit, semakin cinta semakin benci, semakin benci semakin cinta, jadi sekalipun telah lewat lima tahun, dia tetap saja tidak bisa melepaskan perasaan ini. Kalau garis pertahanan dalam hati William Tang rusak, benar telah meniduri Tiffany Song, maka diantara mereka pasti akan memulainya kembali.

Ini bukanlah hal yang ingin dia lihat, dia harus menghalangi mereka!

Satu tangan William Tang menahan pntu, tampilannya santai dan seksi, dengan datar berkata: “Aku dan dia adalah suami istri, tidur bersama bukankah sangat normal?”

“William, kamu……” telinga Lindsey Song sensitif, mendengar di dalam datang suara mengerang, dia melewati celah pintu yang sedikit terbuka melihat di atas kasur yang besar dalam kamar, Tiffany Song dengan pakaian yang berantakan terbaring di atas kasur, sepasang tangannya diikat di atas tiang ranjang.

Kalau saja dia tidak datang tepat waktu, bisa dipikirkan di dalam akan terjadi apa. Dalam hatinya seperti beribu tangan mengaruk, dia dengan kuat menahan amarah, dengan penuh kasihan berkata: “William, kamu jangan begini, dia bersalah padamu, dia sudah ditiduri oleh orang lain, apa kamu masih ingin memperbaiki yang lalu?”

Perkataan Lindsey Song tidak diragukan telah menyengat sarafnya, dia teringat bekas gigi di dada Tiffany Song, cahaya berkilauan menyindir dirinya. Ekspresi wajahnya menjadi suram, nada bicaranya sedikit tidak sabar berkata: “Dia sudah ditiduri oleh orang lalu kenapa? Asalkan sehari dia masih istriku, maka aku sehari bisa menggunakan kekuasaanku sebagai seorang suami.”

Lindsey Song tiba-tiba membesarkan matanya, dengan tidak percaya menatap William Tang, sebuah rasa panik menenggelamkannya, dia seketika seperti akan menangis berkata: “Kamu begini aku harus bagaimana? Aku mencintaimu, aku tidak bisa tanpamu, ditambah lagi aku masih mengandung anakmu.”

William Tang menutup matanya, dia mengulurkan tangan menekan posisi jantungnya, kelihatan sangat kesakitan, “Lindsey, gugurkan saja, aku bukanlah pria yang baik. Tiffany bersalah padaku, tapi aku masih ingin memilikinya, hati ini sangat ingin memilikinya, kamu pergilah.”

Lindsey Song sama sekali tidak terpikirkan William Tang akan begitu sadis menyuruhnya mengugurkan anaknya, dia dengan terkejut mundur dua langkah, terduduk di atas lantai, dia memegang perutnya, sakit sampai menarik nafas, “Willi….William, perutku sangat sakit, William, tolong aku, tolong aku……”

William Tang membuka matanya melihat kening Lindsey Song dipenuhi oleh keringat dingin, raut wajahnya pucat, dia sangat terkejut segera berlutut di hadapannya, merangkul pinggangnya, melihat rok putihnya yang bernoda merah darah, dia seketika menjadi panik, “Lindsey, kamu kenapa?”

“Antarkan aku ke rumah sakit, William, cepat antarkan aku ke rumah sakit, anakku, anakku…..” Lindsey Song mencengkram erat tangan William Tang, perutnya berdenyut dengan sangat hebat.

William Tang tidak berani ragu-ragu, mengendongnya lurus dengan cepat berlari kearah lift.

Mereka baru saja pergi, dari luar kamar datang sebuah bayangan tubuh yang tinggi dan tegak, dia melihat pintu kamar yang terbuka dengan perlahan berjalan masuk. Dia berdiri di samping kasur, pandangannya dalam menatap wanita yang diikat di atas kasur.

Kerah bajunya setengah terbuka, diatas lehernya dipenuhi oleh bekas ciuman yang sangat menusuk mata.

“Panas…… sangat panas……” Tiffany Song dengan tidak sadar dengan suara kecil berbicara, melewati pandangan yang kabur dia melihat ada orang berdiri di depan kasur, tidak bergerak menatapinya, dia memohon berkata: “Bantu aku…… aku sudah hampir mati……”

Taylor Shen mengalihkan pandangan, matanya dengan tajam memeriksa setiap sudut di dalam kamar, tidak melewatkan tempat sekecil apapun. Mereka menghabiskan segala cara menciptakan jebakan ini, orang yang ingin dijebak pastinya bukan Tiffany Song, dia hanya sebuah catur yang dimanfaatkan saja.

Tujuan mereka adalah dia, benar saja disaat tidak memiliki jalan lain tidak memedulikan apapun melakukan segala sesuatu.

Taylor Shen menemukan sebuah kamera lubang jarum di tempat yang sangat tersembunyi, lalu di belakang atas papan kasur menemukan alat pendengar,dia tersenyum dingin, ternyata kamar bukan dibuka begitu saja, semuanya sudah diatur dengan baik, hanya menunggu orangnya masuk.

Dia melemparkan alat pendengar di lantai, sepatu kulit yang kilat dengan tidak berperasaan menginjaknya.

Di sisi telinga suara pecahan berbunyi, ekspresi wajah nyonya Song tiba-tiba berubah, dia segera berdiri dari tempat duduknya, menganggukkan kepala kepada tiga orang yang dengan terkejut memandanginya, dia dengan canggung tersenyum, “Bapak mertua, ibu mertua, aku keluar sebentar, kalian makan pelan-pelan, makan pelan-pelan.”

Nyonya Song keluar dari ruangan VIP menaiki lift ke atas sampai di luar kamar yang dia persiapkan sebelumnya. Pintu kamar terbuka sudah kosong, dia dengan langkah cepat masuk, melihat alat pendengar yang diinjak hancur, raut wajahnya berubah drastis.

Dia berjalan kearah tempat kamera dipasang, mengulurkan tangan memeriksa, kamera juga sudah hilang. Dia sedikit menyipitkan mata, wajahnya suram, rencana yang dipersiapkan dengan rumit, sudah sia-sia.

-----------------

Saat Tiffany Song kembali bangun, satu tubuhnya tidak memiliki tenaga, tangan dan kakinya pegal seperti baru saja selesai bermain estafet. Dia membuka mata, yang muncul dalam matanya adalah sticker dinding berwarna abu sangat memiliki khas pria, dalam udara bertebaran bau hormon pria yang sangat agresif.

Dia dengan lelah menutupkan mata, dibelakangnya datang rasa panas yang tidak berhenti, pinggangnya dipeluk erat penuh tenaga, dalam benaknya suatu hal yang dilupakan olehnya tiba-tiba melintas, dia tiba-tiba membuka matanya, berbalik melihat ke belakang.

Cahaya matahari terpancar masuk ke dalam dari celah jendela, menyinari atas kasur. Sepasang mata Taylor Shen ditutup, tidurnya pulas, bulu matanya sangat panjang, mengeluarkan sedikit bayangan tipis di kelopak matanya, tampangnya saat tidur seperti anak yang lugu.

Di bawah selimut, kulit mereka saling berdempet, mengingatkan dirinya semalam mereka bukan berbincang dengan menutup selimut semudah itu.

Dia mengingat, semalam terakhir kali dia dibawa pergi oleh William Tang, bagaimana bisa menjadi dirinya? Sekali memikirkan semalam mereka sudah melewati garis pertahanan terakhir, dia tidak bisa kembali berbaring lagi, berusaha ingin keluar.

Pria yang tertidur dibuat bangun, dia tidak membuka mata, tangan besarnya sudah dengan sadar melakukan tindakan yang melanggar, “Sudah ingin lagi? Cepat lambat suatu hari akan diperas kering olehmu.”

Tiffany Song malu satu orangnya hampir meledak, semalam dia tidak sadar, sekarang dia sadar, sama sekali tidak bisa menerima tindakan kedekatan antara mereka berdua, dia menangkap tangannya yang bergerak sembarangan, dengan keras menahan berkata: “Taylor Shen, kamu jangan sembarangan!”

Taylor Shen membuka kelopak matanya, pandangannya menunjukkan sedikit rasa malas dan seksi, suaranya serak berkata: “Semalam sudah sembarangan, berbaring, tidur sebentar lagi.”

Tiffany Song mana bisa tidur, saat berusaha selimut bergerak turun kebawah, tubuhnya dipenuhi oleh tanda ciuman yang mengundang perhatian , kembali mengingatkanya kegilaan semalam. Dia dan Taylor Shen tidak bisa murni lagi.

Taylor Shen melihat ekpresi wajahnya sakit dan menyesal, dalam hatinya marah ingin menendang kebawah dirinya, dia duduk, mengerutkan kening memelototinya, “Sudah menyesal? Atau kamu berharap semalam pria yang menginginkanmu adalah William Tang?”

Tiffany Song melihat tubuhnya yang dipenuhi bekas cakaran, tenggorokannya seperti ditahan dengan keras tidak bisa berkata-kata. Dia dengan sulit mengalihkan pandangan, dengan tercengang melihat baju yang bertebaran di lantai, ada miliknya dan juga Taylor Shen.

Kepalanya sakit hingga hampir pecah, menyesalkah? Kalau dia terbangun di sisi William Tang, dia baru benar-benar menyesal!

Melihat raut wajahnya pucat, Taylor Shen memajukan tubuhnya memeluk dirinya yang tidak memakai apapun dalam pelukannya, pandangannya dipenuhi kelembutan: “Tidur sebentar lagi, semalam kamu sudah menghabiskan banyak tenaga, jangan berpikir yang tidak-tidak, yang terjadi sudah terjadi, kamu menyesal juga tidak sempat lagi.”

Tiffany Song mengulurkan tangan ingin mendorongnya, dia malah mencengkram tangannya, menundukkan kepala dengan pelan mencium tangannya seperti menenangkan juga seperti cinta yang sangat dalam.

Rongga mata Tiffany Song menjadi panas, memutarkan kepalanya, “Aku ingin mandi.”

“Baik, aku pergi membuka air untukmu.” Taylor Shen dengan pelan menganggukkan kepala, berdiri membuka air untuk dirinya mandi, tidak kembali dengan panik memaksanya. Kemarin semalaman, dia disisinya malah belum benar-benar memiliki dirinya.

Di dalam kamar mandi terdengar suara air, Taylor Shen berdiri di bawah shower, mandi dengan sederhana, menunggu air di dalam bak mandi sudah lumayan, dia baru keluar dengan berbalut handuk. Di atas kasur tidak ada bayangan Tiffany Song, di atas lantai bajunya juga sudah hilang.

Suara Taylor Shen yang dipenuhi kelembutan seketika hilang, ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat dingin, dia telah dicampakkan oleh wanita yang tidak tahu berterima kasih ini.

-------------------------

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu