You Are My Soft Spot - Bab 103 Tunggu Kepulanganku

Tiffany Song bangun dari ranjang setelah melihat ekspresi wajahnya yang begitu serius, bergegas merangkak, berlutut di ranjang menanyakannya, "Taylor, apa yang telah terjadi?"

Taylor Shen mengulurkan jari telunjuknya dan meletakkan ke mulut. Mengisyaratkan dia untuk diam, Tiffany Song langsung diam. Melihat ekspresinya yang begitu serius pergi keluar dari kamar, dia langsung turun dari ranjang mengikutinya. Di samping jendela ruang tamu, Taylor Shen dengan sikap salah satu tangannya masuk ke dalam kantong celana, suaranya tenang, berpesan dengan datar dan tenang, "Panggil anggota management krisis untuk mengadakan konferensi pers, umumkan permintaan maaf terhadap pemilik properti, juga berikan jaminan pada pemilik properti bahwa kita pasti akan mengatasinya secepatnya, membuat mereka untuk merasa tenang. Dan juga, Segera kabarkan para petinggi bahwa nanti jam 12 akan mengadakan rapat darurat. Lalu bantu aku memesan tiket pesawat jam 3 sore, aku harus pergi ke Kota C sendiri, untuk memahami permasalahannya secara mendetail."

Taylor Shen menutup panggilan, membalikkan badan dan terlihat Tiffany Song sedang bersandar di dinding mengintipnya. Awalnya, suasana hati sang pria sangatlah buruk, tapi ketika melihat penampilannya yang seperti ini, keningnya yang berkerut kembali lurus. Sang pria tetap berdiri di tempat semula, mengulurkan jari mengisyaratkan sang wanita untuk datang mendekat, "Kemari."

Tiffany Song baru saja berniat untuk ke sana, namun tiba-tiba menyadari dirinya sungguh mudah untuk terpancing, sepasang tangannya memeluk lengan, berekspresi sedikit tak bersahabat, "Untuk apa?"

Taylor Shen menghela nafas kesal sejenak, berkata dengan wajah datar: "Kemarilah saat kupanggil, kenapa masih begitu banyak omong kosong?" Jelas-jelas merasa sangat penasaran dengan apa yang telah terjadi, tapi malah masih berpura-pura tidak peduli. Setelah mereka lebih dekat, sang pria menyadari dia telah menjadi lebih tidak takut terhadapnya.

TIffany Song berjalan dengan begitu lambat, baru saja tiba di sisinya, pergelangan tangannya langsung ditarik oleh sang pria. Setelah mengalami rasa pusing bagaikan bumi telah terjungkir balik sejenak, punggungnya telah menyentuh kaca jendela, dan bagian depan tubuhnya melengket erat dengan dada sang pria yang gagah, sang wanita mengangkat kepala melihatnya, ekspresi wajah sang pria terlihat sedikit murung, sang wanita bertanya dengan hati-hati: "Apa yang telah terjadi?"

"Terdapat masalah pada proyek di Kota C sana, nanti sore aku harus pergi ke Kota C." Taylor Shen mengulurkan jari tangannya yang panjang ramping, dengan lembut menyentuh dagunya, kulit terasa begitu lembut dan kenyal, membuat sang pria sangatlah kecanduan, "Baru saja kembali, awalnya ingin menemanimu lebih lama beberapa hari ini, tapi sekarang kelihatannya sudah tidak bisa."

Tiffany Song menggelengkan kepala, "Meskipun aku sangat menginginkanmu bisa menemaniku lebih lama, tapi urusan pekerjaan lebih penting, waktu kita untuk bersama masih panjang."

Melihat ekspresi sang wanita yang terlihat lebih berpikiran lapang. Taylor Shen merasa kesal dalam hati, apakah dia tidak bisa bersikap sangat tidak rela bagaikan wanita lainnya, meskipun dirinya memang tetap harus pergi, tapi setidaknya sang wanita mencoba untuk memberitahukannya bahwa sang wanita sangatlah peduli terhadap sang pria. Tapi dengan sikap sang wanita yang seperti ini, malah memperlihatkan dirinyalah yang begitu lengket.

Ekspresi wajah Taylor Shen tiba-tiba murung, menarik kembali tangannya, berkata dengan datar: "Pergilah mempersiapkan baju untukku, aku pergi mandi dulu."

Tiffany Song melihat sosok punggungnya yang menjauh, spontan menggertakkan gigi, ada apa dengannya sekarang? Tadi masih baik-baik saja, apakah masalah kali ini begitu rumit? Melihat banyangan tubuhnya yang menghilang di lorong, sang wanita tetap berdiri di tempat sambil melamun sejenak, lalu pergi mempersiapkan baju untuknya.

Beberapa menit kemudian, Taylor Shen keluar dari kamar mandi, Tiffany Song berdiri di samping pintu, menyerahkan bajunya. "Tuan Muda, pakailah baju."

Taylor Shen memandangnya sejenak, mengambil baju dan masuk ke kamar mandi lagi. Tiffany Song tidak ikut masuk, dia tunggu di luar pintu menunggunya keluar, Taylor Shen keluar lagi setelah selesai memakai baju, tangannya memegang sebuah dasi dengan motif garis-garis merah tua yang miring, menyerahkannya kepada sang wanita, berkata: "Bantu aku memakaikannya."

Sebenarnya hati Tiffany Song sangatlah kecewa, dia baru saja kembali dari Amerika, sekarang malah harus pergi lagi ke Kota C. Mendengar nada bicaranya tadi, masalah proyek di Kota C sepertinya sangatlah besar, dengan kepergiannya kali ini, tidak tahu harus berlalu berapa lama baru bisa kembali bertemu dengannya. Sang wanita menerima dasinya, menjinjitkan kakinya, membuat dasi mengelilingi lehernya. Seusai membuat simpul dasi yang indah, dia menurunkan kerah bajunya.

"Pergilah setelah makan sarapan, aku telah membuatkan sereal." Sang wanita membalikkan badan hendak pergi ke dapur, pergelangan tangannya tiba-tiba ditarik oleh sang pria, menariknya hingga ke sisinya, mengamati ekspresinya dengan teliti, "Tidak senang?"

Tiffany Song mengangkat kepala melihatnya, menggelengkan kepala, "Tidak."

Semakin sering dia mengatakan tidak, sang pria malah semakin merasa benar, melihat ekspresi wajahnya yang murung begitu, sang pria malah merasa senang, sang pria menggenggam wajahnya, berkata dengan tersenyum: "Tidak merelakanku?"

"Mana ada?" Tiffany Song menjawabnya tanpa memikirkannya terlebih dahulu, jawaban yang begitu cepat seperti ini malah terlihat lebih mencurigakan.

Senyuman di wajahnya Taylor Shen menjadi semakin cemerlang, membungkukkan badannya dan mencium bibir sang wanita, "Kalau tidak rela ya katakanlah keluar, lagipula aku tidak akan menertawakanmu."

Isi hatinya telah diketahuinya, Tiffany Song merasa sangat canggung, saat bertatapan dengan matanya yang penuh senyuman, sang wanita menjadi kesal karena malu, langsung menyerbunya setelah menggertakkan gigi sejenak, membuka mulut menggigit bibirnya. Taylor Shen diserang olehnya hingga mundur ke belakang, setelah beberapa langkah baru kembali berdiri stabil, mulutnya mengeluarkan suara tawaan, berkata dengan suara kecil: "Begitu panas, kelihatannya memang benar-benar tidak merelakan kepergianku. Meskipun sangat ingin makan sekali lagi, tapi waktunya sudah tidak sempat, maka simpan dulu untuk kumakan nanti."

"......" Tiffany Song tahu, tidak peduli apapun yang dia lakukan, iblis ini pasti bisa mengungkit tentang kesenangan di ranjang, sang wanita menggenggam pergelangan tangannya, ingin memindahkan tangan sang pria, "Aku tidak ingin menghiraukanmu lagi."

Taylor Shen mengcengkram tangannya, bibir tipis dengan kuat menekan bibir merahnya, gigi saling menyentuh, saling membasahi satu sama lain. Beberapa menit kemudian, sang pria melepaskannya, kening dengan perlahan melengket dengan keningnya, nafasnya sedikit kasar, "Tunggu aku kembali, hmm?"

Tiffany Song menggigit bibir, bibir dan rongga mulutnya penuh dengan aroma pasta gigi saat tadi menggosok gigi, menganggukkan kepala, berkata dengan sedikit malu: "Hmm."

Taylor Shen tidak rela, tapi hanya bisa memaksakan diri untuk melepaskannya, pandangan matanya dengan mendalam menatapnya sesaat, lalu membalikkan badan keluar dari kamar, menarik koper yang terletak di samping dinding, keluar dari apartemen dengan cepat.

Tiffany Song mendengar suara pintu tertutup, dia segera keluar dari kamar, ruang tamu kosong melompong, dia melihat ke arah pintu, berkata dengan lembut: "Aku akan merindukanmu."

......

Taylor Shen telah pergi dari apartemen, mengemudikan mobil dan tiba di perusahaan, di depan pintu perusahaan penuh dengan wartawan, ketika melihat mobilnya telah masuk, langsung menyerbu mendekat, kamera video yang besar mengarungi lautan kepala mendekat ke hadapannya, para wartawan dengan suara yang nyaring bertanya: "CEO Shen, kadar formaldehyde beserta benzene di villa dalam Kota C telah melampaui batas, apakah hal ini akan menghasilkan pengaruh buruk terhadap kesan dari Shen's Corp., dalam forum harga saham hari ini, harga saham Shen's Corp. telah anjlok, apakah anda telah memiliki cara untuk mengatasinya?"

"Dengar-dengar banyak pemilik properti villa telah tidak ingin menyewanya lagi, dan para petinggi perusahaan sedang mengadakan rapat darurat, apakah dalam rapat kali ini, mereka akan memberhentikanmu dari posisi CEO?"

"CEO Shen, mohon anda menjawabnya sejenak."

"CEO Shen......"

Meskipun telah dikerumuni oleh banyak wartawan, ekspresi wajah Taylor Shen tetap tenang dan santai, tidak terlihat adanya ekspresi emosi ataupun panik sedikit pun, seakan-akan memandang seluruh kekacauan dan keributan di depan mata sebagai hal yang tembus pandang, dia tidak mengatakan apapun, para bodyguard di perusahaan langsung berlari mendekat, dan menjauhkan para wartawan.

"CEO Shen, silahkan!" Cristian bergegas datang ke hadapan Taylor Shen.

Taylor Shen dengan langkah kaki yang cepat memasuki perusahaan, Cristian mengikutinya dari belakang, lalu melapor terhadapnya, "CEO Shen, management krisis telah langsung mengadakan perjumpaan konferensi pers, dan menjelaskan hal ini dengan baik, dan para dewan pun telah bergegas datang ke perusahaan, meminta untuk ikut dalam rapat kali ini. Kemudian, CEO Dong dari Shine Group sedang menunggu anda di ruang tunggu, ingin bertemu berduaan dengan anda."

"Katakan padanya, saat ini aku sedang sibuk untuk mengatasi masalah, tidak ada waktu luang untuk menemuinya." Taylor Shen merapikan bajunya sejenak, dengan terjadinya masalah sebesar ini, reaksi dari para dewan ini sudah diduganya dari awal. Saat ini dia masih belum begitu mengerti dengan situasi di Kota C sana, apakah Shine Group yang tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam proses renovasi, atau menggunakan bahan dengan kualitas rendah hingga menimbulkan kadar formaldehyde dan benzene melampaui batas, ataupun merupakan masalah yang diakibatkan oleh struktur bangunan yang kurang bagus. Tidak peduli yang mana, hal ini berhasil membuat Shen's Corp. menjadi topik terpanas dalam media sosial. Jika tidak ditangani dengan baik, komplek villa mewah di Kota C akan menjadi sebuah kota kosong. Dan menjadi daerah penumpukan sampah.

Di tengah perbincangan, kedua orang itu telah memasuki lift.

Cristian melihat ekspresi wajahnya yang begitu serius, berkata: "Masih ada satu hal lagi, Kakek Shen telah datang ke perusahaan, saat ini sedang menunggu anda di ruang kantor anda."

Taylor Shen merasa kesal merapikan dasinya, semalam dia telah membawa pergi Tiffany Song begitu saja di hadapan semua orang, dirinya sudah menduga bahwa Kakek Shen akan datang menemuinya. Dia sungguh pandai untuk telibat dalam hal besar, apakah dia tidak tahu mana yang lebih penting?

"Aku mengerti, biarkan dia menunggu."

Lift telah berhenti, Taylor Shen keluar dari lift, langsung pergi ke ruang rapat, Cristian mengikutinya dengan erat. Kedua orang itu baru saja memasuki ruang rapat, para dewan malah langsung memberikan kesulitan, "CEO Shen, ada apa sebenarnya dengan hal ini, mohon kamu menjelaskannya pada kami."

"Saat ayahmu masih belum pensiun, Shen's Corp. tidak pernah memiliki gosip buruk seperti kejadian kelebihan formaldehyde dan benzene ini, bagaimana rencanamu untuk mengatasinya?"

"Benar, benar, kalau kamu tidak mampu, biarkanlah orang yang berkemampuan mendudukinya."

Rangkaian pertanyaan dan pancaran semua mata yang dingin menusuk ke arah Taylor Shen, dia menyipitkan matanya sedikit, sepasang tangannya bersandar pada sisi meja, menatap mereka. Di saat ketika matanya tertuju pada setiap orang, semuanya mulai hening.

"Suasana hati para dewan yang panik, bisa kumengerti, aku telah menjabat posisi CEO selama 5 tahun, keuntungan saham yang kalian dapatkan selama 5 tahun ini telah kalian terima hingga tangan kalian melemah, meskipun kalian bekerja di sini, tapi malah tidak melakukan tugas yang seharusnya kalian laksanakan, saat ini perusahaan sedang mengalami krisis, yang kuinginkan bukanlah pertanyaan dari kalian tentang bagaimana aku mengatasinya, melainkan pemberian saran dari kalian terhadap cara untuk mengatasinya."

Semua orang dibuat canggung oleh kritikannya.

Tatapan mata Taylor Shen yang tajam bagaikan elang menerawang ke semua orang, melihat mereka menjadi hening, dia kembali menegakkan dirinya, "Jika perkataan kalian sudah selesai, aku pamit dulu."

Setelah mengatakannya, dia membalikkan badan dan berjalan ke arah luar ruang rapat, Cristian dalam hati bergumam, "Bagus sekali.", lalu mengikutinya. Para dewan ini selalu merasa senang saat mendapatkan keuntungan saham, tapi ketika perusahaan mengalami krisis, mereka langsung datang untuk menginterogasi, sungguh telah mabuk.

Taylor Shen pergi meninggalkan ruang rapat, rongga kerongkongannya bagaikan ada kobaran api yang bergelinding, berkobar begitu besar hingga seluruh organ tubuhnya merasa sakit. Ketika melewati ruang tunggu, dia tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, mendorong pintu dan masuk.

Callista Dong bergegas berdiri, karena masalah kali ini, Shine Group juga mengalami pengaruh buruknya, beberapa proyek yang telah disepakati sebelumnya langsung berhenti secara tiba-tiba, dan baru bisa dilanjutkan setelah memastikan tidak ada kelebihan kandungan formaldehyde dan benzene.

"Taylor, hal ini tidak ada hubungannya dengan Shine Group."

Tangan Taylor Shen bergantung di samping badannya, tubuhnya begitu tegak, dengan tatapan mata yang tajam menatap sang wanita, "Berkata tanpa bukti, aku hanya mempercayai apa yang kulihat sebagai kebenaran. Nanti sore aku akan pergi ke Kota C sendiri untuk pergi memahami situasi, sebaiknya tante Dong mempersiapkan mental terhadap bagaimana kebenarannya sebenarnya."

Setelah Taylor Shen mengatakannya, dia membalikkan badan dan pergi. Dia tidak berniat untuk kembali ke ruang kantornya, dan bersiap-siap untuk segera berangkat, namun pintu kantor tiba-tiba terbuka, Kakek Shen berdiri di samping pintu, memanggilnya, "Taylor, masuk."

Taylor Shen menghentikan langkah kakinya dengan mendadak, membalikkan kepala melihat Kakek Shen, kepalanya merasa sangat pusing hingga hampir meledak. Taylor Shen masuk ke ruang kantor, melototi Kakek Shen, berkata: "Aku harus segera pergi menghadiri rapat, persingkatkanlah ucapanmu."

"Semalam kamu telah membawa pergi TIffany Song?"

Sepasang tangan Taylor Shen dilencang setengahkan di pinggang, menatapnya dengan dingin, "Kamu yakin kamu bukan datang untuk bercanda, hari itu kamulah yang mengusirnya, sekarang malah terus bersembunyi tidak ingin menemuiku, apa lagi yang kamu inginkan? Lagipula, kamu masih merupakan pemegang saham terbesar di perusahaan, kamu malah tidak menanyakan apapun terhadap masalah perusahaan yang sebesar ini, malah datang untuk membahas kehidupan pribadiku, kamu merasa sangatlah bosan hingga tubuhmu nyeri ya?"

Taylor Shen sudah sangat kacau, dia tidak pernah mengira sang kakek masih saja mencari masalah dengannya ketika dia hendak pergi dari Kota Tong. Dengan susah payah dirinya berhasil memakan gadis itu, hatinya yang tegang baru saja kembali tenang, dia tidak ingin kembali mengalami ketegangan seperti dulu lagi.

Kakek Shen merasa sangat emosi hingga urat di keningnya berdenyut-denyut, melototinya, berkata: "Jangan mengalihkan topik pembicaraan, kamu telah bertemu dengannya semalam?"

"Benar, aku telah bertemu dengannya, bahkan aku juga telah berlutut untuk memintanya bersama denganku, dia bahkan tidak menolakku sama sekali, putra yang disenangi oleh banyak orang ini telah dirasa risi olehnya, kamu sudah puas?" Yang dikatakan Taylor Shen tidaklah salah, dia semalam bukankah telah berlutut untuk memintanya untuk sepanjang malam?

"......" Kakek Shen menutup keningnya, sangat kesal hingga urat di kening berdenyut sakit. Dia tahu bahwa putranya ini sangatlah pembangkang, semakin keras melarangnya melakukan sesuatu hal, dia malah semakin ingin melakukannya.

Dia mengeluarkan sebuah rekaman suara kepadanya, berkata: "Ambillah dan dengarkan rekaman suara ini, berharap semoga kamu bisa sadar, dan jangan bersama dengannya lagi."

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu