You Are My Soft Spot - Bab 12 Selamanya Jangan Harap Kamu Bisa Meninggalkanku

William Tang terkejut melihat Tiffany Song yang berbalik badan dan mau pergi. Ia berusaha menahan wanita itu dengan tangannya, tetapi yang ia bisa gapai hanya udara kosong. Hatinya semkain pedih. Ia mencoba berkata dengan nada mengintimidasi, “Tiffany Song, tanpa tanda tanganku, selamanya jangan harap kamu bisa meninggalkanku.”

Tiffany Song tersenyum kecut. Ia menghentikan langkahnya, lalu berkata pelan, “William Tang, kemarin malam Paman Keempat pergi ke markas polisi lalu lintas. Kamu sungguh berpikir ia sama sekali tidak tahu apa-apa?”

Kata-kata Tiffany Song ini seperti sambaran petir bagi William Tang.

Tiffany Song melanjutkan langkahnya hingga tidak terlihat lagi oleh William Tang. Perlahan tapi pasti, wanita itu…… keluar dari hidupnya.

Nyonya Song dan Lindsey Song sedang tidak di ruang tamu. Taylor Shen sedang berdiri di depan jendela menatap pemandangan luar. Pria bertubuh tinggi kurus itu mengenakan kemeja putih. Lengannya setengah digulung, dan di pergelangan tangannya terlihat jam mewahnya. Ia memasukkan kedua tangannya ke saku. Entah sudah berapa lama ia berdiri di situ. Mendengar suara langkah kaki mendekat, ia berbalik badan. Yang ia lihat adalah Tiffany Song.

Dilihat lekat-lekat oleh Taylor Shen, jantung Tiffany Song langsung berdegup kencang.

Tatapannya segitu dalamnya hingga seolah ingin menembus hatinya dan memata-matai rahasia yang tersimpan di dalamnya.

Tiffany Song buru-buru membuang muka. Ia tidak ingin isi hatinya saat ini terbongkar habis di hadapan pria itu. Ia buru-buru berjalan ke sofa, mengambil tas yang ditaruh di atasnya, lalu berbalik badan dan pergi.

Taylor Shen mentap heran wanita yang terlihat jelas ingin menghindarinya itu. Ia berucap datar, “Kamu belum makan malam, dan sekarang mau keluar lagi?”

Tiffany Song berhenti. Makan malam? Duduk bersama dengan Lindsey Song dan William Tang? Ia pasti bakal langsung kehilangan nafsu makan! Ia menoleh dan beralibi: “Tidak, kantorku ada urusan, aku pergi dulu ya.”

“Kebetulan aku juga ada urusan di kantor, kita berangkat bersama saja.” Taylor Shen tidak memberi kesempatan bagi Tiffany Song untuk menolak. Ia mengambil jas yang ia taruh di punggung sofa, lalu berjalan ke samping wanita itu, “Ayo jalan.”

Tiffany Song: “……”

Mereka berdua berjalan keluar dari villa, dan kebetulan sekali berpapasan dengan William Tang. Tiffany Song membuang muka dan berpura-pura tidak melihatnya.

William Tang menatap Taylor Shen. Entah mengapa, setiap kali ia melihat Tiffany Song berjalan berdampingan dengan Paman Keempat, hatinya selalu tidak tenang. Barusan Tiffany Song juga bilang semalam Paman Keempat pergi ke markas polisi lalu lintas. Kalau dilihat dari koneksinya, Taylor Shen tidak mungkin tidak tahu kemarin malah terjadi peristiwa apa.

Ia pasti tahu tetapi menyembunyikannya. Sebenarnya apa yang sedang ia siapkan?

Taylor Shen membalas tatapan William Tang dengan wajah datar. Ini agar pria itu tidak bisa membaca isi pikirannya yang sesungguhnya.

“Paman Keempat, kamu juga mau keluar?”

“Iya, ke kantor.” Taylor Shen, yang daritadi menyangga jasnya di pergelangan tangan, terlihat sangat berkarisma. Gaya ini memang sudah ia latih sejak lama, dan William Tang, yang terlahir dari keluarga terhormat dan kaya raya, saja tidak bisa menandinginya.

William Tang dalam hati memang sangat segan dengna Taylor Shen. Selain karena merasa terintimidasi ketika berdekatan, pria itu juga sangat temperamental. Pria itu memang selalu terlihat halus dan tenang ketika berhadapan dengan orang lain, namun di belakang orang-orang itu, ia adalah orang yang susah diajak berteman.

Bilang ia orang yang pendendam walau sekecil apa pun kesalahan yang orang lain buat juga tidak berlebihan.

Taylor Shen menepuk-nepuk bahu William Tang, “Kami jalan dulu.”

William Tang melihat bayangan tubuh Taylor Shen yang semakin lama semakin jauh darinya. Ia dalam hati menduga, Paman Keempat pasti belum tau apa yang terjadi semalam, kalau tidak tidak mungkin ia setenang ini.

Lindsey Song turun dari lantai atas. Melihat William Tang berdiri bengong di balkon, ia segera mendekatinya, “William Tang, kamu bicara apa ke Tiffany Song? Dia sudah menceritakan peristiwa kita ke Paman Keempat ya?”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu