You Are My Soft Spot - Bab 130 Tidak Boleh Memainkan Bebek Kecil (1)

Stella Han duduk di dalam mobil, Jordan Bo datang tidak lama kemudian, ia langsung membuka tempat duduk samping pengemudi dan masuk, wanita yang berada di dalam mobil tersebut tiba-tiba dipenuhi oleh bau hormone. Stella Han bahkan merasa sasisnya ikut menurun, ia memiringkan kepalanya dan melihat Jordan Bo, tatapannya sedang menatapnya tajam. Ia pun menegang sejenak,”Mengapa kamu melihatku seperti itu?”

Jordan Bo menatapnya selama beberapa detik, kemudian memejamkan matanya kelelahan,”Jalan, ayo pulang ke rumah!”

Stella Han selalu merasa tatapannya yang barusan itu memiliki perasaan yang mengandung beribu-ribu kata, namun, ia akhirnya tidak mengatakan apa-apa, seperti balon udara yang tiba-tiba kehilangan anginnya, membuat perasaan orang menurun begitu saja, ia melihat sepasang matanya yang terpejam erat, tubuhnya tidak bisa menyembunyikan rasa lelahnya, ia kemudian berkata,”Ikat dulu sabuk pengamanmu sebelum tidur.”

Jordan Bo tidak menghiraukannya. Ia terus memjamkan matanya, Stella Han menunggunya sejenak, setelah melihat ia tidak bergerak sedikitpun, ia memiringkan tubuhnya dan memakaikan sabuk pengamannya, pinggang rampingnya tiba-tiba dipeluk, ia pun terduduk di atas kakinya.

“Jordan Bo, apa yang sedang kamu lakukan?”Stella Han terkejut, ia sedang mengenakan sebuah gaun, sikap duduk seperti ini terasa sangat sulit baginya, roknya pun langsung terlipat hingga ke bagian bokongnya, lalu memperlihatkan ujung celananya yang berwarna merah muda, bahkan stokingnya.

Jodran Bo menggenggam erat pinggangnya tanpa bersegan, ia membuka matanya dan menatapnya tajam,”Mengapa kamu tidak menelponku dan menceritakannya padaku?”

Stella Han langsung terkejut, mobil mereka kini sedang berhenti di lapangan parkir. Walaupun langit sudah gelap, namun, jika ada yang lewat, mereka pasti bisa melihat keadaan di dalam mobil, ia memukul dadanya dengan kedua tangannya lalu berbicara dengan khawatir,”Jordan Bo, biarkan aku duduk kembali terlebih dahulu.”

Jordan Bo tidak melepaskanya, ia malah menaikkan kakinya dan membiarkan mereka menempel lebih dekat, seluruh wangi tuuhnya menambah tekanan padanya, ia benar-benar hampir menggila,”Jawab aku!”

Suara Jordan Bo cukup keras, ia tidak bisa menerima tekanannya diabaikan, Stella Han tidak berani menatapnya langsung, ia kemudian berkata,”Aku merasa itu tidak perlu dibicarakan, terlebih lagi, pasiennya adalah temanku.”

Jordan Bo menajamkan tatapannya,”Jadi, apakah kamu tidak berencana membiarkan aku masuk ke dalam duniamu?”

“Bukankah kita sudah membicarakannya sejak awal? Kita hanya membicarakan tempat tidur dan tidak memiliki perasaan, kamu juga tidak perlu masuk ke dalam duniaku dan mengkhawatirkan temanku,”jawab Stella dengan datar, ia selalu tahu jelas posisinya, jadi, ia tidak memiliki sedikitpun niat untuk melewati batasnya.

Menurutnya, ia adalah akrtis sementara yang bisa menghadapi ayahnya, namun, aktingnya ini sangat hancur, ia tidak hanya ditidurinya, ia bahkan melahirkan seorang anak untuknya. Ketika ia sudah menyelesaikan semua tugasnya, ia kemudian dapat mengundurkan diri.

“Hanya membicarakan permasalahan tempat tidur dan tidak memiliki perasaan?”Tatapan Jordan Bo semakin dingin, apakah ini alasan mengapa ia tidak meneleponnya dan tidak mempedulikan kemana ia pergi? Ia sebenarnya seorang lelaki yang sedikit lebih lamban, ia sudah pernah terluka dalam permasalahan cinta sebelumnya, jadi, ia memutuskan untuk menutup hatinya dan tidak memperbolehkan wanita manapun memasukinya.

Stella Han adalah sebuah pengecualian, ia memeluknya di depan keramaian, ia juga menciumnya, pada saat itulah ia merasa sangat malu, ia benar-benar ingin sekali membunuhnya. Tidak pernah ada seorang wanita yang berani bersikap seperti ini padanya sebelumnya, semua wanita tersebut selalu menjaga jarak 10 meter darinya, mereka tidak berani mendekatinya karena aura menggetarkan yang ia berikan.

Namun, ia tidak hanya menciumnya, ia bahkan tidak menghiraukannya di hari penting seperti pertemuan para pemegang saham, ia berkata bahwa ia sudah mengandung anaknya, keributannya ini ternyata tidak membuatnya kesal, sebaliknya, ini memberikan sebuah kesempatan kepadanya untuk mendekatinya.

Setidaknya, ia mengira Stella Han mendekatinya pasti mendekatinya karena ada tujuan lain. Pada saat ia memberikan perjanjian pernikahan padanya, ia hanya tersenyum dingin dalam hati melihat wajahnya yang terkejut, ia pun memberikan kesempatan padanya untuk terus berpura-pura.

Mereka kemudian mengambil surat pernikahan mereka, pada saat mereka mengambilnya dari pihak pemerintah, ia melihat wajahnya tidak terlalu nyaman dan merasa cukup bersedih.

Beberapa bulan setelah pernikahan mereka, ia selalu berusaha merendahkan diri, ia tidak pernah menyombongkan diri bahwa ia adalah istrinya, istri dari CEO Bo’s Corp., sebaliknya, ia malah menyingkirkan diri ketika bertemu dengannya, ia sama sekali tidak ingin mengenalnya.

Ia tidak pernah meneleponnya selama ia pergi berbisnis, ia tidak pernah merasa terancam, ia hanya berkata,”Oh iya, aku ingat ada sebuah perjanjian di dalamnya yang berkata bahwa, jika salah satu pihak mencintai pihak yang lainnya, perjanjian pernikahan ini akan otomatis menjadi tidak valid.”

Tidak boleh berperasaan adalah batas yang sudah ditetapkan oleh Jordan Bo sejak awal untuknya, namun kini, hal itu digunakan Stella untuk menutup mulutnya, ia merasa sangat tidak nyaman, namun, ia juga tidak memiliki alasan lain untuk membalasnya.

“Duduk kembali,”ucap Jordan Bo dengan sikap dingin, ia memukul bokongnya dan kembali memejamkan matanya, seperti kejadian yang baru saja tidak pernah terjadi sebelumnya.

Stella Han mengerutkan bibirnya, orang ini benar-benar terlalu aneh, sudah jelas ia yang menggendongnya, namun, ia juga yang bersikap tidak sabar. Setelah melihat ia memejamkan matanya, ia mengulurkan tangannya dan kembali menarik dan mengenakan sabuk pengamannya.

Ia kemudian duduk kembali ke kursi pengemudi, bokongnya yang baru saja dipukul oleh tangan besarnya itu kini menjadi kebas.

Ia menarik sabuk pengamannya dan mengendarai mobil keluar dari rumah sakit. Hingga tiba di rumah, Jordan Bo masih saja belum membuka matanya, ketika mobil sudah berhenti di garasi, Jordan Bo langsung membuka pintu mobil dan melangkah turun, tanpa berpaling sedikitpun dan jalan pergi begitu saja.

Stella Han menatap badannya yang tinggi itu dan bergumam,”Apa yang ia kesalkan? Dasar aneh!”

Jordan Bo berjalan masuk dan mengganti sepatunya, ia melewati sebuah tong sampah, ia kemudian mengeluarkan sebuah kotak keras dari dalam kantongnya dan membuangnya.

......

Setelah Jordan Bo pergi, Taylor Shen berdiri dan berjalan ke samping tempat tidurnya, Tiffany Song masih belum juga bangun. Ia terus menatapnya, luka pada wajahnya sudah mulai memudar dan menampilkan daging yang berwarna merah muda. Ia tiba-tiba teringat akan krim yang baru saja diberikan oleh Stella Han, ia mengambilnya dari samping meja teh, lalu membuka kotaknya, krimnya berwarna putih dan mempunyai sedikit wangi lavender.

Ia mengambilnya sedikit dan mengoleskannya pada lukanya, jika bukan karena peringatan yang diberikan oleh Stella Han, ia tidak akan pernah memperhatikan luka pada wajahnya, semua ini akan memudar seiring dengan berjalannya waktu, namun, ia khawatir ia tidak akan senang ketika ia terbangun dan melihat luka pada wajahnya.

Ia akan melakukan apapun selama hal itu membuantya bahagia, hanya saja, kapan ia akan menyadarkan diri?

Taylor Shen mengoleskan krim tersebut pada wajahnya dan melihatnya tertidur dengan tenang, ia memiringkan kepalanya dan menciumnya, lalu berbisik,”Tiffany, jangan terus siksa diriku, cepatlah bangun, aku merasa sangat kesepian tanpa dirimu.”

Langit diluar sudah gelap, bebek kecil yang berada di dalam ruang pasien juga sudah tertidur. Taylor Shen sebenarnya ingin menyuruh Bibi Lan membawanya pulang, namun, ia akhirnya membiarkannya saja, ia merasa ruang pasien sedikit menakutkan jika terlalu tenang, ia bahkan berharap bebek kecil dapat membangunkan Tiffany Song, kemudian menyuruhnya memasaknya menjadi sup.

Taylor Shen kemudian tidur di samping tempat tidur pasien.

Jari Tiffany Song yang sedang berbaring di tempat tidur tiba-tiba bergerak sejenak, yang kemudian diikuti dengan aliran air matanya, bulu matanya juga mulai bergemetar, setelah beberapa detik, ia kemudian membuka matanya, waktu tidur yang panjang membuatnya sulit beradaptasi dengan lampu dalam ruangan tersebut, ia memejamkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahayanya.

Wajahnya memucat, bau air disinfektan yang menusuk hidungnya itu memperingatkan ia sedang berada di mana, ia baru saja mengalami kecelakaan!

Ingatannya yang terakhir adalah, mobilnya tertabrak oleh jalanan yang berada di sampingnya, lalu ditabrak sejauh 10 meter oleh mobil yang berada dari depannya, kepalanya terbentur ke arah kaca jendela, ia kemudian kehilangan kesadarannya.

Ia baru saja mengendarai mobilnya selama dua hari, apakah mungkin ia sudah hancur? Benar-benar terlalu menyakitkan!

Tiffany Song bersedih untuk mobilnya selama sepuluh detik, ia kemudian merasa ada sebuah tangan besar yang menggenggam erat tangannya, ia memiringkan kepalanya dan melihatnya, lelaki itu sedang tertidur lelap disisinya, wajahnya dipenuhi dengan kumis yang sepertinya sudah lama sekali tidak dirapikan.

Keadaan di dalam ruang pasien sangatlah tenang, tenang hingga ia bisa mendeengar aliran air di dalam tabung infusnya, ia mengangkat tangannya perlahan, seperti takut membangunkannya. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia tidak menyadarkan diri, ia hanya tahu ia selalu berbicara dengannya setiap hari, ia akan memberitahunya apakah itu adalah pagi atau siang hari, ia bahkan bisa membicarakan hal-hal yang membuat hatinya berdebar kencang, ia bahkan bisa merasa sangat kecewa dan tidak membantu sama sekali.

Ia tahu, lelaki ini pasti sangat mencintainya.

Tangannya mengelus wajahnya, kemudian mengelus wajah tampannya, ia sudah mengurus dan melemah, kantong matanya sudah mendalam, ia pasti sangat mengkhawatirkannya.

Pada saat Taylor Shen masih linglung, ia merasa ada seseorang yang sedang mengelus wajahnya, ia ingin membuka matanya, namun, ia juga takut ia hanya sedang bermimpi, ia terus menunggu hingga akhirnya ia menyadari ia sudah bangun, tenaga halus itu tidak menghilang, ia langsung membuka matanya dan melihat tatapan matanya.

Nafasnya terhenti sejenak, kebahagiaan datang terlalu tiba-tiba, ia bahkan mengira dirinya sedang bermimpi, ia mengulurkan tangannya dan mengelus matanya, lalu melihat ia yang sedang tersenyum, ia lagi-lagi mengucek matanya, senyum di wajahnya semakin melebar, ia kemudian mendengar suara serak,”Taylor Shen...... Uhuk uhuk......”

Ia sudah tertidur terlalu lama, tenggorokannya pasti sangat kering, ia selalu terbatuk setiap kali berusaha berbicara, terbatuk hingga seluruh tubuhnya terasa sakit, terlebih lagi sakit di bagian kepalanya.

Taylor Shen menatap dirinya yang sedang kesakitan, ia baru percaya bahwa ia akhirnya sudah menyadarkan diri, ia langsung menuangkan segelas hangat untuknya, ia duduk di sampingnya dan membantunya duduk, lalu membantunya meminum air hangat tersebut, ia merasa sangat tersentuh hingga matanya berkaca-kaca, ketika melihat ia yang menurutinya dan minum.

Sudah sadar, ia akhirnya sudah menyadarkan diri, terima kasih, Tuhan!

Tiffany Song merasa lebih baik setelah meminum air, ia menatapnya, namun, matanya ditutup oleh tangan besarnya, ia langsung menghapus air matanya dan memarahinya,”Mengapa kamu tidur lama sekali?”

Tiffany Song mengulurkan tangannya dan mengambil tangan yang menutupi matnaya itu, ia langsung melihat matanya yang memerah, ia merasa sangat sakit hati, ia kemudian mengangkat tangannya dan mengelus wajah tampannya, lalu berkata,”Taylor Shen, maafkan aku sudah membuatmu khawatir.”

Taylor Shen memeluknya dengan hati-hati oleh karena luka pada tubuhnya, setelah melihat ia menyadarkan diri, ia kembali ke posisinya dengan penuh harapan, ia tidak merusak otaknya, ia tidak lupa akan siapakah dirinya, untung saja!

“Mengapa kamu masih tertidur selama ini jika kamu tahu aku akan khawatir?”

Tiffany Song menjulurkan lidahnya, ia terus melihat ada sebuah suara yang menggandengnya, membawanya keluar dari kabut putih menuju kenyataan, ia berkata,”Maaf, aku hampir saja tersesat.”

“......,”Taylor Shen mengelus hidungnya perlahan, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa,”Baiklah jika kamu sudah bangun, apakah kamu merasa tidak nyaman, apakah aku perlu memanggil dokter supaya ia mengeceknya untukmu?”

Tiffany Song menggelengkan kepalanya,”Aku merasa baik-baik saja, kepalaku terasa sedikit saja, masih terasa sedikit pusing.”

Wajah Taylor Shen langsung menegang ketika mendengarnya, kepalanya masih terasa sedikit pusing, namun, ia bilang masih baik-baik saja, ia langsung menekan bel, setengah detik kemudian, dokter penanggung jawab membuka pintu dan melihat Tiffany Song sudah menyadarkan diri, ia akhirnya merasa sangat lega.

Setiap kali ia datang mengecek Tiffany Song beberapa hari ini, ia selalu bergemetar, ia takut Taylor Shen lagi-lagi marah. Ia harusnya menjadi orang pertama yang membuat seorang dokter takut akan keluarga pasien, aura Taylor Shen memang terlalu kuat, ia tidak dapat menahannya.

“Nona Song, selamat, kamu akhirnya menyadarkan diri,”ucap dokter penanggung jawab.

Taylor Shen mengambil sebuah bantal dan meletakkannya pada punggung Tiffany Song, lalu memperbolehkan dokter mengecek kondisinya, ia menanyakan apakah ia pusing atau tidak, dan sebagainya, setelah tidak lama, dokter berkata,”Proses penyembuhan kondisi Nona Song cukup baik, kita akan melakukan beberapa pengecekan lagi besok, seharusnya sudah baik-baik saja.”

Taylor Shen menghela nafasnya, ia menunjuk gypsum pada kaki kiri Tiffany Song dan berkata,”Kapan gypsum pada kaki kirinya dapat dilepas?”

Tiffany Song baru saja menyadarkan diri, seluruh tubuhnya masih terasa sangat kebas, pada saat ini, ia tidak menyadari kakinya sedang terluka, ia menatap dokter penanggung jawab dengan tegang, dokter kemudian menjawab,”Mungkin perlu waktu satu bulan.”

“Apakah mungkin mengerut?”Tiffany Song mengelus kakinya dengan khawatir, lalu memukul gypsum tersebut, ia benar-benar tidak dapat merasakannya.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu