You Are My Soft Spot - Bab 240 Bolehkah Ceritakan Tentang Anak Perempuan Kita

Taylor Shen keluar setelah selesai mencuci tangan, lalu Ia duduk kembali di samping Vero He, melihat pangsit yang dibuat oleh Jacob Shen sudah berubah bentuk, isi pangsit pun ada keluar semua, Dia berkata dengan tidak suka: “Jacob Shen, makan sendiri yang kamu bikin sendiri.”

Jacob Shen terkejut sampai tangannya bergemetar, pangsit yang dibuatnya dengan bentuk yang aneh tersebut terjatuh ke lantai, Dia pun mengangkat matanya yang hitam itu, dengan kasihan sambil melihat ke Taylor Shen, melihat wajah tampan Taylor Shen terlihat kurang senang, Dia langsung dengan cemberut sambil berteriak dengan suara ingin menangis: “Peanut, kamu lihat Dia jahat sekali, membuat kelinci kecil aku terkejut sampai terjatuh.”

Taylor Shen melototinya dengan tatapan yang tidak senang, bocah itu malah mengeluarkan air mata, dengan sangat kasihan sambil menatap Vero He, Vero He pun merasa tidak tega, sebenarnya Ayah dan anak ini saling beradu, Dia pun tidak begitu enak untuk ikut campur, bagaimanapun ini tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Sekarang melihat Jacob Shen meminta bantuan pada dirinya, lalu melihat Taylor Shen terlalu keras pada anak ini, Dia merasa ragu-ragu sebentar, lalu berkata: “Jacob masih kecil, kamu kalau ngomong saja Dia lembut sedikit, jangan menakuti Dia.”

Suara yang terlembut terdengar di samping telinga, dengan sedikit maksud berkhotbah, Dia mengangkat tangannya, dan menaruh di belakang sandaran kursinya, satu tangan sambil menopang di samping meja, dengan nada yang jail, : “Coba kamu ajarkan aku, bagaimana cara bersikap lembut?”

Dia sangat dekat, nafas di antara kata-kata itu menyembur di telinga dan lehernya, terasa gatal, ujung matanya melihat tatapan Taylor Shen yang ambigu itu, membuat Dia sakit kepala, Dia memiringkan badannya, menghindari kaki panjang yang ada di samping kursinya, menghindari kontak fisik dengan Taylor Shen.

“Kamu bukannya ingin membuat pangsit? Kalau tunda lagi, tidak tahu kapan bisa mulai makan malam.” Vero He mengubah topik pembicaraan, menyuruh Dirinya mengajarkan Dia bagaimana cara bersikap lembut, mending mengajarkan Dia bagaimana cara membuat pangsit.

Taylor Shen menyadari sikap Vero He yang menghindari dirinya, Ia pun tidak bercanda dengan menjaili Dia lagi, agar tidak membuat Dia marah, Taylor Shen bukanlah orang yang tidak berpengetahuan tentang memasak, saat Ia di Perancis, saat Dia tidak terbiasa makan makanan yang dibuat asisten rumah dari Filipina, pada dasarnya Ia memasak untuk dirinya sendiri.

Hanya saja Dia tidak pernah membuat pangsit.

Dia mengambil sebuah kulit pangsit dan menaruhnya di telapak tangan, mengikuti langkah-langkah Vero He sambil meletakkan isi pangsit ke dalam kulit pangsit, akhirnya isi pangsit terlalu banyak, alhasil bagaimana Ia berusaha membungkus pangsit tersebut pun tetap terbuka, pada akhirnya pangsitnya pun terlihat hancur, tidak lebih baik daripada pangsit yang dibuat oleh Jacob Shen.

Vero He melihatnya, hanya berkata: “Siapa yang bikin siapa yang makan.”

“…..” Taylor Shen melototinya dengan kurang senang, melihat ujung bibirnya sedikit terangkat, wajah cantik tersebut terlihat senyuman cantik, hatinya pun menjadi lunak, tatapannya pun menjadi lembut.

Jacob Shen duduk di depan meja makan, melihat mereka saling berkontak dengan mata, Ia pun mengambil sebuah kotak susu, sengaja minum dengan banyak, membuat suara dengan sengaja, agar menarik perhatian mereka berdua.

Akhirnya tidak ada satu orang pun yang melihat Dia, membuat suasana hatinya semakin tidak senang.

Taylor Shen sambil melihat pangsit yang ditaruh di atas plastic wrap di atas meja, dengan bentuk yang cantik, memperlihatkan kulit yang bulat, hanya melihat saja membuat orang sangat bernafsu makan. Taylor Shen sadar, kalau kulit pangsit itu terbagi beberapa warna, Ia pun bertanya satu per satu kepada Vero He, itu terbuat dari apa.

Vero He menjelaskan: "Ungu adalah ubi ungu, hijau adalah bayam, dan kuning adalah labu. Anak kecil suka pilih-pilih makanan, aku membuat setiap warna dengan isi yang berbeda, biar tidak bosan makannya.”

Taylor Shen mendengar dengan diam, Dia begitu memahami anak kecil, apakah karena Dia pernah membesarkan anak perempuan mereka dulu? Terpikir sampai di sini, tatapan Taylor Shen pun terlihat sekilas kesedihan, namun Ia tidak bertanya kepadanya, agar tidak merusak suasana yang harmonis ini.

Ia mengambil kulit pangsit, menaruh isi pangsit di dalam kulit, Vero He melihatnya, berkata kalau isi yang ditaruh di atas terlalu banyak, menyuruhnya untuk mengurangi isi pangsit, dan Taylor Shen pun mengikuti aba-aba dari Vero He, namun saat Ia membungkus pangsit, Dia tetap belum bisa.

Setelah Vero He menyelesaikan pangsit yang ada di tangannya, Ia membalikkan badan, sambil menggenggam tangan besarnya, dengan detil sambil mengajari Dia bagaimana cara membungkus pangsit, agar isinya tidak keluar. Jarak mereka sangat dekat, pemikiran Taylor Shen pun tidak pada pembuatan pangsit lagi, tatapannya terhenti di wajah cantiknya Vero He.

Hidungnya menempel pada wangi tersamar-samar dari badan Vero He, Dia terlihat fokus dari samping wajahnya, lengan Taylor Shen melintasi ke depan Vero He, seiring dengan gerakan lengannya, seolah-olah Taylor Shen bisa menyentuh dadanya kapan saja.

Tatapan Taylor Shen menjadi semakin mendalam, saat Vero He menyadari kalau mereka berdua bergitu dekat, dengan wajah yang memerah Dia kembali duduk di kursinya, untuk menutupi rasa canggung, Ia sengaja bertanya: “Sudah bisa?”

“Belum.” Taylor Shen menjawab dengan jujur.

“…” Vero He tidak ingin mengajarinya lagi, melihat ke jam tangan, sudah jam setengah 8, langit di luar pun sudah menjadi gelap, Dia sambil melihat pangsit yang baru saja cukup makan di meja, masih tersisah sebagian besar adonan dan isi pangsit yang tersisah, jika menyelesaikan semua, mungkin sudah jam 9 jam 10.

Dia sambil menatap adonan dengan bingung, kalau Dia pergi sekarang, membiarkan semua ini kepada Taylor Shen, apakah Dia akan mengira dirinya berhenti ditengah jalan, terlalu tidak berniat?

Taylor Shen melihat wajahnya yang cemberut, dan Ia pun sudah menebak apa yang dipikirkannya. Dia belum punya sempat berbicara, Jacob Shen yang sedang menonton kartun pun berlari kemari, sambil berkata di samping Vero He dengan manja, : “Peanut, aku sudah lapar.”

Vero He melihat Ia sambil mengelus perutnya, buru-buru Ia berkata: “Jacob, kamu tunggu sebentar, aku masak sekarang juga.”

Vero He membawa pangsit yang sudh selesai dibuat ke dalam dapur, Ia memutuskan untuk mengisi perut mereka dulu, sedangkan untuk adonan yang tersisah, bagaimana pun harus tunggu Ia menyelesaikan semuanya dulu Ia baru boleh pulang.

Pangsit yang dibuat oleh Vero He tidak sama dengan pangsit rebus biasa, pangsit goreng dengan keju, setelah menunggu selama setengah jam, Vero He keluar membawa pangsit yang siap di santap, Jacob Shen tidak menunggu Vero He menyuruh Dia untuk menyuci tangan, Dia sudah mencucinya, menggunakan serbet, seperti pria kecil Ia duduk sambil menunggu makanan.

Pangsit dikeluarkan, tercium wangi keju yang pekat, membuat orang ingin langsung menyantapnya, Jacob Shen mengambil garpu dan memasukkan satu per satu pangsit ke dalam mulutnya, sambil menunjukkan jari Ibu dan makan dengan nikmat.

Taylor Shen juga benar-benar sudah lapar, Dia mencicipi pangsit, kulit yang tipis dan isi yang penuh, dan ditambah dengan keju terasa renyah. Dia melihat Vero He yang berdiri di samping, dan berkata, : "Kamu juga duduk dan makan."

Vero He menggelengkan kepala, : “Tidak, tunggu aku selesai membuat pangsit-pangsit ini, aku makan saat di rumah saja, kalian makanlah yang banyak.”

Melihat satu besar satu kecil makan dengan lahap, Dia pun merasa kelelahan Dia ini terbayar.

Taylor Shen mengerutkan alis, maksudnya Dia berarti malam ini Dia masih ingin pulang ke rumah? Ingin menyuruh Dia tinggal saja malam ini, tapi takut Dia pergi dengan semakin cepat. Alhasil Dia pun mengambil sebuah pangsit dan meniup-niupnya di ujung bibir, lalu berikan ke depan mulut Vero He dan berkata, “Makan saja, kalau tidak cukup nanti masak saja lagi.”

Vero He melihat Dia, melihat tatapannya begitu tegas, Dia pun hanya bisa membuka mulutnya dan memakan pangsit tersebut, Jacob Shen melihat Taylor Shen menyuap Vero He memakan pangsit, Dia juga tidak mau kalah, mengambil satu buah pangsit lagi dan memberi ke mulutnya Vero He.

Vero He akhirnya paham apa itu kebaikan hati yang susah ditolak, Ayah dan anak ini secara bergiliran memberinya makan, dan pada akhirnya pun Dia makan paling banyak

Setelah Taylor Shen selesai makan, ada sebuah telepon masuk dan Ia pun naik ke lantai atas, setelah kenyang Jacob Shen pun lari ke sofa untuk menonton TV, di dalam ruang makan hanya tersisah Vero He sendiri.

Dia sambil menatap piring yang ada di meja, dan adonan yang masih dibuat sepertiga, Dia sambil mengelus alisnya, kepalanya merasa sakit, Apakah dirinya ini seperti menggali lubang dan mengubur dirinya sendiri?

Setelah Vero He selesai membuat Pangsit, dan membereskan dapur, sudah hampir jam 12, Dia berdiri dengan punggung sakit, dan terdengar suara kartun datang dari ruang tamu, Dia sambil menendang kakinya, menghilangkan rasa sakit dari betis, dan berjalan ke ruang tamu.

Tidak ada orang di ruang tamu, mainan Jacob Shen ada dimana-mana, lalu Ia membungkuk dan membereskan semua mainan, lalu menutup TV, mengambil tas dan hendak pergi.

Terdengar suara langkah yang tenagn dari atas, tidak lama kemudian, sosok Taylor Shen muncul di tanggal, malam yang sunyi, jantung Vero He pun berdetak dengan kencang, melihat pria sudah berjalan ke depannya.

Dia tetap mengenakan sweater semalam, seiring dengan Taylor Shen mendekat, Vero He mencium sebuah bau rokok, Dia berdiri dua langkah darinya, menatapnya dengan dalam, “Sudah selesai?”

“Iya, aku hendak berpikir untuk menyapa kamu di atas, sudah telalu malam, aku harus pulang.” Hati Vero He sama sekali tidak bermaksud untuk menyapa Dia sebelum pulang, Dia hanya ingin pulang dengan diam-diam.

Taylor Shen tentu tahu saja isi hatinya, Dia juga tidak membongkarnya, Dia langsung berjalan ke arah rak wine, mengeluarkan sebuah wine, dan dua buah gelas wine, melihat Vero He berdiri di depan pintu, Taylor Shen melambaikan tangannya, “Sini temani aku duduk sebentar.”

Vero He sambil mengigit bibir, “Sudah terlalu, aku harus pulang.”

Taylor Shen tidak berkata apa-apa, hanya menatapnya dengan lurus, akhirnya Vero He tidak menahan diri, dengan sangat pelan berjalan ke sana, duduk di tempat dengan jarak dua lengan dari Taylor Shen.

Taylor Shen membangunkan wine dan menuangkan setengah gelas wine ke masing-masing gelas. Dia mengangkat gelas dan meminum wine, lalu memalingkan wajahnya dan menatap Vero He, "Tiffany, bisakah kamu ceritakan tentang anak perempuan kita?"

Vero He merasa terkejut, mengangkat kepala dan melihatnya, ketika matanya bertemu dengan tatapan yang menyakitkan itu, dinding tinggi yang tidak bisa dihancurkan di dalam hati Vero He pun, terlihat tergoyah dan akan runtuh.

Ini adalah luka mereka berdua, jika ingin sembuh, hanya dengan membiarkan Taylor Shen merasakan rasa putus asa yang dirinya rasakan dulu.

Dia menaruh tas, dan mengambil gelas wine yang ada di meja, langsung meminum wine tersebut dalam satu tegukan, dengan susah payah Ia menahan rasa sedih yang seperti air sungai di malam hari ini, Ia berkata dengan suara yang serak: “Apa yang ingin kamu ketahui?”

Sikapnya tidak setajam dan bertentangan seperti sebelumnya, Taylor Shen mendekatinya dengan tanpa jejak, Ialu berkata dengan suara yang rendah dan lembut, “Aku ingin mengetahui segalanya tentang kamu dan penderitaan yang pernah kamu alami.”

Vero He memejamkan mata, “Taylor Shen, kamu tidak ingin tahu itu proses yang seperti apa.”

Taylor Shen sambil menggenggam tangan dinginnya yang bergemetar dengan perlahan, mendekatinya dengan pelan-plan, sambil bermohon dan berkata: “Tiffany, beritahu aku, aku ingin mengetahuinya.”

“Lama tidak bisa bertemu dengan sinar matahari, saat Anna baru lahir, Ia sudah menderita gagal jantung, mereka berkata, asal kamu bersedia mengeluarkan uang, mereka akan melepaskan Anna, dan membiarkan kamu membawanya pulang untuk menerima pengobatan, aku menelepon kamu, berkali-kali aku menelepon kamu, kamu tidak mengangkatnya, lalu akhirnya kamu mengangkat telepon dari aku, kamu malah berkata kamu tidak mengenal aku, lalu kami Kami di tutup kembali di ruang bawah tanah, ruang bawah tanah itu dingin dan lembab, kondisi Anna pun semakin buruk, akhirnya Ia pun berhenti menafas di dalam pelukan aku.” Vero He meneteskan air matanya, terpikir saat itu lagi, Dia masih merasakan keputusasaan yang merasuki dirinya sampai ke tulang-tulangnya.

Dia melihat dengan mata kepala sendiri anak perempuan satu-satunya dunia yang memiliki hubungan darah daging langsung dengan dirinya, menjadi dingin dan kaku di dalam pelukannya, dan dirinya tidak bisa melakukan apa-apa, pada saat itu, Dia benci terhadap Taylor Shen, sangat benci kepada Taylor Shen.

Taylor Shen gemetar, organ-organ dalamnya seperti teraduk bersama, Dia tahu bahwa Tiffany Song pernah di kurung selama 2 tahun. Hidup yang gelap dan putus asa seperti apa yang Dia jalani dalam 2 tahun itu? Taylor Shen mengulurkan tangan dan memeluknya ke dalam pelukkan, badannya terus bergemetar, suaranya Taylor Shen terdengar serak: “Tiffany, maafkan aku, di saat kamu paling membutuhkan aku, aku tidak berada di sisimu, namun aku bersumpah, aku tidak pernah mengangkat telepon dari kamu, kalau tidak bahkan aku habiskan semua harta aku pun, aku pasti akan menyelamati kamu dan anak kita.”

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu