You Are My Soft Spot - Bab 164 Pasien Wanita Misterius di Rumah Sakit (3)

“Nyonya Liu ingat wanita aneh itu datang dengan didampingi pengawal pribadi berpakaian jas. Tidak ada orang yang boleh mendekat ke sana. Ketika yakin tidak ada orang yang mengetahui keberadaannya di ruang pemeriksaan, wanita itu baru menghampiri Nyonya Liu.”

Taylor Shen merasa pasti wanita ini ada hubungannya dengan mama. Ia bangkit berdiri, mengambil kunci mobilnya, dan bergegas keluar, “Aku pergi dulu Rumah Sakit Kota An dulu. Batalkan semua acara sore.”

Ia menyetir ke Rumah Sakit Kota An. Baru memarkir mobil, ia melihat sebuah mobil dengan plat nomor yang familiar berjalan mendekat. Begitu mobil itu sudah berhenti sempurna, Taylor Shen berseru dingin: “Tuan Lian, kita sepertinya berjodoh sampai selalu berpapasan dimana-mana.”

Karry Lian melepas kunci mobil dan menjawab datar: “Iya, kita sepertinya berjodoh.”

Tanpa meladeni Taylor Shen lagi, Karry Lain langsung berjalan masuk ke rumah sakit. Taylor Shen ikut perlahan-lahan di belakangnya dan menyindir: “Tuan Lian badan sehat bugar begini ada urusan apa ke rumah sakit? Jangan-jangan ada penyakit kelamin yang dirahasiakan?”

Karry Lian refleks menengok. Ia seorang pengacara, mana rela ia kalah dalam kata-kata dengan Taylor Shen? Ia membalas: “Semua orang di Kota Tong tahu ginjalku tidak baik. Kalau bicara soal penyakit kelamin, Tuan Shen lah yang paling punya kemungkinan menderitanya.”

“Dasar!” Taylor Shen tersenyum dingin. Kini giliran ia yang tidak meladeni Karry Lian dan jalan duluan.

Melihat bayangan tubuh Taylor Shen yang perlahan memudar, Karry Lian buru-buru mengikutinya dari jauh. Taylor Shen tiba di resepsionis. Perawat yang berjaga di sana langsung menyambut dengan mata berbinar-binar saking tampannya ia, “Tuan, ada yang bisa saya bantu?”

“Departemen Pasien di mana?”

Perawat bangkit berdiri dengan kondisi masih terpesona olehnya, “Aku bisa antar kamu ke sana.”

Taylor Shen mengikuti perawat pergi ke Departemen Pasien. Karry Lian tetap mengikuti Taylor Shen dari belakang. Mendengar pria itu tengah mencari Departemen Pasien, ia sangat penasaran apa dia jangan-jangan ada menemukan sesuatu yang penting?

Setibanya di Departemen Pasien, Taylor Shen bertanya ke perawat tadi, “Mohon tanya, apa di sini ada pasien yang bisu, tuli, dan buta?”

Perawat mendongak menatapnya. Perawakan pria ini terlihat familiar, sepertinya ia pernah berjumpa dengannya entah di mana. Ia menjawab: “Maaf Tuan, kami tidak ada pasien dengan ciri-ciri tersebut.”

Taylor Shen mengernyitkan alis, “Begini, kakak perempuanku tahun lalu di sini menjalani operasi. Ia sempat bertemu seorang nyonya berhati baik yang memberikannya jimat, jadi operasinya berjalan lancar dan ia bisa pulih dengan cepat. Ia memintaku mencari nyonya itu untuk mengucapkan terima kasih Nyonya ini bisu, tuli, dan buta, ia jelas tidak bisa berkeliaran ke mana-mana, harusnya sih terus tinggal di sini.”

“Tuan, kami benar-benar tidak punya pasien dengan ciri-ciri yang kamu jelaskan,” tegas perawat.

“Apa dia sudah keluar dari rumah sakit? Bisa tidak kamu beritahukan alamatnya padaku? Aku ingin datang ke rumahnya untuk mengucapkan terima kasih atas kebaikan hatinya pada kakak perempuanku.” Taylor Shen tidak mau mundur. Ia hari ini juga harus berjumpa dengan wanita itu. Ia pasti ada hubungannya dengan mama, kaalu tidak tidak mungkin ia bisa punya jerumbai berwarna bertuliskan SOS.

Perawat makin kagum dengan Taylor Shen. Sudah tampan, baik hati pula. Ia merespon: “Tuan, aku baru kerja di sini. Bagaimana kalau aku bantu kamu tanya-tanya ke perawat lain?”

“Baik.” Taylor Shen mengangguk dan si perawat pun pergi.

Melihat tidak orang di area resepsionis, Taylor Shen memutuskan masuk ke sana dengan mengitari meja resepsionis barusan. Ia ingin coba mencari mencari data tentang pasien itu di komputer resepsionis.

Rumah sakit zaman sekarang punya sistem yang sangat komplit. Mulai dari pengambilan nomor antrian, pembayaran obat, sampai pemesanan kamar pasien, semuanya bisa dilakukan dengan sistem. Dengan begitu, komputer yang menyimpan data sistem ini pasti punya segala hal yang ingin ia ketahui. Ia hanya perlu mencari orang dengan ciri-ciri yang ia sebutkan di database komputer.

Taylor Shen mengetik sesuatu di kolom riwayat penyakit, namun hasil pencariannya tidak ada yang sesuai. Ketika ia ingin mencoba cara lain, dari arah depannya tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang dingin, “Wah, tidak disangka-sangka CEO Shen’s Corp yang terhormat juga bisa melakukan sesuatu yang melanggar privasi orang lain begini. Menurutmu kalau sekarang aku foto kamu, terus aku kirim ke media dan besok pagi seluruh Kota Tong tahu apa yang kamu lakukan, mau ditaruh di mana mukamu?”

Taylor Shen mendongak dan yang ia lihat adalah wajah Karry Lian yang menyebalkan. Ia bertanya, “Mengapa kamu selalu mengikuti kemana pun aku pergi? Kamu merasa kegiatan-kegiatanku menarik ya?”

“Hehe, ini fasilitas umum kok, siapa yang mengatur aku tidak boleh melewati jalan yang kamu lewati?” Melihat para perawat yang sibuk dengan urusan masing-masing tidak jauh dari mereka, ia bertanya balik: “Kamu punya waktu lima detik. Pertimbangkan mau tetap duduk di sini sampai perawat datang dan melaporkanmu ke polisi atau segera bangkit berdiri dan pura-pura tidak terjadi apa-apa?”

Taylor Shen gigit-gigit bibir. Ia buru-buru mengembalikan tampilan komputer seperti semula. Ketika ia bangkit berdiri, perawat yang tadi melayaninya sudah kembali. Perawat itu berujar: “Tuan, aku sudah bertanya pada perawat-perawat senior. Mereka bilang di rumah sakit ini tidak ada pasien yang kamu cari. Mungkin kamu salah rumah sakit.”

Taylor Shen tidak percaya ia salah tempat. Kalau wanita ini memang nyata, maka ada dua kemungkinan. Satu, ia dilindungi dengan sangat baik sekali. Dua, ia diawasi dengan ketat.

Wanita bisu, tuli, dan buta…… Kalau tidak ada orang yang tahu dia ada, eksistensinya ini selamnanya tidak akan diketahui siapa-siapa. Berhubung ia sudah tahu dia ada, ia harus bertemu dengannya. Siapa tahu dengan bertemu dengannya tebakan Taylor Shen dalam hatinya bisa mendapat jalan terang.

Karry Lian bertanya pada Taylor Shen, “Kamu sedang cari siapa sih?”

“Atas dasar apa aku harus memberitahukannya padamu?” Taylor Shen meliriknya sekilas. Dua pria ini, baik dari segi penampilan mau pun kemampuan, sama-sama luar biasa. Di mana pun mereka berada pasti akan menarik perhatian orang-orang.

Perawat terkesima melihat mereka berdua. Dua pria tampan yang langka……

Karry Lian merespon, “Ya sudahlah kalau tidak mau beritahu.” Ia kemudian berbalik badan dan bergegas ke lift.

Taylor Shen penasaran Karry Lian mau ke mana. Ia mengikutinya ke lift. Departemen Pasien tidak begitu besar, kalau ia mau cek tiap ruangan satu-satu tidak mungkin ia tidak menemukan pasien yang dicarinya.

Wanita ini punya pengawal pribadi, jadi ia pastilah orang kelas atas. Ia tidak mungkin tinggal di ruang pasien biasa, jadi ia bisa langsung mulai mencarinya di ruang pasien VIP di lantai paling atas. Karry Lian awalnya sudah bersiap memencet tombol lantai lift, tetapi melihat kehadiran Taylor Shen, ia menarik tangannya dan tidak memencet lagi.

Taylor Shen tahu Karry Lian tengah berhati-hati dengannya. Ia berkata: “Kamu datang lebih awal dari aku. Silahkan pencet duluan.”

“Tuan Shen memang kelihatan seperti orang yang menjunjung tinggi sopan santun ya? Silahkan kamu saja pencet duluan.” Karry Lian menunjukkan gestur mempersilahkan.

Taylor Shen menyimpan kedua tangannya di saku dan bertanya dengan alis terangkat, “Tuan Lian was-was begini denganku jangan-jangan karena sedang ingin bertemu seseorang dan takut ketahuan olehku?”

“Tidak kok, aku hanya menghormati kamu sebagai orang yang lebih tua saja.”

Melihat Karry Lian semakin enggan menekan tombol lantai lift, Taylor Shen semakin ingin tahu apa yang ia ingin lakukan di rumah sakit ini. Mengapa mereka bisa kebetulan sekali bertemmu di sini? Ia tidak bergerak, lift pun tidak bergerak.

Keduanya terdiam menatap satu sama lian. Karry Lian akhirnya menyerah dan menekan tombol lantai paling atas sambil tersenyum tipis: “CEO Shen, mendingan kamu cerita padaku kamu sedang mencari siapa, siapa tahu kita bisa cari sama-sama. Aku dulu seorang pengacara, masalah cari bukti dan cari orang aku paling paham.”

Taylor Shen buru-buru masuk dan tidak lama kemudian mereka sampai di lantai atas. Karry Lian berujar: “Kekuatan dua orang akan lebih kuat daripada satu orang. Mendingan kamu cerita padaku dan kita cari sama-sama.”

“CEO Lian dari dulu memang sebersedia ini membantu orang ya?” tanya Taylor Shen heran. Barusan di area resepsionis, kalau Karry Lian tidak menganggu, ia pasti sekarang sudah menemukan data pasien yang sesuai dengan yang dideskripsikan Nyonya Liu. Mana perlu ia mengecek ruang pasien satu per satu?

“Iyalah.” Keduanya berjalan keluar lift. Di depan mereka tiba-tiba melintas dua orang penjaga yang menarik-narik seseorang pergi. Untung kedua penjaga itu hanya fokus berdebat dengan si orang itu. Keberadaan mereka tidak disadari sama sekali.

Ruang pasien VIP tidak boleh asal dimasuki, apalagi mereka berdua terlihat mencurigakan karena masih sama-sama pakai jas. Mereka boleh salah masuk satu ruang, tapi tidak boleh salah masuk semua ruang. Kalau ketahuan, petugas pasti akan curiga dengan mereka.

Karry Lian sadar betul Rumah Sakit Kota An diawasi oleh orang-orang kakek. Tidak peduli dirinya sendiri atau pun Taylor Shen, mencari orang seperti ini pasti akan menarik perhatian kakek. Demi mencegah ini, mereka harus menyamarkan identitas mereka dengan mengenakan pakaian dokter.

Karry Lian menarik Taylor Shen ke gudang. Di dalamnya tersimpan banyak sekali barang, termasuk jas dokter. Ia mengambil salah satu jas, memberikannya pada Taylor Shen, dan mempersilahkannya pakai.

Taylor Shen menerima jas dokter itu dengan bingung: “Ini mau apa? Mau bermain peran?”

“Iya, kamu sedang cari orang kan? Kita pura-pura jadi dokter yang sedang mengecek ruang-ruang pasien saja, ini cara yang paling efektif sekaligus aman.” Karry Lian buru-buru pakai satu jas dokter lain. Melihat Taylor Shen belum bergerak juga, ia bertanya: “Perlu dibantu pakai?”

Taylor Shen buru-buru ikut memakai. Ia lalu berujar dingin: “CEO Lian, kamu kali ini sungguh beda dengan kamu yang ada dalam benakku.”

“Sama lah, kamu juga!” Karry Lian mengambil selembar berkas pengecekan kamar pasien dan menyerahkannya ke Taylor Shen, lalu bergegas keluar gudang. Tidak ada pasien yang meragukan identitas mereka. Sudah satu per satu ruangan mereka cek, namun Taylor Shen belum juga menemukan orang yang dicarinya.

Di tengah proses pengecekan kamar, mereka sempat berjumpa dengan seorang rekan bisnis. Orang itu nyaris mengenali Taylor Shen, untung saja Karry Lian langsung menutupi wajahnya dan mengajak orang itu bicara hal-hal tidak penting. Ia kemudian menarik Taylor Shen keluar dari ruang pasien itu.

Mereka tiba di kamar pasien terakhir. Pintu kamar itu tidak dikunci. Begitu Taylor Shen bergegas masuk, ia melihat yang ada di ranjang hanya selimut. Entah ke mana pasiennya pergi. Taylor Shen melihat ke samping ranjang dan menemukan kursi roda. Di atas meja teh, ia melihat sebuah alat bantu dengar dan sebuket bunga melati palsu. Otak Taylor Shen langsung berdengung melihat bunga melati palsu itu. Ia mengelus-elus sprei ranjang. Sprei masih panas, berarti pasiennya baru saja pergi. Taylor Shen langsung berlari kencang keluar kamar.

Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!

Bagi para pembaca yang ingin membaca buku berikutnya, silahkan di baca buku Labyrinth Love, ceritanya tak kalah menarik lo :))

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu