You Are My Soft Spot - Bab 165 Tiffany Song Sangat Berterima Kasih Padamu (3)

Mendengar langkah kaki di tangga, Angela He menoleh. Yang ia lihat adalah Taylor Shen yang tengah berjalan turun dari lantai atas. Ia buru-buru bangkit berdiri dan tersenyum lebar: “Kakak Keempat, tumben balik. Malam ini makan bareng dengan kami ya.”

Taylor Shen menatap Kakak Shen sekilas tanpa berbicara apa-apa. Kakek berkata dingin: “Tidak ada gunanya mengajak dia. Dia sudah balik dari luar negeri lima tahun saja belum sampai lima kali pernah makan di sini. Ia dari awal pasti memang tidak berminat menemani aku makan.”

Taylor Shen memilih menanggapi Angela He: “Baik.”

Angela He dengan riang pergi ke dapur dan menyuruh para asisten rumah menambah porsi dan variasi makanan.

Kakek Shen menatap Taylor Shen heran. Pria itu melangkah menghampirinya dan duduk di sofa. Televisi sedang memutarkan update berita mingguan. Kakek Shen saat muda sempat masuk pemerintahan, tetapi riwayat keanggotaan partainya dihapus karena ia melanggar hukum. Ia hanya bersinggungan sebentar saja dengan politik.

Kakek Shen sangat suka menonton update berita mingguan. Hanya dengan terus mengikuti berita, ia baru bisa tahu prospek ekonomi negara. Setelah tahu prospek ekonomi negara, ia akan mengarahkan perusahaannya ke arah itu agar menjadi yang pertama dalam memanfaatkan peluang.

Taylor Shen dan Kakek Shen sangat jarang menonton televisi berdua begini. Taylor Shen tiba-tiba teringat cek yang Kakek Shen berikan ke Tiffany Song: “Ada satu kebaikanmu yang lupa aku ucapkan terima kasih.”

Kakek Shen mengernyitkan alis. Ia merasa tidak pernah melakukan kebaikan apa-apa pada Taylor Shen belakangan ini. Ia bertanya heran: “Apa?”

“Hadiah perjumpaan pertamamu untuk Tiffany Song. Aku suruh dia menerimanya, tapi dai agak tidak enak hati, ia bilang nominalnya besar sekali. Ini aku menggantikan dia untuk mengucapkan terima kasih padamu,” balas Taylor Shen santai.

Kakek Shen mencoba mengingat-ingat hal itu. Ia memang benar sempat menuliskan cek dua puluh miliar dan menyerahkannya ke Jocelyn Yan untuk diberikan ke Tiffany Song. Sungguh tidak disangka wajah Tiffany Song setebal itu sampai menganggapnya sebagai hadiah perjumpaan pertama.

“Kapan aku bilang itu hadiah perjumpaan pertama dariku untuknya?” Kakek Shen geram. Waktu ia tertarik menjadikan Angela He sebagai menantu, ia tidak sedermawan ini. Taylor Shen jelas ingin membuat Angela He cemburu dan pergi dari sini.

Taylor Shen menyilangkan kedua kaki dengan elegan, “Kalau sudah kasih ya sudah lah jangan dipermasalahkan lagi. Tiffany Song sangat berterima kasih padamu.”

“……” Hanya dengan melihat senyum licik Taylor Shen, Kakek Shen langsung sadar ia sudah masuk dalam perangkapnya. Kalau ia bilang itu bukan hadiah untuk Tiffany Song, ia akan dianggap pelit. Tetapi, kalau ia bilang itu memang hadiah, itu sama saja dengan bilang setuju Tiffany Song dan Taylor Shen hidup menjalin hubungan cinta.

“Taylor Shen, kalau Tiffany Song adalah wanita yang bersih dan suci, aku tidak akan menghalangi hubungan kalian. Ia itu tidak bersih dan suci lagi, ia pernah menikah dengan keponakanmu dan dia mantan iparmu, kalau sampai kabar hubungan kalian tersebar ke luar mau diapakan namamu di dunia bisnis?” tanya Kakek Shen blak-blakan. Ia tidak membantah fakta bahwa Tiffany Song juga punya kelebihan-kelebihannya sendiri. Yang jadi masalah baginya adalah wanita itu mantan istri William Tang.

“Aku tidak peduli.” Taylor Shen mengernyitkan alis: “Kedudukan seseorang di dunia bisnis tidak ditentukan oleh faktor siapa wanita yang ia nikahi. Kalau tidak punya kemampuan berbisnis yang bagus, mau menikahi seorang putri raja pun seseorang akan tetap dicaci-maki di belakang. Kamu sudah berkecimpung di dunia bisnis sekian lama masa pikiranmu sedangkal itu?”

Kakek Shen mengingatkan: “Taylor Shen, kamu sekarang memang tidak punya kekhawatiran apa pun. Namun, akan tiba waktunya di mana kamu akan menyesal kekerasan hatimu ini.”

“Urusan masa depan tidak ada yang tahu, yang penting aku sekarang bahagia,” tegas Taylor Shen.

Angela He keluar dari dapur. Hatinya sakit mendengar kata-kata Taylor Shen barusan. Malam itu, kalau yang bercinta dengan dia adalah Taylor Shen, ia pasti sekarang sudah dinikahi olehnya. Sayang ia salah perhitungan, yang masuk kamarnya malah Wayne Shen.

Ia sama sekali tidak bahagia menikah dengan Wayne Shen. Kalau bukan karena status Wayne Shen sebagai adik Taylor Shen, Angela He sama sekali tidak akan mau menikah dengannya.

Angela He tahu Kakek Shen sangat konservatif dalam hal pernikahan. Berhubung ia sudah menikah dengan Wayne Shen, ia tidak mungkin bisa menikah Taylor Shen nanti-nanti. Tetapi, asalkan ia bisa dekat sedikit dengan Taylor Shen, sekali pun telah menikah dengan pria yang tidak dicintainya sama sekali ia tetap akan senang.

Angela He datang ke ruang tamu dan berseru lembut: “Pa, Kakak Keempat cinta setengah mati dengan Kakak Song. Biarlah mereka menjalani hubungan ini.”

“Tahu apa kamu?” Kakek Shen menatap Angela He tidak senang.

Angela He berupaya menampilkan senyum: “Pa, coba pikir baik-baik, kalau kamu setuju dengan hubungan Kakak Keempat dan Kakak Song, Kakak Keempat pasti akan berterima kasih padamu dan bersedia kembali tinggal di rumah kediaman keluarga Shen. Kamu bilang rumah ini sepi kan? Kalau ada tambahan dua orang, kamu pasti tidak akan kesepian lagi, ya kan?”

Kakek Shen mengernyitkan alis. Ia paham maksud Angela He. Wanita itu ingin ia menyetujui pernikahan Taylor Shen dan Tiffany Song dengan syarat mereka balik tinggal di rumah kediaman keluarga Shen. Ini kedengarannya ide bagus juga sih. Kalau Taylor Shen tinggal di sini, ia akan bisa mengontrol dan mengawasinya dengan jauh lebih mudah.

“Angela He, kamu tidak perlu ikut campur. Hanya aku yang boleh menangani urusan ini.” Kakek Shen masih mempertahankan sikap kerasnya. Kalau pun ingin mereka kembali tinggal di rumah kediaman keluarga Shen, membujuk Taylor Shen tidak akan ada gunanya. Harapan ini kemungkinan tercapainya baru bisa lebih besar kalau ia bujuk Tiffany Song.

Angela He menoleh ke Taylor Shen dan baru sadar pria itu tengah mengamatinya. Ia langsung membuang wajah dengan takut. Begitu ia menatap Taylor Shen lagi, pria itu sudah mengembalikan tatapannya ke arah televisi.

Angela He terpukau melihat kesempurnaan wajah samping Taylor Shen. Mengapa ia tidak kenal lebih dini denngan Taylor Shen? Kalau ia kenal pria ini lebih awal dari Tiffany Song, yang jadi pujaan hatinya pasti dia.

……

Wayne Shen berjalan masuk dari luar. Ia langsung melihat ketiga orang yang sedang duduk. Tatapan terpesona Angela He pada Kakak Keempat pun tidak luput dari pandangannya. Ia duduk di sofa sebelah istrinya.

Angela He langsung terkejut didekati Wayne Shen. Ia refleks mau menjauh, tetapi Wayne Shen menahan bahunya. Pria itu berujar pada Taylor Shen: “Kakak Keempat, tumben balik ke rumah kediaman keluarga Shen?”

Taylor Shen menoleh menatap Wayne Shen dan Angela He duduk berduaan: “Ada sesuatu yang ingin aku diskusikan dengan papa, sekalian bahas soal Tiara.”

“Aku sudah menyuruh bawahanku untuk mendesain pesta kembalinya Tiara ke keluarga kita. Besok aku berikan desainnya ke kamu untuk dievaluasi. Keberhasilan kita menemukan kembali Tiara adalah sesuatu yang sangat besar, jadi pestanya semakin meriah semakin baik.” Meski tengah menatap Taylor Shen, konsentrasi Wayne Shen berpusat pada Angela He. Wanita itu terus berusaha melepaskan tangannya dari bahunya. Wayne Shen tersenyum dingin dan akhirnya melepaskannya.

Angela He hampir jatuh ke lantai. Ia bangkit berdiri dan menatap Wayne He risih: “Aku cek dulu masakan para asisten rumah.”

Wayne He menatap bayangan tubuhnya yang menjauh. Ia lalu menarik pandangannya dengan tatapan yang penuh kekesalan.

“Wayne Shen, keluar sebentar.” Taylor Shen menatap sekilas bayangan tubuh Angela He lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar. Wayne Shen buru-buru mengikutinya.

Keduanya keluar dari vila dan berjalan ke arah kuil peringatan leluhur. Taylor Shen mengeluarkan kotak rokok dan memberikan sebatang rokok pada Wayne Shen. Ia lalu mengambil satu batang lagi untuk dirinya sendiri. Wayne Shen merogoh korek apinya, menyalakannya, dan menyodorkannya ke Taylor Shen. Ketika rokok Taylor Shen sudah nyala, ia baru menyalakan rokoknya sendiri.

Setelah berjalan cukup jajuh, Taylor Shen membeberkan semua ceritanya di Rumah Sakit Kota An sore tadi. Wayne Shen di akhir bertanya: “Kakak Keempat, jadi kamu curiga mama kita masih hidup?”

“Ini baru perkiraanku. Soal pembukitannya, aku butuh bantuanmu.” Taylor Shen menghisap rokok dan menghembuskan asapnya.

“Kamu butuh bantuan apa?” Wayne Shen masih kecil saat kebakaran terjadi. Ia pingsan saat rumah terbakar, jadi ia diselamatkan oleh asisten rumah dengan cara dibopong keluar. Ketika ia bangun, ia baru tahu mama sudah mati.

Taylor Shen membisikkan beberapa kalimat di samping telinganya. Raut Wayne Shen semakin lama semakin serius, “Kamu ingin aku pergi ke ruang buku papa dan mencuri denah vila?”

“Betul, hanya dengan menemukan denah vila kita baru bisa mencari tahu letak terowongan bawah tanahnya atau setidaknya dapat satu dua petunjuk.” Taylor Shen menepuk-nepuk rokoknya untuk melepaskan abu yang menempel di ujung.

“Paham. Ya sudah, soal ini biar kuurus.” Wayne Shen menepuk-nepuk bahu.

Taylor Shen menepuk-nepuk bahu adiknya. Ia kemudian menoleh ke kuil peringatan leluhur dengan tatapan yang sedih. Wayne Shen ikut menatap ke arah yang ia tatap. Kuil itu terlihat agak seram di bawah cahaya malam. Ia kemudian baru sadar Taylor Shen hanya mengenakan jas, “Kakak Keempat, dingin nih. Kita masuk lagi yuk.”

“Baik.” Taylor Shen membuang batang rokok bekasnya ke tanah dan menginjaknya. Ia kemudian berbalik badan dan berjalan kembali ke vila dengan adiknya sambil bertanya, “Oh ya, bagaimana keadaanmu belakangan?”

“Ya gitu-gitu saja. Aku pikir aku tidak akan bisa hidup tanpa Jennifer Zhen, tetapi ternyata masih bisa, hanya kehilangan semangat saja.” Wayne Shen menghisap rokok dan menghembuskan asapnya.

Taylor Shen merangkul bahunya, “Kamu akan segera jadi ayah. Yang harus dipersiapkan, persiapkanlah. Berhubung kamu sudah membiarkan ia melahirkan anak kalian, kamu harus jadi suami dan ayah yang baik.”

“Iya, aku paham.” Wayne Shen mengangguk. Ada beberapa hal yang tidak bisa ditarik mundur olehnya. Ia mau tidak mau harus belajar menerima kenyataan.

……

Setelah kelar makan, Taylor Shen langsung pamit. Angela He menatap Taylor Shen dengan tidak rela. Ia tiba-tiba kehilangan nafsu makan karena tidak ada pria itu lagi. Ia menaruh sumpitnya lalu bangkit berdiri dan naik ke atas. Seusai kelar makan, Wayne Shu naik ke atas dan datang ke kamar Angela He. Begitu ia membuka pintunya, ia melihat wanita itu termenung sambil berdiri depan jendela.

Wayne Shen agak ragu-ragu, namun akhirnya memutuskan masuk. Sejak menikah mereka selalu tidur pisah kamar. Ini pertama kalinya ia masuk kamar Angela He. Wayne Shen ikut berdiri di depan jendela dan menatap ke arah yang diamati Angela He. Ternyata ia sedang mengamati mobil Kakak Keempat yang melaju meninggalkan villa. Wayne Shen menyindir: “Angela He, kamu mengusahakan berbagi cara untuk menikahi denganku biar bisa dekatan dengan Kakak Keempat-ku kan? Gila cinta sekali kamu.”

Angela He menoleh. Melihat kehadiran Wayne Shen yang tiba-tiba, ia langsung pergi dari jendela dan duduk di sisi ranjang. Ia menjawab: “Orang yang aku tertarik pertama kali memang Taylor Shen kok. Malam itu, kalau kamu tidak masuk kamarku dan menyetubuhiku, aku pasti sekarang sudah jadi istrinya. Wayne Shen, kamu sebenarnya bisa hidup bahagia dengan Jennifer Zhen, tapi sayang sekali kamu gagal mengendalikan selangkanganmu. Sekarang kamu kemari ajak aku ngobrol harusnya bukan karena kamu sudah jatuh cinta padaku kan?”

“Jatuh cinta padamu? Hehe.” Wayne Shen tersenyum dingin, “Aku hanya berniat baik memperingatkanmu sesuatu. Berhubung kamu sudah jadi anggota keluarga Shen, jadilah Nyonya Muda yang baik di sini. Kalau kamu berani-berani berbuat macam-macam atau bahkan merusak hubunganku dengan Kakak Keempat dan Tiffany Song, kamu tahu konsekuensinya!”

Angela He menyilangkan kaki dan menyindirnya, “Nafsu birahi dirimu sendiri saja kamu tidak bisa kontrol, buat apa kamu urusi urusan orang lain?”

“Ya sudah kamu cobain saja, nanti lihat konsekuensinya.” Wayne Shen langsung membuang tatapannya dari Angela He. Ia takut matanya ternoda kalau kelamaan melihat wanita itu. Ia berjalan keluar dan menutup pintu dengan kencang.

Angela He berbaring lemas di ranjang. Ia menekan perutnya sendiri dengan cukup kencang, bayi di dalamnya bahkan langsung merasa tidak aman dan menendang-nendang kesana-kemari. Tatapan Angela He penuh kebencian. Wayne Shen, kamu tidak memperlakukanku dengan baik, jadi jangan salahkan aku kalau aku bertindak tega.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu