You Are My Soft Spot - Bab 60 Sayang Sekali, Ginjalku Sedang Tidak Enak (2)

Ponsel Taylor Shen sedang dipegang Christian. Christian kemudian melihat Taylor Shen, yang sedang berbicara serius dengan penanggungjawab proyek, lalu berkata padaa Tiffany Song, “Itu…… Nona Song, aku Christian. CEO Shen saat ini sedang sibuk, perlu aku sampaikan kata-katamu barusan atau bagaimana?”

“Tut, tut, tut……” Orang di seberang langsung mematikan teleponnya. Christian melihat Taylor Shen lagi. Pantas saja dia memberikan ponselnya barusan padaku, aku yakin ia sudah menebak Nona Song akan menelepon sambil marah-marah padanya.

Tiffany Song sungguh kesal. Ponsel Taylor Shen bagaimana bisa dipegang Christian? Christian tadi sudah mendengar semua sumpah serapahnya, kedepannya bagaimana pria itu akan memandang dirinya ya? Ah, sungguh mau gila!

Tiffany Song awalnya mengira setelah ia semalam sengaja menumpahkan ketidaksukaannya pada Taylor Shen, pria itu tidak akan tertarik lagi padanya. Sungguh tidak disangka, Taylor Shen sama sekali tidak menyerah. Semua rencana pria itu untuk membuatnya bernostalgia sebenarnya untuk apa sih? Masa iya harus membuat nama baiknya rusak dulu baru pria itu puas?

---------------

Subuh keesokan harinya.

Tiffany Song berdiri malas di depan cermin kamar mandi sambil menggosok gigi. Ia terlihat tidak bertenaga.

Semalam ia guling-guling di kasur sampai larut sekali baru kemudian bisa tidur. Tidak sampai di situ, ia bahkan mimpi tentang Taylor Shen. Dalam mimpinya, ia mengusir Taylor Shen berkali-kali dengan raket nyamuk, tetapi pria itu selalu saja muncul lagi dengan tatapan yang menyiratkan rasa bersalah. Mimpi ini membuatnya tidak bisa tidur pulas.

Sebenarnya apa yang ia lakukan di kehidupan lampau sampai terus diikuti pria ini di kehidupan ini? Semakin ia ingin jauh darinya, nasib malah semakin mendekatkan mereka berdua.

Tiffany Song garuk-garuk kepala. Sudut matanya menangkap bayangan kasur yang ada di belakangya, dan seberkas adegan lama muncul dalam ingatannya. Seorang wanita terbaring di atas kasur sambil menahan kemejanya dengan wajah tidak nyaman, dan di dekatnya ada seorang pria sangar yang tiba-tiba naik ke atasnya dan menciumi dadanya……

Tiffany Shen langsung berbalik badan dan melihat kasur kamarnya dengan ketakutan. Adegan dalam ingatannya hilang. Ia geleng-geleng keheranan. TIdak mungkin, tidak mungkin, ia pasti sudah dibuat gila oleh Taylor Shen sampai terbayang-bayang adegan itu,

Cukup sudah, malam ini ia harus tukar kamar, kalau tidak kejiwaannya akan semakin terganggu.

Seusai mandi dan sikat gigi, hal pertama yang harus dikerjakan Tiffany Song adalah pergi ke resepsionis untuk minta tukar kamar. Resepsionis menjawab, “Nona, saat ini tamu kami rata-rata belum keluar, jadi kami belum bisa membantumu tukar kamar. Nanti pukul dua siang datanglah kembali ke sini.”

“……”

Tiffany Song keluar hotel dengan kesal. Setelah sarapan, ia naik taksi ke lokasi proyek. Matahari Kota C sangat terik, kulit Tiffany Song yang putih bersih terus disinarinya tanpa henti. Petugas keamanan lokasi proyek langsung menyambutnya dengan ramah begitu melihatnya: “Nona Song, Anda sedang mencari CEO Shen ya? CEO Shen di vila nomor sepuluh, silahkan ke sana.”

Tiffany Song terdiam sambil menerima topi pelindung yang diserahkan petugas keamanan. Untuk apa Taylor Shen datang ke Kota C? Ia refleks berbalik badan dan ingin buru-buru kabur, tapi petugas keamanan di belakangnya terlanjur berkata: “Sekretaris Christian, Nona Song datang mencari CEO Shen, tolong kamu antar dia menemuinya.”

Tiffany Song menengok, Christian ada di sini juga rupanya? Ia teringat percakapan teleponnya semalam dan jadi canggung setengah mati. Ia mencoba menjelaskan: “Aku ke sini bukan untuk mencari CEO Shen kok, aku ke sini untuk mencari inspirasi.”

Christian tertawa sendiri, “Nona Song, dengar-dengar Hendrick Ye dan Winner Group ingin bersaing memperebutkan proyek ini. Ini kesempatan besar bagi Winner Group untuk menunjukan kemampuannya. Asalkan bisa mendapat proyek ini, tatanan penguasa industri desain dan bangunan pasti akan berubah.”

Tiffany Song tertawa, “Ya sekaligus kesempatan besar untuk menunjukkan kemampuanku juga.”

Christian tidak menyangka Tiffany Song akan langsung seblak-blakan ini. Ia menggeleng lalu mengulurkan tangan, “Nona Song, mari aku temani berkeliling.”

Sebelumnya Tiffany Song datang ke sini karena dipaksa Taylor Shen, jadi ia tidak begitu menikmati momen berkelilingnya. Sekarang vila kurang lebih sudah selesai dibangun, hanya kurang tembok bata dan hiasan tanaman.

Christian mendampingi Tiffany Song mengunjungi setiap vila satu per satu. Pria itu bahkan juga menjelaskan kepribadian dan preferensi setiap pemilik vila dengan detil.

Tiffany Song tahu, kalau bukan atas permintaan Taylor Shen, Christian pasti tidak akan memberitahukan data-data rahasia ini padanya. Ia sepertinya sedang dipaksa untuk tertarik pada sosok Taylor Shen.

Ketika sampai di vila nomor sepuluh, Tiffany Song tidak berani masuk. Taylor Shen ada di sini, ia harus menghindarinya sebisa mungkin. Ia meminta, “Christian, bisakah kita langsung ke vila berikutnya?”

Tiffany Song sebenarnya cukup lelah karena sudah berjalan cukup lama, apalagi ia memakai sepatu hak tinggi. Tetapi, demi memahami lebih jauh setiap pembeli vila, ia menahan rasa lelahnya. Christian tidak punya waktu luang setiap saat untuk menemaninya berkunjung ke setiap vila.

Christian merespon, “Nona Song, rancangan desain vila nomor sepuluh akan menentukan siapa pemenang persaingan terbuka ini. Kalau kamu tidak masuk dan sepenuhnya bergantung pada gambar, bagaimana bisa kamu membuat rancangan desain yang bisa membuat pemilik vila puas?”

“Apa saja ciri khas vila nomor sepuluh?”

Christian, yang di beberapa vila sebelumnya selalu menjelaskan panjang lebar, kali ini malah jadi bersikap dingin sekali. Ia tidak mau berbicara terlalu banyak. Tiffany Song tahu, ini kunci pemenang persaingan terbuka, dan Christian jelas tidak akan memberikannya terlalu banyak informasi.

Mereka berjalan masuk ke vila nomor sepuluh. Mengetahui Taylor Shen tidak ada di dalam, Tiffany Song langsung membuang nafas lega. Ia sungguh tenang tidak perlu berhadapan dengan Taylor Shen. Ia mengelilingi vila itu sambil mencatat semua ciri khasnya. Ini kunci kemenangan, ia tidak boleh gegabah.

Ketika turun dari lantai dua, Tiffany Song langsung melihat kantong plastik yang dipegang Christian. Melihat Tiffany Song turun, Christian langsung memberikan kantong plastik itu padanya, “Nona Song, pakailah sepatu ini, aku lihat tumitmu sudah merah tuh.”

Tumit Tiffany Song memang sudah merah. Ia dari tadi menahan diri, sungguh tidak disangka ternyata Christian diam-diam memperhatikan. Ia menjawab, “Terima kasih, di sini ada yang jual sepatu memang?”

Christian tidak menjawab. Di sini jelas tidak ada yang jual sepatu, ini sepatu yang dibelikan khusus oleh CEO Shen barusan di kota.

Tiffany Song mengeluarkan kotak sepatu dari kantong plastik. Melihat logo New Balance pada kardusnya, ia langsung berujar: “Sepatu ini pasti mahal, berapa harganya? Nanti aku ganti uangmu.”

“Tidak perlu, Nona Song jangan sungkan. Nona Song ganti sepatu saja dulu, aku tunggu kamu di vila nomor sebelas ya.” Christian mana berani terima uang darinya, jadi pria itu langsung buru-buru menghindar. Di depan pintu vila nomor sepuluh, ia melihat bosnya sendiri tengah bersandar di tiang vila. Sambil mengelap keringat, ia berujar, “CEO Shen……”

Taylor Shen langsung melambai-lambaikan tangan tanda menyuruhnya pergi, dan Christian pun langsung pergi dengan patuh.

Setelah selesai memakai sepatu, Tiffany Song ikut keluar dari vila, dan yang dilihatnya adalah pria yang sedang merokok sambil bersandar di tiang vila. Asap rokok di sekitar pria itu sangat tebal, dan pria itu tengah menatapnya dingin. Tiffany Song langsung ingin buru-buru kabur, tetapi kakinya kaku saking takutnya. Ia tidak bisa bergerak.

Sebenarnya, ketika petugas keamanan bilang CEO Shen juga ada di lokasi proyek, ia sudah tahu cepat atau lambat ia akan bertemu dengannya. Meski ia sudah mempersiapkan mental, tetapi begitu benar-benar bertemu, ia sungguh tidak bisa setenang yang ia bayangkan. Ia melambaikankan tangan dan tersenyum canggung: “Hai, CEO Shen.”

Taylor Shen menatapnya cukup lama, lalu berbalik badan dan pergi.

Senyuman di wajah Tiffany Song seketika kaku. Ia sendiri bingung mengapa ia masih sanggup tersenyum, jadi ia langsung menarik senyumnya. Ia menatap bayangan tubuh Taylor Shen yang berjalan menjauh, hatinya langsung kecewa.

Tiffany Song sudah tidak berkonsentrasi lagi ketika melanjutkan kunjungan. Christian memperhatikannya dan mengira ia kelelahan, jadi pria itu berseru: “Nona Song, kunjungan kita hari ini sampai di sini dulu saja ya. Aku dan CEO Shen menetap di Kota C beberapa hari, jadi besok kamu bisa datang lagi kemari dan aku akan membawamu lanjut berkeliling.”

Tiffany Song awalnya ingin tetap bersikeras melanjutkan kunjungan, tetapi menyadari kondisi tubuh dan suasana hatinya sudah tidak baik lagi, ia mengangguk, “Sekretaris Christian, terima kasih banyak sudah menemaniku berkeliling hari ini. Malam ini aku traktir kau makan malam. Aku sungguh tidak enak hati menghabiskan waktumu yang sangat berharga hari ini.”

“Tidak perlu, Nona Song. Kalau kamu benar-benar tidak enak hati, maukah kamu membantuku sesuatu?”

“Membantu apa?”

“CEO Shen tidak terlalu terbiasa makanan luar, setiap kali kami pergi dinas pasti ia akan panas dalam dan sakit perut. Kalau Nona Song tidak sibuk, bisakah Nona Song pergi ke supermarket membeli bahan-bahan makanan dan memasakkan makanan untuknya?” ujar Christian.

Sekalinya mendengar sesuatu yang berkaitan dengan Taylor Shen, Tiffany Song dalam hati refleks langsung ingin menolak. Tetapi mendengar bahwa Taylor Shen selalu panas dalam dan sakit perut setiap pergi dinas, kata-kata penolakannya tertahan dan tidak ia ungkapkan keluar.

Taylor Shen bagaimana pun juga sudah banyak membantunya. Kalau bukan karena permintaan Taylor Shen, Christian bahkan tidak akan bersedia meladeninya hari ini, boro-boro menceritakan padanya begitu banyak informasi tentang proyek. Tetapi sekalinya teringat kata-kata yang ia ucapkan semalam, ia ingat ia sudah membulatkan tekad untuk menjauhinya. Kalau hari ini ia masakkan pria itu makanan, bukankah pria itu bisa salah paham?

Christian mengerti Tiffany Song sedang kebingungan. Ia berkata: “Nona Song, kamu tenang saja, CEO Shen sore ini pukul empat ada rapat, dan rapatnya akan berlangsung selama dua jam. Setelah selesai masak kamu bisa langsung pergi diam-diam, ia tidak akan tahu kamu sudah pergi.”

Tiffany Song agak ragu, namun pada akhirnya tetap mengiyakan permintaan Christian.

Christian pun memberitahukan alamat hotel mereka dan menyerahkan kunci kamar pada Tiffany Song. Ia lalu menyuruh supirnya untuk mengantarkan Tiffany Song kembali ke area pusat kota. Ia dalam hati punya semacam rencana jahat. Nona Song, cepatlah kamu baikan dengan CEO Shen, dengan begini aku baru bisa terselamatkan dari penderitaanku.

Christian langsung melihat Taylor Shen berdiri tidak jauh darinya ketika berbalik badan. Pria itu tengah berlama-lama menatap mobil sedannya . Christian tahu, CEO Shen sedang menderita dan berada di jalan buntu karena cintanya ditolak wanita yang dikaguminya.

---------------

Ketika memilih-milih sayuran di area sayur supermarket, Tiffany Song sesekali masih agak gundah. Bagaimana bisa ia menerima permintaan Christian untuk memasakkan makanan bagi Taylor Shen ini? Kalau sampai ia tidak sengaja berpapasan dengannya, bagaimana ia menjelaskannya nanti?

Tiffany Song garuk-garuk kepala dengan kesal sambil mendorong troli belanjaan.

Tiffany Song hanya beli sayur dan daging, sebab hotel yang mengizinkan memasak di kamar biasanya juga sudah otomatis menyediakan bumbu-bumbu sederhana. Setelah membayar, ia melihat jamnya. Sudah pukul empat dua puluh, berarti Taylor Shen sudah mulai rapat dan kalau ia pergi ke kamar hotelnya ia tidak akan mungkin berpapasan dengannya.

Kebetulan hotel Tiffany Song dan Taylor Shen hanya berjarak satu jalanan, jadi ia bisa dengan cepat menemukan hotel pria itu dan naik lift menuju kamarnya.

Tiffany Song ragu-ragu di depan kamar cukup lama sebelum akhirnya memberanikan diri masuk kamar. Ia membuka pintunya dan berjalan perlahan ke dalam. Kamar Presidential Suite ini jauh lebih mewah dan elegan dibanding kamar eksekutif di hotel-hotel lainnya. Kamar ini sangat besar dan mempunyai beberapa ruangan. Suara Taylor Shen terdengar dari kamar paling ujung. Pria itu sedang berbicara bahasa Inggris dengan fasih, nada bicaranya sangat seksi.

Tiffany Song tercengang. Ia langsung sadar apa maksud kedatangannya ke sini, yakni sekadar memasakkan makanan untuk Taylor Shen. Ia buru-buru membawa belanjaannya ke dapur lalu menutup pintu dapur. Ia meminimalisir gerakannya sebisa mungkin agar tidak menganggu pria itu.

Tiffany Song memasak nasi dan lauk dengan sangat terampil. Setengah jam kemudian ia sudah menyelesaikan dua jenis hidangan daging, satu jenis hidangan sayur, dan satu jenis sup. Ia mengecek jam tangannya. Waktu masih tersisa sepuluh menit sebelum rapat berakhir.

Tiffany Song memindahkan masakannya dari kuali ke piring, lalu menaruhnya di meja dan menutupinya dengan piring lain. Ia lalu mengambil kertas memo dan menulis: nasi ada di rice cooker, sup ada di wadah sup, silahkan sendok sendiri. Ia kemudian menempel kertas memo itu di atas meja, membuang sampah bekas masaknya, mengambil tasnya, lalu pergi pelan-pelan.

Ketika pintu kamar baru ditutup, pintu ruang kerja langsung terbuka. Taylor Shen keluar dari dalam dengan hanya mengenakan sendal. Bau harum masakan menyeruak ke ruang tamu. Pria itu masuk ke ruang makan lalu melihat kertas memo yang tertempel di atas meja. Seberkas senyum pun hinggap di bibirnya.

Sejak detik pertama Tiffany Song masuk ke kamarnya, ia sudah langsung menyadari kehadirannya dan terus memperhatikan gerak-gerik wanita itu dengan seksama. Ia sungguh ingin memeluk dan menciuminya, tetapi ia terus berusaha menahan nafsu birahinya. Kalau sampai ia menunjukkan batang hidungnya, Tiffany Song pasti akan langsung berlaga seperti burung yang ketakutan dan buru-buru kabur.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu