You Are My Soft Spot - Bab 295 Tidak Ada Orang Yang Seperti Dahulu Lagi (3)

Vero He menerima gambar tersebut, di dalam gambar tersebut ada 4 orang, disekitarnya merupakan padang rumput yang luas, Jacob Shen sambil menunjuk orang yang di dalam gambar dan menjelaskan, Dia menjelaskan yang mana adalah Vero He, yang mana adalah dirinya, yang mana adalah Taylor Shen, dan yang mana adalah Nancy Xu.

Bisa dilihat, kalau anak ini sangat menyukai Nancy Xu.

“Gambar dengan sangat bagus Jacob, harus terus berusaha ya.”

“Kalau kamu suka aku berikan kepadamu.”Jacob Shen berkata dengan bangga.

Vero He mengulurkan tangan dan mengelus kepalanya, lalu Jacob Shen pun lari ke dapur untuk mencari makanan, Vero He sambil memegang gambar yang di tangan, dan berkata kepada Taylor Shen: “Dulu Jacob pernah belajar menggambar? Aku rasa Dia sangat berbakat dalam menggambar, boleh mengantar Dia untuk pergi belajar.”

“Tidak ada orang yang mengajarinya, dulu saat masih di Perancis, Dia sendirian kalau bosan suka menggambar sembarangan.” Saat itu Taylor Shen sangat sibuk, Jacob Shen juga tidak ingin tinggal bersama pembantu, akhirnya Taylor Shen pun hanya bisa membawanya ke kantor.

Saat Dia sedang rapat, Ia memberikan pensil dan kertas kepada Jacob Shen, dan membiarkan Dia sendiri bermain di dalam ruangan kantor.

Vero He sambil menunjuk Taylor Shen yang ada di dalam gambar tersebut, pria yang ada di dalam gambar tersebut terlihat tidak senang, lalu Vero He pun berkata dengan sambil mengejeknya, : “Kemampuan pengamatan Jacob baik ya, Dia menggambarkan semua pesona wajah kamu, apakah kamu sebelumnya selalu bersikap begitu tegas kepadanya?”

Taylor Shen paham dengan maksud dari ucapannya Vero He, bermaksud mengejeknya, Dia pun mengelitiknya, “Mengejek aku ya? biar aku beritahu sekarang, lihat bagaimana aku menyelesaikan kamu.”

Vero He sambil tertawa sambil menghindar ke samping, tidak lupa sambil melindungi gambar yang ada di tangannya, sambil berteriak: “Aduh, ampun, aku tidak mengejek kamu lagi.”

Ketika Taylor Shen melihatnya sambil memohon ampun, Dia menarik kembali tangannya dan melihat Vero He yang terengah-engah sambil menyandar di sofa, matanya terlihat sangat cerah, jakun di tenggorokannya bergerak dengan seksi, tatapannya pun menjadi semakin mendalam. atas dan ke bawah dengan seksi, dan matanya perlahan-lahan semakin dalam.

Vero He dilihat Taylor Shen sampai wajahnya menjadi hangat, Dia mengangkat tangannya lalu mengelus rambutnya, dan duduk dengan tegap dan berkata: “Saat aku masih kecil aku juga suka gambar sembarangan, untuk hal ini Jacob mirip juga dengan aku, hanya saja pada saat itu aku tidak memiliki kesempatan untuk belajar, kita bisa mencari seorang guru untuk Jacob, agar membangun dasar menggambarnya yang baik.”

“Untuk hal ini kamu saja yang ambil keputusan.” Kata Taylor Shen.

Vero He melihat gambar tersebut, sambil menganggukkan kepala, “Kalau begitu aku yang ambil keputusan ya.”

“Urusan di rumah, semua kamu yang ambil keputusan.”

Vero He sambil mengangkat ujung bibir, menatapnya dengan sambil tersenyum, Taylor Shen ditatap oleh Vero He sampai hatinya terdenyut, Dia maju dan menjebak Vero He di antara dirinya dan sofa, hendak ingin menciumnya, Jacob Shen langsung lari dari dapur, sambil lari sambil berkata: “Peanut, Peanut, aku mengambil sepotong daging untuk kamu….”

Vero He buru-buru mendorong Taylor Shen, berdiri dan melihat ke Jacob Shen yang terbengong, Taylor Shen merasa frustasi, daging yang sudah sampai di depan mulut hilang begitu saja, lalu Dia pun menatap Jacob Shen dengan tatapan yang tajam.

Jacob Shen bergemetar, daging yang ada di tangannya pun “Phaa” terjatuh ke lantai.

“……”

James He mengantar Erin pulang ke rumah sewaan, lalu Dia pun pulang ke rumah kediaman He dengan mobilnya, Felix He sedang memainkan Tai Chi di ruang tamu, rambut peraknya bersinar terang di bawah cahaya.

James He berdiri di pintu masuk ruang tamu, sambil melihat punggungnya dengan diam-diam, dahulu, punggung Ayahnya seperti gunung, bisa menanggung semuanya, sekarang, Ayah sudah menua, bahkan bayangan punggungnya pun memancarkan kesunyian.

Felix He membalikkan badan, melihat James He yang berdiri di pintu masuk ruang tamu, Dia berhenti, lalu mengambil handuk sambil mengusap keringatnya dan berkata : “Sudah pulang?”

“Iya.” James He melangkah masuk ke dalam ruang tamu, mengambil handuk, membuka ujung pakaiannya, lalu meletakkan handuk di punggungnya agar tidak masuk angin karena keringat.

Tatapan Felix He berkedip, Dia berkata: “Aduh, sudah tua, tidak berguna lagi.”

Kalau Vero He, pasti akan berkata Anda tua dari mana, tapi ucapan munafik seperti ini James He tidak sanggup mengatakannya, dengan detil Ia meletakkan handuk tersebut, seperti sedang merawat anak kecil.

Felix He melihat Dia tidak menjawab, lalu menghelakan nafas dan berkata: “James, Vero sudah pergi, rumah kita ini semakin sepi saja, kamu sudah berapa tahun menikah, kapan kamu membawa istrimu pulang agar aku bisa melihatnya, dari keluarga apapun semua tidak masalah, kamu juga sudah tidak muda lagi, cepat memiliki seorang anak, jangan ikut anak muda sekarang tidak mau punya anak, si Jacob aku suka, namun sayangnya Dia bukan anak kandung Vero.”

“Ayah, cepat atau lambat anak akan ku bawa pulang kemari, jangan khawatir. "

“Bagaimana aku tidak khawatir? Aku ini sudah tua, seumur hidup ku ini sudah tidak ada harapan lain lagi, hanya ingin gendong cucu saja, setiap hari bermain dengan cucu, permintaan aku yang sederhana seperti ini, kamu pun tidak bisa memenuhinya?” Felix He melototinya dengan tatapan menyalahkan.

James He bersandar di sandaran kursi sofa, musik Tai Chi yang masih memutarkan music Tai Chi, dengan tatapan mata yang mendalam, “Ayah, apakah Ayah masih ingat dengannya?”

Felix He merasa terkejut di dalam hati, siapa yang dimaksud anak ini, hatinya sangat jelas, lalu Ia menutup bibirnya, berkata: “Kenapa tiba-tiba kamu teringat hal ini?”

“Aku bertemu dengannya.” James He tahu bahwa Ayahnya selalu mencarinya, dulu karena Neneknya ikut campur, menyuap orang yang Ayah utuskan untuk mencari Dia, orang yang Ayah utuskan selalu kembali dengan mengatakan bahwa tidak menemukannya, akhirnya niat Ayah pun memudar, dan tidak pernah mencarinya lagi.

Felix He tiba-tiba mengangkat kepalanya, dengan hebih Dia melihat James He, “Kamu bertemu dengan siapa?”

“Sekarang namanya adalah Nancy Xu, adalah istrinya Brandon Yu, hari ini aku dan Vero pergi ke rumahnya.” James He sambil melihat ekspresi wajah Ayahnya yang sangat heboh itu, hatinya merasa kasihan.

Sekian tahun berlalu, Ayahnya tidak pernah melupakannya, namun tidak tahu bahwa Dia sudah mengubah namanya.

Felix He tiba-tiba tersadar, ekspresinya menjadi lebih tenang, “Pantas….pantas sudah bertahun-tahun, aku selalu tidak berhasil menemukannya, ternyata namanya bukan Amelia, tapi Nancy Xu, Nancy Xu, Nona Kedua dari Keluarga Xu, aku bahkan tidak terpikir untuk mengkaitkan mereka berdua.”

Felix He sering pergi ke Kota Jing untuk mengadakan seminar, sering juga mendengar nama ini dari orang-orang disekitar, namun selalu tidak berjodoh untuk bertemu, tidak menyangka ternyata orang itu adalah orang yang tidak bisa Dia lupakan itu, ternyata begitu dekat denganya.

Hati James He merasa sedih, Dia memegang tangannya Ayahnya yang penuh dengan keriput, “Ayah, Dia ingin mengakui Vero kembali sebagai anaknya, menurut Ayah, aku harus bagaimana?”

Felix He sekarang sudah tidak bisa memikirkan hal-hal ini lagi, Dia mundur dua langkah, sedikit kehilangan diri, “Benaran merupakan Dia, benaran merupakan Dia!”

James He mengerutkan alis, sebenarnya Dia tidak ingin memberitahukan masalah ini kepada Ayahnya, namun hal ini terkait dengan Vero, Dia harus mencari seseorang untuk mendiskusikan hal ini, identitas Vero nanti pasti akan terbongkar, sampai saat itu, mereka pun tidak bisa menyembunyikannya lagi.

Daripada membiarkan orang lain yang mengungkapkannya, mending mereka sendiri yang buka mulut, bersikap lebih inisiatif.

Tapi fokus Ayahnya sepertinya tidak pada masalah ini, Dia sepertinya lebih merindukan wanita tersebut, teringat pria yang dominan itu, menduduki jabatan tinggi, seluruh badannya memancarkan hawa yang berwibawa.

Mungkin pria itu, lebih tidak ingin membiarkan Vero dan Nancy Xu memiliki hubungan.

“Sekarang Dia tinggal dimana, aku ingin bertemu dengannya.” Felix He mengangkat kepala dan melihat ke James He, Dia ingin bertemu dengannya, sudah sekian tahu, bahkan di dalam mimpi pun, Dia pun ingin bertemu dengannya.

James He menatap Felix He, berkata: “Ayah, apa gunanya Ayah bertemu dengannya sekarang?”

“Beritahu aku dimana Dia?” Felix He sambil menarik kerah baju James He dengan kuat, Dia sudah kehilangan ketenangan dalam dirinya, 30 tahun lebih, akhirnya Dia tahu dimana Nancy Xu berada, bagaimana mungkin dirinya dapat menenangkan diri?

“Ayah!”

“Katakan!” Felix He saking semangatnya sampe urat-urat pun muncul di lehernya, “Kamu tidak mau mengatakannya, kalau begitu biar aku telepon ke Vero, aku meminta Vero yang memberitahu aku.”

James He sekarang sedikit menyesal, Dia seharusnya tidak memberitahu kepada Ayahnya kalau Nancy Xu masih hidup, Dia memberitahukan sebuah alamat kepada Ayahnya, Felix He melepaskannya, buru-buru naik ke lantai atas, setelah beberapa menit kemudian, Dia turun dari bawah, Ia sudah ganti setelan jas.

Terdengar suara mesin mobil di luar, James He menghalanginya, “Ayah, Ayah tenang dulu, jika Ayah ingin bertemu dengan Dia pun, tidak terburu-buru pada saat ini juga.”

“Aku sudah menunggunya selama 30 tahun, James, kalau aku sekarang tidak pergi menemuinya, aku pasti akan menyesal.” Felix He selesai ngomong, Dia mendorong lengan James He, melangkah keluar dari vila.

James He melihat bayangan punggung Ayahnya, terdengar suara langkah dari belakang, Dia menoleh, melihat Claire yang berdiri di lantai 2, wajanya sangat pucat, dengan eskpresi wajah yang patah hati, Ia sambil melihat ke pintu utama, matanya pun meneteskan air mata.

Hubungan suami istri selama 30 tahunan ini, tetap tidak sebanding dengan sebuah jari dari cinta pertama, Dia seperti melihat pria yang bisa melakukan apapun demi cintanya, hanya saja orang yang dituju dari awal bukan dirinya saja.

James He mengepalkan tangannya, berdiri di sana dengan diam-diam.

Mobil melaju menjauh dari pintu, dengan cepat suasana menjadi hening, tetapi keheningan ini membuat orang merasa tercekik.

Felix He duduk di kursi belakang, seluruh badannya bergemetar karena terlalu semangat, Dia mengepalkan tangannya dan diletakan di atas lutut, dan terus mendesak: "Cepat, cepat."

Felix He takut jika Ia kemalaman, maka Ia tidak bisa bertemu dengan Dia lagi.

Supir mengangkat kepala melirik ke kaca spion, Dia sudah menginjak gas sampai 80 km, Dia tidak berani menambah kecepatan lagi.

1 jam kemudian, mobil tersebut berhenti di depan manor, cahaya di dalam manor itu terang benderang, Felix He memandang ke arah manor itu melalui jendela mobi, Dia bergegas kemari, saat sudah benar-benar tiba di sini, Dia malah merasa takut dan bingung.

30 tahunan, mereka semua sudah berubah, tidak ada orang yang seperti dahulu lagi, semuanya sudah berubah.

Supir menolehkan kepala dan melihatnya, bertanya: “Tuan besar, apakah kita akan mengunjunginya?”

Bibir Felix He bergemetar, dan gerbang manor masih jauh dari vila, di sini tidak bisa melihat apa-apa, namun yang Dia lihat adalah suatu batasan besar yang ada di antara mereka berdua, bagaimanapun mereka tidak bisa melewati batasan ini.

Beberapa saat kemudian, Dia memejamkan mata, matanya menjadi lembab, dan Dia berkata dengan menyesal: "Pulang saja."

“Sudah sampai di depan pintu, Tuan besar tidak mau bertemu dengan teman lama kah?” Supir terkejut, Dia seharusnya sangat ingin bertemu dengan teman lama ini, makanya di dalam malam seperti ini masih kemari dengan terburu-buru, mengapa sekarang sudah sampai di depan pintu, Dia malah tidak mau masuk ke dalam?

“Aku bilang pulang!” nada Felix He terdengar kekesalan dan tegas, tatapan yang penuh dengan semangat itu pun sudah tiada, hanya tersisah kesedihan yang tidak terbatas.

Supir pun tidak berani banyak berkata, menyalakan mobil dan pergi dari manor, Felix He menolehkan kepala dan melihat ke manor yang menjaduh tersebut, hatinya seperti diiris pisau, perpisahan selama 30 tahun, Amelia, apakah kamu masih ingin bertemu dengan aku?

Kamu pasti tidak ingin bertemu dengan aku, aku yang telah mengecewakanmu, jadi kesepian di sisah hidupku ini adalah hukuman terbaik untuk aku, sekarang kamu hidup dengan bahagia, aku tidak akan menganggumu lagi.

Felix He mengembalikan tatapannya, melihat ke depan, di depannya muncul satu per satu kenangan masa lalunya, kenangan yang tidak rela Ia lupakan, kenangan yang sangat berharga, semua tersimpan dengan di dalam ingatannya, namun sekarang, semuanya telah berubah.

Bertemu lagi, hanya menambah kesedihan saja.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu