You Are My Soft Spot - Bab 359 Jordan Bo, Kamu Ini Orang Gila! (3)

Stella Han tidak melihatnya, Dia menatap beberapa bekas roda ban di atas jalan itu. Jordan Bo yang memaksa Mercedes hitam sampai ke pembatas jalan, terjadi karena kecepatan yang terlalu cepat. Beberapa bekas ban itu seperti keretakkan di antara mereka, semakin lama semakin besar, semakin lama semakin tidak bisa diperbaiki.

Brabus dengan cepat lenyap di ujung jalan, Stella Han satu orang bergoyang lalu terjatuh ke belakang.

Ned Guo segera memapahnya, melihat keringat dingin memenuhi keningnya, Dia dengan khawatir berkata : “Stella, kamu masih baikkan?”

Stella Han bersandar di tubuh Ned Guo, Dia dengan panjang menarik nafas. Karena dibuat terkejut tadi, tubuhnya lemas langsung terjatuh ke bawah, Ned Guo menggunakan sedikit tenaga baru merangkul tubuhnya, Dia mengelengkan kepala, “Kakak Senior Ned Guo, antar aku ke bandara, cepat!”

Jordan Bo tidak akan melepaskannya, menunggu Dia kembali merespon, Dia akan menggunakan segala cara untuk memaksanya kembali ke Halley City. Dia hanya bisa mengambil kesempatan ini untuk kabur.

Ned Guo tumbuh besar bersama dengan Jordan Bo, Dia juga mengerti kepribadian Jordan Bo. Dia tidak ada keraguan, memapahnya berdiri di samping jalan mencari taxi, mobilnya sudah sangat hancur, tidak bisa dikemudi lagi.

Tidak begitu lama, sebuah taxi kosong berhenti di hadapan mereka, Ned Guo memapahnya naik lalu pergi ke bagasi mengambil kopernya, meletakkan ke dalam taxi, Dia ikut naik.

Stella Han ketakutan kabur dengan panik, bahkan tidak pergi ke Firma Zoey menyerahkan pekerjaan. Sampai duduk di atas pesawat dengan tim akuisisi menuju kota Y, setelah pesawat terbang dengan normal Dia baru merasa lega.

Jordan Bo, kalau Dia meresponnya Dia akan bagaimana membalasnya?

Setelah Stella Han tiba di kota Y, setiap hari khawatir Jordan Bo akan mengeluarkan sebuah “Dekrit”, lalu memanggilnya pulang ke kota Tong. Tapi Dia seperti telah lenyap saja, tidak ada perintah apapun.

Sampai setelah seminggu berada di kota Y, Dia mendengar Jordan Bo mengikuti Bretta Lin dan juga tim medisnya pergi ke Amerika, Dia baru sepenuhnya merasa lega. Merasa lega disaat yang sama, malah juga kecewa. Ternyata Dia tidak melawannya adalah karena sama sekali tidak ada waktu memedulikannya.

Benar juga, sejak setelah Bretta Lin kembali, di dalam mata dan hatinya hanya ada Bretta Lin, Dia termasuk siapa? Bagaimana berani mengharapkan Dia menghabiskan tenaga dan pikiran untuk melawannya?

Beberapa hari di kota Y ini sangat tenang, seperti setelah siang hari itu, Jordan Bo dengan kejam memaksa mobil mereka sampai ke pembatas jalan hanyalah sebuah mimpi saja, seperti senyumannya yang dingin itu sama sekali tidak pernah ada.

Stella Han perlahan-lahan menjadi tenang, perlahan mulai masuk ke dalam pekerjaannya. Tindakan akuisisi tim akuisisi tidak berjalan lancar, Dia sebagai perwakilan hukum perlu setiap saat menjalankan perintah merevisi kontrak dan juga dokumen hukum, menggunakan kata-kata dengan hati-hati untuk menghindari terjadi kesalahan.

Sekalipun sibuk sampai tidak ada waktu, Dia masih bisa mendengar kabar mengenai Jordan Bo. Dengar-dengar operasi Bretta Lin di Amerika sangat berhasil, sel kanker sudah dikendalikan, tidak berapa lama akan pulang melakukan perawatan.

Dia berpikir, Bretta Lin sedang dalam penyembuhan, hati Jordan Bo pasti sangat bahagia. Menunggu mereka pulang, maka adalah waktu untuk mereka bercerai.

Dia semakin lama semakin tenang, bekas yang ditinggalkan cincin di jari manis tangan kirinya perlahan memudar. Jordan Bo juga perlahan menjadi memudar di dalam hatinya. Kadang kala saat malam hari yang tenang, Dia berbaring di kasur yang asing, di sisinya tidak ada pria yang sombong dan mendominasi itu, Dia bisa diam-diam merasa bersyukur. Untungnya Dia tidak terjerumus terlalu dalam, untungnya Dia masih bisa mundur.

Minggu kedua Dia di kota Y, tim akuisisi mengundang orang pemerintah kota Y untuk makan bersama. Di meja makan, Dia bertemu dengan seseorang, Ned Guo sekretaris walikota muda yang dibicarakan orang banyak.

Ned Guo tersenyum memandanginya, bahkan saat orang lain tidak memerhatikan, dengan pelan mengedipkan mata padanya. Dia sedikit memelototkan mata, tidak menduga bisa bertemunya di kota Y, selanjutnya dua orang tersenyum.

Selesai makan, rekan kerja tim akuisisi pulang terlebih dahulu. Stella Han dan Ned Guo keluar dari dalam restoran, pertengahan bulan dua belas, cuaca kota Y sangat dingin. Stella Han memakai baju kerja, diluar hanya memakai mantel berwarna coklat, kelihatan sangat tipis.

Ned Guo melepaskan jaketnya memakaikannya di atas pundaknya, tersenyum pelan berkata : “Kamu baru sembuh dari sakit, harus memperhatikan tubuh. Cuaca kota Y lebih rendah sedikit dari kota Tong, kamu harus pakai sedikit tebal.”

Stella Han berdiri di samping jalan, tersenyum melihatnya, “Kamu mengomel sudah hampir menjadi orang tua, masih mengataiku, kamu memakai begitu sedikit, pakai kembali jaketnya, jangan kedinginan.”

Mengatakannya, Dia mengulurkan tangan melepaskan jaket, menjinjitkan kaki memakaikan untuknya. Ned Guo tersenyum memandanginya, Dia memakai jaket lalu membuka jaket menariknya dalam pelukan, tangan besar memegang pundaknya, berkata : “Seperti ini semuanya tidak dingin lagi.”

Stella Han melirik sinis Dia sesaat, tersenyum berkata : “Kakak Senior Ned Guo yang aku kenal, sejak kapan sudah menjadi master penggoda wanita? Bahkan trik ini juga sudah bisa.”

Ned Guo merangkulnya berjalan ke depan, waktu itu mengantarnya naik pesawat, selanjutnya Dia lalu datang menjabat di kota Y. Dia terus mencari waktu yang paling tepat untuk kembali bertemu, sampai akhir masih tidak tahan, seperti ini dengan tiba-tiba muncul di hadapannya.

Melihat tampilannya yang terkejut dan bahagia, Dia akhirnya menjadi lega, sampai akhir Dia masih menantikannya.

Dua orang jalan santai di jalan yang dingin, Stella Han tidak ada sengaja mendorongnya pergi, Dia berkata : “Kamu kenapa berubah menjadi sekretaris walikota kota Y, merasa sangat menakjubkan.”

“Perintah pemindahanku sejak awal sudah diturunkan, sebelumnya sudah pernah datang mempelajari pekerjaan di kota Y, hanya tidak memberitahumu saja. Kamu di kota Y bagaimana, terbiasa dengan laju kehidupan di sini tidak?”

“En, masih baiklah, setiap hari sibuk kerja, juga tidak baik-baik melihat, kamu bagaimana?” Dua orang seperti teman lama yang sudah berpisah lama kembali bertemu, berinteraksi dengan sangat natural.

“Aku juga lumayan, kemana-mana tetap memerlukan proses untuk menyesuaikan, kota Y adalah tempat yang tidak buruk, laju kehidupan orang tidak terlalu cepat, di dalam pekerjaan kamu juga bisa baik-baik menyantaikan diri sendiri, jangan membuat diri sendiri menjadi begitu tegang.” Ned Guo dengan lembut berkata.

Stella Han menganggukkan kepala, “Kamu tenang, rekan kerjaku itu paling bisa bermain, dimana yang bagus semuanya bisa mengajakku.”

Dua orang berjalan ke depan sesaat, tempat mereka makan dipesan di samping tempat tinggalnya, jalan beberapa menit lalu sampai. Stella Han menunjuk hotel yang terang, berkata : “Aku tinggal di sini, kelak kamu boleh datang kemari mencari aku.”

Ned Guo melihat hotel, perlahan melepaskannya, di bawah lampu pandangannya bertambah rasa perasaan yang dalam. Dia mengangkat tangan, dengan pelan menggeser rambut yang ditiup berantakkan oleh angin ke belakang telinganya, Dia dengan pelan berkata : “Baik, Stella, masuklah, di luar terlalu dingin.”

Stella Han menganggukkan kepala, Dia melangkah selangkah membalikkan tubuh pergi ke hotel. Berjalan beberapa langkah, Dia kembali membalikkan kepala, melambaikan tangan kepada Ned Guo, “Kakak Senior Ned Guo, kamu pulanglah, hati-hati di jalan, sampai di rumah telepon aku.”

Ned Guo melihat Dia mengulurkan tangan ke samping telinga membuat gerakan menelepon, Dia sesaat sulit menahan perasaan dalam hatinya, Dia mengeluarkan tangan dari dalam jaket, dengan langkah cepat berlari ke arahnya, maju sampai di hadapannya Dia mengulurkan tangan memeluknya dalam pelukan.

Stella Han tercengang bersandar di dalam pelukannya, sama sekali tidak mendorongnya, sesaat Dia baru melepaskannya, tersenyum berkata : “Masuklah, aku lihat kamu masuk baru pergi.”

Stella Han dengan serius melihat Dia beberapa detik, baru membalikkan tubuh masuk ke dalam hotel. Sampai bayangan punggungnya lenyap di bawah aula yang terang, Ned Guo baru membalikkan tubuh pergi.

Tidak begitu lama, tempat mereka berdiri tadi datang sebuah bayangan yang kekar. Dia memakai jaket hitam, satu tubuh kelelahan. Dia melihat arah Ned Guo pergi, bibir tipis menutup erat. Tidak begitu lama, Dia melangkahkan kaki, masuk ke dalam hotel.

Stella Han kembali ke kamar, hatinya masih berdetak cepat dag-dig-dug, pundaknya bersandar di pintu, dengan berat menarik nafas, lalu berdiri tegak melepaskan jaket, berjalan ke dalam kamar mandi.

Sepasang tangannya menahan di dekat wastafel, mengangkat kepala melihat dirinya di cermin, wajah memerah, di antara keningnya membawa sedikit rasa bahagia. Dia tahu, Dia masih belum sepenuhnya melupakan perasaannya pada Ned Guo, paling tidak inisiatifnya untuk mendekat tidak akan membuatnya merasa menolak.

Tapi Dia yang saat ini dengan Jordan Bo masih tidak jelas berada di jalan buntu, lalu bagaimana bisa kembali tidak jelas dengan Ned Guo?

Dia membuka keran air, mengambil melemparkan air dingin ke wajah, ingin meminjam ini membuatkan sedikit tenang. Dia menjadi tenang, mengulurkan tangan menarik handuk, mengusap kering air di wajah, lalu membalikkan tubuh keluar kamar mandi.

Baru kembali ke kamar, Dia lalu mendengar suara bel. Dia sedikit merasa terkejut, Dia tidak memanggil ruang pelayanan, biasanya rekan kerja juga tidak akan datang mencari, apa Kakak Senior Ned Guo naik?

Dia datang ke samping pintu, melewati mata kucing melihat keluar, malah hanya terlihat jaket hitam, Dia mengerutkan kening, membuka pintu, mengangkat kepala melihat pria yang terlihat kelelahan berada di luar, Dia dengan tidak tersadar melangkah mundur lalu dengan bertenaga menutup pintu.

Tapi Dia tidak berhasil menghadang pria di luar pintu, hampir saat Dia mundur disaat yang bersamaan, pria sudah mengulurkan tangan menahan pintu. Lalu menggunakan sedikit tenaga, membuka pintu masuk.

Stella Han dipantulkan ke samping, Dia memelototi tampilan pria yang sesuka hati seperti masuk ke dalam ruang tamu sendiri, Dia menutup bibir dengan tidak senang memelototinya, “Jordan Bo, di sini tidak menyambutmu, silahkan kamu pergi!”

Jordan Bo berdiri di tengah kamar, Dia melihat kamar, kamar tidak begitu besar, masuk pintu lalu bisa terlihat kasur di tengah kamar. Masih ada koper yang Dia letakkan di samping rak, di dalam kamar sangat bersih dan rapi, hangat seperti sebuah rumah.

Dia langsung duduk di atas sofa, pandangan berat memandanginya menatap sampai membuat Dia tidak nyaman, Dia baru membuka bibir menanyakan : “Bisa berikan aku segelas air putih tidak?”

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu