You Are My Soft Spot - Bab 102 Beradu Saja Jika Tidak Ikhlas (3)

Setelah Tiffany selesai mencuci piring, Taylor tengah duduk diatas sofa dan menonton televisi, setelah Tiffany mendekat barulah dia menyadari bahwa Taylor sudah tertidur, dia tersenyum dan mematikan televisi.

Didalam ruang tamu langsung menjadi sunyi, Tiffany duduk dan melihat tampang tidurnya dari dekat, ada sinar yang menyinari kepala Taylor sehingga membuat wajah tampannya menjadi semakin terlihat sempurna, alisnya yang hitam bagaikan dilukis dengan teliti.

Tampang tidurnya lembut, sama sekali tidak seperti tadi ketika menyerangnya dikamar mandi, yang mana membuat dirinya minta ampun. Tiffany menoleh kesamping, kalungnya bergerak, dia mengulurkan tangannya dan mengelus wajahnya tanpa menyentuhnya, seolah akan memasukkanya kedalam hatinya.

Tiffany tiba-tiba berdiri, dan masuk kedalam kamar tidur, lalu mengeluarkan buku sketsa yang sudah lama sekali tidak pernah digunakannya, dia lalu kembali ke ruang tamu, dan duduk lalu mulai mengambarkan sketsa wajah Taylor.

Dia sedikit kurang hebat dalam penggambaran objek manusia, dulu William juga pernah menertawakannya bahwa orang yang digambarkannya seolah adalah alien, setelah itu dia tidak pernah menggambar objek manusia lagi, mungkin saja karena hari ini sedang senang, dia menggambarkannya dengan biasa saja, namun malah menggambarkannya dengan sempurna.

Baru saja dia selesai menggambar, Taylor terbangun, dan melihatnya duduk didepannya, dia langsung bangkit dan mengelengkan kepalanya sambil berkata, "Mengapa aku tertidur?"

Melihatnya bangun, Tiffany bergegas ingin menyimpan buku sketsanya, meskipun dia merasa ini lumayan bagus, namun juga tetap tidak ingin terlihat oleh Taylor, dia bilang, "Mungkin saja kelelahan, ayo tidur dikamar saja."

Taylor melihatnya lalu mengulurkan tangannya dan mengambil buku sketsanya, "Apa yang kamu sembunyikan? ada apa yang tidak boleh aku lihat?"

Tiffany ingin merebutnya kembali, namun tangannya ditarik olehnya, dia lalu ditarik dan terduduk didalam pelukannya, mereka berdua sangatlah dekat, meskipun dilapisi oleh pakaian, Tiffany tetap bisa merasakan kehangatan dari badan Taylor.

Taylor merangkul Tiffany dengan erat, tangan lainnya membalikkan buku sketsa dan ketika melihat objek manusia yang berada diatasnya, dia tercengang dan menoleh kearahnya, "Kamu sedang melukis diriku?"

Tiffany mengelengkan kepalanya, "Bukan." orang pertama yang dia gambar adalah William, dan itu juga direndahkan oleh William sangat lama.

Senyuman Taylor lalu terpaku,, dia sudah menebak siapa yang dia gambar, hatinya merasa sedih lalu tiba-tiba menciumnya, sehingga mereka bernafas terengah-engah, barulah dia berhenti dan mengertakkan giginya, "Kedepannya kamu hanya boleh melukis aku."

Tiffany menutup bibirnya yang sedikit membengkak karenanya, "Tidak ada yang seperti kamu."

"Aku memang begini, beradu saja jika tidak ikhlas!" Taylor mengundangnya untuk bertarung.

Tiffany mengertakkan giginya, mana ada orang yang seperti begini? dia melirik dagu Taylor lalu tiba-tiba mengigitnya, Taylor merinding, wajahnya lalu berubah, dia lalu meletakkan buku sketsa, dan menekan Tiffany dibawahnya, "Kamu sudah tiadk sakit bukan?"

Tiffany melihat tatapan Taylor, dia merinding dan berkata, "Tidak mau, tidak mau, pinggangku sudah hampir patah, kamu jangan datang lagi."

Taylor tersenyum diatas dadanya, dia juga tahu bahwa seberapa kejamnya dirinya ketika berada dikamar mandi, kedua tangannya bergetar dan berkata, "Tidak mau lagi tapi masih berani memancingku?"

"Aku tidak berani lagi." Tiffany meminta ampun dan menatapinya dengan tatapan kasihan.

Taylor menariknya dan memeluknya dalam pelukannya, lalu dia mengambil sketsanya, "Lain kali kamu bisa menambahkan sketsa potraitmu, lalu menggambarkan sebuah kepala kecil, maka kita akan 3 orang sekeluarga."

Sekali mendengar kata 3 orang sekeluarga, barulah Tiffany terpikiran ketika malam itu berhubungan dengannya, dia tidak makan pil anti hamil, dia lalu berdiri, "Astaga, astaga, aku lupa makan pil anti hamil, bagaimana ini?"

Taylor berubah marah, Tiffany tidak mengerti maksud Taylor, Taylor lalu melototnya dan berkata, "Kamu kemari, aku jamin tidak akan pukul kamu."

jantung Tiffany berdetak kencang, dan tidak mau pergi, "Aku tidak mau."

"Tiffany, jangan makan pil anti hamil, jika aku tidak menginginkan anak, aku akan melakukan pencegahan dan tidak akan membuatmu beresiko, sebaliknya, aku menginginkan seorang anak yang dimiliki oleh kita berdua, mungkin matanya mirip denganmu dan hidungnya mirip denganku, bibirnya mirip denganm, dibadannya akan mewariskan kelebihan dari kita berdua, dan mengalirkan darah kita berdua, aku mengharapkan seorang anak seperti ini, jadi jangan makan pil anti hamil." kata Taylor dengan serius.

Tiffany mengigit bibirnya, perkataan Taylor membuatnya sangat terharu, namun......, "Taylor, ayahmu tidak akan setuju kita bersama, jika aku tidak bisa memberikan sebuah keluarga yang utuh kepadanya, aku lebih memilih untuk tidak melahirkannya dan tidak ingin menjadi seorang ibu yang tidak bertanggung jawab."

Dia tidak ingin anaknya yatim maupun piatu, jika begitu dia terlalu tidak bertanggung jawab.

Taylor berdiri dan berjalan kehadapannya, dia mengulurkan tangan dan memeluknya, "Asalkan kita satu hati, tidak ada orang yang bisa memisahkanku, kecuali kita sendiri, apakah kamu mengerti?"

Tiffany seolah mengerti, tapi ini melahirkan anak, apakah benar-benar bisa? dia bisa bertaruh dengan kehidupannya, dan tidak bisa muncul dipublik seumur hidup, namun apakah dia juga harus mempertaruhkan kehidupan anaknya?

Taylor melihatnya begini juga tidak memaksanya lagi, dan merangkulnya masuk kedalam kamar tidur.

Malam ini Taylor tidur dengan nyaman, Tiffany malah berbolak-balik dan tidak bisa tidur, dia kembali ke kota Tong, dia takut tidak bisa sembunyi dari pengawasan Tuan Besar Shen, malam ini Taylor membawanya pergi dihadapan semua orang, Tuan Besar Shen mungkin saja sudah tahu bahwa dia bersama dengan Taylor, dia tidak akan membiarkannya begitu saja.

Dia menoleh kearah Taylor, jika dia melihat foto -foto itu, apakah dia akan menyukainya seperti saat ini menyukainya? apakah akan seperti William merasa bahwa dirinya sangat kotor?

.........

Pagi hari keesokan harinya, matahari baru saja terbit.

Ketika Taylor bangun, disampingnya kosong tanpa ada siapa-siapa, dia lalu bangkit, setiap kali dia terbangun, Tiffany selalu hilang, rasa ini sungguh tidak enak.

Dia bangkit dan turun, dia keluar dari kamar tidur, dan datang ke ruang tamu, dia langsung melihat Tiffany yang berdiri didepan kaca ruang tamu, dia tidak tahu sedang melihat apa hingga melongo,, Taylor lalu berjalan pelan dan memeluknya dalam pelukan, "Apa yang sedang kamu lihat?"

Tiffany sadar dan berkata, "Tidak ada apa-apa, waktu masih pagi, mengapa kamu tidak tidur?"

"Tidak ada kamu disampingku, aku tidak bisa tidur, temanilah aku tidur?" Taylor meletakkan dagunya di bahu Tiffany, nafasnya penuh dengan wangi badan Tiffany, ini membuatnya senang.

Tiffany tidak tega dan mengganggukkan kepalanya, "Baik."

Mereka berdua lalu kembali terbaring diatas kasur, Taylor malah tidak ingin tidur, dia menoleh dan menatapi Tiffany, melihatnya menutup mata, bulu matanya yang panjang terlihat gemetaran, dia membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya lalu menimpa badannya, dia menariknya kedalam pelukannya dan kepalanya mengelus badannya, "Sayang, aku tidak bisa tidur."

Tiffany menjadi sedikit terbakar karena perkataannya dia membalikkan badannya dan berkata, "Tutup matamu saja sudah bisa tidur."

"Tapi dia kelaparan, ingin sarapan." Taylor menempel dipunggungnya dan berkata dengan kasihan.

Tiffany mau dia berdiri dan ingin turun dari kasur, "Aku buatkan makanan untukmu untuk membuatmu kenyang."

Taylor bergegas menyerah, dia mengulurkan tangannya untuk merangkulnya, dia lalu kembali memeluknya dalam pelukannya, "Aku bercanda, aku bercanda, tidurlah."

Tiffany bersandar didalam pelukannya, ditelinganya terdengar suara nafas Taylor, sekujur tubuhnya penuh dengan aura Taylor, nafasnya mengelilinginya, Dia mengangkat kepalanya dan menatapinya, dan tidak sengaja bertatapan dengan mata itu, hatinya terkejut dia lalu mengeserkan tatapannya, "Tadi aku berpikir, apakah seharusnya aku pergi bekerja, seharian begini terus juga tidak baik."

Taylor mendengar perkataannya, lalu bangkit, kedua tangannya mengambil jas dan mengelurkan sebuah dompet, dia lalu mengeluarkan sebuah kartu hitam dan memberikannya kepada Tiffany, "Black card waktu itu sudah dipatahkan olehku, aku menyuruh orang lain untuk membuat yang baru, kali ini aku berikan kepadamu, aku tidak setuju jika kamu membalikkannya lagi kepadaku."

Tiffany menatapiinya sambil mengerutkan keningnya, "Kamu salahpaham, aku tidak bermaksud meminta uang kepadamu, maksudku adalah aku ingin mencari pekerjaan, kasilah aku saran."

Taylor menarik tangannya dan memberikan black card ketangannya, dia bilang, "Punyaku adalah punyamu, tidak dibedakan satu sama lainnya, kamu juga tidak perlu terburu-buru untuk mencari pekerjaan, aku masih sanggup untuk memberimu makan."

Tiffany melirik kearah black card ditangannya, bahan black card sangatlah bagus, sangat menunjukkan identitas pemilik, da bilang, "Aku ingin bekerja sendiri." lalu melihat Taylor yang tidak senang dia mengatakan, "Aku terima black card ini, hati-hati jika aku menghabiskannya."

Taylor mengelus rambutnya dengan manja, "Jika habis aku tinggal mencari uang baru saja, beberapa tahun ini tidak ada orang yang menggunakan uang yang kuperoleh, aku sampai tidak ada artinyanya mencari uang."

"......."

Tiffany menyimpan kartunya dia bilang, "Aku tetap ingin mencari pekerjaan."

"Kalau begitu kamu datang ke Shen's Corp, Shen's Corp baru saja membeli Winner Group, dan sedang butuh desainer yang berpengalaman, sebelumnya ketika lomba itu, apakah kamu masih inga? ketika kamu mengundurkan diri, renovasi gedung villa itu selalu tidak dimulai, jika kamu bosan, maka mulailah mendesain villa itu dulu." kata Taylor, dia mengerti dengan pemikiran Tiffany untuk pergi bekerja, Tiffany hanya saja tidak terbiasa untuk bergantungan dengan orang lain, dia juga tidak ingin bergantungan kepada siapapun."

"Benarkah?" Tiffany sebenarnya sangatlah menyayangkan tidak bisa mendesain villa itu, waktu itu ketika Cristian membawanya mengelilingi villa itu, dia sangatlah ingat dengan villa itu, otaknya terus saja punya pemikiran desain, hanya saja waktu itu muncul berita plagiator, dia mengundurkan diri dan hatinya merasa sayang tidak bisa mendesainkan villa itu."

“Iya, apakah kamu senang sekarang?" Taylor menatapinya.

Tiffany menganggukkan kepalanya, "Iya, akhirnya menemukan sesuatu, Direktur Shen, aku tidak akan membuatmu kecewa."

Taylor melihat Tiffany yang mengulurkan lidahnya hatinya tersentuh dan menekannya diatas kasur, dia berkata, "Kalau begitu biarkan aku lihat cara kerjamu."

Tiffany bergegas menjerit, Taylor mendekat dan ingin menciumnya, namun hpnya tiba-tiba berbunyi, dia terhenti dan lanjut untuk menciumnya, Tiffany memegang hpnya dan melihat bahwa menunjukkan Cristian, dia berkata, "Ini Cristian, cepat angkat."

Taylor lalu melototnya dan melihatnya telah mengangkat teleponnya dia hanya bisa menerimanya dan berkata dengan tidak senang, "Ada apa?"

"Direktur Shen, Dikota C sana ada sebuah projek yang mempunyai berita buruk mengenai kelebihan formalin dan C6H6, sekarang para pemilik rumah terus ingin meminta refund."

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu