You Are My Soft Spot - Bab 189 Dia Tidak Mau Bertemu Dengannya

“Brak!” terdengar suara pintu besi dibanting. Cahaya di sekelilingnya pun menjadi redup. Suara sepatu kulit melangkah perlahan-lahan menghilang, lorongan pun kembali sunyi. Tiffany Song berdiri di depan pintu besi, kedua tangannya sedang memegang erat gagangan besi tersebut.

Dia telah dipenjara setelah hari pertama pernikahannya. Kemungkinan berita utama di koran tersebut akan sangat menghebohkan. Dia seakan-akan bisa membayangkan wajah kebencian dan cemoohan orang-orang itu yang sangat tidak sabar untuk segera meludahinya.

Dia pun meluruskan punggungnya, dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi lemah, dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Jika dia bahkan meninggalkan keteguhannya, jadi bagaimana dia bisa tetap maju sendirian di jalanan yang gelap ini, bukan?

Taylor Shen, ketika mengingat dua kata ini, hatinya pun segera merasa sakit. Kenapa dia tidak mempercayainya? Apakah dirinya dianggap serendah itu?

Matanya perlahan-lahan menjadi basah. Dia mengusap matanya dan memaksakan diri untuk menarik kembali tangisannya. Dia pun berbalik badan, berjalan dan duduk di atas lantai sambil membiarkan dirinya ditelan dalam kegelapan ini. Dia tidak akan melihat cahaya lagi.

Taylor Shen yang tampak bingung sedang berdiri di luar jalanan Kediaman keluarga Shen. Mobil polisi dari awal sudah menghilang, tetapi dia malah berdiri terdiam disana. Mobil pun telah melewatinya dan dia bahkan tidak menyadari betapa bahaya tempat yang dia berdiri itu.

Sebuah mobil Maserati merah berhenti sejenak dan bunyi berdecit saat menginjak pedal rem berdering di udara. Pintu disebelah kursi pengemudi terbuka, Stella Han dengan amarah bergegas ke hadapan Taylor Shen, mengangkat tangannya dan menampar wajahnya.

Taylor Shen jelas-jelas dapat menghindarinya, tetapi dia malah terdiam. Tamparan tersebut mengenai wajahnya dan sebuah aroma amis muncul di antara bibir dan giginya. Stella Han pun akan melakukan tamparan keduanya, saat tangannya diangkat keatas, tangannya pun langsung dipegang erat oleh Jordan Bo. Jordan Bo dengan satu tangan menarik pinggulnya dan dengan rendah berkata, “Stella Han, kamu tenanglah sedikit. Kamu menghajar dia sampai mati pun tidak ada gunanya.”

“Lepaskan aku, kalian semua adalah satu komplotan. Lepaskan aku!” jerit Stella Han. Dia berusaha untuk melawan dan bahkan menatap Taylor Shen dengan kebencian. Stella Han pun menangis, "Karena kamu tidak bisa mempercayainya dan tidak bisa menjaganya, mengapa kamu masih mau menikahinya? Kenapa? Kamu membiarkan dia dipenjara di kantor polisi pada hari pernikahan itu. Apakah dirimu masih bisa dikatakan manusia? Ah, ah ... "

Jeritan sedihnya itu membuat orang-orang terkejut dan ngilu kesakitan. Jordan Bo pun tertegun dan segera melepaskan genggamannya. Stella Han bersandar di hadapan Taylor Shen, mengepal tangannya dan memukul tubuhnya Taylor Shen. Dia menatap dengan kebencian sambil terisak dan berkata, "Aku tidak akan memaafkanmu, Tiffany juga tidak akan memaafkanmu. Taylor Shen, aku membencimu, Tiffany juga akan membencimu seumur hidupnya."

Jordan Bo menatap wajah temannya yang semakin pucat itu. Dia maju selangkah kedepan dan memeluk Stella Han ke dalam pelukannya. Dia dengan serak berkata, "Stella, dia akan baik-baik saja, kami pasti akan menyelamatkannya, kamu jangan khawatir!"

Stella Han menggelengkan kepalanya, air matanya menderas kebawah dan dengan sedih berkata, "Kalian seumur hidup tidak akan pernah mengerti apa yang telah dialami Tifanny selama hidupnya. Dia telah berkali-kali dibuang dan dari dulu tidak pernah merasakan kehangatan dalam keluarganya. Dia pun berpura-pura kuat, tapi sebenarnya dia takut dicampakkan oleh orang kesayangannya. Dan hari ini adalah hari paling bahagia baginya, menikahi orang yang dicintainya sambil membuat keluarga idamannya. Namun, dia malah pada hari terpenting ini membuang Tiffany dan membiarkannya sekali lagi berubah menjadi orang lain. Yang dia inginkan darimu hanyalah untuk mempercayai satu perkataannya itu, tapi Taylor Shen, perilakumu yang barusan itu telah mendorongnya terjun kedalam neraka, kamu bahkan jauh lebih kejam daripada pengkhianatan William Tang.

Taylor Shen terhuyung-huyung mundur dua langkah kebelakang. Ada mobil dengan ganas melewatinya dan dia sedikit lagi hampir tertabrak, tetapi dia bahkan sedikitpun tidak menyadarinya. Tuduhan Stella Han bagaikan sebuah tombak yang menusuk jantungnya. Dia tidak bisa menahan sakit tersebut dan wajah tampannya pun menjadi pucat pasi.

Di depan hadapannya muncul gambaran Tiffany yang barusan memerikannya cincin pernikahan yang dilepaskannya. Pandangan matanya terlihat sedikit putus asa dan berkata, “Taylor Shen, selamat tinggal!” Perkataan itu sudah menjadi perkataan perpisahan.

“Tidak!” Taylor Shen dengan panik menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tiffany, tidak boleh!”

Sebelum dia dapat menyelesaikan perkataannya, dia sudah bergegas duduk di dalam mobil Maserati itu, menyalakan mesinnya dan dengan ganas menyetir keluar.

“Adik keempat, kamu jangan gegabah!” Jordan Bo yang melihat dia telah kehilangan kendalinya, melepaskan tangan Stella Han dan segera mengejarnya. Namun, dia melihat mobil Maserati merah itu dalam sekejap telah menghilang. Dia pun membalikkan tubuhnya, melihat Stella Han yang tidak berhenti menangis dengan keras sambil berjongkok di tengah jalan.

Dia menjambak rambutnya dan berpikir mengapa pernikahan yang bahagia ini telah berubah menjadi seperti ini. Dia bergegas kembali ke rumah sambil menggendong Stella Han. Stella Han terisak-isak dan napasnya pun terengah-engah. Tangannya yang kecil itu memegang erat blusnya Jordan Bo. Dia sendiri tidak pernah merasa semenyedihkan ini. “Jordan Bo, dia bisa mati. Aku mohon padamu, tidak peduli kekuatan apa yang kamu gunakan, tolong keluarkan dia. Kalau tidak, dia pasti akan mati

Jordan Bo pun merasa dadanya menjadi sesak, mengangguk kepalanya dan berkata, “Baiklah, aku pasti akan melakukan segenap kemampuanku untuk mengeluarkannya.”

...............

Di dalam rumah kediaman keluarga Lian, lagu bertema “Phantom of the Opera” diputarkan di ruang tamu. Di dalam rumah yang angker ini dapat membuat bulu kuduk merinding. Paman Bai bergegas masuk kedalam. Semua tirai di dalam ruang tamu ditarik ke bawah, sehingga pencahayaan di ruang tamu menjadi gelap, ditambah lagi dengan lagu yang dimainkan itu, membuat bagian punggungnya menjadi dingin.

Karry Lian berdiri di depan jendela tersebut sambi memegang segelas koktail biru dingin di antara jari-jarinya. Warna biru tercermin di matanya, dimana membuat hati orang-orang menjerit ketakutan. Paman Bai berdiri disebelahnya dan memperhatikan raut tuan mudanya yang semakin melembut. Matanya dengan penuh cemas berkata, "Tuan muda, kamu jangan keseringan minum minuman beralkohol."

Karry Lian mengangkat ujung bibir tipisnya itu dan menunjukkan senyuman jahatnya. “Hari ini adalah hari perayaan terbesar dan tentu patut untuk dirayakan, jadi mengapa aku tidak minum, bukan?”

“Tuan muda.” Paman Bai menghela napasnya. Semenjak dia kembali dari hukumannya, dia tidak pernah meninggalkan alkohol dari sisinya dan bahkan sikapnya mengalami perubahan yang sangat besar. Tindakannya juga menjadi terlalu ekstrim bagaikan sebuah bom yang kapanpun bisa meledak.

Karry Lian memutar gelas minuman berakohol melalui jemari jarinya dan menatap paman Bai sambil berkata, “Bagaimana situasinya sekarang?”

“Nona muda telah jatuh dari tangga dan menggelinding ke bawah. Kepalanya telah terbentur dan darah tingga berhenti mengalir keluar. Rumah sakit sedang berusaha menyelamatkannya. Mereka mengatakan bahwa lukanya sangat parah dan sudah memberikan tiga pemberitahuan kritisnya.” Paman Bai yang mengingatnya pun menjadi gelisah, bahkan harga untuk membalas dendam pun menjadi sangat tinggi.”

“Ada lagi?” Karry Lian sedikitpun tampak tidak peduli dengan apa yang akan terjadi dengan Angelina Lian, yang paling dia pedulikan adalah situasi Kediaman Keluarga Shen di sisi sana.

Paman Bai diam-diam menghela nafasnya dan berkata, “Saksi di Kediaman Keluarga Shen terbukti konklusif. Nona Song telah ditangkap polisi atas pembunuhan yang disengaja. Berdasarkan sikap tuan besar Shen, jika nona muda meninggal, kemungkinan nona Song akan dipenjara.”

“Bagaimana dengan sikap Taylor Shen?” tanya Karry Lian sambil menyesap minuman beralkoholnya.

"Seperti yang tuan muda prediksi, ketika nona Song dibawa pergi polisi, Taylor Shen sama sekali tidak menghentikannya. Nona Song pun melepaskan cincin pernikahannya dan mengembalikannya kepada Taylor Shen. Hubungan mereka berdua telah retak dan kemungkinan akan susah untuk balik lagi.” Paman Bai sudah tidak dapat menahannya lagi, nona Song telah sepenuhnya bertemu dengan malapetaka. Jika ini terus berlanjut, mereka kemungkinan seumur hidup tidak bisa bersama lagi.

“Bagus, sangat bagus!” Senyuman Karry Lian menunjukkan suatu maksud, yaitu dia sudah mendapatkan hasil yang diinginkannya sudah dan selanjutnya giliran dia untuk bertindak.

“Tuan muda, apa tindakan kita selanjutnya?” tanya paman Bai.

Siapa yang akan menyangka bahwa Karry Lian akan mengalihkan pembicaraannya. “Paman Bai, mansion ini telah dilelang dan uangnya juga telah tiba di rekening. Pemilik rumah baru pun akan datang kemari untuk mengurusi pemindahan pemilikannya dan sisanya kamu yang akan bertanggung jawab. Kamu tidak perlu bertanya lagi mengenai masalah ini.”

“Tuan muda…” jawab paman Bai.

Karry Lian mengambil keluar kartu bank dari dalam saku setelannya, menyodorkan kepada paman Bai dan memotong pembicaraannya, “Paman Bai, kartu ini dibikin dengan menggunakan namamu. Aku sudah menabungkan 1 miliar didalamnya untukmu. Aku juga tidak bisa mengambil keluar uang yang berlebih itu, jadi kamu menyimpannya saja dan memakai uangnya untuk hidup dengan nyaman pada masa tuamu.”

“Paman Bai tidak mengambil kartu bank tersebut. Dia menatap Karry Lian dan lanjut berkata, “Tuan muda, aku sudah seumur hidup berada di kediaman keluarga Lian. Jika kamu ingin membalaskan dendam untuk tuan besar, tolong biarkan aku juga ikut mengeluarkan kekuatanku.”

“Paman Bai, kamu sudah mengeluarkan kekuatanmu, sisanya juga tidak ada yang perlu dilakukan lagi, jadi simpan saja. Setelah selesai mengurusi pemindahan pemiliknya, besok kamu langsung mengemas barang-barangmu dan langsung pergi.” Karry Lian langsung meletakkan kartu bank ke tangannya, membalikkan badannya dan naik ke atas.

Paman Bai yang berdiri di bawah melihat sosok bayangannya yang sekejap menghilang di lantai dua. Dia pun menunduk kepalanya dan menatap kartu bank di genggamannya itu, wajahnya terlihat sangat sedih.

……

Taylor Shen menyetir mobil dan tiba di kantor polisi. Dia bahkan tidak sempat menutup pintu mobil dan berjalan masuk ke kantor polisi dengan langkah besar. Salju pertama telah mencair diluar dan udara tersebut terasa sangat dingin. Dia hanya memakai atasan yang tipis, tapi sama sekali tidak merasa kedinginan.

Siapa yang tidak dapat mengenalnya di kantor polisi ini, bukan? Si tuan muda keempat, Taylor Shen, yang baru saja menikah ini mengirimkan istri barunya ke dalam penjara.

Matanya Taylor Shen terlihat merah dan menakutkan. Aura dingin disekitarnya membuat raut wajah orang-orang berubah. Dia menjelaskan tujuannya datang kemari dan polisinya bergegas untuk pergi meminta instruksi. Tidak ada orang yang menghentikannya untuk bertemu dengan tersangka itu, tetapi tersangka itu malah menolak bertemu dengannya.

“Apa katamu?” Pandangan mata Taylor Shen menjadi dingin. Sekujur tubuhnya terasa seakan telah dihantam oleh badai deras.

Polisi ini telah melalui ratusan pertempuran dan telah berjumpa dengan banyak narapidana yang kejam dan para tersangka yang kuat, tetapi dia malah dibuat takut oleh auranya. Dia pun tergagap sejenak dan berkata, "Song, nona Song menolak untuk bertemu denganmu.”

Taylor Shen dalam sekejap mengulurkan tangannya dan memegang kerah polisi itu. Pandangan matanya terlihat suram dan menyeramkan. “Coba pergi bertanya sekali lagi.”

“Nona Song sudah mengatakan bahkan jika ditanya seratus kali pun, jawabannya juga adalah ini. Dia bilang bahwa perkataan yang ingin kamu katakan sudah telat. Jika kamu rindu kemesraan diantara kalian berdua, maka dari awal menyatakan bahwa dia tidak bersalah.” Si polisi itu dengan gugup mengatakan kembali perkataan Tiffany Song. Dia sangat jarang bertemu dengan wanita yang dibuang ke dalam penjara dan malah masih terlihat tenang.

Tidak, mungkin ini bukan tenang, melainkan hatinya seakan telah menghilang!

Taylor Shen segera melepaskan kerah polisi itu. Dia tidak percaya bahwa Tiffany Song menolak untuk bertemu dengannya. Dia dengan dingin berkata, “Bawa aku pergi bertemu denganya!”

“CEO Shen, meskipun nona muda song sudah ditahan, tapi dia masih memiliki haknya. Dia tidak ingin bertemu denganmu, kami pun tidak bisa memaksanya untuk berjumpa denganmu. Semoga CEO Shen dapat memahaminya,” jawab polisi itu tanpa takut mati.

Taylor Shen mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. Tiffany tidak mau melihatku, dia berani tidak mau melihatku! Dadanya terasa sesak, napasnya terengah-engah, seakan sedang menyiksanya untuk mati. Dia berkata, "Kamu katakan padanya, bahkan jika dia akan dijatuhi hukuman mati, dia juga harus memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk menjelaskan dirinya."

Si polisi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Orang ini adalah orang penting yang diminta pemimpin untuk dijaga. Dia tidak berani mengabaikan, karena itu dia hanya bisa pergi bertanya lagi. Setelah beberapa saat, dia pun kembali dan dengan hati-hati memandang Taylor Shen sambil berkata, "Tuan Shen, aku sudah berkali-kali mengatakan perkataanmu kepada nona Song dan nona Song hanya mengucapkan tiga kata saja.”

“Tiga kata apa?”

“Tidak mau berjumpa!” Setelah polisi itu selesai mengucapkan perkataannya, dia jelas-jelas merasakan mata pria itu menjadi bahaya. Dia pun terkejut dan mundur selangkah kebelakang. Dia awalnya mengira pria itu akan menjadi marah, tapi pria itu malah tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Tawanya begitu suram dan menyedihkan, dimana membuat orang-orang yang mendengarnya patah hati.

Seketika, dia menahan senyuman itu, dimana kesedihannya itu begitu mendalam sambil berkata, “Kamu pergi memberitahunya, dia merasa bahwa aku dari dulu tidak pernah mempercayainya, dia bagaimana mungkin bisa mempercayaiku?”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu