You Are My Soft Spot - Bab 154 Malam Hari Begitu Indah, Menikmatinya Hingga Terlalu Kenyang

"Jangan!" Tiffany Song tiba-tiba duduk dari ranjang, dia bernafas dengan terengah-engah, gambaran dunia penuh dengan lumuran darah di depan mata masih belum menghilang, sang wanita bermimpi mereka sedang diburu untuk dibunuh, Taylor Shen menghadang pisau dengan badannya demi melindunginya, sang wanita melihat pisau yang memancarkan cahaya dingin tetusuk ke dalam tubuh sang pria dengan mata kepalanya sendiri, bercak darah terpancur ke wajahnya.

Taylor Shen yang berbaring di sampingnya ikut terbangun setelah mendengar teriakan histerisnya, bergegas bangun untuk duduk, melihat keningnya yang telah bercucuran keringat dingin, sang pria mengulurkan tangan memeluk sang wanita yang terus gemetaran, Menepuk punggungnya dengan lembut, "Tiffany, jangan takut. Aku berada di sisimu."

Tiffany Song melihatnya dengan ekspresi yang masih ketakutan, air mata langsung mengalir deras, "Taylor, aku bermimpi ada orang yang memburu kita, lalu kamu dibacok oleh mereka hingga mati, begitu banyak darah yang keluar. Aku sangat takut kamu akan mati."

Taylor Shen mengerutkan dahi, mendekatkan diri menciumnya di kening, berkata menenangkannya: "Tidak kenapa-napa, Tiffany, tidak kenapa-napa, patuhlah, kamu telah bermimpi buruk."

Suasana hati Tiffany Song menjadi tenang secara perlahan-lahan, Taylor Shen mengambil bantal dan meletakkannya di belakang punggungnya, sang pria bangun hendak pergi menuangkan segelas air untuknya, namun pergelangan tangannya tiba-tiba di genggam sang wanita, dia berkata dengan panik: "Kamu ingin pergi ke mana?"

"Aku pergi menuangkan segelas air untukmu. Jangan takut, aku tidak akan pergi." Taylor Shen menepuk-tepuk tangannya, lalu melepaskan tangannya, turun dari ranjang pergi menuangkan segelas air. Sang pria segera kembali setelah pergi tidak berapa lama, di tangannya terdapat cangkir air yang masih menghasilkan uap air panas, sang pria duduk di samping ranjang, menyerahkan gelas air kepadanya, "Minumlah sedikit."

Tiffany Song menganggukkan kepala, mengulurkan tangan dan menerimanya, suhu airnya sangat pas, dia meminumnya setengah gelas, lalu tidak mampu meminumnya lagi, sang wanita menggenggam gelasnya, mengangkat kepala memandang Taylor Shen, sekarang baru menyadari dagunya telah memar, sebelumnya masih tidak ada saat dia keluar hotel. Sang wanita seketika langsung mengulurkan tangan, menyentuh lukanya sejenak, terlihat sang pria tersenyum, dia berkata dengan panik: "Taylor, kenapa wajahmu bisa terluka?"

Taylor Shen menarik tangannya, tiba-tiba teringat terhadap kejadian di lorong, dimana parang yang memancarkan cahaya yang dingin hendak terayun ke hadapannya. Untung saja pada saat itu, dia menguras otaknya, lalu menendang bagian di antara sela kedua kakinya, pria itu menjerit histeris, parang terjatuh ke tanah, lalu para polisi telah tiba satu per satu.

Pergi ke kantor polisi untuk menuliskan catatan kejadian, kemudian pengacara membebaskannya keluar, sang pria bergegas pulang, Tiffany Song menunggunya hingga tertidur. Sang pria tidak membangunkannya, diam-diam pergi mandi, lalu membuang baju yang penuh darah ke tong sampah di luar kamar hotel, baru pergi ke ranjang, memeluknya dan tidur dengan hati yang puas.

Baru saja tidur beberapa menit, langsung dibangunkan oleh teriakan histeris sang wanita.

"Saat bertemu dengan temanku, kebetulan bertemu dengan preman yang membuat masalah, dan terluka secara tidak sengaja, sudah tidak kenapa-napa." Taylor Shen menjelaskannya dengan singkat, tidak mengatakan padanya tentang dendam dibaliknya, agar tidak membuatnya ketakutan.

Mereka jarang-jarang bisa keluar berlibur, anggap saja sebagai bulan madu yang dipercepat.

Tiffany Song melihat luka di wajah tampannya, merasa sangat sedih, sang wanita meletakkan gelas air ke atas rak di ranjang, mengulurkan tangan dan meraba sembarangan di tubuh sang pria, "Apakah hanya terluka di bagian wajah, bagaimana dengan tubuhmu, apakah bagian tubuhmu yang lain terluka? Biarkan aku melihatnya."

"Tiffany, kalau terus meraba, rabaanmu akan memunculkan suatu reaksi, dan kamu harus bertanggung jawab ya." Taylor Shen menangkap tangannya yang meraba sembarangan, nafasnya perlahan-lahan menjadi kasar, kalau dia terus meraba seperti ini, sang pria mungkin akan kehilangan kendali, akan lansung menginginkannya tanpa mempedulikan kondisi tubuhnya yang masih lemah sehabis perjalanan udara yang panjang.

Tiffany Song menarik kembali tangannya dengan malu, melototinya, berkata: "Taylor, jangan terus memikirkan hal seperti ini di dalam otakmu, boleh tidak?"

"Kamu berada di sampingku, tidak bisa disantap meski ada di depan mata, akan sangat menyengsarakan jika aku tidak memikirkannya." Taylor Shen menyilangkan kakinya duduk di ranjang, tersenyum riang melihatnya, di saat berumur 25 tahun, setelah melewati malam yang indah bersamanya, dia tidak memiliki wanita lain lagi, lalu baru kembali bertemu dengannya setelah menahan diri selama 5 tahun.

Dulunya tidak memikirkan hal seperti ini, karena tidak ada seorang pun wanita yang mampu membuatnya memiliki perasaan untuk menginginkannya, sekarang akhirnya telah memilikinya, gairah yang telah diakumulasi selama 5 tahun ini meluap keluar bagaikan monster yang baru keluar dari kurungan, bahkan sangat ingin melakukannya bersamanya sampai mati baru merasa puas.

Wajah Tiffany Song telah memerah sepenuhnya, dia menarik selimut untuk menutupi wajahnya, berkata dengan perasaan malu: "Melihatmu memiliki tenaga untuk memikirkan hal-hal seperti ini, sepertinya kamu sudah tidak kenapa-napa, kalau begitu aku tidur dulu." Setelah mengatakannya, dia langsung merebah ke ranjang.

Taylor Shen tersenyum melihatnya, membangunkan diri, merebah di atas tubuh sang wanita, menarik selimut, berkata dengan sindiran: "Tiffany, mumpung sudah bangun, bagaimana kalau kita melakukannya sekali sebelum tidur?"

Tiffany Song bertambah kesal, mengangkat kaki dan menendangnya, "Tidur, jangan berkata lagi."

Kakinya tidak berhasil menendangnya sesuai harapan, malah di tangkap oleh tangan sang pria yang terulurkan, selanjutnya, sang pria membuka selimut dan menempel, tidak lama kemudian, terdengar suara Tiffany Song yang memohon ampun dari balik selimut, "Taylor, jangan meraba di sana, sangat menggelitik."

"Di mana yang terasa tergelitik, di sini, atau di sini?"

"Taylor, kamu sungguh nakal."

"Tiffany, panggil aku Kakak Keempat......"

"...... Taylor, kamu sungguh psiko, tapi aku menyukainya!"

"......"

Semalam, mereka rakus terhadap kenikmatan, kedua orang itu tidur hingga hari menjelang siang baru bangun, Taylor Shen mengesampingkan seluruh pekerjaan demi menemani Tiffany Song untuk berlibur, bahkan sudah berpesan pada sekretaris, untuk jangan mengganggu kencan mereka kecuali ada masalah yang sangat genting.

Cristian Yan sudah tak berdaya untuk menasihati bos yang bertingkah sesuka hati seperti ini, tapi untung saja Wayne Shen telah kembali ke Kota Tong dan mulai masuk ke Shen's Corp. secara resmi, mulai bekerja setelah melakukan pemulihan selama sebulan usai pernikahannya.

Shen's Corp. diserahkan kepada Wayne Shen, Taylor Shen sangat merasa tenang. Setelah selesai makan siang, mereka berdua pergi ke Stanford University yang berada di Kota Stanford, California. Di sana terdapat berbagai memori ketika Taylor Shen masih muda.

Mereka berdua tidak menaiki mobil, melainkan menaiki MRT, Tiffany Song merasa sangat bersemangat di sepanjang jalan, terus berbicara bagaikan kicauan seekor burung pipit mungil, Taylor Shen duduk di sampingnya, mendengarnya berkata, hati yang kesepian sedikit demi sedikit telah terisi.

Sang pria menggenggam tangannya dengan erat, melihat pemandangan di luar jendela yang asing juga familiar, dia berkata: "Tiffany, terima kasih telah memberikan kebahagiaan terhadapku."

Tiffany Song melongo, memalingkan kepala melihatnya, wajah sang pria yang tampan memiliki sebuah ekspresi yang tidak mampu dimengerti oleh sang wanita, Tiffany Song berpikir, itu harusnya merupakan pelampiasan perasaan terhadap masa lalu, sang wanita membalas menggenggam tangannya dengan erat, berkata sembari tersenyum: "Harusnya aku yang mengatakan terima kasih terhadapmu, membuatku merasa tidak kesepian lagi."

Seorang pria, bersedia membawamu untuk menjelajahi masa lalunya, itu berarti sang pria pasti telah sangat mencintaimu.

Taylor Shen mendekatkan diri, mencium pipinya sejenak, sang pria mengangkat kepala melihat ke arah luar jendela, berkata: "Tiffany, kamu tahu tidak, sebelum aku lulus dari Stanford University, dulunya aku hanya memiliki uang sebanyak 100 USD, dengan hanya membawa diri datang ke New York, dulu aku bersumpah pada diriku, kalau aku tidak mampu untuk sukses, aku tidak akan menapakkan kaki ke negara asal. Entah beruntung atau sial, aku memenangkan sebuah pertarungan sengit di Wall Street, ketika namaku telah membuat para orang Chinese yang tinggal di Amerika tercengang, hatiku terasa sangat hampa."

"Kenapa?" Tiffany Song menanyakannya dengan penasaran, karir adalah segalanya bagi seorang pria, dia telah terkenal, kenapa masih merasa hampa?

Taylor Shen menarik kembali pandangan matanya, menggenggam tangannya, meletakkannya ke samping bibir dan menciumnya, berkata: "Karena orang yang ingin kuperlihatkan akan keberhasilanku telah tiada, dia tidak akan mampu melihat keberhasilanku untuk selamanya, sedangkan orang yang kuharapkan untuk bisa menemaniku berdiri di sisi ketika aku berada di puncak kesuksesan, malah belum datang."

Kelopak mata Tiffany Song dipenuhi dengan air mata yang panas, dia tiba-tiba mengerti, sebenarnya masa ketika dia yang berdiri di puncak kesuksesan adalah masanya yang paling kesepian baginya, sang wanita memeluknya, mengambil inisiatif untuk mencium bibir tipisnya, berkata: "Maaf, Taylor, aku datang terlambat."

Taylor Shen menatap mata phoenixnya dengan serius, menghela nafas, berkata: "Sungguh bodoh! Lebih baik terlambat dari pada tidak datang sama sekali."

"Taylor, apalah dayaku yang membuatmu mencintaiku dengan tulus?" Tiffany Song menjadi terisak, dia merasa lemah juga takut akan mengalami luka, asalkan ada sedikit desiran angin, dia akan menutup dan menyelimuti hatinya dengan rapat, lebih bersedia untuk menjadi seorang kura-kura yang menyusutkan kepala di dalam cangkang, daripada melakukan pengorbanan lebih banyak, dirinya yang begitu payah ini, bagaimana mungkin pantas terhadap dia yang begitu sempurna?

Taylor Shen melihat ekspresi wajahnya yang terharu hingga terlihat tak karuan, berkata: "Mungkin karena suasana malam hari begitu indah, dan aku telah menikmatinya hingga terlalu kenyang."

Ucapannya telah berputar di otaknya berulang kali, baru sang wanita mengerti apa maksud dari perkataannya, Tiffany Song seketika merasa lucu, "Taylor, kamu sungguh menyebalkan, aku sedang serius denganmu."

"Menyebalkan? Jelas-jelas aku mendengar ada seseorang yang mengatakan bahwa dia sangat menyukaiku." Taylor Shen menyindirnya.

"......" Tiffany Song memalingkan kepala melihat ke luar jendela, berkata dengan kesal: "Aku tidak ingin meladenimu lagi."

......

Kantor CEO di Lian's Corp, Karry Lian duduk di samping meja kantor dengan wajah yang sangat murung, tangan yang menopang kepalanya di atas meja telah bermunculan urat nadi, seakan- akan sedang menahan sesuatu, pandangan matanya menatap asistennya dengan dingin, "Apa yang kamu katakan tadi, katakan sekali lagi!"

"CEO Lian, baru saja mendapat kabar, bahwa Tiffany Song dan Taylor Shen telah pergi ke Amerika, perusahaannya saat ini dipegang oleh Wayne Shen yang merupakan adiknya Taylor Shen untuk sementara, dengar-dengar, setelah perjalanan mereka ke Amerika kali ini berakhir, mereka akan segera mempersiapkan acara pernikahan setelah kembali......" Sudut pandangan mata sang asisten melirik ekspresinya yang semakin lama menjadi semakin gelap, suaranya semakin lama semakin kecil hingga menghilang.

Karry Lian langsung mendorong semua dokumen yang ada di meja jatuh ke lantai, amarah membara di lubuk hatinya, dia merasa sangat kesal hingga nafas menjadi berat, Taylor Shen dan Tiffany Song telah berbaikan, meskipun dirinya telah menyembunyikannya dengan baik, namun tujuannya telah terkuak ke permukaan dengan jelas, kalau Tiffany Song tahu bahwa dia adalah orang yang menukar sampel rambutnya, Tiffany Song pasti tidak akan memaafkannya.

Jadi apa yang harus dia lakukan selanjutnya, agar bisa kembali mendapatkan perhatian darinya?

Dia mengira hubungan darah lebih besar daripada langit, Taylor Shen tidak akan menentang norma dan berkeras kepala untuk tetap menginginkannya, dia telah meremehkan ketulusan hati Taylor Shen terhadap Tiffany Song, juga telah salah menilai perasaan Tiffany Song terhadap dirinya.

Tidak ada lagi masalah tentang saling memiliki hubungan darah yang bisa memberikan jarak diantara mereka berdua, jadi hal apa lagi yang bisa memisahkan mereka?

Sang pria menopang kepala yang terasa sakit berdenyut, ketika topeng berhati baik telah terbongkar, biasanya orang itu akan menjadi lebih jahat, sang pria berjalan ke samping jendela, melihat Tower Howey yang tetap tidak tumbang meski telah dipapar oleh cahaya matahari yang terik dan diterpa hujan, jika ingin mengalahkan seseorang, cara yang paling baik adalah mencabut akarnya.

Tangannya yang besar masuk ke dalam kantong, mengeluarkan sebuah kotak rokok, percikan api yang memikat, terpancar di wajah tampannya, pada detik itu, sang asisten telah melihat aura tekad kuat yang tidak pernah dilihatnya sebelumnya, hatinya merinding, sepertinya ada sesuatu yang sedang berubah secara diam-diam.

Pintu kantor tiba-tiba dibuka oleh seseorang, sang asisten membalikkan kepala, terlihat seorang wanita dengan rambut panjang berdiri di samping pintu, sang pria kaget, lalu kembali melihat ke arah atasannya, Karry Lian melambaikan tangan terhadapnya, sang pria segera membalikkan badan dan keluar.

Angelina Lian menapakkan kaki di lantai, selangkah demi selangkah masuk ke dalam, berdiri di depan Karry Lian, bertanya: "Ide siapa ini?"

Karry Lian melihatnya, mata sang wanita sangat merah, mungkin karena tidak tidur sepanjang malam, rambut hitam yang panjang terurai di bahunya, raut wajahnya sangat pucat, bibir merahnya memikat, melototi sang pria dengan tatapan yang tajam bagaikan seorang iblis, sang pria berkata: "Apakah begitu penting terhadap ide siapa ini? Angelina, kamu pada awalnya memang seorang anak yang papa adopsi, sekarang hanya sekedar mengembalikan barang kepada tempat asalnya."

"Karry!" Angelina Lian berteriak dengan menggertakkan giginya, "Aku tidak ingin menjadi adiknya, aku ingin menjadi wanitanya!"

Tatapan mata Karry Lian sama sekali tidak terdapat rasa kasihan, saat melihatnya, sang pria berkata sambil tertawa dingin: "Atas dasar kemampuanmu ini? Jangan bersikap tidak tahu diri lagi, saat dia mengira Tiffany Song adalah adik perempuannya, ketulusan hatinya tetap tidak berubah, dan tetap bertekad untuk memilikinya. Tapi kamu, selain merupakan adiknya, kamu bukanlah siapa-siapa, kenalilah identitasmu sendiri dengan baik, keluar!"

Angelina Lian melototkan matanya yang indah selebar mungkin, air mata mengalir keluar dari kelopak mata, berkata: "Lupakan saja jika kamu tidak ingin membantuku, aku akan membantu diriku sendiri, kalaupun dia memang adalah kakakku, aku juga ingin mendapatkannya!"

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu