You Are My Soft Spot - Bab 305 Aku Bukan Membantumu, Tapi Untuk Menebus Kejahatan (1)

Hati Taylor Shen sakit bagai tersayat pisau, dia tahu dari Devina Qin disana,Tiffany tahu akan penyakitnya sendiri, dia hanya tidak bisa mengontrol untuk mencurigainya, Taylor memegang wajahnya, dengan penuh cinta berkata : “Tiffany. Aku tidak akan pergi, aku terus menemani di sisimu, sampai aku mati.”

Vero He terisak.Gelombang hatinya bergejolak, pria yang penuh cinta dan tidak menyesal seperti ini, bagaimana mungkin ia bisa menolaknya? Dia menutup kelopak matanya, telapak tangannya dibasahi oleh air mata, “Aku bisa menyakiti mu, bodoh.”

“Aku tidak takut, yang paling aku takutkan ialah tidak bisa memiliki mu lagi.” Suara Taylor mengikat dan serak, ada sebagian orang, asalkan ia sudah teguh, maka tidak bisa melepaskan tangan lagi. Taylor terhadap nya ialah seperti ini, oleh karena itu ia tidak akan melepaskan tangannya lagi, meskipun saling mencinta dan saling membunuh.

Vero pun tertangkap lagi, dia tidak sanggup menolaknya. Juga tidak sanggup menolak hati nya yang ingin mendekati dirinya, “Taylor, kamu seharusnya tahu akan penyakit ku, aku tidak sekali lagi ketika aku kambuh, akan berubah seperti apa lagi, aku.....”

Tidak mengizinkan nya meringkuk mundur , Taylor menundukkan kepala, mencari bibirnya, membuat perkataannya yang belum selesai itu sepenuhnya ditelan masuk ke dalam perut, bibirnya langsung dengan mesra mendekati bibir Vero, dengan penuh gairah menciumnya, seperti mau menelan Vero masuk ke dalam perutnya, bersatu padu dengannya, dengan begitu dia tidak perlu khawatir lagi. Kapan dia akan meninggalkannya.

Pada awalnya Vero bersikeras menolak ciumannya, lalu kemudian perlahan semakin tergila-gila, bibir dan lidah saling menjalin. Bertemu dengan apir asmara , suhu badan kedua orang itu sedang meningkat , Vero ditekan jatuh oleh nya di atas kasur pasien, menciumnya hingga semakin sentimental.

Cukup lama, barulah ia dengan terengah-engah melepaskannya, menundukkan matanya menatap wajah cantiknya yang berwarna merah muda, seketika ia impulsif dan tidak bisa terkontrol, rasa menginginkannya semakin kuat. Namun teringat disini ialah ruang konsultasi dokter, ia hanya bisa bersikeras menekan keinginannya dalam hati, bangkit dari atas badan Vero.

Badan Vero menjadi ringan, hatinya kosong, membuka matanya, dengan sadar ia menjulurkan tangan ingin memeluknya. Detik berikutnya, tangannya di genggam oleh sebuah telapak tangan besar yang hangat dan lembut , lalu dia ditarik oleh nya, tatapannya masuk ke dalam tatapan Taylor yang sedikit mengejek , dia dengan suara serak dan rendah berkata : “Tahu kamu menginginkannya, namun bungkus luka di tangan dengan baik terlebih dahulu.”

Vero canggung hingga merasa malu, pipinya semakin memerah seperti memakai perona pipi, dia memindahkan tatapannya, dengan sesukanya melihat di sekeliling ruangan konsultasi dokter, tidak berani melihat ke arah Taylor, ia mengangkat tangan nya, setelah mengusap rambut nya yang berantakan di pipinya ke belakang telinga, demi menghilangkan rasa canggung yang hening itu, ia pun berkata: “Kenapa kamu begitu cepat bergegas kesini?”

Dia juga tidak mengatakan apa-apa dengan Tuan Besar Shen, namun ia datang begitu cepat.

Gerakan tangan Taylor seketika terhenti, tahu bahwa Vero mau pergi menemui Tuan Besar, bahkan rencananya sendiri sudah tidak dipedulikan lagi, hanya ingin bergegas datang kemari untuk melindunginya, tidak disangka saat datang kesini, benar-benar melihat ia terluka, seketika itu, dalam hatinya sangat merasa bersalah, tidak seharusnya membiarkan ia sendiri pergi menemui tuan besar.

Rasa benci tuan besar terhadap dirinya, dia sudah merasakannya saat perbincangan kemarin, pada akhirnya ia sendiri masih begitu lalai.

Melihat ekspresi suram dam kebingungan di wajah tampannya, Vero tahu apa yang sedang ia pikirkan, ia menghela nafas ,berkata : “Taylor, kamu jangan menyalahkan diri mu sendiri, luka di tangan tidak parah.”

Taylor dengan hening mengobati nya, lalu mengambil kain kasa dan membalutnya.

Vero menundukkan kepala melihat tangan yang dibalut seperti mummy, di atasnya masih terdapat simpul kupu-kupu yang berlebihan, dalam hatinya merasa sangat tidak berdaya. Taylor duduk di sisinya, ujung matanya melihat pemandangan di depan dadanya, seketika nafasnya menjadi berat.

Kancing baju kemeja Vero dibuka oleh Taylor yang tidak bisa menahan emosinya tadi, menampilkan kulit putih yang mulus, di atasnya masih ada sedikit bekas ciuman , sangat seksi. Dia dengan keadaan yang sulit memindahkan tatapannya, seketika, juga memindahkannya, menjulurkan tangan mengancing bajunya.

Vero juga memperhatikan baju nya sendiri masih setengah terbuka, pipinya semakin lama semakin memerah, jari panjangnya yang hangat mengancing bajunya, sekali-kali bisa tersentuh dengan kulitnya, kulit itu seperti dipanggang di atas api, begitu panas.

Dia dengan sangat cepat mengancing baju Vero, lalu menurunkan tangannya ke samping badan, dengan datar ia berkata : “Apa yang kamu bincangkan dengan tuan besar?”

“Taylor, kamu bukan pembakar, aku salah menuduh mu.” Ada rasa menyesal di dalam suara Vero, salahkan dia tidak percaya pada Taylor, dengan begitu selalu memberikan kesempatan kepada orang lain.

“Aku tahu.” Tatapan Taylor berbinar – binar melihatnya, masalah yang terjadi tahun itu, dia mempunyai ingatan tersebut, tuan besar bisa menggunakan masalah ini untuk menakuti Tiffany, tapi tidak bisa menakuti dia.

Vero dengan terkejut menatapnya, “Kamu tahu?”

“Hari dimana kamu meminta putus dengan ku, aku pergi melihatnya, dia sendiri yang langsung mengakuinya.” Kata Taylor.

“Ternyata dia begitu membenci ku, membenci ku hingga rela memfitnah anak sendiri ialah seorang pembakar, juga mau memisahkan kita.” Dalam hati Vero merasa sangat berat, perasaan yang tidak mendapatkan restu dari orang tua, apakah benar-benar bisa bertahan lama kah?

Taylor dengan ringan menggenggam tangannya yang tidak terluka dan memainkannya, jari Vero yang panjang nan putih bersih, seperti daun bawang, kukunya di potong dengan begitu indah, tidak seperti gadis yang saat ini, mengoleskan cat kuku, sangat bersih dan rapi.

Jari tangan dia yang begitu indah, sebenarnya lebih cocok untuk belajar piano, jika nasib dia hari ini tidak penuh dengan masalah dan ketidak beruntungan seperti ini, mungkin saja sekarang ialah seorang pianis yang terkenal, mungkin hari ini mereka tidak akan bertemu.

“Tiffany, tuan besar sudah menemui jalan buntu, dia tidak memikirkan cara lain untuk memisahkan kita, hanya bisa menggunakan cara lama untuk membuat jarak.” Mata Taylor yang mendalam, tersirat sebuah cahaya redup.

Sebenarnya dia membelakangi Vero, masih melakukan suatu hal. Vero tidak mempercayainya, tapi masih ada sedikit kepercayaan terhadap perkataan orang lain, oleh karena itu ia menghasut Angela He, melalui mulut Angela, memberitahukan masalah tahun itu padanya.

Dia hanya di hipnosis, dengan sadar mencurigainya, namun tidak menandakan pada kenyataannya, hati curiganya tidak bisa goyah. Jadi dengan Angela secara tidak langsung memberitahunya kenyataan, dia pasti akan curiga, juga akan datang mencari tuan besar untuk konfrontasi .

Masalah dibelakang, meskipun tidak dalam perencanaannya, namun berdasarkan karakter tuan besar, melihat Tiffany , dia pasti tidak tahan untuk berpuas diri, mengatakan semua masa lalu. Jadi ketika pengawal meneleponnya, memberitahukan bahwa Tiffany mau pergi bertemu dengan tuan besar, dia pun tidak menghalanginya.

Karry Lian ingin menghipnosis Tiffany, harus membangunnya di atas sebuah kenyataan yang pernha terjadi. Sekali kejadian ini terkuak, dengan begitu Tiffany pun tidak mencurigai dasar nya. Tiba pada saat itu,Tiffany hanya bisa mengira bahwa tuan besar demi memisahkan mereka, barulah bisa memfitnahnya, dengan begitu tujuannya pun sudah tercapai.

Tuan besar dari dulu keras kepala dan egois, oleh karena itu rencananya pun terbantu.

Setelah berputar-putar, akhirnya ia pun bisa menghilangkan rasa curiga Tiffany pada dirinya untuk sementara, selanjutnya, dia juga tidak tahu apa lagi yang sedang menunggu mereka. Karry Lian, dia benar-benar sangat ingin membuat nya hancur dan menyelesaikannya.

Vero memiringkan kepala bersandar di bahunya, tatapannya menatap ke sepasang tangan mereka yang saling berpegangan, 10 jari mereka bergenggaman dengan erat, telapak tangan nya saling berhadapan, ialah sebuah pose yang menyentuh.

“Taylor, aku tidak tahu kenapa dia begitu membenci ku, sebenarnya aku melakukan kesalahan apa?” Vero bertanya dengan suara rendah.

“Tiffany , kamu tidak melakukan kesalahan apapun, dia hanya tidak bisa melihat aku bahagia.” Tidak ingin membuat nya mempunyai beban hati, berprasangka pada tuan besar, biarkan lah dirinya sendiri yang menanggungnya.

Vero mengangkat kepalanya, dengan terkejut menatap sisi wajahnya, “Kenapa? Dia adalah ayah kandung mu, kenapa dia mau berbuat seperti ini pada mu?”

Taylor tertawa pahit, “Tiffany, kita tidak bisa memahami pemikiran setiap orang, kita hanya perlu menjadi seseorang yang baik saja .”

Vero menghela nafas, sebenarnya sering sekali, mereka sangat mirip, oleh karena itu mereka bisa susah untuk saling menyerah seperti ini, dia kembali bersandar di bahunya, dengan suara lembut berkata: “Taylor, aku akan lebih lebih lebih........”

Kata-kata berikutnya, dia tidak mengatakannya, Taylor pun sudah mengerti, bibir tipisnya tersenyum, menjulurkan tangan memeluknya dengan semakin erat. Setelah sesaat, pun terdengar suara ketukan pintu, menghancurkan kebahagiaan dalam ruang konsultasi yang hening dan hangat.

Taylor memeluk nya berdiri, berkata: “Banyak virus dalam rumah sakit, kita pergi dulu.”

Vero menekan bibir dan tersenyum ringan, mengeluh banyak virus di rumah sakit, tadi siapa yang tidak bisa mengontrol menekannya di atas kasur pasien? Dia mengikuti Taylor dari belakang berjalan ke arah pintu, membuka pintu, ia melihat Erin dan para pengawal berada di depan pintu, seketika wajahnya memerah.

Sejak kapan mereka datang?

Pemikiran Erin pintar, sekali melihat kedua orang begitu terikat dengan sesama, pun mengetahui bahwa mereka sudah berbaikan. Teringat dengan Tuan Besar Shen, matanya pun bertambah sebuah ekspresi berat.

Setelah Taylor membawa nona Vero pergi, Tuan Besar Shen jatuh dari atas kasur, pembuluh darah otaknya , saat ini masih diselamatkan di Unit Gawat Darurat (UGD), dokter berkata, meskipun terselamatkan, takutnya saraf otak mengalami kerusakan, selanjutnya jika bukan menjadi manusia vegetatif , maka menjadi idiot.

Teringat Tuan Besar Shen dulunya juga ialah seorang yang hebat di dunia bisnis, masa tua nya terjatuh hingga akhir yang begitu hancur, juga membuat orang sangat terisak.

Vero memperhatikan ekspresi wajahnya, dia bertanya: “Erin, apa yang terjadi?”

Erin pun melihat Taylor, barulah menatap kembali ke wajah Vero, ia berkata: “ Nona Vero, Tuan Besar Shen sudha menderita stroke.”

Hati Vero terkejut, dia tiba-tiba membalikkan kepala melihat Taylor, alis Taylor mengerut, tidak ada ekspresi yang lain, ia dengan datar berkata: “Begitu juga baik, untuk menghindari dia membuat masalah lagi.”

Hati Vero sedih, bukan karena mengasihani Tuan Besar Shen, dia sudah melakukan banyak masalah yang tidak bisa dimaafkan terhadap dirinya, Vero terhadapnya dari awal sudah tidak ada hati simpati, dia hanya sedih pada Taylor yang seperti ini, bagaimana pun juga keluarga yang mempunyai hubungan darah, hatinya tentu saja tidak tenang seperti wajahnya bukan.

“Kamu pergi melihat lah.” Vero berkata.

Taylor menundukkan kepala melihatnya, “Tidak apa-apa melihat atau tidak, Tiffany, biarkan Erin mengantar mu pulang terlebih dahulu.”

“Oh, jika kamu ada masalah telepon lah aku.” Vero mengangguk-anggukkan kepala, melihat dia benar-benar tidak perlu ditemani oleh dirinya, barulah ia berbalik dan pergi bersama Erin mereka. Setelah tatapan Taylor mengantarnya pergi, barulah dia membalikkan badan berjalan pergi ke UGD.

Terhadap tuan besar, dia tidak bisa mengatakan dengan jelas perasaan dalam hatinya, saat ia berusia 15 tahun, diusir keluar negeri olehnya, kehidupan penuh tekanan yang ia alami di luar negeri, sejak saat itu, dia pun tahu, dia tidak bisa mengandalkan orang yang paling dekat dengannya, hanya bisa mengandalkan diri sendiri.

Dia berusaha keras membuat dirinya sendiri sebagai orang yang paling unggul, ingin membuatnya melihat perkembangan dan hormat padanya, pada akhirnya, dia tidak mendapatkan apresiasi nya, namun mendapatkan rasa bencinya.

Dia tidak tahu sebagai seorang ayah, kenapa dia bisa memiliki rasa benci yang begitu dalam terhadap dirinya?

Datang di depan ruang UGD, lampu di depan UGD masih menyala, dia bersandar di tembok, dengan tercengang menatap pintu UGD, dia tidak berperasaan terhadapnya, namun ia tidak bisa tidak bermoral seperti itu terhadapnya.

Dengan begitu, mungkin benar-benar sangat baik, setidaknya dia tidak bisa melakukan hal yang kejam lagi memberi bantuan pada musuh, membuatnya sepenuhnya bermusuhan dengannya.

Suara langkah kaki yang cepat terdengar di belakangnya, Nyonya Nelson Shen dan Wayne Shen beserta Jennifer Li semuanya bergegas datang, rambut Nelson tersirat cahaya perak, dia yang sudah mendekati 50 tahun, setiap hari berpikir keras demi Joy De Vivre Group, saat ini tampak begitu tua.

Dia datang ke hadapan Taylor, menjulurkan tangan menarik kera bajunya, dengan marah berkata: “Taylor, apa yang kamu lakukan terhadap ayah?”

Taylor dengan dingin melihatnya, “Pura-pura berbakti pada saat ini, juga tidak bisa mentoleransi istri mu membuatnya kesal sampai masuk rumah sakit.”

“Kamu!” Nelson kesal hingga alisnya terus mengerut, pria ini adalah adiknya, dari kecil arogan dan keras kepala, dia yang berencana untuk membuatnya keluar dari rumah Keluarga Shen, tidak disangka setelah 10 tahun, dia ternyata bisa kembali, membuat semua perencanaannya sia-sia.

Ketika ia mengusirnya keluar dari Shen’s Corp, dia pun bersumpah pada langit, suatu hari pasti akan merebut kembali semua yang merupakan miliknya.

Taylor menjulurkan tangan menghempas, menghempas tangannya, lalu dengan sikap yang perlahan merapikan keranya, “Karena kalian sudah datang, maka aku juga tidak ada urusan disini lagi.”

Selesai mengatakan hal itu, ia membalikkan badan dan pergi.

Wayne dengan ekspresi yang tidak begitu setuju melihatnya, dia dengan segera mengejarnya, “Kakak keempat, kamu menyuruh orang membuat ayah menjadi tahanan rumah, sebenarnya apa yang telah ayah lakukan, membuat mu begitu marah?”

Taylor menghentikan langkah kakinya, dia membalikkan kepala melihat Wayne, berkata: “wayne, seumur hidup ini, orang yang paling aku malu untuk menghadapinya ialah kamu dan Tiara.” Tatapannya melihat ke Jennifer yang berdiri tidak jauh, lanjut berkata: “Ingat harus bahagia, kapan menikah, ingat undang aku pergi menghadirinya.”

“Kakak keempat.” Wayne dengan tercengang menatap bayangan punggungnya yang pergi, mengatakan ayah dan anak tidak mempunyai rasa benci yang berlarut, namun rasa benci antara ayah dan Kakak keempat, sepertinya sudah semakin mengikat semakin mendalam.

Jennifer berjalan ke sisi Wayne, menatap bayangan Taylor penuh dengan kesedihan dan kesuraman, dia dengan suara lembut berkata: “Ada apa dengan kakak keempat?”

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu