You Are My Soft Spot - Bab 408 Menghargai Setiap Menit Dan Detik Yang Dilalui Bersama(3)

Orang itu benar-benar sangat mudah berkompromi, membalikkan badan naik kemobil, lalu mengendarai mobil itu sampai ke tepi jalan, Erin mengambil uang 5.000 dolar dan memberikannya pada nya, orang itu pun mengendarai mobil dan pergi. Setelah menyelesaikan masalah kecelakaan, dia membalikkan kepala, barulah menyadari taksi yang terus mengikutinya sudah tidak ada, dia naik ke mobil, pun menerima panggilan telepon dari sang ibu, dia tertegun melihatnya, seperti itu adalah hal yang berbahaya dan mengancam, membuatnya merasa takut.

Ragu untuk waktu yang cukup lama, ia pun tetap menjulurkan tangan dan menerima panggilan itu, berkata: “Ibu, anda mencari ku?”

“Erin, kamu sekarang dimana, aku berada di bawah apartemen mu.”

“Oh, aku segera pulang, tadi terjadi kecelakaan.” Erin menghidupkan mesin mobil, melihat mobil bagian depan tertabrak hingga hancur, bumper nya juga lepas, juga lampu utama juga rusak, hatinya sangat sedih.

Bibi Yun disana merasa gugup dan bertanya beberapa pertanyaan, Erin menutup telepon, lalu menghidupkan mesin mobil dan pulang ke apartemen. Turun dari mobil, dari jauh ia melihat ibunya yang menunggu di bawah, dia menarik nafas yang dalam, bersamaan dengan ia yang berjalan ke sana dengan langkah yang cepat, wajahnya sudah terpancar sebuah senyuman, ia berkata: “Ibu, kenapa anda datang? Apakah hari ini tidak perlu mempersiapkan makan malam?”

Ibu menjadi pembantu di Keluarga He sudah 30-an tahun, hampir seudah menganggap dirinya sendiri sebagai bagian dari Keluarga He, dia dari dulu tidak akan mengeluh dirinya memberi terlalu banyak, mendapatkan terlalu sedikit, dia selalu akan memberi secara diam-diam, berharap semua orang di keluarga itu bahagia.

Saat kecil dia juga tidak pernah stabil, kenapa ibunya mau menjadi pembantu di kediaman Keluarga He, kenapa tidak bisa pergi mencari pekerjaan yang lain, meskipun menghidangkan sayur atau mencuci piring, juga lebih baik dibandingkan menjadi pembantu.

Lalu ketika ia dewasa, barulah ia mengerti, itu adalah balas budi.

Bibi Yun melihat putrinya yang begitu dekat, sudah berapa lama ia tidak melihat putrinya dengan baik? 2 tahun ini meskipun Erin berada Kota Tong, namun waktu mereka anak dan ibu bersama sangat lah sedikit, dia menggenggam tangannya, berkata: “Aku cuti setengah hari,datang untuk melihat mu.”

Erin teringat akan masalah ibu mengikutinya tadi, ditambah dengan masalah dia dan James di ketahui oleh Nyonya He, ia berkata: “Ibu, apakah terjadi sesuatu, atau kamu tidak bahagia di kediaman Keluarga He?”

Erin merangkul tangan ibunya masuk ke apartemen, Bibi Yun melihat nya ingin mengatakan sesuatu namun terhenti, Erin mengira ia benar-benar tidak bahagia, ia berkata: “Jika tidak bahagia, maka pindah dan tinggallah bersama ku, dulu aku masih kecil, uang yang ku dapatkan tidak banyak, harus kamu yang mencari nafkah dengan bersusah payah untuk membesarkan ku, sekarang uang yang kudapatkan cukup untuk menghidupi anda seumur hidup, anda jangan menyusahkan diri lagi.”

Mendengar ucapan bakti anaknya, Bibi Yun merasa gembira, ibu dan anak pun berjalan masuk ke dalam lift, ia berkata: “Erin, ibu sudah tinggal seumur hidup di kediaman Keluarga He, sudah terbiasa, tidak perlu kamu yang menghidupi ku, simpan lah uang yang kamu dapatkan, kelak setelah menikah dan melahirkan anak, banyak hal yang membutuhkan uang.”

Erin tidak berkata apa-apa, Erin menatapnya, menghela dengan ringan dan berkata: “Kamu jangan salahkan ibu mendesak mu, kamu juga sudah tidak kecil lagi, ibu selalu ingin melihat kamu menikah dan meniti karir, barulah tidak malu untuk pergi turun ke Yellow Spring berjumpa dengan ayahmu.”

“Bu, aku tahu, aku tidak menyalahkan anda.” Kening Erin terus melompat, ibunya mengungkit cerita lama, seperti sebuah tekanan yang tersembunyi, memaksa ia menikah, barulah bisa membuatnya tenang.

Tapi dia....

“Erin, kamu suka pria seperti apa, kamu beritahu ibu, orang yang ibu kenal tidak banyak, namun bisa meminta bantuan teman untuk mencarikannya untuk mu, kamu segera menikah, barulah aku bisa tenang.”

“Ibu, perasaan dan pernikahan itu tidak bisa dipaksakan, jika ada orang pilihan yang cocok, aku akan membawanya pulang untuk dilihat oleh mu.” Erin mengatakannya dengan penuh kebenaran, dalam hatinya malah merasa sangat bersalah, karena ia telah berbohong pada ibunya.

Bibi Yun melihat nya beralasan lagi, dia pun mengerutkan alis, bersamaan dengan ketika ia berbicara, lift pun berbunyi “Ting”, “Erin, jujur dan katakan pada ibu, apakah kamu dan ........”

“Erin, akhirnya kamu pulang.” Sebuah suara pria yang jernih memotong pertanyaan dari Bibi Yun, Bibi Yun ibu dan anak secara bersamaan membalikkan kepala melihat, pun melihat Marco Xu berdiri di depan pintu dengan tangan yang memegang 2 kantong besar, sedang dengan tersenyum melihat mereka.

Bibi Yun dengan terkejut membalikkan kepala melihat Erin, bertanya: “Ini adalah........”

Erin melihat Marco, berkata: “Ibu , ini adalah senior ku di sekolah militer Marco Xu, Kakak Senior Xu, ini adalah ibu ku.”

“Halo tante, nampaknya tante begitu muda, tadi ketika kalian berjalan keluar, aku mengira kalian adalah kakak beradik.”Marco sangat pandai berbicara, lebih pandai dalam mengobservasi ekspresi seseorang, bisa terlihat aura diantara ibu dan anak ini sedikit tegang, barulah ia memperbaiki atmosfer disana dengan cara seperti ini.

Wanita yang berumur 18 tahun, sampai 80 tahun suka mendengar orang lain mengatakan dirinya muda, termasuk juga dengan Bibi Yun,di puji oleh Marco hingga merasa sangat gembira, dia memperhatikan pria yang ada di hadapannya,kelima indranya baik dan tampan, sekujur tubuhnya penuh dengan energi positif, semakin ia melihatnya ia semakin puas, melihat tamu masih memegang barang dan berdiri di luar pintu, ia pun langsung menabrak Erin, berkata: “Cepat buka pintu, apakah kamu bisa enak hati, membuat tamu menunggu di luar?”

Mengatakan itu ia pun langsung maju, dengan ramah mau mengambil barang yang ada di tangan Marco, Marco tersenyum dan mengelak, menampilkan gigi yang bersih dan rapi, ia berkata: “Tante, aku tidak selemah itu, lagi pula aku adalah pria, barang ini sama sekali tidak berat bagi ku.”

Erin pergi membuka pintu, dia sudah 1 waktu tidak pulang, lantai nya penuh dengan selapis debu, dia berdiri disamping pintu, membuka lampu, mempersilahkan ibu dan Marco masuk.

Sirkulasi udara di dalam apartemen sangat tidak baik, di atas lantai juga tertutupi selapis debu, Bibi Yun mengerutkan alis, hal ini membuktikan Erin tidak pulang untuk 1 waktu, dalam waktu ini dia tidak pulang ke Kediaman He, lantas dia tinggal dimana?

Jawaban itu mendorong dalam hatinya, jika bukan takut karena masih ada tamu disini, dia hampir akan bertanya tentang hal itu. Dia terlalu mengabaikan Erin, sejak 18 tahun ia meninggalkan rumah, dia hampir tidak tahu apa yang ia lakukan diluar sana.

Marco berdiri di bagian pintu masuk, tentu saja tidak melewatkan debu tipis yang menutupi lantai rumah, itu adalah debu yang terkumpul karena sudah lama tidak ditinggali, dia membalikkan kepala melihat Erin, ditambah dengan momen buruk lainnya bertanya apakah mau mengganti sandal atau tidak, lalu memegang barang-barangnya dan pergi ke dapur.

Erin berdiri di tengah ruang tamu, melihat ibunya yang berekspresi wajah sangat jelek, ia berkata: “Aku pergi ke dapur melihat-lihat.”

Dia berjalan masuk ke dapur, melihat Marco memasukkan 1 per 1 barang ke dalam kulkas, kulkas nya kosong, juga sudah lama tidak disentuh, dia berdiri di belakang Marco, berkata: “Kakak Senior Xu, kenapa kamu datang? Apakah pasukan militer sudah libur?”

“Aku datang menjenguk mu, ini bukan kah sudah lama tidak bertemu dengan mu, kenapa kamu kelihatannya menjadi kurus?” Marco melihatnya, awalnya memang sudah cukup kurus, sekarang dagunya juga sudah menjadi tirus.

“Kurus kah?” Erin dengan tidak leluasa memegang dagunya, dia tidak merasa dirinya menjadi kurus.

“Sejak kapan aku membohongi mu?” Marco tertawa dengan ringan dan berkata, setelah memasukkan barang ke dalam kulkas hingga penuh, ia membalikkan badan melihatnya, “Sebelum datang tidak menelepon mu, ialah karena ingin datang untuk memberi kejutan pada mu, tidak disangka bertemu dengan ibu mu secara tidak sengaja, tidak akan merepotkan mu bukan?”

Erin menggeleng-gelengkan kepala, “Tidak, kamu belum makan malam bukan, aku akan segera memasaknya. Tapi kemampuan memasak ku tidak baik, asalkan kamu tidak mengeluh saja.”

“Bisa memakan masakan mu, meskipun racun juga akan ku telan.” Eksprei wajah Marco penuh dengan kehormatan, Erin menyuruh nya duduk di luar sebentar, Marco berpikir, dan tetap saja tidak keluar.

Di ruang tamu tidak ada Bibi Yun, Bibi Yun sedang mencari jejak di kamar Erin. Putrinya sudah besar, dia bisa memberikan nasehat yang baik, sebelum sesuatu hal terjadi, untuk menghindari hal tersebut terjadi, tapi jika sudah terjadi, maka ia harus berpikir, bagaimana caranya agar bisa membuat mereka berpisah.

Tuan Muda Pertama menghidupi seorang gadis diluar, jika tidak ada hubungan dengannya, maka Nyonya He tidak akan menyuruh nya naik dan secara khusus mengatakan hal ini kepadanya, ditambah dengan belakangan ini ia menyadari dimana pun Erin berada, tatapan Tuan Muda Pertama kepada Erin sangat membara, itu adalah tatapan seorang pria ketika menatap wanita.

Oleh karena itu sekali berpikir secara berkesinambungan, sebenarnya fakta tersebut sudah hampir terkuak.

Dalam rumah Erin tidak ada barang pria sama sekali, Bibi Yun berjalan keluar dari kamar, pun melihat Marco duduk di sofa ruang tamu, Marco melihat nya, tatapan yang ganas itu hampir menembus pikirannya, dia sedikit tidak leluasa, berjalan kesana lalu duduk, berkata: “Tuan Xu........”

“Tante, anda panggil aku Marco saja.” Kata Marco sambil tertawa.

Bibi Yun mengangguk-anggukkan kepala, sebenarnya Marco benar-benar sangat unggul, tampan, sikapnya juga ramah dan baik, kelihatannya sangat jujur. Jika Erin bisa bersama dengan Marco, dia tidak akan khawatir Erin bersama dengan Tuan Muda Pertama lagi.

Berpikir sampai disini, Bibi Yun bertanya kepada Marco keadaan keluarganya. Keluarga Marco sangat sederhana, ayahnya adalah seorang pekerja, ibunya seorang guru, ialah orang yang sederhana dan tanpa kemewahan, bisa dikatakan Erin sepadan dengannya.

Bibi Yun telah memahami situasi, semakin puas terhadap Marco, oleh karena itu ketika Erin keluar dari dapur, ia mendengar ibunya sedang bertanya pada Marco, “Kamu tidak punya pacar, menurut mu bagaimana dengan Erin ku? Dia juga tidak mempunyai pacar. Jika kamu tidak mengeluh, bagaimana jika kalian sama-sama mencobanya dulu?”

Erin langsung meletakkan piring ke atas meja makan, dengan malu berkata: “Ibu, kenapa dengan anda? Anda jangan mengejutkan Kakak Senior Xu.”

“Kamu anak ini, pria dan wanita yang belum menikah, kenapa mengejutkan, bagaimana menurut mu, Marco?” Bibi Yun menatap Erin, lalu kembali bertanya pada Marco .

Marco menatap Erin, Erin langsung memberikan isyarat pada nya, melihat sikap Erin yang panik itu, dalam hatinya semakin senang: “Tante, aku cukup menyukai Erin, hanya saja ia tidak menyukai ku.”

“.........” Erin tidak bisa berkata apa-apa dan menatapnya, ibu mendengar hal ini, bagaimana tidak memasukkannya dalam hati?

“Pria dan wanita pasti akan muncul sebuah perasaan ketika sudah lama bersama, asalkan kamu suka pada Erin, masalah ini aku akan membereskannya. Lagi pula kamu begitu unggul, masa depan tanpa batas, aku menjamin dalam hati Erin juga menyukai mu. Sejak kecil karakternya introvert, meskipun suka juga tidak akan mengatakan, kamu harus banyak memahaminya.” Bibi Yun terlalu bahagia pada kabar baik ini, tatapannya melihat Marco seperti melihat menantu idealnya sendiri, asalkan Erin berpacaran, tidak peduli ia mempunyai keterikatakan apa dengan Tuan Muda Pertama, maka tetap harus berpisah.

Erin menepok jidatnya, maksud perkataan ibu ini, sudah menganggap Marco sebagai calon menantu? Kepala nya sangat sakit, “Ibu, anda jangan mengejutkan Kakak Senior Xu.”

“Disini tidak ada urusan mu, pergi masaklah, jangan membiarkan Marco kelaparan.”

“……”

Erin diam –diam kembali ke dapur memasak, ibunya tiba-tiba begitu memasukkan hati mengenai masalah pernikahannya, lantas apakah karena Nyonya He mengatakan sesuatu padanya? Dia tidak fokus saat memasak, akhirnya masakan yang ia masak itu, sama sekali tidak enak.

Bibi Yun memakan 1 suap, pun tidak sanggup memakannya lagi, berbeda dengan Marco, terus memakan dengan sangat lahap, seperti ini adalah makanan yang sangat enak, Bibi Yun menatapnya, semakin merasa puas. Asalkan Erin dan Marco bersama, pasti akan sangat bahagia bukan.

Selesai makan, waktu juga sudah larut, Marco mau kembali ke pasukan militer, Bibi Yun juga mau pulang ke kediaman Keluarga He. Karena Marco tiba-tiba muncul, Bibi Yun tidak bisa berbincang dengan baik dengan putrinya, namun sekarang tidak perlu diperbincangkan lagi,asalkan ia berusahan menyatukan mereka pun sudah baik.

Erin mengantar mereka turun, sepanjang perjalanan Marco dan Bibi Yun saling berbincang dan bercanda, Bibi Yun semakin menyukai pria yang humoris ini, benar-benar sangat ingin Marco segera menjadi menantu nya.

Tempat pasukan militer Marco kebetulan harus melewati Kediaman He, Marco menawarkan diri mau mengantar Bibi Yun kembali ke kediaman He, Erin berdiri di tepi jalan, tatapannya mengantar mereka pergi, dia menghela nafas dengan ringan, hanya merasa malam sudah larut, sekujur tubuhnya gemetar karena ditiup oleh angin malam.

Sepasang tangannya memeluk lengan, membalikkan badan berjalan masuk ke distrik, teringat akan ucapan ibu pada nya ketika di dapur, perasaanya pun semakin berat. Berjalan sampai ke bawah apartemen, tiba-tiba dia mendengar seseorang memanggil namanya, ia membalikkan badan, pun melihat James bersandar di bawah pohon, menatapnya dengan mata yang mendalam.

Dia berdiri di tempat yang gelap, dia tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi wajah James, malah bisa merasakan rasa tertekan dan tidak senang yang begitu kuat yang terpancar dari tubuhnya, hatinya merasa panik, sudah berapa lama ia datang?

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu