You Are My Soft Spot - Bab 60 Sayang Sekali, Ginjalku Sedang Tidak Enak (3)

Taylor Shen mengambil kertas memo lalu berjalan perlahan ke jendela. Dari ketinggian 20 lantai, ia bisa langsung melihat Tiffany Song tengah berjalan pergi dari hotel. Wanita itu sedang menyeberang ke hotelnya yang ada di seberang. Taylor Shen baru pergi ke ruang makan setelah bayangan tubuh Tiffany Song sudah tidak terlihat lagi. Melihat piring-piring yang penuh dengan lauk-pauk yang lezat, nafsu makannya tergugah.

Ini pertama kalinya ia makan masakan Tiffany Song. Taylor Shen begitu bahagia hingga menghabiskan semua lauk-pauk tanpa sisa.

Sekembalinya ke hotel, Tiffany Song kembali datnag ke resepsionis untuk meminta tukar kamar. Staf resepsionis lagi-lagi menolak: “Nona, maaf sekali, hotel kami sedang penuh jadi Anda tidak bisa tukar kamar.”

Tiffany Song tidak punya pilihan lain, tubuhnya sudah terlalu lelah. Ia langsung berbaring di ranjang. Ia kelelahan, tetapi entah mengapa ia tidak juga bisa tidur. Ponsel genggamnya tiba-tiba berdering. Ia mengambilnya, lalu menjawab tanpa tenaga: “Halo?”

“Tiffany Song, kamu di mana?” Terdengar suara Lindsey Song di ujung sana.

Tiffany Song duduk sambil memijat-mijat pelipis, “Ada urusan apa?”

Lindsey Song tersenyum dingin: “Ada urusan apa? Kamu masih punya malu untuk bertanya ada urusan apa? Ayah kena masalah karena dilaporkan orang atas tuduhan suap-menyuap, ia sampai sekarang masih dikurung di penjara, hati nuranimu masa tidak juga tergerak? Ayah kena masalah kamu masa tidak buru-buru cari orang untuk menyelamatkannya, bahkan mengucapkan satu kalimat saja tidak? Mengapa hatimu sekeras ini?”

Diserang seperti itu, Tiffany Song ternganga. Beberapa saat kemudian ia baru menjawab: “Kamu bukannya sangat jago dalam segala hal? Aku pikir kamu sudah berhasil mencari orang untuk menyelamatkannya.”

Disindir seperti itu, raut wajah Lindsey Song langsung jadi sangat muram. Keluarga mereka kini sungguh sedang kesulitan. Ayah ditangkap, dan begitu ibu mencari pertolongan semua orang yang dulu berhubungan baik dengan ayah, mereka semua satu per satu pergi menjauh. Mereka takut terseret kasus ini, jadi mereka tidak bersedia memberi bantuan. Lindsey Song sudah mencari William Tang, namun pria itu menghilang entah ke mana. Ia juga sudah mencari Taylor Shen, dan orang itu kebetulan sedang pergi dinas sampai telepon genggamnya saja tidak diangkat.

Ia baru tahu ini apa itu jalan buntu.

Di tengah kepusingan yang melandanya, Lindsey Song teringat Tiffany Song. Meski ia tidak suka dengan wanita itu, tetapi ia akhirnya memutuskan juga untuk meneleponnya. Ayah tidak boleh tersangkut kasus dan Song’s Corp tidak boleh bangkrut, kalau tidak semua asset yang ia banggakan selama ini akan musnah seketika.

“Tiffany Song, kamu hanya bisa basa-basi ya? Jangan lupa, dia bukan ayahku saja, tapi juga ayahmu!” ujar Lindsey Song marah.

Tiffany Song menggenggam ponselnya erat-erat, “Lindsey Song, apa yang kamu katakan benar, ia juga ayahku, tetapi ia dari dulu tidak pernah menganggapku sebagai putrinya. Ngomong-ngomong, urusan yang tidak bisa kamu dan ibu selesaikan memang kamu pikir aku bisa selesaikan? Atas dasar apa kamu berpikir begitu?”

Lindsey Song terdiam. Beberapa lama kemudian ia baru berbicara dengan kesal: “William Tang bilang, kalau aku meminta tolong padamu, ia akan mau menyelamatkan ayah. Tiffany Song, William Tang milikku, jangan sekali-sekali kamu pikir kamu bisa merebutnya dariku.”

Tiffany Song merasa kata-kata barusan sungguh sangat konyol. Sebenarnya Lindsey Song tengah bicara omong kosong apa sih? Jelas-jelas dia yang merusak pernikahannya, masa sekarang malah mengklaim William Tang sebagai miliknya? Tiffany Song melawan, “Kok aku ingatnya nama yang tertulis di kartu nikahnya adalah namaku ya? Namamu bukannya tertulisnya di kartu nikah Taylor Shen? Lindsey Song, kamu sungguh tidak tahu diri. Kamu merebut suamiku tanpa memikirkan perasaanku, kamu pikir aku tidak sakit hati?”

“Tiffany Song, kalau sampai kamu berani bicara macam-macam pada Taylor Shen, jangan harap pintu rumah keluarga Song akan terbuka lagi untukmu. Sekali lagi, ingat baik-baik, ayah ini bukan hanya ayahku, tapi juga ayahmu. Kalau kamu tidak mau menyelamatkannya, lihat saja nanti aku, ayah, dan ibu akan membencimu seumur hidup,” ancam Lindsey Song. Ia kemudian menutup telepon.

Tiffany Song melihat layar ponselnya yang jadi hitam. Ia melempar ponsel itu ke atas ranjang dengan kesal. Ia pikir dengan adanya Nyonya Song dan Lindsey Song maka Benyamin Song bisa segera bebas. Ia sungguh tidak menyangka keduanya bisa kehabisan ide.

William Tang menyuruh Lindsey Song meminta tolong padanya? Kok ia jadi merasa semua ini William Tang yang lakukan? William Tang juga pernah bilang padanya, ia tidak akan pernah melepaskannya. Jadi pengirim surat anonim itu adalah William Tang? Jadi pria itu membuat jebakan untuk dirinya?

Sekelebat pertanyaan menghinggapi benak Tiffany Song. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan pernah minta tolong pada William Tang, tidak akan pernah! Tetapi ini Kota Tong…… Selain William Tang, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Benjamin Song? Di benaknya muncul satu nama, tetapi ia langsung menyingkirkannya jauh-jauh. Tidak, tidak, ia juga tidak boleh minta tolong pada Taylor Shen, pria ini lebih berbahaya daripada William Tang.

Kalau ia berurusan lagi dengannya, hidupnya akan semakin rumit.

Tiffany Song mencoba berpikir cukup lama. Orang yang ia kenal tidak banyak, dan selain William Tang dan Taylor Shen, ia tidak menemukan orang ketiga yang punya kekuasaan dan jabatan ternama di Kota Tong seperti mereka. Tetapi ia kenal satu orang lagi, dan orang ini layak dicoba.

Tiffany Song mengambil ponsel lalu menelepon sebuah nomor. Orang di sana mengangkat, “Halo?”

“CEO Li, aku Tiffany Song. Maaf aku menganggumu selarut ini, ada sesuatu yang ingin aku minta tolong padamu,” ujar Tiffany Song sungkan.

“Halo Tiffany Song, tidak apa-apa, katakan saja. Kalau aku mampu bantu, aku tidak akan menolak.”

“Ayahku, Benjamin Song, dua hari lalu ditangkap tim investigasi dari dewan pengawas. CEO Li, kenalanmu di Kota Tong kan banyak, bisakah kamu cari tahu sebentar apakah ayahku bisa dilepaskan sekarang juga dengan jaminan?” Tiffany Song sebenarnya tidak terlalu kenal CEO Li. Ia hanya menebak berdasarkan instingnya.

Jawaban CEO Li tidak begitu mengenakkan: “Oh masalah ini ya…… Tiffany Song, pemerintah belakangan ini sangat ketat dalam urusan begini. Ini kasus besar di Kota Tong, jadi orang-orang di atas sana pasti akan terus mengikutinya dengan seksama, jadi untuk saat ini tidak ada orang yang berani cari masalah. Bukannya aku tidak mau bantu, tetapi aku takut.”

Sebelum meneleponnya, Tiffany Song sebenarnya sudah tahu CEO Li akan menolak. Karena hanya coba-coba, ia tidak terlalu kecewa. Ia menjawab: “Baik CEO Li, aku paham.”

“Tiffany Song, tunggu sebentar, untuk urusan ini sebenarnya kamu bisa minta tolong seseorang. Orang keluarga Shen itu punya hubungan baik dengan putra ketiga keluarga Guo, dan keluarga Guo punya kekuasaan yang sangat besar di Kota Tong. Kamu cari saja orang keluarga Shen itu, urusan membebaskan Benjamin Song pasti akan ia mudahkan.”

Tiffany Song mengucap terima kasih lalu mematikan telepon. Ia mengerti betul yang dimaksud CEO Li adalah Taylor Shen. Jadi memang hanya ini jalan satu-satunya?

Keesokan harinya, Tiffany Song kembali datang ke lokasi proyek dengan suasana hati yang sebenarnya gelisah. Christian sudah menunggu di sana, ia ingin menemaninya pergi ke vila-vila yang belu dikunjungi kemarin. Mereka saat ini kebetulan tengah berdiri di dekat tembok bata yang sedang dibangun, jadi ia berujar, “Nona Song, hati-hati, di sini sedang dibangun tembok bata, jadi sesekali ada saja barang yang jatuh. Kamu wajib kenakan helm pengaman.”

“Baik,” ujar Tiffany Song patuh.

Perilaku Christian sama seperti kemarin. Ia menceritakan kepribadian dan preferensi para pemilik vila satu per satu. Tiffany Song mencatat dengan sangat serius. Pada waktunya nanti, ketika ia membuat desain rancangan, semua informasi ini akan punya peran yang sangat sentral.

Tiffany Song ingat dosen pembimbingnya pernah berkata bahwa seni adalah tentang inspirasi. Desainnya harus bernyawa, baru bisa menggerakan hati orang lain. Jadi, setiap kali membuatkan desain untuk klien, ia selalu meneliti dengan seksama apa yang dibutuhkan klien itu. Desain yang ia buat harus mengandung hal yang dibutuhkan klien itu, barulah bisa menggerakan hati mereka.

Tiffany Song menulis catatan dan mendengarkan penjelasan Christian dengan sangat fokus sampai tidak menyadari ada seseorang yang terus membuntutinya.

Christian beberapa kali melihat bosnya sendiri. Setiap kali Tiffany Song berbalik badan, bosnya itu akan langsung bersembunyi. Ia heran sendiri, mengapa bosnya tidak memanfaatkan kekuasaannya di dunia bisnis untuk mendapatkan Nona Song? Kegiatan mata-mata ini sungguh tidak cocok dengan bosnya.

Setelah selesai menyalin penjelasan Christian, Tiffany Song melihat pria itu sedang menatap ke belakang punggungnya. Ia refleks berbalik badan, dan di belakangnya hanya ada gerbang vila saja. Ia bertanya heran, “Sekretaris Christian, kamu sedang melihat apa?”

“Tidak ada apa-apa, tidak ada apa-apa.” Christian langsung menarik tatapannya dan geleng-geleng kepala. Ia tiba-tiba bertanya: “Ngomong-ngomong, Nona Song, apa pendapatmu tentang mencintai seseorang secara diam-diam?”

Tiffany Song tercengang, ia jadi teringat dirinya sendiri. Ia tersenyum kecut, “Bagiku, mencintai seseorang secara diam-diam adalah hal paling bodoh yang bisa seseorang lakukan. Untuk apa diam-diam memelototinya, memperhatikannya, ikut senang dengannya, dan ikut berduka dengannya sambil menganggap orang itu tahu perasaanmu juga? Kalau kamu tidak katakan perasaanmu itu, bagaimana bisa orang itu tahu kamu mencintainya?”

“Kalau ada orang yang mencintaimu secara diam-diam bagaimana? Apakah kamu bisa menerimanya?” Christian sekali lagi menatap belakang punggung Tiffany Song. Ia tahu bosnya itu dari tadi terus bersembunyi di sana.

“Aku?” Tiffany Song geleng-geleng, “Bagaimana bisa kamu tahu ada orang yang mencintaiku secara diam-diam? Lagipula, kalaupun ada orang semacam itu, aku ini wanita bersuami, jadi aku jelas tidak bisa menerimanya.”

Christian seolah bisa merasakan hati bosnya sendiri. Hati itu seperti ditusuk beberapa panah sekaligus. Meski mereka kini berjarak cukup jauh, ia seolah juga bisa mendengarkan dengusan kekecewaan bosnya. Ia sebenarnya hanya ingin membantu bosnya untuk mencari tahu reaksi Tiffany Song, sungguh tidak disangka jawabannya seperti ini. Ia mengelap keringat di jidatnya, lalu terpikir sebuah ide.

“Nona Song, aku kebelet, kamu tunggu sebentar ya disini,” ujar Christian sambil langsung pergi.

Tiffany Song melihat bayangan tubuh Christian pergi menjauhinya. Ia lalu melihat-lihat sejenak vila di sebelah mereka sambil menunggu Christian kembali. Ia masuk ke dalamnya. Begitu keluar, ia langsung melihat Taylor Shen tengah berdiri di depannya. Pria itu seperti ingin berjalan masuk ke vila.

Melihat Tiffany Song berjalan keluar, Taylor Shen langsung menghentikan langkahnya. Ia menatapnya dengan tenang, ekspresi wajahnya sungguh samar dan tidak jelas.

Jantung Tiffany Song langsung berdebar kencang. Ketika ia mau mengalihkan pandangannya, ia melihat setumpuk batu bata yang tengah dipindahkan dengan mesin oleh pekerja konstruksi bergoyang ke kiri dan ke kanan di atas kepala Taylor Shen. Tiba-tiba terdengar suara “brak”, dan tumpukan batu-batu bata di atas mesin itu langsung berantakan dan mau jatuh.

Wajah Tiffany Song langsung pucat seketika. Taylor Shen tidak mengenakan helm pelindung, kalau sampai batu-batu itu mengenai kepalanya, ia sungguh tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan pria itu. Tanpa berpikir panjang, ia langsung berlari ke arah Taylor Shen dan mendorongnya……

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu