You Are My Soft Spot - Bab 305 Aku Bukan Membantumu, Tapi Untuk Menebus Kejahatan (3)

“Terima kasih banyak, masih bagus masih bagus.” Felix He tersenyum sambil menatap Vero , hati Vero penuh dengan ketidak leluasaan, tidak mungkin tidak bisa melihat maksud mendalam dalam pandangan sang ayah.

Taylor memberikan tas kertas yang elegan kepada Felix, berkata: “Ayah, ini adalah satu-satunya salinan tentang taichi yang aku koleksi, selamat anda dan Vero ayah putri saling mengenal.”

Belakangan ini Felix sedang berlatih taichi, terus berlatih dari pagi hingga malam, semua energi kelihatannya sangat baik. Ia menerima tas kertas itu, berkata: “Sudah merepotkan mu .”

“Aku hanya memberikan apa yang kamu suka.” Taylor merendah berkata.

Felix tertawa terbahak-bahak, menyukai kejujuran Taylor, “Masuklah, angin di luar sangat kencang, beberapa hari ini suhu akan menurun.”

Ketiga orang itu sambil berbincang dan tertawa masuk ke dalam kediaman He, Vero naik keatas, di lantai bahwa hanya ada Felix mertua dan menantu 2 orang, Felix dengan simpati berkata: “Aku dengar Tuan Besar Shen menderita stroke? Orang ini usia nya sudah tua, kesehatannya juga tidak seperti dulu lagi.”

“Ya, dia seumur hidup bekerja keras, sekarang juga sudah bisa hidup tenang dan beristirahat.” Nada bicara Taylor tidak ada rasa simpati, itu adalah ayah nya, dia telah melakukan banyak hal yang tidak bisa dimaafkan, Taylor selain mengurungnya di rumah, juga tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya.

Sekarang seperti ini, sudah termasuk sebuah akhir yang bagus bukan.

Felix ialah orang yang begitu yang pintar, begitu ia mendengar perkataan ini, pun tahu ada maksud di dalamnya, dia juga tidak bertanya lebih jauh, hanya berkata : “Sebagai orang tua seseorang, siapa yang tidak berharap setelah tua ada anak cucu yang berbakti padanya, tuan muda keempat, tidak peduli bagaimana, dia adalah ayah mu.”

Taylor mengangguk-anggukkan kepala, “Iya.”

Felix masih ingin mengatakan sesuatu, pun melihat Vero berjalan turun, dia pun berhenti berbicara, Taylor adalah orang yang mempunyai pemikiran yang tembus, dia bisa mengerti maksudnya.

Saat makan, aura di meja makan sangat harmonis, Felix sangat bahagia, bisa kembali mengakui putrinya, sekarang masih ada menantu pria yang baik, beban dalam hatinya pun menghilang, ia bertanya: “Kapan kalian mempunyai anak, biarkan aku juga hidup dengan hari-hari yang gembira bermain dengan anak cucu.”

Taylor melihat ke arah Vero, malah hanya tersenyum dan tidak berkata.

Melihat tatapan semua orang tertuju pada dirinya, Vero malu dan terteka ingin masuk ke dasar meja, Felix melihat sikap Taylor ini, takutnya juga ingin memiliki anak sendiri, dia pun bertanya pada Vero, “Vero, kamu tahun ini juga sudah mau 33 tahun, jika diundur lagi maka menjadi wanita tua yang hamil dan melahirkan, sangat bahaya.”

“Ayah!” Vero malu dan tertekan hingga terus menghentakkan kaki, wanita setelah lewat 30 tahun, usia pun menjadi dasar dari dosa.

“Jangan katakan aku cerewet, kamu tidak memikirkannya untuk dirimu sendiri, juga harus memikirkannya untuk tuan muda keempat, anak ini juga membutuhkan waktu 1 tahun, kalian harus berusaha, barulah ia mempunyai harapan untuk menggendong anak sebelum umur 40 tahun, kamu lihat ketika aku berusia 40 tahun, kakak mu sudah dewasa.” Felix dengan tidak gembira mengerutkan alis.

Vero tersipu malu, ia melihat Taylor, melihat dia juga menatap dirinya, Vero sangat canggung, terhadap topik anak ini, mereka sudah membicarakannya beberapa kali, meskipun ia setuju di hadapan semua orang namun dalam hati dia masih menentang, diam-diam memakan pil kontrasepsi jangka panjang.

Taylor melihat dia benar-benar sangat malu dan tertekan, takut dia merasa kesal, Taylor pun berkata: “Ayah, kita akan berusaha, anda jangan khawatir, pasti akan melahirkan seorang cucu luar untuk digendong oleh mu.”

“Ini masih lumayan.” Felix dengan senang mengangguk-anggukkan kepala.

Selesai makan, Taylor mengangkat sebuah telepon, harus bergegas kembali ke perusahaan. Vero mengantar nya ke depan pintu, Taylor membalikkan badan melihatnya, berkata: “Diluar dingin, jangan mengantar ku lagi.”

Mereka sekarang bisa dikatakan sudah berbaikan, perasaan mereka pun kembali saling terikat seperti dulu, berdiri di depan pintu, mendengar suara angin di luar berhembus dengan kencang, benar-benar dingin, ia berkata: “Baiklah, kalau begitu kamu mengemudi dengan hati-hati, ingat telepon kabari aku ketika tiba di perusahaan.”

“Baik!” Taylor mengenakan mantel, postur badannya semakin tegap, dia melihat Vero, tatapan nya bertambah rasa menahan kesabaran, pada akhirnya masih saja tidak bisa menahannya, menjulurkan tangan memeluknya, bibir tipisnya mengecup bibir nya, saling mengisap.

Vero dicium oleh nya dengan tiba-tiba, ia pun terlebih dahulu membuka matanya, jari nya dengan tak berdaya menarik mantelnya, material bulu kambing sedikit susah dipegang. Taylor melihat nya membuka mata, dia pun tertawa ringan berkata : “Pejamkan mata mu.”

Vero dengan menurut memejamkan matanya, dalam kegelapan, rasa di bibirnya semakin lama semakin jelas, membuat hatinya berdegup, dia pun dengan ramah menjawabnya.

Hati Taylor bergetar setelah cukup lama, baru lah ia melepaskannya, dengan mata yang berkilau ia melihat matanya yang, hatinya berdegup kencang, dia pun kembali mencium bibirnya, “Masuk lah, aku pergi dulu.”

Vero mengangguk- anggukkan kepala, momen berikutnya, telapak tangannya kosong, Taylor sudah membalikkan badan mendorong pintu dan keluar. Angin yang dingin berhembus, dia kedinginan hingga sedikit gemetaran, melihat bayangan tubuhnya semakin lama semakin jauh, dia pun menyimpan kembali pandangannya, membalikkan badan dan kembali masuk.

Baru saja tiba di depan tangga, ia pun melihat Claire yang berdiri di tangga lantai 2, jaraknya terlalu jauh, dia pun tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi wajahnya, malah merasa tatapan Claire melihatnya penuh dengan rasa benci, membuatnya gemetar.

Setelah dengan hening saling bertatapan selama beberapa menit, Claire pun membalikkan badan dan pergi.

Taylor berjalan keluar, mengambil remote kunci dan membuka mobil, lampu mobil bersinar, tangannya baru saja memegang pintu mobil, lampu mobil di depan pintu gerbang menyinar masuk, begitu menusuk hingga membuat orang tidak membuka mata.

Dia membalikkan badan melihat , Volvo berwarna putih melaju mausk, dia sedikit menyipitkan mata, cahaya yang begitu kuat membuat dia tidak bisa melihat dengan jelas orang yang ada di dalam mobil, namun melihat badan mobil, sudah tertebak siapa yang duduk di dalam mobil.

Mobil melaju sampai ke samping badannya lalu berhenti, menurunkan kaca jendela, Angela He sedikit memiringkan badan melihat kesana, melihat dia muncul di kediaman He, pun sama sekali tidak merasa terkejut, “Kamu dan kakak ku sudah melupakan perbedaan yang dulu?”

“Tetap harus berterima kasih atas bantuan adik ipar.” Taylor dengan datar berkata.

Angela tertawa terbahak, “Aku tidak sedang membantu mu, tapi demi menebus kejahatan.”

Taylor hanya berterimakasih dia karena tidak pengertian 7 tahun yang lalu, melukai Tiffany, juga tidak berpikir terlalu banyak, ia pun berkata: “Tidak peduli bagaimana, tetap saja harus berterima kasih pada mu.”

“Jangan sungkan, asalkan kamu bisa memberikannya kebahagiaan maka sudah cukup.”Angela menyimpan kembali pandangannya,lalu menaikkan kaca mobil, melaju masuk ke parkiran mobil.

Taylor menekan-nekan bibirnya, membuka pintu mobil dan duduk di dalam, menghidupkan mesin mobil dan pergi.

Kedua orang yang ada di lantai bawah berbicang, sepasang tatapan suram sepenuhnya tertuju pada lantai atas, Claire begitu benci hingga menggigit giginya dengan erat, hati nya semakin lama semakin tidak puas. Atas dasar apa Vero bisa mendapatkan kasih sayang Taylor, dan putri nya dicampakkan seperti barang yang tidak berharga?

Ia membalikkan badan berjalan ke dalam kamar, mengambil handphone menelepon ke sebuah nomor, telepon itu tersambung, dia dengan dingin berkata: “Aku setuju untuk bekerja sama dengan mu.”

Setelah menutup telepon, ia pun melemparkan handphone tersebut ke atas kasur, lalu membalikkan badan dan keluar.

……

Keesokan harinya.

Acara tahunan He’s Corp diadakan di sebuah hotel vila hotel liburan dibawah nama He’s Corp , mengundang artis pubik figur dan masyarakat kalangan atas di Kota Tong, sangat megah. Makan malam dimulai tepat waktu pada jam 6 malam, tidak sampai jam 6, para tamu pun tanpa henti terus berdatangan, 1 per 1 mobil mewah, seperti sedang menyelenggarakan pameran mobil mewah.

Acara tahunan kali ini, juga mengundang media untuk memotret, seketika lampu pun bersinar terang.

Sore hari Vero pun menerima gaun malam, ialah Taylor yang mengutus seseorang untuk mengantarnya, gaun malam yang berwarna pink muda, bahunya ialah kain yang begitu ringan seperti sayap cicada , menampilkan kulit dada yang putih bersih, rok panjangnya terjuntai ke lantai , terlihat mewah dan bersih.

Vero sangat menyukainya, jelas-jelas dirinya sudah 30 tahun lebih, maish saja menyukai warna yang muda ini. Dia pergi mengganti gaun malam, bahkan Erin yang selama ini tidak pernah memperhatikan mode, juga terkesima, memuji berkata: “Nona Vero, kamu sangat cantik, malam ini pasti akan menjadi ratu kecantikan, menjadi pusat perhatian semua orang.”

Vero menekan bibirnya tertawa ringan, wanita suka mendengar pujian dari orang lain, dia berdiri dengan indah di sana,gaun malam membuat postur badan dan lekuk tubuhnya terlihat begitu indah, sangat seksi, dia mengelus-elus rambutnya, dengan gugup bertanya : “Benar-benar sangat cantikkah?”

Erin melihat dia sangat jarang begitu tidak percaya diri, baru saja mau berbicara, pengarah gaya disamping nya sudah merebut 1 langkah berkata: “CEO He, kamu sangat cantik, sekali keluar menampilkan diri, pasti membuat takjub semua orang.”

Vero bukan ingin membuat takjub semua orang, hanya takut dirinya sendiri tidak bisa menahan warna muda ini, mempunyai keinginan menjadi indah malah berakhir dengan kegagalan,bagaimana pun juga ia bukan lagi gadis yang berusia 20 tahun.

Pengarah gaya menata rambutnya, baru saja selesai menatanya, handphonenya pun berdering,Erin mengoperkan handphone tersebut kepadanya, dengan suara rendah berkata: “Dari CEO Shen.”

Seketika wajah Vero memanas, ia mengambil handphone tersebut dan berjalan ke depan jendela, dari sana terdengar suara pria yang rendah, “Sudah selesai?”

“Ya, sudah.” Vero menganggukkan kepala.

“Makan malam akan segera dimulai, aku di bawah, kamu cepatlah turun.” Suara Taylor santai, tidak lagi suram seperti beberapa hari yang lalu.

Vero menutup telepon, membalikkan badan dan berjalan kesana, Erin mengambil sebuah tas tangan bulu yang berwarna putih dan memberikan padanya, ia meletakkan handphonenya di dalam, lalu membawa orang tersebut keluar.

Menaiki lift turun ke lantai bawah, tiba di B1, mereka pun berjalan keluar, pun melihat sebuah Spyker C8 dengan gagah berhenti disana, pria tersebut mengenakan jas berwarna gelap, bersandar di badan mobil, pria tampan, mobil mewah, sebuah pemandangan yang sangat menarik.

Taylor mengangkat mata melihatnya, tatapannya melihat bayangan tubuh nya yang kecil dan seksi,matanya penuh dengan takjub, dia maju 1 langkah, dengan gagah menjulurkan tangan padanya.

Pipi Vero sangat panas, perlahan ia melangkah turun di anak tangga, meletakkan tangannya yang mengenakan sarung tangan di atas telapak tangan Taylor yang besar, detik berikutnya, pria tersebut menjulurkan 1 tangan menekan di punggungnya, bibirnya tipis menciumnya.

Melihatnya, yang ingin ia lakukan ialah menciumnya, dengan ganas menciumnya.

Wajah Vero menjadi pucat , dia langsung mundur ke belakang, menghindari ciumannya, dia dengan malu berkata: “Sebentar lagi dandanan akan luntur.”

Taylor dengan frustasi bergumam, dia sembari merangkul pinggangnya, dengan suara serak berkata: “Naiklah.”

Vero tertawa ringan, ia membalikkan badan dan naik kemobil. Taylor duduk di posisi pengemudi mengambil sebuah kotak velvet berwarna biru tua, membuka kotak tersebut, permata didalam nya berkilau , Vero dengan terkejut melihat kalung batu itu, ia berkata: “Ini adalah Immortal Love dalam legenda?”

Kata orang k terbuat dari air mata pasangan, inti permata itu ialah permata pink paling besar di pasaran, seluruh kalung tersebut disematkan 999 permata kecil,setelah disematkan membuat iti permata itu terlihat semakin berkilau dan menarik.

Taylor memiringkan badan melepaskan rantai kalung dari leher, lalu mengenakan kalung Immortal Love padanya, dia melihat gaya Vero yang berkilau dan mewah, memujinya berkata : “Hanya kamu, bisa membuat permata pink ini semakin bersinar, dan juga hanya kamu, bisa membuat hidupku menjadi sempurna.”

Vero memegang denga lembut kalung permata yang ada di lehernya, mendengar kata-kata cintanya, telingnya pun menjadi panas,sangat malu, “Taylor, juga hanya kamu lah, yang bisa menyempurnakan hidup ku.”

Jakun Taylor sedikit bergetar, melihat bibirnya yang berwarna merah terang , Vero merasakan ia mendekat, dia sedikit memejamkan matanya, bibir yang dingin jatuh di atas jantungnya, hatinya gemetar dengan hebat, seketika ia mendengarnya berkata: “Tiffany, aku membuat sebuah tanda di hati mu bahwa kamu adalah milik ku, untuk selamanya, kamu adalah wanita ku!”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu