You Are My Soft Spot - Bab 128 Rahasia Latar Belakang Tiffany (3)

Perkataan Cristian Yan belum selesai, sosok tubuh Taylor Shen telah menyerbu keluar. Dia kaget, kemudian mewakilkan Taylor Shen untuk menyatakan rapatnya dibubarkan, lalu bergegas mengejarnya.

Taylor Shen berlari turun ke bawah, Budi telah memarkirkan mobil di depan pintu perusahaan, dia membukakan pintu mobil dan masuk ke dalam, berteriak sejenak: "Jalan, ke rumah sakit."

Cristian Yan buru-buru naik ke mobil, pintu belum sempat tertutup rapat, Budi sudah mulai mengemudikan mobil dan berangkat. Taylor Shen duduk di barisan belakang mobil, sekujur tubuhnya memancarkan aura yang dingin menyesakkan, tangan yang terletak di samping tubuhnya mengepal, jantungnya berdebar kencang tak karuan, tidak mampu menjadi tenang.

"Ada apa?" Taylor Shen mengucapkan kata-kata ini keluar dari sela-sela giginya, dirinya sudah nyaris tumbang.

Cristian Yan membalikkan badan melihatnya, melihat ekspresinya, berkata: "Bodyguard mengatakan, selain Nona Song yang berada di dalam mobil, juga ada Lindsey Song di dalamnya, dan entah karena alasan apa, kedua orang itu saling bertengkar, lalu melihat Lindsey Song pergi membanting setir, mobilnya terus berbelok-belok sembarangan, mereka mengikutinya dari belakang, terus memperhatikan mobil di depan untuk tidak tertabrak oleh mobil lainnya. Tapi kecelakaan itu terjadi begitu cepat, mereka sama sekali tidak sempat melakukan tindakan, mobil di belakang hendak melaju cepat mendahului mobil di depan, dan menabrak mobilnya Nona Song, lalu kecelakaan beruntun telah terjadi, bagian pengemudi yang diduduki oleh Nona Song dan bagian di samping pengemudi telah ditabrak hingga mencekung ke dalam, keadaan sangatlah mencekam.

"Bagaimana dengan keadaan lukanya?" Suaranya Taylor Shen sangat kecil, bisa terdengar adanya rasa tegang di balik suaranya itu.

Cristian Yan menundukkan pandangan matanya, "Nona Song langsung jatuh pingsan di tempat, bagian kepalanya mengalami benturan keras."

Hati Taylor Shen serasa diremas, dia menutup matanya dengan tangan, seakan-akan tidak mampu menerima kenyataan ini, dia mendesak supir: "Budi, cepatlah sedikit."

Taylor Shen telah tiba di rumah sakit, lampu di ruang operasi terus nyala, ada dua orang bodyguard yang berdiri di lorong, tuxedo hitam yang dipakai mereka berdua telah penuh dengan bercak darah, saat melihat Taylor Shen berjalan cepat menuju kemari, mereka berkata dengan panik: "CEO Shen!"

Taylor Shen memandang mereka, tiba-tiba menghempaskan tangan secepat kilatan petir, tonjokan melayang, bodyguard yang berdiri lebih dekat dengannya menanggung kesialan itu, darah mimisan seketika terpancur keluar, wajah Taylor Shen sangatlah murung bagaikan awan hitam yang hendak menguyurkan hujan, "Aku menghabiskan uang dengan jumlah besar agar kalian melindunginya, tapi malah melindunginya hingga masuk ke rumah sakit? Setelah melihat situasinya sedikit aneh, kenapa tidak memaksa mobilnya untuk berhenti?"

Kedua bodyguard merasa bersalah menundukkan kepala, salah satunya berkata: "Maaf CEO Shen, saat itu ada banyak mobil di jalan, kami telah melindungi mobil Nona Song dengan segenap kemampuan kami."

"Segenap kemampuan, jadi kenapa dia saat ini terbaring di dalam ruangan operasi dengan keadaan kritis?"

Kedua bodyguard menjadi kehilangan kata-kata.

Amarah Taylor Shen tidaklah langsung reda, dia melihat lampu ruang operasi, mondar-mandir dengan perasaan kacau, dipisahkan oleh sebuah pintu, sang pria tidak tahu bagaimana dengan keadaannya saat ini di dalam, hatinya sangatlah resah, dia berkata sambil menggertakkan giginya: "Tiffany, aku tidak mengizinkanmu mengalami apapun, kalau tidak, aku akan pergi menangkapmu kembali meski telah terbang ke langit ataupun tenggelam ke bumi, kamu mendengarnya tidak?"

Suaranya yang terkesan keras kepala membuat orang merasa merinding, tidak ada seorang pun yang berani mendekatinya.

Tidak lama kemudian, pintu ruang operasi terbuka, seorang suster keluar dengan membawakan sebuah surat persetujuan, "Siapa yang merupakan keluarganya Lindsey Song, mohon kemari untuk bertanda tangan, sang anak sudah tidak mampu diselamatkan."

Taylor Shen berdiri tak bergerak, dia saat ini sangat ingin membunuh Lindsey Song, kalau bukan karena dia yang pergi membanting setir, bagaimana mungkin kecelakaan ini akan terjadi? Wanita ini tidak hanya mencelakainya, juga telah mencelakai orang lain, sama sekali tidak pantas untuk dikasihani!

Sang suster kembali bertanya, tetap tidak ada orang yang menanggapi, sang suster hanya bisa masuk kembali membawakan surat itu. Beberapa saat kemudian, seorang suster yang lain keluar dengan buru-buru, Taylor Shen bergegas mendekat, langsung menggenggam tangannya suster, bertanya dengan panik: "Bagaimana dengan keadaan Tiffany?"

"Pasien kehilangan banyak darah, di dalam gudang sudah tidak ada persediaan darah lagi, dan memerlukan donor darah secepatnya, kamu adalah siapanya dia, apakah ada orang dengan golongan darah B di sekitar, bisa memanggil mereka untuk datang mendonorkan darah tidak."

"Aku." Golongan darah B sangatlah banyak dimiliki orang, Taylor Shen juga bergolongan darah B, suster melihatnya sekilas, berkata: "Ikutlah denganku."

Taylor Shen bergegas mengikutinya, Taylor Shen telah mendonorkan darah sebanyak 500ML, setelah darahnya diambil, seluruh wajah tampannya menjadi pucat, tapi dia tetap tidak bersedia berbaring, dan kembali menunggu di luar ruang unit gawat darurat, tidak peduli bagaimana caranya Cristian Yan membujuknya, dia tetap tidak bersedia duduk untuk istirahat.

Sang pria berkata: "Aku tidak berani tidur, aku takut jika aku telah memejamkan mata, aku tidak akan bisa menemuinya lagi."

Kelopak mata Cristian Yan memanas, tidak tega untuk kembali membujuknya lagi, dia tahu kalaupun dirinya berhasil membujuk Taylor Shen agar pergi ke kamar pasien untuk beristirahat, dia juga tidak bisa tertidur lelap. Callista Dong langsung bergegas datang setelah mendapat kabar, 3 jam sudah berlalu, Tiffany Song tetap berada di ruang unit gawat darurat.

Callista Dong baru tiba, Benjamin Song dan istrinya juga menyusul tiba, keadaan saat ini sangatlah kacau, tapi dengan munculnya musuh cinta di hadapan mata, juga membuat matanya sangat membara merah. Nyonya Song menyerbu mendekat, langsung marah-marah tanpa mengerti siapa yang bersalah: "Callista, kalau terjadi apa-apa terhadap Lindsey, aku ingin kalian sepasang ibu dan putri menemaninya mati."

Benjamin Song dengan cekatan menghadang penyerangan Nyonya Song, dia memarahinya dengan suara rendah: "Kenapa membuat keributan, di sini adalah rumah sakit."

"Kamu membelanya? Kamu tidak lagi mempedulikan hidup matinya kami ibu dan anak demi anak haram itu? Sore hari, Tiffany Song menelpon Lindsey, hatiku merasa sangatlah tidak tenang, lihatlah, ternyata memang terjadi kecelakaan, siapa tahu kecelakaan ini merupakan siasat dari Tiffany Song untuk mencelakai Lindsey?" Nyonya Song menganalisisnya.

"Tiffany juga sedang kritis di dalam ruang unit gawat darurat, kalaupun dia bodoh, dia tidak mungkin akan membuat nyawanya ikut celaka bersama dengan putrimu, kamu jangan menuduh sembarangan!" Callista Dong membalasnya dengan kesal.

"Aku tidak akan bertengkar denganmu, tapi kenyataannya memang seperti itu, dan hal ini akan diputuskan oleh pihak polisi, jika terjadi sesuatu pada putriku, aku ingin membuat anak haram itu mendekam di penjara!" Nyonya Song berkata dengan suara kesal.

Taylor Shen baru saja menghisap rokok, ditambah lagi dengan khawatir terhadap Tiffany Song, suasana hatinya sudah berantakan, ketika mendengar perkataan Nyonya Song ini, dia berkata sambil tertawa dingin: "Siapa yang kamu marahi sebagai anak haram?"

Baru Nyonya Song menyadari Taylor Shen juga berada di sini, dia langsung menarik sikapnya tadi yang begitu arogan, berubah menjadi bersikap akrab dan penuh senyuman, dia berjalan hingga ke hadapan Taylor Shen, mengulurkan tangan memapah lengan Taylor Shen, berkata: "Taylor, kepana kamu juga berada di sini, apakah datang karena mengkhawatirkan Lindsey? Sudah kuduga, bagaimana mungkin kamu tidak menyukai Lindsey?"

"Lepaskan tanganmu yang kotor itu!" Taylor Shen berkata dengan dingin, mata sipit phoenixnya penuh dengan kebencian.

Nyonya Song langsung dipermalukan olehnya di hadapan semua orang, dia merasa sedikit malu, apalagi di hadapan Callista Dong, berkata: "Taylor, aku tahu kamu mengkhawatirkan keadaan Lindsey, tapi jangan khawatir, dia pasti tidak akan kenapa-napa."

Taylor Shen dengan tega menghempaskan tangannya Nyonya Song, melototi wajahnya yang kaget dengan tatapan mata yang tajam, sang pria berkata: "Aku terus tidak tahu sifat Lindsey yang begitu tidak tahu malu itu merupakan pengajaran dari siapa, namun sekarang, akhirnya aku telah mengerti, ternyata dengan memiliki ibu yang seperti ini, anaknya juga akan begitu. Membahas tentang anak haram, aku dengar-dengar saat kamu menikah dan masuk ke dalam Keluarga Song, Lindsey telah berumur 1 tahun."

Wajah tua Nyonya Song sangatlah malu, dia merasa sangat kesal, "Taylor, kamu jangan keterlaluan!"

"Aku keterlaluan? Kamu telah merebut keluarga orang lain selama 20 tahun, jika ingin membahas siapa yang lebih keterlaluan, siapa yang bisa setara denganmu? Kecelakaan malam ini, merupakan akibat dari tindakan putri kesayanganmu itu, kalau terjadi apapun terhadap Tiffany, aku akan membuat kalian tidak memiliki tempat untuk menapakkan kaki kalian lagi di Kota Tong." Setelah Taylor Shen selesai mengatakannya, dia sangatlah kesal hingga matanya menjadi hitam pekat.

Kenapa bisa ada wanita yang begitu tidak tahu malu seperti ini di dunia? Kalau bukan karena jasanya yang telah membesarkan Tiffany Song, dia pasti akan segera menyuruh bodyguard untuk melemparnya keluar, dan bagaimana mungkin akan membiarkannya menghina Tiffany Song sepatah katapun?

Callista Dong menatap Taylor Shen dengan tatapan penuh rasa terima kasih, dia berpikir, pilihan Tiffany Song sungguh baik, Taylor Shen merupakan seorang pria yang pantas untuk dipercayai dan dijadikan sandaran hidup oleh Tiffany Song. Melihat wajah rupawannya yang pucat, Callista Dong berkata penuh perhatian: "Taylor, kamu jangan begitu panik, Tiffany adalah orang baik yang beruntung, dia tidak akan kenapa-napa."

Taylor Shen menganggukkan kepala, mengangkat kepala memandang lampu ruang operasi yang terus menyala, Tiffany, kamu bisa mendengarku tidak? Aku dan Tante Callista sedang menunggumu di luar ruang operasi, kamu jangan sampai membuat kami kecewa.

Nyonya Song menggertakkan gigi kembali ke hadapan Benjamin Song, Benjamin Song melototinya sejenak, lalu terus menampilkan wajah dingin terhadapnya. Dia pergi menatap Callista Dong yang elegan dan terhormat dari kejauhan, aura percaya diri dan elegan itu bukanlah terbentuk dari busananya, dia bagaikan phoenix yang kembali bereinkarnasi, begitu berkilau hingga membuat orang lain sulit memandangnya secara langsung.

Lalu kembali melihat wanita di sisinya, dia merasa sangatlah malu. Dulu dirinya merasa Callista Dong begitu berwatak keras, dan tidak begitu panas saat berada di ranjang. Kemudian mengenal Susan Liu, kinerja Susan Liu sangatlah unggul, dirinya seolah-olah telah terhipnotis, ada suatu hari dia telah mabuk, dan bersetubuh dengannya.

Senormal apa Susan Liu saat bekerja, berkebalikan sebanding dengan dirinya saat berada di ranjang, Benjamin Song seakan-akan telah teracuni, sama sekali tidak bisa menghindar. Sudah 20 tahun, dia kembali memalingkan kepala melihat masa lalu, baru menyadari seberapa konyolnya dirinya.

Nyonya Song melihat Benjamin Song terus menatap Callista Dong, bahkan sampai menunjukkan ekspresi menyesal, ini merupakan tamparan secara langsung baginya. Dia sangat ingin menanyakan Benjamin Song, apakah dia telah menyesal, tapi di dalam keadaan seperti ini, memang bukanlah saat untuk bertengkar.

Waktu selama 2 jam kembali berlalu, hingga pagi dini hari, baru pintu ruang operasi terbuka, dokter keluar satu per satu, kedua pihak langsung mendekat, Callista Dong bertanya dengan panik: "Dokter, bagaimana dengan keadaan putriku?"

"Aku adalah dokter yang menangani Lindsey Song, dia telah mengalami pukulan batin yang besar, anaknya telah keguguran, kakinya telah menanggung luka yang berat, dan untung saja tidak sampai melukai tulangnya, tidak akan ada masalah besar jika melakukan perawatan yang baik." Sang dokter mengatakan dengan sambil melepaskan masker.

"Anaknya telah keguguran? Aku tidak percaya, aku tidak percaya." Nyonya Song menggelengkan kepala sulit untuk mempercayainya, dia masih ingin menggunakan anak ini untuk membuat William Tang menikahinya, kenapa anaknya bisa keguguran?

Semua orang memandangnya, pada saat ini, bukankah dia harusnya bersyukur Lindsey Song tidaklah menjadi cacat? Benjamin Song memarahinya: "Sebenarnya anaknya lebih penting ataupun nyawa Lindsey yang lebih penting?"

Nyonya Song penuh dengan ekspresi telah sangat terpukul, berkata: "Lindsey memang penting, tapi tentu saja anaknya juga penting, tanpa anak ini, William Tang tidak mungkin akan menikahinya."

Benjamin Song tidak ingin berbicara dengannya, di saat seperti ini, dia masih sangat berharap Lindsey Song bisa menikahi keluarga kaya, kalau bukan karena dia yang terus menyuruh Lindsey Song untuk bisa menikahi Taylor Shen, bagaimana mungkin akan terjadi semua hal ini?

"Tutup mulutmu, jangan membuat malu di sini lagi." Benjamin Song memarahinya dengan suara kecil, wajahnya telah dipermalukan sepenuhnya oleh dia, Benjamin Song menatap Callista Dong, berkata: "Callista, Susan berkata sembarangan karena panik, aku pergi antar dia ke kamar pasien dulu, tentang keadaan Tiffany, mohon kamu menelponku untuk mengabariku."

Callista Dong melihat sosok bayangan dari sepasang suami istri itu, lalu membalikkan kepala memandang ke dalam ruangan, menghela nafas panjang di dalam hati. Sikap Benjamin Song terhadap Tiffany Song begitu datar, bagaimana cara Tiffany Song bisa bertahan hidup di Keluarga Song selama ini?

Lampu ruang operasi masih menyala, menyatakan proses operasinya masih belum selesai, hati Taylor Shen serasa diremuk, Tiffany Song mengalami luka di bagian kepala, akankah dia......

Dia sama sekali tidak mampu membayangkan akibatnya, dengan hanya memikirkannya saja, dirinya sudah sangat panik hingga hampir gila. Dia berusaha berkata pada dirinya sendiri, bahwa Tiffany Song tidak akan kenapa-napa, dia pasti akan baik-baik saja, sesuai dengan yang mereka katakan, akan terus bersama hingga menua, dia tidak boleh meninggalkannya seorang diri.

Tiffany Song mengalami sebuah mimpi, di dalam mimpi, lingkungan sekitar penuh dengan kabut putih yang tebal, terdengar suara di dalam kabut, dia melayang mengikuti sumber suara itu. Benar, pergi dengan melayang, bukanlah berjalan, kabutnya semakin lama semakin pekat, dia tidak bisa melihat apapun di hadapan matanya, lalu dia mendengar sebuah suara tawaan bagaikan suara seorang anak perempuan yang imut.

Dia memejamkan matanya, pergi mengikuti suara itu, ketika dia kembali membuka matanya, muncul sebuah rumah bobrok di hadapan matanya, mirip dengan kampung halamannya Stella Han, ada memelihara ayam dan bebek di dalam, dan ada seorang anak perempuan yang pergi mengejar ayam dan bebek.

Pintu rumah dibuka oleh seseorang, ada seorang nenek tua keluar dari dalam rumah, memanggil anak perempuan yang ada di taman, "Nini, sudah waktunya untuk kita pergi."

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu