You Are My Soft Spot - Bab 192 Kamu Hidup Aku Juga Hidup (2)

Taylor Shen mengurung diri dikamarnya selama 3 hari 3 malam, dia tidak mengangkat telepon juga tidak menemui siapapun, bahkan tidak makan dan minum. Tidak peduli bagaimana bibi Lan menasehatinya, dia tetap tidak membuka pintu.

Sejak tahu kalau Tiffany Song tidak akan pernah kembali lagi, hatinya ikut mati bersamanya.

Tiga hari tiga malam, dia tidak minum, dia takut alcohol membuat aroma yang ditinggalkan wanita itu dirumah ini sirna. Dia tidak berani tidur, sebab setiap kali dia menutup matanya, pria itu melihat wanita itu mati dengan mengenaskan. Dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, dialah yang memasukkannya ketempat itu, dialah yang membuatnya meninggal dengan mengenaskan.

Pria itu memeluk selimut kemudian bersandar di atas ranjang, selimut itu masih memiliki aroma khas wanita itu, seolah-olah, wanita itu masih berada dalam pelukannya dan belum meninggalkannya. Ada banyak hal yang ingin dikatakannya pada wanita itu, ada banyak hal yang ingin dilakukannya dengan wanita itu.

Dia masih berharap wanita itu melahirkan tim bola untuknya, kemudian ketika mereka tua dan dia pensiun, dia ingin membawa wanita itu keliling dunia bersama.

Tapi ini semua tidak mungkin terjadi lagi.

Mimpinya selamanya hanya akan menjadi impian yang tidak akan bisa terwujud, Tiffany Song, apakah kamu membenciku? Karena membenciku, kamu meninggalkanku seperti ini, karena benci, kamu bahkan tidak memberiku kesempatan untuk menyesali perbuatanku, kamu adalah orang paling sadis didunia ini!

Kamu membuang aku yang hidup tanpa arti ini, bagaimana aku bisa bahagia?

Dia memeluk erat selimut itu, kemudian meletakkan kepalanya pada selimut itu, menghirup aroma yang ada selimut itu, tapi aroma wanita yang ada diselimut itu semakin memudar, sampai-sampai aroma tersebut tidak lagi tercium. Hati pria itu semakin putus asa, jika disini tidak ada lagi aromanya, dimana lagi dia harus mencarinya?

Dia mengambil selimut itu kemudian membaliknya, hanya aromanya sendiri yang tertinggal diselimut itu, aroma wanita itu diselimut itu perlahan-lahan memudar, meninggalkannya seperti wanita itu meninggalkan hidupnya, dia pun tidak lagi bisa menahan diri.

“Ah!” dia menjerit dengan suara seraknya, seperti hewan buas yang sedang terluka.

Bibi Lan yang berada dilantai bawah terkejut mendengarnya, dia terkejut dan berlari kelantai atas, sudah tiga hari, sejak tuan kembali kerumah ini, dia tidak pernah sekali pun keluar dari kamarnya.

Dia berjalan kearah kamar tidur, dengan gemetar bersiap-siap menggunakan kunci untuk membuka pintu, pintunya terkunci dari dalam, kunci itu tidak ada gunanya, dia mendengar suara teriakan menyedihkan dari belakang pintu itu, dia ketakutan dan menggedor pintu, “Tuan, cepat buka pintunya, jika anda seperti ini, bagaimana nyonya bisa tenang disana?”

Jordan Bo mengendarai mobilnya masuk, melihat suara tangisan kesedihan Taylor Shen, hatinya tergerak. Dia mengenal Taylor Shen sudah cukup lama, dia tidak pernah melihat pria ini kehilangan kendali seperti ini. Dia menghentikan mobilnya, tidak sempat mematikan mesinnya, dia membuka pintu dan masuk kedalam villa.

Dia berlari ke lantai dua, melihat bibi Lan yang menggedor pintu, dia segera mendorong wanita itu, mengangkat kakinya dan menendang pintu. Dia berasal dari pasukan khusus, kekuatan kakinya sangat besar, hanya beberapa tendangan, pintu pun terlepas, sekali dia menendang, pintu itu kemudian jatuh dilantai, menimbulkan suara yang memekakkan.

Kamar tidur utama itu sangat gelap, tirai tertutup rapat, tidak membiarkan cahaya masuk kedalamnya. Jordan Bo berjalan masuk kedalam, dia mengangkat tangannya menyalakan saklar lampu, ruangan itu pun berubah terang benderang. Matanya melihat seluruh ruangan, akhirnya berhenti pada pria yang bersedih itu.

Dengan tegas dia kemudian berpesan: “Bibi Lan tolong masak bubur, dan lauk yang menyegarkan.”

“Aih.” Bibi Lan mengiyakan, berbalik turun, tuan Bo datang, tuan akhirnya bisa diselamatkan.

Jordan Bo kemudian berjalan sampai ke dekat ranjang, melihat Taylor Shen memeluk selimut, rambutnya berantakan, wajahnya dipenuhi kumis, matanya hitam, bola matanya merah, wajahnya sangat pucat.

Melihat dia yang seperti ini, hatinya seperti memiliki batu, sangat sedih. Hatinya tidak bisa menahan, juga tidak membuka mata melihatnya seperti ini, dia kemudian merebut selimut itu, “Adik keempat, ayo bangkit, diluar sana masih ada banyak hal yang harus kamu bereskan.”

“Jangan rebut Tiffany Song ku, kembalikan Tiffany Song padaku.” Taylor Shen bersikeras tidak memberikan selimutnya, seolah-olah Jordan Bo sedang berusaha merebut orang yang dicintainya.

Melihatnya seperti ini, Jordan Bo semakin yakin untuk membawa pria ini keluar dari kesedihan ini, dia sekuat tenaga merebut selimut itu, dengan marah mengatakan: “INI SELIMUT, TIFFANY SONG SUDAH MENINGGAL, JIKA KAMU TIDAK MEMBIARKANNYA PERGI DENGAN TENANG, DIA AKAN MENJADI ARWAH PENASARAN.”

Tidak tahu kalimat mana yang membuat pria itu terluka, dia mengambil bantal kemudian melemparkannya pada Jordan Bo, dengan tegas mengatakan: “Aku tidak mengizinkanmu sembarang bicara, dia belum meninggal, dia masih hidup.”

Tiga hari tiga malam tidak makan, tidak minum, tidak tidur, tidak istirahat, dalam hal kekuatan dia tidak mungkin mampu mengalahkan Jordan Bo, Jordan Bo kemudian merebut selimut itu darinya, dia melihatnya dengan sangat sedih, “Adik keempat, kamu pikir jika kamu terus-terusan bersedih wanita itu akan kembali? Tidak bisa! Dia akan meninggalkan tempat ini dengan tidak tenang, dia akan menkhawatirkanmu, tidak akan bisa berenkarnasi, arwahnya akan penasaran didunia ini. Ketika dia hidup dia terus-terusan diganggu, ketika meninggal dia juga tidak bisa tenang, apa kamu setega ini?”

“Tutup mulutmu!” Taylor Shen kemudian melompat dari ranjangnya, menerjang Jordan Bo, matanya merah, penuh dengan kebengisan, dia duduk diatas tubuh pria itu, kedua tangannya kemudian mencekik leher Jordan Bo, “Dia tidak mati, dia bukan arwah penasaran, aku tidak mengizinkanmu mengutuknya!”

Leher Jordan Bo tercekik, tenggorakan dan matanya sakit bukan main, dia tidak menyangka terjangan pria ini bisa sekuat ini, sepasang tangannya menahan tangan pria itu sekuat tenaga, kekuatannya semakin besar, kemudian sekuat tenaga dia melepaskan tangan pria itu, dia membalikkan tubuhnya, kemudian menahan tangan pria tersebut dibelakang punggungnya, lututnya ditekankan pada punggung pria itu, kemudian menahan pria itu kelantai, dengan dingin dia mengatakan: “Sudah bisa menggunakan trick, berani menyerangku!”

Taylor Shen tidak bisa melepaskan diri, perlahan-lahan dia pun berhenti meronta, dengan kecewa dia berbaring dilantai, dengan sedih mengatakan: “Seseorang harus sakit hati seperti apa baru bisa tidak merasakan apapun? Kakak, aku sangat merindukannya, aku ingin sekali memeluknya.”

Hati Jordan Bo sangat sakit, tidak sanggup untuk terus memperlakukannya seperti ini, dia melepaskannya, duduk diatas lantai, “Adik keempat, belajarlah menerima, dia tidak akan kembali lagi.”

Taylor Shen terisak, “Hari itu jika aku memeluknya, jika aku memberitahunya kalau aku percaya padanya, mungkinkah dia tidak akan pergi dengan cara seperti ini? Meskipun dia tidak memaafkanku, meskipun dia ingin bercerai, aku akan menyetujuinya, asalkan aku masih bisa melihatnya, masih bisa menyentuhnya, aku rela melakukan apapun.”

“Adik keempat” Jordan Bo membuka mulutnya, tapi tidak tahu bagaimana harus memulainya.

“Aku sangat membenci diriku sendiri, selalu mengatakan kalau aku mencintainya, selalu mengatakan ingin membahagiakannya, selalu mengatakan tidak akan membiarkannya terluka. Tapi akulah yang malah mengirimkannya kedalam penjara, mengirimkannya keneraka, aku sangat membenci diriku sendiri.” Taylor Shen mengepalkan tinjunya sekuat tenaga menghantam lantai, suaranya seolah seperti sedang menghantam hati Jordan Bo, membuatnya menderita setengah mati.

Didunia ini hal yang paling sulit disesali adalah menyesali kematian!

“Adik keempat, biarkan dia pergi dengan tenang.”

“Aku tidak bisa melakukannya, aku tidak bisa melakukannya.” Taylor Shen menjerit serak, bagaimana dia bisa meyakinkan dirinya untuk menerima kabar bahwa wanita itu telah meninggal, meskipun dia telah berhasil membujuk dirinya, dia juga tidak akan bisa menerimanya.

“Ada satu hal yang bisa kamu lakukan, cari tahu mengapa Angelina Lian bisa jatuh, berikan keadilan untuk Tiffany Song, biarkan dia meninggal dengan tenang. Adik keempat, bersemangatlah, jangan biarkan dia kecewa.” Beberapa hari ini Taylor Shen bersembunyi di Sunshine City untuk menyembuhkan lukanya, semua hal yang berhubungan dengan Tiffany Song diserahkan pada Wayne Shen, Taylor Shen tetap tidak bersemangat, untuk menghindari membuatnya bersedih, Wayne Shen pun tidak lagi mengganggunya.

Tapi besok adalah tanggal pemakaman yang baik, Taylor Shen tidak bisa lagi terus bersembunyi, dia harus menghadiri pemakaman.

Mendengar hal itu, kesedihan pria itu pun kembali muncul, sampai saat ini, pria itu akhirnya bisa menerima kenyataan bahwa Tiffany Song tidak akan bisa kembali lagi. Jordan Bo duduk dilantai, melihat pria itu menangis seperti anak-anak, sesaat hatinya menjadi sangat sakit.

Beberapa hari ini juga sulit dilewatinya, Stella Han selalu banjir air mata, setiap kali dia menasehati wanita itu, wanita itu kemudian marah, menuduhnya hanya memperdulikan anak dalam kandungannya. Jika dia menolak tuduhan itu, wanita itu semakin tidak melepaskannya, menuduhnya tidak menyukai anaknya, untuk apa menikahinya, dia benar-benar serba salah.

Ketika wanita sedang marah, hal yang tidak masuk akal juga akan berubah menjadi hal yang masuk akal.

Waktu berlalu cukup lama, Taylor Shen akhirnya berhenti menangis, pria sejati tidak menangis dengan muda, hanya saja belum cukup membuatnya bersedih. Dia sekarang telah begitu menderita, sudah menangis dan menderita, dia tahu bahwa dia juga sudah seharusnya bangkit. Tiffany Song sudah tiada, dia tidak bisa membiarkan wanita itu meninggal begitu saja, dia ingin memberikan wanita itu sebuah keadilan.

Dia berusaha keras untuk bersemangat, berdiri sambil berpegangan pada ranjangnya, dia berjalan menuju kekamar mandi, sesampainya di pintu, dengan suara serak kecil mengatakan: “Kakak tertua, tunggulah aku dibawah, ada hal yang ingin kukatakan padamu.”

Jordan Bo melihat kearah pria itu, melihat punggung pria itu masuk kekamar mandi, dia baru bisa bernafas lega.

Taylor Shen berdiri didepan pintu, pria yang berada didalam cermin terlihat sangat asing, mata tajamnya hanya menyisakan luka, wajah tampannya dulu, sekarang hanya memperlihatkan kesedihan, dia menjulurkan tangannya, menyentuh bayangannya di cermin, begitu asing, sampai dia hampir tidak mengenalinya.

“Tiffany Song, jika kamu masih hidup, melihat diriku yang seperti ini, bisa kamu merasa sedih?”

Dia melepaskan mantelnya, kemudian meletakkannya pada wastafel, terdengar bunyi suara nyaring dilantai, dia menundukkan kepalanya, sebuah cahaya mengkilap, dia melihat kalung tulang yang berada dilantai, dia membungkuk dan mengambilnya, kemudian menggenggamnya pada jemarinya, rasa sakitnya membuatnya kesulitan bernafas.

Dia kemudian meletakkan tangannya pada dadanya, matanya kembali panas, sebelum air matanya keluar, dia membuka keran air.

Air dingin turun membasahi kepala dan tubuhnya, dia merasa kedinginan dan menggigil, tetapi pria itu tidak menghindarinya, dia menggigit bibirnya. Pakaian ditubuhnya basah, terasa berat ditubuhnya, dia menutup matanya, air matanya kembali keluar, mengikuti arus berubah menjadi sungai.

Jordan Bo duduk di atas sofa, setelah menunggu hampir satu jam, dia akhirnya melihat Taylor Shen turun, pria itu sudah membenahi dirinya sedikit, dia terlihat jauh lebih baik dari tadi, hanya saja wajahnya masih terlihat sedikit pucat.

Bibi Lan melihat pria itu turun kelantai bawah, senang bukan kepalang, memang Jordan Bo paling hebat. Dia dengan sedang berbalik dan munuju kedapur, mempersiapkan lauk pauk.

Dia duduk di sofa, kemudian menyerahkan flash-disk kepada Jordan Bo, dengan suara serak pria itu mengatakan: “Setelah kejadian ini aku kembali ke kediaman keluarga Shen untuk meng-copy rekaman kamera pengawas, tiga buah rekaman ini aku sudah melihatnya, untuk sementara belum dia menemukan jejak apapun, tapi di kediaman keluarga Shen dia melihat adik Jason, jadi aku curiga bahwa kamera pengawas sepertinya sudah diakali.”

Jordan Bo mengambilnya, “Aku ke atas mengeceknya, kamu makan sedikit, setelah kamu makan kita teruskan lagi percakapannya.”

Taylor Shen mengangguk, Bibi Lan sudah mempersiapkan hidangan dan menghidangkannya, Taylor Shen bangkit menuju ke dapur, duduk di atas kursi, tiba-tiba saja dia terbengong, di telinganya terdengar suara tawa dan bahagia Tiffany Song, “Cantik sekali!”

Apanya yang cantik?

Tiba-tiba saja dia teringat, malam itu dia membuatkan makanan manis untuk wanita itu, di sekelilingnya sangat gelap, pria itu menggunakan pemantik api melelehkan gula di atas puding, wanita itu melihat pria itu dengan tatapan penuh kekaguman, ekspresinya yang seperti itu membuat pria itu sulit menahan diri untuk menciumnya.

Memikirkan hal ini, seperti muncul kekosongan di hatinya, sakitnya sampai ke ulu hati.

Bibi Lan melihat pria itu terbengong, dengan suara kecil mengatakan: “Tuan, tuan? Makanlah selagi hangat, sebentar lagi dingin tidak enak lagi.”

Taylor Shen kembali tersadar dari lamunannya, dia kemudian menghapus air mata di ujung matanya, dia menunduk melahap buburnya, dia tidak berselera, rasanya seperti mengunyah lilin, tapi dia tetap saja memaksakan diri untuk menghabiskannya. Sekarang dia masih belum bisa terbaring, dia ingin Tiffany Song pergi dengan memperoleh keadilan, tidak bisa membiarkan wanita itu pergi dengan perasaan tidak tenang.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu