You Are My Soft Spot - Bab 98 Aku Akan Membuatmu Bahagia

Ruang tamu seketika menjadi hening, semua orang melihat Jocelyn Yan, seakan-akan sedang menunggu penjelasan darinya.

Jocelyn Yan sudah mengira dari awal bahwa Wayne Shen akan membuat masalah untuknya, dan dia juga datang dengan persiapan yang baik. Melihat Nelson Shen yang juga menatapnya menggunakan pandangan mata penuh kecurigaan, dia menguraikan rambut ke belakang dan berdiri. "Apa yang dikatakan Si Lima memang benar, akulah yang mengatur kamarnya Angela dan Jennifer, tapi aku mengingatnya dengan jelas, seusai makan, pembantu datang memberitahukanku, beberapa hari sebelumnya telah turun hujan deras, kamar tamu pertama di lantai lima telah kebocoran dan menjadi lembab, makanya aku menyuruh pembantu untuk mengatur kamarnya Angela di kamar kosong sebelah kamarnya Si Lima."

Wayne Shen tersenyum sinis, "Kamu mengatakan kamu mengatur kamarnya Nona He di samping kamarku, kalau begitu aku harus bertanya terhadap kakak ipar, kenapa dia bisa tinggal di kamar yang berada di seberang kamarku?"

Jocelyn Yan merenggangkan bahunya, "Hal ini harus ditanyakan terhadap pembantu yang mengatur kamarnya, seseorang, pergi panggil Lily kemari, katakan padanya Tuan Muda Kelima ingin menanyakan sesuatu padanya."

Pembantu yang memberikan pelayanan di ruang tamu bergegas menuju kamar para pembantu. Tidak lama kemudian, dia telah kembali dengan membawakan seorang gadis yang bertubuh mungil, sang gadis dengan penuh keresahan melirik Jocelyn Yan sejenak, lalu langsung menundukkan pandangan mata, berkata dengan suara kecil: "Tuan Muda Kelima, anda mencariku?"

Wayne Shen berjalan hingga ke hadapannya Lily. Dengan pandangan mata yang dingin menatapnya, "Apakah benar kamulah yang mengatur kamarnya Nona Li dan Nona He kemarin malam?"

Lily langsung menganggukkan kepala, "Benar, Tuan muda. Karena kamar tamunya terasa lembab, aku sempat pergi meminta saran dari Nyonya Muda Besar dalam hal ini, lalu Nyonya Muda Besar menyuruhku untuk mengatur kamarnya Nona He di sebelah kamarmu."

Wayne Shen terus menatapnya, ingin menemukan jejak dari kebohongannya, tapi malah tak terlihat adalah rasa bersalah yang terpancar dari ekspresi wajahnya. Sang pria mengerutkan keningnya, dia terus merasa hal ini tidaklah sesederhana ini. "Kamu yakin telah mengatur kamarnya Nona Li di seberang kamarku, dan kamarnya Nona He berada di sebelah kamarku?"

"Benar, aku yakin, kemudian Nona He mengatakan ingin kembali ke kamar untuk beristirahat, dan aku sendirilah yang mengantarkannya ke lantai atas." Lily menjawab dengan ketakutan.

Angela He saat ini telah menjadi lebih tenang, dia melihat pembantu yang ada di hadapannya ini, malah merasa begitu asing. Berkata: "Aku tidak mengenalnya, yang mengantarkanku ke kamar kemarin malam bukanlah dia."

Lily mengangkatkan kepala dengan perlahan memandang Angela He, setelah melihatnya cukup lama, sang wanita berkata dengan kening yang berkerut: "Nona Li, kemarin malam memang bukan aku yang mengantarkanmu ke kamarmu, yang kuantarkan adalah Nona He."

Akhirnya Wayne Shen menyadari di mana inti pemasalahannya, dia mengulurkan tangan menunjuk ke arah Angela He, bertanya dengan amarah: "Kamu katakan siapa dia?"

"Nona Li." Lily dengan kebingungan melihat Wayne Shen, saat bertatapan dengan bola matanya yang begitu mendalam, dirinya seketika menjadi merinding, tetap menebalkan muka mengatakan: "Tuan Muda Kelima, apakah ada yang salah?"

Wayne Shen sangatlah emosi, dia seketika mendekat pada Lily, sepasang tangannya mencengkram kerah baju sang wanita, dan melemparkannya ke samping Angela He, berkata dengan kata per kata: "Lihatlah dengan baik-baik, siapa dia sebenarnya?"

Tubuh Wayne Shen telah memancarkan hawa amarah yang pekat, seakan-akan ingin menghancurkan dunia, membuat Lily merasa sangat takut hingga gemetaran tiada hentinya, gertakan giginya menghasilkan suara "Krak krak", "Tuan Muda Kelima, dia, dia adalah nona Li."

"Pak" terdengar suara tamparan, Lily sampai melayang akibat tamparan dari Wayne Shen, merebah ke lantai, darah segar mengalir keluar dari sudut bibirnya. Wayne Shen marah besar, muncul senyuman garang di wajahnya yang tampan, sang pria berjalan selangkah demi selangkah ke samping Lily, kakinya menginjak dadanya Lily, dengan pandangan mata penuh luapan amarah melihatnya, "Sialan, siapa yang mengatakan padamu bahwa dia adalah Nona Li?"

Rasa sakit di dalam lubuk hatinya begitu parah hingga hampir meledak, kesalahannya terhadap Jennifer Li, dia telah salah mensetubuhi orang, ini semua hanya karena kesalahan dari sang pembantu yang salah mengenali orang, bagaimana mungkin dia akan meamafkan kesalahan tak masuk akal seperti ini?

Lily tidak pernah melihat Wayne Shen marah, kesan Wayne Shen di mata para pembantu adalah penuh dengan kelembutan dan anggun, juga humoris, membuat orang merasa sangat akrab dengannya. Tapi dirinya yang saat ini sedang marah, malah terlihat bagaikan setan yang datang dari neraka untuk menghancurkan seluruh dunia.

Lily merasa kesakitan juga ketakutan, melihatnya dengan gemetaran, sepasang tangannya menggenggam kaki yang menekan di atas dadanya, merinding tiada henti, memanggil dengan ketakutan: "Tuan, Tuan Muda Kelima......"

Orang yang berada di dalam ruang tamu mulai mengerti, Lily telah salah mengenali Jennifer Li dan Angela He, umur dari keduanya memang berdekatan, keduanya juga mengikat rambut dengan model ekor kuda yang sama, jika dilihat dalam sekilas, sangatlah wajar jika para pembantu bisa salah mengingat.

"Dia adalah Angela He, sialan, apa gunanya kamu memiliki mata?" Wayne Shen telah mengangkat kakinya dan hendak menendangnya, langsung berhasil di tarik oleh Nelson Shen kebelakang, tapi Lily malah tidak bisa lepas sepenuhnya dari tendangan itu, bagian perutnya tetap tertendang.

"Wayne, tenanglah sedikit, kesalahan telah terjadi, yang harusnya kamu pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya kamu mengatasi masalah ini." Nelson Shen berkata menasihatinya.

Wayne Shen memeluk kepalanya berjongkok di lantai, merintih bagaikan seekor binatang liar yang sedang putus asa, lubuk hatinya sakit bagaikan telah tercabik-cabik, mengingat tentang pandangan mata Jennifer Li yang penuh dengan kebencian, dia merasa hampir tumbang, dia tidak berani berpikir terhadap dunia percintaannya yang hancur akibat dari seorang pembantu, dia meraung kesal, "Percintaanku telah dihancurkan olehmu, keluar, keluarlah kamu, jangan membuatku bertemu denganmu lagi! Pergi!"

Jocelyn Yan memberikan isyarat terhadap pembantu yang berdiri di samping, sang pembantu langsung bergegas menarik Lily keluar.

Angela He merebah dan duduk di lantai, dia melihat Wayne Shen yang sedang meraung kesal sambil memeluk kepalanya, dia mengatakan percintaannya telah dihancurkan oleh seorang pembantu, tapi bukankah kehidupannya sendiri juga sama telah dihancurkan oleh sang pembantu? Apa yang harus dilakukan selanjutnya?

Mata Tuan Besar Shen yang sehat jernih menerawang ke setiap orang, dia mengambil keputusan secara logika: "Mari kita hentikan masalah ini sampai di sini, Wayne, karena kamu telah menindas Angela, maka kamu harus bertanggung jawab terhadap Angela, besok pergilah denganku ke kediaman Keluarga He untuk meminta maaf, kemudian lamarlah Angela."

Wayne Shen tiba-tiba berdiri, dia berkata sambil melototi Tuan Besar Shen: "Atas dasar apa aku harus bertanggung jawab terhadapnya?"

"Atas dasar kamu telah menindasnya!" Tuan Besar Shen merasa begitu emosi sampai matanya hampir melotot keluar, "Gadis yang polos dan bersih seperti dia malah telah dihancurkan olehmu, apakah kamu tidak seharusnya bertanggung jawab?"

"Haha!" Wayne Shen tertawa, "Gadis yang polos dan bersih?" Sang pria membalikkan badan dan berjalan mendekati Angela He, pandangan mata itu begitu garang seakan-akan ingin mencabik-cabiknya hingga hancur.

Sang pria berdiri di hadapan Angela He, Angela He merasa kaget terhadap aura yang dipancarkan tubuhnya dan mundur ke belakang, sang pria berjongkok, sepasang tangannya bersandar pada sofa yang ada di samping, nada bicaranya begitu kasar, "Nona He, aku ingin bertanya padamu, kamu tidak diracuni, jadi saat aku menyetubuhimu, kenapa kamu tidak bersuara sama sekali? Apakah semua ini adalah rencana yang telah kamu persiapkan dengan baik?"

Ekspresi wajah Angela He begitu pucat, sang wanita menatap sang pria, karena penyindiran di balik ucapannya, air matanya mulai mengalir keluar setetes demi setetes, dia sama sekali tidak pernah berpikir, dan sebuah tamparan langsung dihempaskan, "Wayne Shen, kamu tidak tahu malu!"

Tangannya telah ditangkap oleh Wayne Shen di tengah udara, sang pria dengan dingin melihat tetesan air matanya, berkata: "Apakah aku tidak tahu malu? Kemarin malam kamu tidak mengunci pintu, kamu juga tidak bersuara sama sekali saat aku memasuki kamarmu, jangan-jangan, tidak peduli pria manapun yang masuk ke kamarmu dengan sembarangan, kamu akan menyambutnya dengan tanpa rasa malu?"

Angela He menggigit bibirnya, suaranya gemetaran sedikit: "Wayne Shen, atas dasar apa kamu boleh Melecehkanku?"

"Melecehkanmu? Baik, kalaupun aku telah diberi sebuah obat, kalaupun memang pembantu itu telah salah mengatur kamar, kalaupun aku telah salah memasuki kamar dan naik ke atas ranjang, tapi kamu tetaplah dalam keadaan sadar, kenapa kamu tidak bersuara dan menghentikanku? Ataupun kamu memang sedang menunggu seorang pria naik ke atas ranjang untuk memperkosamu? Apakah kamu sehaus itu?" Wayne Shen berkata tanpa memperhatikan ucapannya, terakhir amarahnya meluap-luap, merasa sangat kesal hingga nafasnya pun terasa sakit.

Angela He tidak mampu berkata-kata lagi, hanya terus mengalirkan air mata sambil melototi Wayne Shen.

Tuan Besar Shen sudah tak sanggup mendengarnya, dia menepuk meja dengan keras dan berdiri, "Wayne, tutup mulutmu, Angela tak bersalah, kenapa kamu melampiaskan amarahmu terhadapnya?"

"Tak bersalah? Tak bersalah yang kalian katakan ini, dengan memberikan obat terhadapku, lalu salah mengatur kamar untuk Jennifer, dia malah berbaring di sana menungguku untuk memperkosanya, bukankah aku juga tidak bersalah, memangnya aku memang ingin menyetubuhinya?" Amarah Wayne Shen begitu membara, sebuah wajah yang tampan terlihat garang dan dingin.

"......" Tuan Besar Shen merasa sangat emosi hingga memuntahkan darah.

Wajah Angela He penuh dengan tangisan, "Wayne, kamu telah keterlaluan!" Setelah mengatakannya, sang wanita dengan sekuat tenaga mendorongnya, berdiri dan pergi menuju pintu besar. Jocelyn Yan berteriak memanggilnya sekali, lalu bergegas mengejarnya. Tuan Besar Shen pergi melihat sosok kepergian Angela He, dia dengan murung kembali duduk di kursi.

Dia telah melihat Si Empat meminum obatnya dengan mata kepalanya sendiri, kenapa Si Empat tak mengalami apapun, tapi malah Si Lima yang bermasalah? Apakah memang obat yang Jocelyn Yan berikan kepada William lah yang bermasalah?" Raka, di mana Si Empat? Setelah terjadinya hal sebesar ini, kenapa dia masih belum turun juga?"

Raka mengusap keringatnya, berkata: "Tuan Besar, Tuan Muda Keempat telah pergi dari kediaman ini kemarin malam."

"Apa? Kenapa tidak ada orang yang menghalanginya?" Tuan Besar Shen telah sangat emosi, perencanaan yang telah dirancang dengan baik, tapi tidak berhasil terhadap anak keempatnya, dan malah melibatkan anak kelimanya, bagaimana mungkin dirinya tidak merasa muram?

"Aku...... Setelah Tuan Muda Keempat telah pergi dengan mengendarai mobilnya, baru ada orang yang melaporkannya padaku, kalaupun aku ingin pergi menghalanginya, semua sudah tidak sempat lagi."

......

Saat Taylor Shen telah tidur hingga begitu lelap, dia mengelus bantal yang ada di dalam pelukannya, mulutnya bergumam, "Sayangku, aku menginginkannya lagi, mari lakukan sekali lagi, hanya sekali lagi saja......" Setelah itu dia memoncongkan mulutnya ke depan, tapi terus tidak bisa mencium sebuah benda yang nyata, sang pria mulai membukakan kelopak mata, terlihat dia sedang memeluk sebuah bantal, seketika langsung bangun dan duduk di ranjang.

Ini memang adalah kamarnya Tiffany Song, tapi di mana orangnya? Burungnya telah lepas.

Memori tentang kejadian semalam kembali berputar di dalam pikiran, muncul sebuah wajah tersenyum yang begitu indah, dan akhirnya berhasil memakannya, rasanya sungguh nikmat, sama seperti di dalam ingatannya, membuatnya merasa ketagihan.

Sang pria berdiri, mengambil peluru yang terletak di samping bantal di luar celana dalamnya. Adik kecil telah lepas pada pagi hari begini, apakah telah merasa malu dan pergi bersembunyi?

Saat berpikir seperti ini, seluruh dirinya menjadi bersemangat, sedikit mirip dengan serigala besar yang nakal. Sang pria keluar dari kamar, terdengar adanya suara aliran air dari arah dapur, dia melangkahkan kaki menuju ke sana, langsung terlihat Tifanny Song yang sedang sibuk di dalam dapur.

Sang pria mendekat dengan diam-diam, mengulurkan tangan memeluk pinggangnya, dada yang panas telah mendekat, merasakan tubuh mungil dalam pelukan seketika menjadi kaku, sang pria mencium pipinya, "Kenapa tidak tidur lebih lama? Apakah sudah tidak sakit?"

Wajah Tiffany Song mulai memanas dan merah membara, dia bergerak sejenak, tiba-tiba menjadi tidak tahu harus bagaimana menghadapi sang pria, "Itu, aku mau memasak, kamu keluarlah."

Taylor Shen mengambil barang yang ada ditangannya, dan membuatya berputar berhadapan dengannya, sang pria menatap matanya, bertanya dengan sedikit tidak yakin: "Menyesal?"

Tiffany Song mengangkat pandangannya melihatnya sejenak, lalu menundukkan wajah, meskipun suaranya begitu kecil, tapi nada bicaranya terdengar begitu tegas, dia berkata: "Aku tidak merasa begitu."

Taylor Shen merasa lega, kemarin malam dia sudah berusaha untuk menahan dirinya dengan sekuat tenaga, tapi dirinya tahu, dirinya tetap sangat ingin mendapatkannya, mungkin akan melukainya, sang pria menggendongnya dan meletakkannya ke atas rak dapur yang bersih, bersikap menaikkan rok dari baju dasternya, "Biarkan aku melihat bagaimana keadaan lukanya?"

Tiffany Song merasa sangat kaget, dan langsung menekan tangan sang pria dengan panik, pipinya begitu panas dan merah, "Jangan, jangan lihat, aku tidak kenapa-napa."

"Benar-benar tidak apa-apa?" Taylor Shen dengan tatapan yang tidak yakin menatapnya, melihat sang wanita menganggukkan kepala, sang pria kembali berkata: "Kalau begitu mari kita lakukan sekali lagi."

Tiffany Song sangat kaget hingga ekspresi di wajahnya langsung berubah, sang wanita mengulurkan sebauh jari tangan, berkata dengan raut wajah menyedihkan: "Ada, masih terasa sedikit sedikit."

Taylor Shen tertawa dan menggenggam jari tangannya, memindahkan jari tangannya ke samping bibir untuk menciumnya, kumis yang baru saja tumbuh membuat jari tangannya terasa tergelitik, sang pria berkata dengan riang: "Tiffany, mohon maaf, kemarin malam aku tidak bisa memberikan sebuah awal yang mengindahkan bagimu, percayalah padaku, lain kali aku akan membuatmu mampu merasakan kebahagiaan setiap kali melakukannya."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu