You Are My Soft Spot - Bab 58 Salah Panggil Sekali, Maka Dihukum Sekali (2)

Tiffany Song meninggalkan villa, berjalan sangat jauh baru melihat toko obat, dia berjalan masuk dari atas rak mengambil sekotak obat penunda hamil dan sebotol air putih, pergi ke kasir membayarnya. Dia bukan gadis belasan tahun, mengerti berbuat seperti apa baru bisa menghindari kembali terluka.

Dia keluar dari toko obat duduk di kursi panjang di luar, jalan begitu jauh, kakinya merasa lelah malah tidak memiliki tenaga berpindah selangkah.

Dia mengeluarkan obat dari kotak aliminium, membuka air putih baru ingin memasukkan obat ke dalam mulut, pergelangan tangannya lalu digenggam erat oleh orang. Cahaya yang menyilaukan mata menyinari, pria membelakangi cahaya, tubuhnya besar tinggi membuat dirinya sedikit-sedikit diselubungi dalam bayangan cahayanya, dalam matanya mengeluarkan cahaya dingin, dengan kejam menatap wanita yang tidak tahu terima kasih ini, “Apa ini?”

“Obat penunda kehamilan!” Tiffany Song mengatakannya, pergelangannya menggunakan tenaga ingin memasukkan obat ke dalam mulutnya.

Taylor Shen tentunya mengerti ini adalah obat apa, tapi dikeluarkan dari mulutnya dengan begitu datar, dalam hatinya masih tersengat sesaat, kalau semalam mereka…… “Kamu ingin membunuh anak kita?”

“……”

Tiffany Song malah dipertanyakan sampai wajahnya memerah, dia dengan kesal mengatakan: “Kamu bicara sembarangan apa?”

Taylor Shen mengambil obat dalam tangannya dan juga kotak obat, berbalik membuangnya ke tong sampah di pinggir jalan. Tiffany Song sangat marah, segala yang terjadi semalam hanyalah kecelakaan, dia tidak memiliki kualifikasi menyalahkannya, sekarang dia ingin minum obat, atas dasar apa dia menghalanginya?

Dia berdiri berbalik jalan kearah toko obat.

Kecepatan Taylor Shen sangat cepat, menghindar berdiri di hadapannya, “Tiffany Song, kamu jangan kembali menguji batasanku, percaya tidak aku memukulmu?”

Dia hampir di buat emosi oleh wanita yang keras kepala ini! Dia awalnya ingin memberitahunya kenyataannya, kali ini tidak perlu mengatakannya lagi. Dia percaya, asalkan dia mengatakan padanya kenyataannya, dia akan segera tidak berhenti menjauhinya semakin jauh semakin baik.

“Taylor Shen, apa maksumu? Apa kamu sudah senang masih ingin menyuruhku melahirkan anak untukmu?” Tiffany Song juga sudah sangat emosi baru tidak peduli mengeluarkan perkataan yang begitu kasar.

Raut wajah Taylor Shen berubah menjadi sangat suram, “Semalam hanya aku yang senang, kamu tidak senang?”

“……” ingin membandingkan ketebalan wajah, Tiffany Song mengakui tidak bisa dibandingkan dengan Taylor Shen, dia dengan emosi berbalik ingin pergi, toko ini tidak bisa masih ada toko lain, dia pasti bisa membeli obat.

Dia baru berjalan beberapa langkah, pergelangan tangannya lalu ditarik oleh orang, dia berbalik melihat Taylor Shen yang sangat marah, terkejut sampai menyimpan kembali pandangannya. Detik selanjutnya dia menarik dirinya ke samping mobil Bentley Continental, menarik pintu kursi penumpang depan mendorongnya masuk.

Di dalam mobil, Tiffany Song membalikkan kepalanya melihat ke luar pemandangan jalan yang terlihat sekilas masih merasa kesal. Di atas hidungnya datang aroma rokok yang menyesakkan orang, dia sedikit mengerutkan kening.

Ujung matanya melihat dia telah selesai menghisap satu batang kembali menyalakan satu batang, dia tidak bisa menahannya lagi, menoleh memelototinya, “Kamu jangan merokok lagi bisa tidak?”

Taylor Shen melihatnya sekilas tidak bicara, tapi sesaat selanjutnya jendela mobil turun, rokok di tangannya sudah hilang, di dalam mobil asap yang menyesakkan orang sudah ditiup pergi oleh angin.

Tiffany Song: “…....”

Orang ini masih ada tidak kesadaran menjaga lingkungan?

Setelah lewat beberapa saat, Taylor Shen mengulurkan tangan menggenggam tangan kecilnya yang diletakkan di atas lututnya. Tiffany Song menoleh, melihat tangan keduanya yang saling mengikat, dia ingin menariknya kembali, Taylor Shen sedikit menggunakan tenaga, suaranya serak: “Jangan bergerak!”

Tiffany Song melihatnya sekilas tidak bergerak lagi, di dalam mobil ada rasa tidak jelas yang perlahan menyelimuti mereka, Tiffany Song tidak tahu saat ini mereka seperti ini termasuk apa, selingkuhkah?

“Jangan makan obat, semalam aku ada melakukan tindakan.” Taylor Shen berbohong, “Hal yang kamu takutkan tidak akan terjadi.”

Tiffany Song tidak mengatakan apa-apa juga tidak menarik kembali tangannya. Dia menutup matanya bersandar di kursi seperti tertidur.

Taylor Shen membalikkan kepala melihat bulu matanya sedikit bergetar, dia tahu dia tidak tertidur, dia hanya tidak tahu selanjutnya bagaimana menghadapi dirinya menghadapi jalan di masa depan. Dalam hatinya tiba-tiba muncul rasa tertekan, tangan besarnya perlahan menggenggam erat tangan kecilnya.

Mobil berhenti di luar Vanke City, Tiffany Song membuka mata melihat bangunan diluar jendela sangat familiar, dia dengan datar berkata: “Kakak ipar paman keempat , Terima……”

Kata “Kasih” masih belum keluar, auranya tiba-tiba mendekat, aroma rokok yang segar menyebar disisinya, detik selanjutnya, bibirnya sudah ditahan dengan ketat.

Satu tangan Taylor Shen menggenggam setir, satu tangan diletakkan di belakang tempat duduknya, membuka mulut menahan bibirnya dengan penuh tenaga menciumnya, Tiffany Song tercengang seketika lupa untuk melawan.

Bibir Taylor Shen ditekan di atas bibirnya membawa kekuatan yang tidak bisa dihalangi seperti akan memakannya. Tiffany Song benar-benar menjadi bodoh, tidak tahu telah berlalu berapa lama, Taylor Shen baru melepaskannya, nada bicaranya memaksa: “Kelak panggil aku abang keempat, salah panggil sekali, maka dihukum sekali.”

Tiffany Song termengun menutup bibirnya sendiri, masih belum tersadar dari ciuman tadi.

Taylor Shen mengulurkan tangan dengan pelan menyentuh pipinya, dalam matanya memiliki obsesi yang dalam, “Tiffany, ingat, kelak aku adalah priamu, bukan kakak ipar paman keempatmu!”

--------------------

Bagaimana Tiffany Song turun dari mobil dia sudah tidak mengingatnya, dia dengan tidak jelas berjalan masuk ke dalam komplek, di telinganya bergema perkataan Taylor Shen yang penuh kuasa dan memaksa. Dia baru menyadari, dia sepertinya benar telah memprovokasinya.

Berjalan sampai di bawah unit tersendiri, sebuah bayangan tubuh yang tinggi tiba-tiba melintas berdiri di hadapannya, dia mengangkat kepala dengan tercengang melihat orang itu.

Ekspresi wajah William Tang sedikit kelelahan, dagunya masih tumbuh janggut berwarna hitam, matanya yang hitam dipenuhi darah merah, ujung bibirnya keunguan, seperti telah bertengkar dengan orang. Dia dengan serius menatap bercak tidak jelas di atas lehernya, dengan mempertanyakan berkata, “Tiffany Song, semalam kamu pergi kemana?”

Tiffany Song sangat lelah, lelah sampai tenaga untuk bicara juga tidak ada, dia mengalihkan pandangannya, mengangkat kakinya berjalan masuk ke dalam unit tersendirinya. Baru berjalan dua langkah, pergelangan tangannya sudah ditangkap oleh dia, suaranya yang menyimpan amarah berbunyi di telinga Tiffany Song, “Pantas mati, semalam kamu pergi kemana?”

Semalam dia mengantar Lindsey Song ke rumah sakit, anaknya bisa diselamatkan, Lindsey Song merasa terkejut berbaring di atas kasur tidak berhenti menangis. Untuk anak ini, dia tidak memiliki perasaan apapun. Tapi melihat dia menangis begitu hebat, dia tidak pergi, terus menunggu dia tertidur baru teringat Tiffany Song yang dia tinggalkan di dalam hotel.

Dia mengemudi mobil dengan terburu-buru kembali ke hotel, mengambil kartu pintu membuka pintu kamar, dia mendengar di dalam pintu datang tarikan nafas yang tidak jelas. Sesaat itu, cairan darahnya seperti telah dibekukan, seluruh tubuhnya dingin. Dia menggenggam kepalan tangannya, dengan emosi menerobos masuk menarik turun pria yang ada di atas kasur langsung menghajarnya.

Wanita yang ada di ranjang berteriak dengan keras, dalam keadaan yang kacau menekan saklar lampu, dia baru menyadari, wanita yang ada dalam kamar bukanlah Tiffany Song. Sesaat itu dia baru tiba-tiba merasa lega, bukan dirinya, bagus sekali!

Segera, dia kembali teringat satu hal, dia sudah diberi obat oleh orang, dia tidak di dalam kamar, dia pergi kemana?

Dia seperti orang gila mencari Tiffany Song, hampir membalikkan satu hotel juga tidak menemukan keberadaannya. Terakhir dia meminta hotel mengeluarkan kamera cctv, tapi di dalam cctv tidak ada tampilan dia dibawa pergi oleh orang, dia hilang begitu saja.

William Tang tidak bisa menemukannya, satu-satunya mengetahui tempat yang mungkin dia pergi adalah Vanke City, dia sampai di Vanke City, mengetuk pintu apartemen, Stella Han mengatakan dia tidak pulang, dia tidak percaya, dengan memaksa menerobos masuk.

Dia benar tidak ada!

Jantungnya yang baru saja kembali ke tempat semula, kembali mengerut, dia tidak kembali ke apartemen, dia bisa pergi kemana?

Dia menunggunya di bawah semalaman, dia berpikir mungkin detik selanjutnya dia akan muncul di hadapannya, lalu memberitahunya dia sudah mabuk tidak sengaja tertidur di pinggir jalan. Dia tidak diberi obat, semua ini adalah khayalan William Tang.

Penantiannya setiap detiknya menjadi sangat menyiksa, dia dari malam menunggu sampai pagi akhirnya menunggu kemunculannya.

Melihat langkah kakinya muncul di jalan kecil dia sangat bahagia tidak tahu berbuat apa, dia ingin berlari kesana memeluknya dalam pelukannya, ingin memberitahunya dia mencintainya, kelak mereka baik-baik melewati hari, tidak bertengkar lagi.

Tapi semua ini berubah saat dia melihat bekas ciuman di atas lehernya menjadi amarah dan cemburu.

Semalam saat dia disini demi dirinya dengan tidak tenang, dia terbaring disamping pria lain.

Kenyataan yang kejam membuatnya terserang, dia kehilangan akal, sepasang tangannya menggenggam pundak Tiffany Song dengan penuh tenaga mengoyangkannya, matanya memerah, dengan kejam memelototinya: “Tiffany Song, katakan padaku, siapa pria itu? Aku akan membunuhnya!”

Tiffany Song melihat pria yang sedang marah di hadapannya merasa sedih untuk dirinya sendiri. Lima tahun yang lalu, dia adalah korban, lima tahun kemudian dia juga adalah korban. Tapi reaksinya malah sama dengan lima tahun yang lalu. Yang dia pedulikan terlebih dahulu, sejak awal bukan seberapa rasa sakit yang sudah dia terima.

Dia lelah tidak bisa mengatakan apa-apa dengan diam berjalan masuk ke dalam unit tersendirinya.

William Tang melihatnya, amarahnya menghilangkan akalnya, dia menarik dirinya mengangkat tangan menamparnya. Tiffany Song seperti boneka kain yang telah kehilangan nyawa terlempar dan terjatuh di atas lantai. Dia mengangkat kepala, dengan bingung melihat William Tang, tidak ada kesedihan tidak ada amarah, hanya seperti itu melihatnya.

Kulitnya sangat putih, wajahnya dengan cepat menjadi bengkak, muncul bercak lima jari yang jelas.

William Tang menggenggam erat kepalan tangannya, dalam hatinya muncul sedikit penyesalan, tapi dengan cepat digantikan oleh amarah, dia berjalan kearahnya, jongkok di depannya, menggunakan tenaga menekan dagunya, memaksanya melihat matanya yang penuh amarah, “Tiffany Song, aku kembali memberikanmu kesempatan terakhir, siapa pria itu? Pria yang telah menidurimu adalah siapa?”

Tiffany Song tiba-tiba tersenyum, ujung bibirnya muncul darah segar yang mengejutkan hati orang, dalam senyumannya membawa air mata, hatinya sudah sakit tidak berasa, dia dengan menyindir berkata: “William Tang, bukankah kamu yang memberikan kesempatan kepada orang lain?”

Tiffany Song tidak akan melupakan, semalam dia mengikat dirinya di atas kasur, terakhir malah mengendong pergi Lindsey Song.

Emosi dan kebencian William Tang bercampur aduk, dengan kesal berkata: “Pelacur!”

“Yang kamu katakan tidak salah, aku adalah pelacur, jadi kamu jangan terjerat dengan aku lagi, bercerailah.” Tamparan ini, dan juga lima tahun ini dia akan menganggap membayar jasanya yang telah menolongnya waktu itu, mulai saat ini mereka tidak memiliki hubungan apapun!

William Tang marah sampai terengah-engah, melihat tampilannya yang tidak tahu berubah ini, dia malah tidak bisa melakukan apa-apa padanya, dia dengan dingin tersenyum berkata: “Bercerai? Agar kamu bisa bersama dengan pria itu? Tiffany Song, kamu mimpi!”

Tiffany Song tidak tahu dari dalam mulutnya masih bisa mengeluarkan seberapa banyak perkataan yang menyakiti orang, dia berdiri dari lantai, matanya dengan pasti menatapnya, “Kalau begitu kita hanya bisa melalui proses hukum.”

Selesai mengatakan dia berbalik berjalan ke unit tersendiri tidak ingin kembali dengannya melakukan pertengkaran yang tidak ada arti, itu hanya akan membuatnya menjadi lebih menyedihkan.

William Tang melihat punnggungnya hilang di dalam jalan gedung, tangan yang disamping tubuhnya digenggam menjadi satu, Tiffany Song, karena kamu begitu tidak setia padaku, jangan salahkan aku tidak tidak adil padamu!

-------------------

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu