You Are My Soft Spot - Bab 253 Kita Masih Memiliki Waktu Satu Malam (2)

Taylor kemudian mendelik pada pria itu, Shadow kemudian sadar, wanita yang ada dirumahnya ini, bukan seseorang yang boleh diganggunya, dia pun menyimpan keinginan usilnya. Karena temperamennya, pria itu hanya bisa bertahan untuk serius sebentar, baru serius beberapa menit, dia kembali tidak serius, “Tuan muda keempat, dulu aku sempat berpikir kalau kamu itu menarik sekali, tapi beberapa tahun belakangan ini mengapa kamu semakin lama semakin tidak menarik saja.”

“Jika kamu membereskan orang itu, tidak membiarkannya kembali dari kematian, tidak membiarkannya mencelakaiku, mungkinkah aku bisa seperti iini?” tanya Taylor Shen tidak senang.

“Benar, aku yang salah, sekarang aku datang bukan untuk mendengar perintahmu, sekuat tenaga membayar semua yang telah terjadi, sample ini kuserahkan padamu.” Shadow kemudian mengeluarkan plastic sample pada pria itu, Taylor Shen tidak mengambilnya, dia malah memberikan plastic sample yang lain, “Ini adalah sample rambut pria tua itu, bawa ke tempat pemeriksaan DNA.”

“Baiklah.” Shadow kemudian mengambil sampel rambut tersebut dan meyimpannya kedalam kantungnya, dia kembali melirik kearah lantai dua, dia menahan suaranya berkata: “Malam musim semi 15 menit setara dengan emas, aku tidak akan menjadi lampu jalan ditempat ini, mengganggu waktumu.”

Shadow kemudian melambai dengan cara yang berlebihan, dia berbalik mengangkat tangan dan melambai, “Tidak perlu diantar, tidak perlu diantar.”

Taylor Shen berdiri dihalaman, melihat mobilnya kemudian melaju keluar dari Sunshine City, pria itu kemudian berbalik kembali ke vilanya. Lantai bawah sangat sunyi, dia melangkah menuju kearah tangga, kemudian naik keatas kembali kekamarnya.

Setibanya di kamar tidur utama, pintu kamar mandi tertutup rapat, dari dalam terdengar suara curahan air, dia duduk disamping tempat tidurnya, menunggu wanita itu keluar.

Waktu menunggu terasa sangat lama, dia kemudian mengeluarkan kotak rokoknya, menyalakan satu batang rokok dan meletakkan pada bibirnya, dia bersandar pada tempat tidur dan kemudian menghisapnya.

Vero He membuka pintu geser, dia langsung melihat pria yang sedang bersandar di ranjang, pria itu sepertinya tidak sedang memikirkan apapun. Kamar dipenuhi oleh asap rokok, wanita itu melihat kalau ada sebatang rokok ditangan pria tersebut, dia kemudian mengernyitkan dahinya, pria itu terlalu banyak merokok.

Sebelumnya ketika menantinya di Parkway Plaza, dibawah pria itu juga ada banyak sekali puntung rokok.

Wanita itu kemudian berjalan mendekat, mengulurkan tangannya kemudian mengambil rokok itu dari tangan pria itu, dia langsung mematikannya diasbak, dan mengatakan: “Lain kali kalau aku menginap disini, kamu tidak boleh merokok dikamar.”

Dia tidak bersikap tidak masuk akal, dia juga tidak pernah berpikir unutk tidur diruang tamu, dia sudah setuju untuk datang ke Sunshine City, wanita itu tahu harga yang harus dibayarnya.

Taylor Shen melihat wanita itu, menyentuh tangan wanita itu, kemudian memeluknya, baru saja mandi, tubuh wanita itu mengeluarkan aroma segar, menciumnya membuat pria itu merasa sangat segar. Tubuh wanita itu juga sudah dibalur moisturizer, pria itu kemudian mendekatinya, perlahan-lahan mencium aromanya, bibir tipis pria itu tidak sengaja menyentuh telinga wanita itu, wanita itu kemudian bergetar ringan karena rangsangan tadi.

“Harum sekali.” Pria itu bergumam, suaranya memabukkan, sangat menghanyutkan.

Vero He bersandar dalam pelukan pria itu, jemari panjangnya memainkan kancing baju pria itu, setiap sudut tubuh pria ini, masih indah seperti dulu, “Bukannya ini sabun cair yang biasanya kamu gunakan?”

“Ketika kamu yang menggunakannya terasa lebih harum.” Suara pria itu terdengar serak, nafsunya sudah muncul.

Vero He mengernyitkan dahinya, wanita itu kemudian keluar dari dalam pelukan pria itu, dia mengatakan: “Air panasnya sudah siap, kamu pergi mandi sana.”

“Aku lelah, aku tidak ingin mandi.” Mata pria itu terlihat malas, dia memainkannya dengan wanita itu.

Vero He memakai piyamanya yang dulu, dipiyamanya ada seekor kucing loreng, benar-benar terlihat kekanak-kanakan. Ketika wanita itu menempel padanya, pria itu dapat merasakan dadanya yang lembut dan kenyal, wanita itu tidak memakai bra, sengaja memancingnya?

Wanita itu duduk bersilang diatas ranjang, dengan wajah galak dia mengatakan: “Kalau kamu tidak mandi kamu tidak boleh naik keatas tempat tidur.”

Pria itu tersenyum menukikkan bibirnya, memperlihatkan senyuman yang meluluhkan hati semua wanita, tiba-tiba dia meluruskan tubuhnya, seperti macan yang gesit, tiba-tiba menerkam, wanita itu kemudian terjatuh, tangan pria itu kemudian bergerak masuk kedalam baju wanita tersebut, pria itu lantas tersenyum jahat, “Lagipula nanti juga mandi lagi.”

Vero He ditindih oleh pria itu, dia merasakan berat tubuh pria itu, tangannya lantas berusaha mendorong dada pria itu, dengan wajah merah wanita itu berkata: “Taylor Shen, jangan membuat keributan, cepat pergi mandi.”

“Buat dulu baru mandi.” Jawab pria itu, yang kemudian menunduk dan mencium bibir wanita itu, membuat perlawanan wanita itu berhenti dan berbalik kedalam mulutnya. Vero He sempat meronta, namun pada akhirnya wanita itu kemudian terhanyut dalam irama permainan pria tersebut.

Suasana diruangan itu semakin hangat, pada saat semuanya tidak dapat dibendung lagi, ponsel Taylor Shen kemudian berdering.

Pandangan Vero He kabur, dipenuhi dengan nafsu, dia menoleh kelemari disebelah tempat tidur dan melihat ponsel yang bergetar itu, wanita itu kemudian menendang kaki pria itu, “Taylor Shen, ponsel kamu berdering.”

“Jangan dipedulikan, kita teruskan saja.” Taylor Shen membenamkan wajahnya pada dada wanita itu, tatapan mata phoenix pria itu seolah membakarnya, hati wanita itu tersentak. Ponsel tidak henti-hentinya berdering, setelah wanita itu mengingatkan untuk yang ketiga kalinya, pria itu akhirnya tidak bisa tidak memperdulikannya, sambil “memainkan” wanita itu pria itu mengulurkan tangannya mengambil ponselnya, “Jika ada masalah besok baru dibicarakan.”

Wajah Vero He merah dan panas, suara pria itu serak dan dipenuhi nafsu, mendengarnya, lawan bicaranya tahu apa yang sedang dilakukan pria itu, ditambah lagi tangan pria itu……

“Kakak keempat, kakak tahu nomor telepon kakak ipar keempat?” disana terdengar suara yang terdengar seperti sangat mendesak, menghentikan gerakan pria itu yang sudah akan mematikan ponselnya.

Pria itu memicingkan matanya, melihat wanita berwajah merah yang berada dibawahnya, “Ya, ada apa?”

“Jennifer Li kabur, dia tidak kembali kekediaman keluarga Li, aku tidak tahu kemana perginya wanita itu, dikota Tong, dia hanya mengenal kakak ipar keempat, apa kakak memiliki nomor kakak ipar keempat beritahu aku, aku akan menanyainya, apakah dia melihat Jennifer Li?” Wayne Shen bertanya dengan sangat gugup.

“Kamu tunggu sebentar.” Taylor Shen kemudian menjauhkan ponsel dari telinganya, matanya bersinar melihat wanita itu, “Telepon dari Wayne Shen, Jennifer Li kabur dari rumah, dia bertanya padamu apakah kamu melihatnya?”

Vero He melihat pria itu bertanya padanya dengan terang-terangan, wanita itu ingin sekali menggali sebuah lubang dan bersembunyi didalam lubang itu, karena berikutnya dia mendengar suara Wayne Shen yang berkata: “Kamu dan kakak ipar keempat sedang bersama?”

Pria itu tidak menjawabnya, tapi dia terus saja menatap wanita itu, Vero He membuka mulutnya dia kemudian menyadari kalau suaranya terdengar serak dan tidak bertenaga, membuat orang lain membayangkan yang tidak-tidak, wanita itu lantas berdehem, mengatakan: “Jennifer Li meninggalkan rumah ya? Dia tidak mencariku.”

Taylor Shen sesekali menatap wanita itu, tatapannya membuat wanita itu bergidik, tapi wanita itu juga tidak berani menghindari tatapan pria itu, dia khawatir pria itu menyadari kalau dia sedang berbohong, dia membelalak menatap pria itu, Taylor Shen memicingkan mata phoenixnya, “Tiffany Song bilang kalau dia tidak bertemu dengannya, kamu cobalah cari ditempat yang lain, hotel atau sejenisnya, suruh orang memeriksa semua penginapan.”

Mematikan teleponnya, pria itu kemudian melemparkan ponsel itu keatas ranjang, meneruskan apa yang tadi belum diselesaikannya, tidak mengatakan sepatah katapun yang berhubungan dengan Jennifer Li.

Vero He lantas berhenti bersikap was-was, ketika wanita itu mulai melayang, pria itu tiba-tiba berhenti, matanya menatap tajam wanita dihadapannya, “Benar-benar tidak bertemu dengannya?”

Vero He tiba-tiba membuka matanya, dia kemudian berpapasan dengan mata hitam pria itu, dia tahu, dia tidak bisa menyembunyikannya dari pria ini, tapi dia tetap saja bersikeras mengatakan, “Benar-benar tidak bertemu……ah……”

“Yakin?” pria itu menatapanya dengan tatapan kejam, Vero He merapatkan bibirnya tidak mengatakan apapun, sebuah hukuman kembali dilancarkan.

Tubuh Taylor Shen bergerak turun, dia menempelkan bibirnya pada telinga wanita itu, menggigitnya telinganya dan mengatakan: “Tiffany Song, aku percaya padamu, tapi kamu tidak pintar berbohong, apa kamu ingin aku terus memaksamu untuk jujur? Kalau begitu mungkin besok kamu tidak bisa turun dari ranjang.”

Nafas Vero He tersengal, sekujur kepalanya terasa kebas, tapi dia tetap tidak berhasil mendorong tubuh kekar pria itu, “Katakan saja terus terang, kamu masih saja tidak mempercayaiku.”

“Aku lihat kamu sepertinya sangat ingin bercinta denganku sampai besok pagi, aku sama sekali tidak keberatan.” Ciuman pria itu kembali mendarat pada bibirnya, membuat wanita itu tidak bisa bernafas, ketika dia hampir saja kehabisan oksigen, pria itu baru melepaskan wanita itu, pria itu memicingkan matanya melihat bibir kecil wanita itu berusaha bernafas, mata indah wanita itu terlihat sembab, “Masih tidak mau mengatakannya?”

Keadaan Vero He sudah sangat menyedihkan setelah serangan-serangan bertubi-tubi yang dilancarkan pria itu, tersengal-sengal, Taylor Shen mengernyitkan dahinya, dia tidak sedikitpun terlihat kelelahan, pria itu lantas tersenyum ringan dan mengatakan: “Aku akan membiarkanmu istirahat sejenak, tidak masalah, kita masih memiliki waktu semalaman, pelan-pelan saja.”

Vero He menggertakkan giginya, pria ini sadis sekali, caranya untuk memaksanya ini, lebih menyiksa dari pada hukuman siksaan manapun, memainkannya, sama sekali tidak bersedia memuaskannya, wanita itu akhirnya menyerah, “Aku bilang, dia tidak tinggal di hotel, dia dirumah seorang teman.”

“Stella Han?” Taylor Shen segera menebak siapa yang dimaksud sebagai teman dalam pernyataannya, benar juga, jika Jennifer Li tinggal dihotel, tidak mungkin Wayne Shen tidak bisa menangkapnya. Oleh karena itu wanita itu mungkin tinggal dirumah salah satu temannya, dan tidak peduli bagaimanapun Wayne Shen tidak akan menebak kalau Jennifer Li tinggal dirumah Stella Han.

Melihat wanita itu mengiyakan dengan berdiam diri, dia mengulurkan tangannya mengambil ponselnya, baru saja bangkit, Vero He kemudian menindihnya, ponselnya direbut oleh wanita itu, kemudian dilempar jauh-jauh, wanita itu kemudian memohon dan mengatakan: “Satu malam, biarkan Wayne Shen mengkhawatirkannya selama satu malam, ya?”

Taylor Shen memperhatikan wanita itu dalam-dalam, tatapan yang dipenuhi nafsu itu jatuh pada dada wanita itu, ketika wanita itu menyadari keadaan dirinya, sudah terlambat, pria itu telah berbalik, menindih wanita itu dibawahnya, dia yang tadi dibawah berubah berada diatas, “Lihat usahamu, kalau lumayan, aku akan berjanji padamu.”

Vero He mendesah, malam ini, pria itu memerasnya sampai tidak ada yang tersisa, menjelang pagi, pria itu baru melepaskannya, memeluk wanita itu yang lantas tertidur dengan posisi tidur seperti bayi, dengan puasnya pria itu pun tertidur.

……

Wayne Shen keluar dari kediaman keluarga Li, dia gugup seperti semut didalam panci panas. Jules Li memberitahunya, pagi tadi Jennifer Li menghubungi nyonya Li dan mengatakan padanya kalau dia tidak akan pulang, dia akan menetap dikota Tong, ini berarti wanita itu sama sekali tidak pulang ke kota Jiangning, dia masih berada dikota Tong.

Dikota Tong, orang-orang yang dikenal Jennifer Li tidak banyak, dan yang memiliki hubungan lebih dekat dengannya, tidak lain lagi adalah Tiffany Song, oleh karena itu dia segera menghubungi kakak keempat, dan sepertinya dia menelepon pada waktu yang kurang tepat, mereka sepertinya sedang bersama, dia sepertinya telah mengganggu mereka berdua.

Setelah mengetahui kalau Jennifer Li tidak mencari Tiffany Song, hatinya bukan main kalutnya, apakah dia memang tidak ingin ditemukan olehnya? Tapi wanita itu sendirian dan membawa seorang anak bersamanya, kemana wanita itu bisa pergi?

Disaat itulah, dia menyesali emosi sesaatnya, tidak seharusnya tidak memperdulikan keinginan wanita itu dan memaksanya. Dia menggaruk kepalanya dan bingung, dia menghubungi teman baiknya, agar membantunya menelusuri hotel-hotel kota Tong.

Setelah mencarinya sampai tengah malam, teman baiknya menghubunginya, mengatakan hotel-hotel bagus dikota Tong sudah ditelusuri olehnya, tidak ada yang bernama Jennifer Li yang tinggal ditempat itu. Tapi bisa saja wanita itu tinggal di hotel kecil, jika ingin mencarinya maka akan memakan lebih banyak waktu.

Pria itu kesana-kemari semalaman, ketika fajar menyingsing pria itu kembali keapartermennya dengan sekujur tubuh yang sangat kelelahan, membuka pintu, rumahnya terasa sangat dingin, tidak ada suara Adam Song yang sedang belajar berbicara, juga tidak ada suara Jennifer Li yang berusaha untuk membujuk anak itu tidur.

Dia duduk diatas sofa, sekujur tubuhnya kelelahan, dia mengangkat wajahnya kemudian bersandar pada punggung sofa, mengangkat tangannya dan menutup matanya, terdengar suara wanita yang tidak asing, “Kakak Wayne Shen……”

Pria itu tertegun, dia tidak membuka matanya, suara itu kembali terdengar, “Kakak Wayne Shen……”

Pria itu kemudian membuka matanya, dikamarnya mana ada bayangan yang tidak asing itu, kekecewaan segera menyelimuti pria itu, pria itu lantas bergumam mengatakan: “Jennifer Li, dimana kamu sekarang? Aku salah, aku tidak akan mengganggumu lagi, kembalilah.”

Ketika Vero He bangun, diluar langit sudah terang, sekujur tubuh wanita itu kesakitan, sepertinya tubuhnya telah dilindas oleh sebuah truk besar, tubuhnya sama sekali tidak seperti tubuhnya sendiri. Dia memeluk selimut dan duduk, matanya kemudian menatap bekas ciuman didadanya, wanita itu menggertakkan giginya, pria sadis itu, sejak awal pria itu memang tidak bermaksud bersikap lembut padanya.

Dia membalikkan kepalanya, pandangannya jatuh pada ranjang yang berantakan, seperti telah terjadi sesuatu yang sulit dibayangkannya, dia mengulurkan tangannya dan menyentuhnya, rasanya hangat, jelas sekali pria itu baru bangun. Dari kamar itu kemudian terdengar suara pintu terbuka, dia segera menarik kembali tangannya, dia ingin kembali berbaring dan berpura-pura masih tidur diranjang itu tapi sudah terlambat.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu