You Are My Soft Spot - Bab 410 Aku Bawa Kamu Pergi (3)

Setelah pernikahan si bos, mama pasti akan semakin mendesak dia buat meninggalkan James He dan mencari jodoh yang sesuai kriteria.

Erin paham betul soal status sosial, namun hatinya ingin terus bertahan dengan James He dan menghabiskan sisa hidup bersamanya. Ia sama sekali tidak pernah memimpikan kedudukan sebagai nyonya keluarga He, ia hanya ingin menikahi pria yang dicintainya saja……

James He menggandeng Erin masuk vila. Hatinya sama sekali tidak setenang wajahnya, namun demi membuat Erin percaya diri, ia terus berpura-pura tenang.

Di dalam vila, Felix He lagi duduk termenung di sofa. Ia merasa agak kesepian setelah menikahkan Vero He. Sudah susah payah ia menemukannya balik, si putri kini sudah keluar dari rumah lagi karena menikah.

Sungguh, jadi ayah itu sangat menyedihkan!

Nyonya He duduk di sebelah Felix He. Ia agak risih mendengarnya buang nafas panjang terus daritadi, namun tidak mengungkapkan kekesalannya itu. Ketika menjumpai James He masuk vila sambil menggandeng Erin, si wanita sungguh terkejut. Ia terus menatap tajam tangan mereka berdua yang menempel erat.

Sementara itu, James He belakangan sudah menyadari kedekatan yang tidak biasa antara putranya dan Erin, namun ia masih kaget juga melihat adegan ini. Ia dari dulu seorang hakim yang selalu bisa membaca situasi dengan cepat, namun kali ini ia tidak mampu melakukannya.

James He dan Erin berdiri tenang di ruang tamu, lalu memanggil Bibi Liu: “Bibi Liu, tolong panggilkan Bibi Yun sebentar. Aku ingin bicara dengannya!”

Melihat tangan James He dan Erin yang bertempelan, Bibi Liu sedikit banyak bisa menebak ada apa gerangan. Ia segera bergegas ke kamar asisten kamar untuk mencari Bibi Yun. Sembari menunggu, James He dan Erin sama sekali tidak memedulikan tatapan Felix He dan Nyonya He. Tidak lama kemudian, dari pekarangan terdengar bunyi mesin mobil. Seorang wanita bergaya elegan dengan segera masuk ke dalam villa.

Ketika Nyonya He tahu yang datang adalah Nancy Xu, raut wajahnya langsung berubah tidak karuan. Demi diizinkan berpasangan dengan Erin, James He ternyata sampai memanggil Nancy Xu. Dengan kehadiran wanita ini, haknya bicara sebagai ibu angkat James He jelas lenyap secara otomatis.

Erin sebelumnya juga tidak tahu Nancy Xu bakal datang. Ia paham alasan James He memanggilnya, prianya ini pasti ingin memanfaatkan Nancy Xu buat membungkam mulut nakal Nyonya He. Melihat wajah si nyonya yang risih, ia entah mengapa malah jadi agak bersimpati padanya.

James He mempersilahkan Nancy Xu duduk. Ia harus mengaku bahwa ia sudah kehabisan akal buat mengontrol Nyonya He, jadi memutuskan sekalian mendatangkan mama kandungnya. Ini sebuah pukulan telak buat mama angkatnya, namun ia sungguh tidak terpikir cara lain!

Felix He menatap Nancy Xu dengan sudut mata yang berseri. Ia segera menyuruh pembantu rumah untuk menuangkan teh buatnya, sementara Nancy Xu hanya mengangguk sungkan saja. Ketika tatapannya bertemu Nyonya He, si tamu langsung membuang muka dengan dingin.

Berselang beberapa saat, Bibi Liu kembali dan mengabarkan: “Tuan Muda, Bibi Yun lagi tidak enak badan, jadi dia sudah berbaring di kasur. Dia bilang, besok dia akan menemui Tuan Muda untuk minta maaf.”

James He mengernyitkan alis. Pesan titipan Bibi Yun ini sekali lagi mengingatkan bahwa status sosial dirinya dan Erin beda jauh bagai bumi dan langit, tapi keputusannya buat menikahi Erin sudah bulat. Ia bersikeras: “Bibi Liu, panggilkan Bibi Yun sekali lagi.”

Bibi Liu menatap James He dengan serba salah, namun akhirnya tetap melaksanakan perintah itu. Tidak lama kemudian, ia balik lagi dan berucap hati-hati: “Bibi Yun bilang, kalau Tuan Muda memanggilnya dengan status sebagai atasan, dia baru mau kemari.”

“……” Wajah James He memuram. Bibi Yun seberapa sungkan pada dirinya, ia sudah pernah merasakannya waktu di luar hotel hari itu. Hatinya kini berkonflik. Kalau ia memanggil si bibi dengan status sebagai atasan, ia tidak bakal bisa mengungkapkan niatnya untuk menikahi Erin. Cerdik sekali Bibi Yun, ia yang pintar begini jadi pusing sendiri!

Nancy Xu kembali menatap tangan putranya dan Erin. Soal Erin, ia sudah pernah menjumpainya beberapa kali. Ketika Taylor Shen mengalami sesuatu waktu itu, Erin dan Stella Han lah yang terus mendampingi Vero He dengan setia. Nancy Xu cukup suka dengan si wanita. Dia tipe wanita yang tidak banyak bicara tapi perhatian dan detil.

Nancy Xu bangkit berdiri dan berkata lembut: “James He, biar aku yang panggil Bibi Yun.”

Setelah melepas Taylor Shen dan Vero He tadi sore, James He secara pribadi mencari dirinya dan berharap dia bisa datang ke rumah kediaman keluarga He malam ini. Putra tunggalnya itu bilang ada sesuatu yang mau diomongkan. Meski bukan dia yang membesarkan James He, namun Nancy Xu paham betul anak kandungnya ini memang lagi sangat butuh bantuannya.

Jujur saja, Nancy Xu sangat malas datang ke rumah ini. Namun, demi James He, ia memilih melawan kemalasannya dan datang dengan segala konsekuensi.

Bibi Liu menatap wajah Nyonya Xu yang seketika memuram, lalu menoleh ke James He. Mendapat anggukan dari orang yang terakhir dilihatnya, ia mengajak dengan sopan: “Nyonya, mari aku antar.”

Seiring dengan perginya Nancy Xu dan Bibi Liu, ruang tamu masuk dalam keheningan yang menegangkan. Hati Erin sungguh gelisah. Ia tidak menyangka mamanya bakal bersikap sekeras ini sampai dirinya sendiri jadi agak dipermalukan.

James He menatap Erin dan mengeratkan genggamannya. Ketika mendongak dan menemui tatapan penuh kesungguhan si pria, keberanian Erin kembali bersemi. Ia tidak boleh maju dan mundur seenaknya. Berhubung sudah setuju untuk mempercayai James He, maka ia harus mempercayainya sampai akhir.

Erin ikutan mengeratkan pegangan, lalu James He melonggarkan genggaman di antara mereka seperti semula. Keyakinan dalam tatapan matanya semakin bertambah.

Hati Nyonya He sungguh tidak nyaman. Dengan kedatangan Nancy Xu, ia merasa seperti jadi orang luar. Selain itu, matanya juga merasa ditusuk-tusuk duri tiap menatap sepasang pria dan wanita yang jadi pusat perhatian saat ini.

Demi menikahi Erin, James He rela mengabaikan kebaikannya membesarkan dia selama tiga puluh tahunan. Gila, apa ia sudah membesarkan seorang putra durhaka?

Dengan turun tangannya Nancy Xu, Bibi Yun akhirnya keluar dengan mengenakan pakaian asisten rumah. Ketika dipersilahkan duduk oleh Felix He, ia menolak dan bersikeras buat tetap berdiri. Tatapannya mendingin waktu melihat tangan James He dan Erin, yang berdiri di tengah ruang tamu, bergenggaman. Si mama menyapukan pandangannya ke si anak hingga si anak terpikir buat melepas genggaman mereka, namun James He menahannya melakukan itu.

James He sungguh tidak senang dengan sikap keras kepala Bibi Yun, namun bagaimana pun juga itu calon ibu mertuanya, jadi ia harus menjaga sikap hormat. Si pria kembali berusaha mempersilahkan si bibi: “Bibi Yun, duduklah.”

Bibi Yun menggeleng, “Tuan Muda, kamu adalah atasan dan aku adalah bawahan. Kita tidak boleh mengacaukan kedudukan sosial seenaknya!”

Kita tidak boleh mengacaukan kedudukan sosial seenaknya…… Kata ini membuat hati Erin berdesir. Ketika menatap mamanya, keberanian yang daritadi sudah si wanita kumpulkan lenyap tidak bersisa. Erin melepaskan tangannya dari tangan James He, lalu si pria menatapnya sekilas tanpa memaksanya berpegangan lagi. James He paham ketakutannya, sungguh paham.

“Bibi Yun, aku selalu menganggapmu sebagai anggota keluargaku sendiri.” James He memulai pembicaraan utama: “Di hadapan semua yang hadir, aku ingin mengumumkan sesuatu hari ini. Aku berpacaran dengan Erin, kalau tidak ada hambatan apa-apa tahun ini juga kami akan menikah.”

Felix He akhirnya paham apa yang anaknya mau lakukan dengan mengandeng Erin. Ia setuju-setuju saja, “Kami melihat Erin tumbuh dari kecil sampai dewasa. Kalau kamu ingin menikahinya, kami tidak akan menentang……”

“Aku menentang!” kata Bibi Yun dengan nada tinggi. Ia menatap Erin dengan tajam, lalu melanjutkan: “Tuan Besar, Nyonya, dan Tuan Muda, Erin tidak layak berpasangan dengan Tuan Muda. Aku tidak setuju dengan hubungan ini.”

“Heh!” Nyonya He tersenyum dingin, “Kami saja tidak menentang, kamu mau menentang apa coba? Mendengar James He mau menikahi Erin, hatimu sebenarnya sangat bahagia kan? Mau bersandiwara apa kamu?”

Wajah Bibi Yun seketika memerah, pikirannya juga memanas. Melihat tubuhnya agak bergoyang, Erin buru-buru berlari dan memapah mamanya karena takut dia bakal jatuh. Bukannya tersentuh oleh perhatian si anak, Bibi Yun menatap Erin dengan marah dan menyingkirkan tangannya: “Erin, kamu lupa dengan hal yang selalu aku ajarkan? Atas dasar apa kamu merasa berhak bersanding dengan Tuan Muda? Apa kamu ingin bikin aku mati karena marah padamu?”

Erin mundur-mundur beberapa langkah. Hatinya ciut melihat tatapan mamanya sekarang. Ia belum pernah ditatap mama seperti ini, tatapannya ini menyiratkan kemarahan yang luar biasa besar!

Erin gigit-gigit bibir sambil menatap James He dengan tidak berdaya. Sebelum membawa si wanita kemari, si pria memang sudah tahu si calon mama mertua bakal jadi hambatan terbesar. Itulah alasan lain dirinya mengajak Nancy Xu, selain buat mengatasi gangguan Nyonya He.

“Bibi Yun, aku dan Erin saling mencintai satu sama lain, jadi aku harap kamu bersedia merestui hubungan kami. Kamu pernah bilang, cinta adalah sesuatu yang sama sekali tidak rasional. Aku dan Erin berteman dari kecil, lalu hubungan kami seiring berjalannya waktu tumbuh dari pertemanan jadi percintaan. Kamu tidak perlu khawatir aku akan meninggalkan Erin sewaktu-waktu, sebab aku akan mencintai dan membahagiakannya seumur hidup.” James He sengaja mengungkit perkataan Bibi Yun dulu. Waktu berinteraksi dengannya beberapa waktu lalu, ia terpikir sebuah trik. Triknya itu adalah ikuti alur bicaranya dan jangan mendebat.

Bibi Yun sama sekali tidak merasa terhibur. Kalau pria di depannya adalah Marco Xu, ia tanpa sedikit pun keraguan akan menyatakan persetujuan. Yang jadi masalah, yang berhadapan dengannya ini James He! Si wanita masih bersikeras: “Tuan Muda, aku sudah bilang, hubungan ini tidak bisa berlanjut karena status sosial kalian beda jauh.”

Melihat perangai Bibi Yun yang tidak juga mau membuka diri, Felix He membela putranya, “Bibi Yun, di abad ke dua puluh satu begini, keluarga He tidak mempermasalahkan status sosial lagi. Kalau kamu khawatir Erin akan diperlakukan semena-mena setelah masuk keluarga kami, aku berani jamin akan mematahkan kedua kaki James He!”

Felix He benar-benar suka dengan Erin. Waktu kecil, anak ini baginya sangat patuh dan sopan. Setiap pergi dinas, selain membawakan hadiah buat James He dan Angela He, ia bisa juga membawakan hal serupa buat Erin.

Ketika Vero He mengungkit soal Erin di meja makan, ia jadi semakin memperhatikan Erin dan kesukaannya pun bertambah. Sebelum James He berusia tiga puluh tahun, ia memang punya syarat yang tinggi buat calon menantunya. Namun, berhubung anaknya sekarang sudah cukup berumur dan berstatus duda, James He telah menurunkan syaratnya dengan drastis. Sekarang syaratnya hanya satu, yakni bersatus perempuan.

Selain itu, persetujuan Felix He juga bersumber pada fakta bahwa anaknya dan Erin tumbuh bersama dari kecil. Mereka pasti sudah kenal satu sama lain luar dan dalam, jadi tidak ada alasan buat menolak keduanya berpasangan.

Bibir Bibi Yun menegang. Felix He sudah menyetujui pernikahan ini, itu artinya ia tidak patuh pada orang yang sudah mempekerjakannya seumur hidup bila masih tidak setuju. Tapi…… Ia menatap Erin sekilas dan berucap: “Tuan Besar, Erin tidak berhak dapat nasib baik begini.”

Nancy Xu, yang daritadi diam, akhirnya buka suara. Ia bertutur ramah: “Kakak Yun, Erin adalah anak yang baik dan patuh, jadi aku sangat senang dengannya. Dia dan James He berjodoh, buktinya mereka tumbuh besar dengan akrab dari kecil sampai sekarang. Kakak Yun tidak perlu mengkhawatirkan yang tidak-tidak. Soal nasib baik, rasa-rasanya James He lah yang bernasib baik bisa mendapatkan Erin.”

Bibi Yun menatap Nancy Xu dengan kehabisan kata-kata. James He menimpali pembelaan mama kandungnya: “Bibi Yun, yang mamaku bilang betul, aku lah yang bernasib baik kalau bisa menikah dengan Erin. Coba kamu lihat, aku sudah pernah menikah sebelumnya, sementara Erin masih bersih. Dia lah yang merendahkan diri buat menikahiku, bukan sebaliknya.”

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu