You Are My Soft Spot - Bab 91 Hanya Ingin Memelukmu (1)

Mendengar perkataan R.O, Taylor Shen tidak bisa duduk dengan tenang lagi, meninggalkan para direktur di dalam ruang rapat dengan terburu-buru pergi, lalu mengemudikan dua jam mobil datang kemari, telah menunggu di bawah asrama setengah jam. Sampai bayangan tubuh Tiffany Song yang santai masuk ke dalam pandangannya, hatinya yang tidak tenang baru mulai turun.

Selanjutnya melihat wajahnya yang merasa bebas, berjalan seperti sedang bangga saja, dia menjadi sangat tidak senang. Dia demi dirinya tidak bisa tidur, setiap hari terus berpikir keras bagaimana menghari orang tua itu, hasilnya dia malah baik, hari-harinya dilewati dengan baik tidak dibahas, tampilannya masih menjadi lebih cantik. Raut wajahnya merah, semangatnya penuh.

Gila!

Apa hanya dirinya yang berusaha di hubungan ini? Dia benar masih bahagia tidak ada yang perlu dipikirkan sama sekali tidak memikirkannya?

Tiffany Song diteriak olehnya merasa tidak jelas, sejak kapan dia bilang ingin bersama R.O pergi ke Italy? Ditambah lagi kalaupun dia ingin pergi ke Italy, juga tidak ada hubungannya dengannya, dia bukankah mengatakan sudah benar-benar mati hatikah?

Tiffany Song menggenggam erat kantong plastik di tangannya, melihat wajahnya yang emosi lalu kembali teringat waktu itu diluar Vanke City. Situasi saat dia marah melemparkan handphone, dia dengan ketakutan berkata: “Itu…...kamu datang kemari hanya demi menanyakan aku ini? Bagaimana kamu mengetahui guru pembimbing kelas pelatihan kami bernama R.O? Sebenarnya kamu boleh menelepon bertanya padaku, tidak perlu secara khusus datang kemari.”

Setiap dia mengatakan satu kata, Taylor Shen marah satu kata, marah sangat ingin ke depan mematikannya. Mendengar R.O ingin membawanya pergi ke Italy, dalam otaknya menjadi kosong, tidak bisa memikirkan apapun, juga tidak bisa memikirkan sekarang memiliki peralatan komunikasi yang canggih, menelepon saja juga busa memastikan.

Dia dengan terburu-buru datang kemari, saat melihat dia muncul di hadapannya dia baru mengerti, kenapa dia datang kemari? Karena ingin bertemu dengannya, sangat ingin bertemu dengannya. Sekalipun dia tidak menginginkannya, dia masih seperti orang gila ingin datang bertemu dengannya.

Kali ini tidak bisa berkata-kata dipertanyakan olehnya, Taylor Shen mengigit erat giginya merasa dirinya di mata dia adalah sebuah lelucon, dia sebenarnya kenapa tidak bisa melupakan wanita yang tidak berhati ini?

Taylor Shen emosi membalikkan badan langsung pergi.

Tiffany Song melihat dia berjalan lurus ke arah dalam asrama wanita, dia segera memperingatkan berkata: “Taylor Shen, disini adalah asrama wanita, kamu tidak bisa sembarangan masuk.”

Taylor Shen dibuat emosi hingga pusing, bahkan arah juga tidak bisa mengenali. Dia menghentikan langkah kakinya, berbalik berjalan kearah luar asrama.

Tiffany Song melihat wajah tampannya yang suram, terkejut tidak berani berkata-kata lagi. Dia berdiri di samping pintu, melihat dia dan dirinya saling melewati, dia memiliki keinginan mendadak 0.1 detik ingin menarik tangannya, tapi terakhir dia masih melihatnya pergi begitu saja.

Karena jelas mengetahui diantara mereka berdua tidak akan ada hasil, kalau begitu jangan memulai. Sejak dahulu terlalu mencintainya hanya akan meninggalkan kesedihan yang tiada habis, jangan menunda orang lain menunda diri sendiri. Akal sehat memberitahunya seperti ini, tapi perasaan malah menyiksa dirinya, dia menghela sesaat, berbalik berjalan ke dalam asrama.

Taylor Shen berjalan setengah jalan dia tiba-tiba berhenti, dia pergi begitu saja bukankah terlalu murah untuknya? Dia membalikkan badan, melihat punggung Tiffany Song yang hilang di jalan gedung, emosinya kembali datang.

Dia jauh-jauh datang kemari, tidak mengenal tempat, mereka paling tidak pernah tidur bersama, dia bahkan maksud mentraktir dia makan juga tidak ada, wanita ini juga benar bisa melakukannya?

Emosinya tidak reda, dengan langkah cepat kembali dan melangkah besar naik ke gedung.

Tiffany Song datang ke depan asrama, dia mengambil kunci membuka pintu, hati yang tenang karena kemunculan Taylor Shen kembali menjadi tidak tenang lagi. Dia dengan tidak mudah baru memaksa dirinya melupakannnya sesaat, hasilnya begitu dia muncul langsung menghancurkan segala usahanya.

Di dunia ini ada orang kita jelas-jelas mengerti tidak boleh dicintai masih saja dengan tidak memedulikan apapun mencintainya, jelas-jelas mengerti tidak akan ada akhir, masih mencari mati mencintainya, ini adalah cinta, membuat orang kesakitan membuat orang putus asa, malah saat ia tiba-tiba muncul di hadapannya, hati yang sudah mati kembali menjadi hidup.

Dia membuka pintu baru saja berjalan masuk, dari belakang sebuah bayangan hitam menutup datang, dia terkejut, kantong di tangannya terjatuh di atas lantai, buah-buahan dengan warna yang segar bergelinding keluar dari dalam kantong, dia berbalik, sebuah aura pria yang familiar, bercampur aroma rokok yang segar dan manis datang ke hidungnya, dia mengangkat kepala dengan terkejut memandanginya, “Kamu……”

Dia tidak melihat jelas bagaimana tindakannya, di hadapannya sebuah perubahan yang cepat, belakang punggungnya sudah mengena di atas dinding, di depan tubuhnya adalah dada Taylor Shen yang panas membawa aura yang panas.

Taylor Shen memegang wajahnya, ciuman yang gila datang di antara gigi dan bibirnya dengan keras merampas. Dia mengulurkan kaki menutup pintu, pandangannya ganas melihat wanita yang dekat dihadapanya, nafasnya lebih cepat dibanding sebelumnya.

Detak jantung Tiffany Song bertambah cepat, berdetak dengan gila seperti memiliki seekor kelinci yang aktif, melompat sampai detak jantungnya tidak beraturan. Tenaga di atas bibir memaksa dan kuat, tidak membiarkannya menolak, menelan semua miliknya.

Segala keraguan yang bolak balik disaat ini lenyap, dalam hatinya hanya bersisa kerinduan dan cinta untuk dirinya. Sangat ingin bersama dengannya, ingin sampai hatinya merasa kesakitan tapi hanya bisa dengan kejam ditahan oleh kenyataan.

Saat ini semuanya meledak keluar, kekuatannya luar biasa. Karena dia menyadari, dia sama sekali tidak menolak ciumannya, bahkan masih merespon antusiasnya.

Taylor Shen awalnya membawa perasaan menghukum, ingin membuatnya tidak lagi mengabaikannya. Tapi respon Tiffany Song malah membuat kelembutan dalam hatinya keluar, dia perlahan melembutkan tindakannya seperti sedang merasakan makanan satu-satunya di dunia, makan berapa kali tidak akan bosan.

Jantungnya sedang berdetak hebat, setiap sarafnya sedang berteriak, inginkan dia, inginkan dia, hanya membuatnya seutuhnya menjadi miliknya, dia baru tidak perlu khawatir dia akan diam-diam pergi, tidak perlu khawatir dia akan kembali menolak pendekatannya.

Dan nyatanya dia juga sedang berbuat demikian.

Dia teringat waktu dia meninggalkan kota Tong itu, sebenarnya dia sudah pergi ke terminal, melihat dia tidak membalikkan kepala langsung naik ke kereta api, hatinya sangat putus asa, dia benar dicampakkan olehnya tanpa sedikitpun keraguan.

Ancaman tuan besar Shen, dia takut, tapi yang membuatnya lebih takut adalah dia tidak bersedia berdiri bersamanya, bersama melawan musuh. Dia bahkan muncul sedikit hati yang lebih jahat, berharap orang tua itu berlari memberitahunya kebenaran waktu itu, memberikan dirinya satu kesenangan.

Sekalipun terakhir dia harus menghabiskan sepuluh ratusan kali lipat tenaga kembali mengejarnya, dia juga tidak takut, lebih baik dibandingkan saat ini seperti ini pisau di atas leher tapi tak kunjung turun, setiap hari tidak ada ketenangan. Tapi dia tidak memiliki keberanian memberitahunya, hanya satu hal ini dia tidak memiliki keberanian mengatakannya.

Ciumannya membuatnya sangat nyaman, nyaman sampai tidak ingin mendorongnya pergi, ingin terus berlanjut sampai selamanya. Sampai sebuah rasa sakit yang merobek datang, dia dengan cepat membuka matanya, melihat dua orang tidak tahu sejak kapan sudah naik ke atas kasur.

Dia sangat terkejut, masalah malam lima tahun yang lalu seketika kembali terulang di benaknya, dia menekuk lutut tepat di atas dadanya menggunakan tenaga menendang, lalu menendang kebawah Taylor Shen yang masih tenggelam dalam kebahagian dua orang yang segera akan menyatu.

Tiffany Song bangkit, menarik selimut tipis membungkus dirinya, warna darah di wajah cantiknya memudar, dipenuhi oleh rasa panik, dia meringkuk di atas kasur gemetar.

Taylor Shen tidak pernah memikirkan ada suatu hari dirinya akan begitu menyedihkan, dia malah kembali di tendang jatuh dari kasur olehnya. Hal baik diputuskan, suasana hatinya sangat tidak senang, bangkit dari atas lantai satu wajahnya dingin memelototinya, “Tiffany Song, kamu……”

Tiffany Song mengangkat kepala, padangannya terpisah, situasi saat ini dengan malam lima tahun lalu itu tumpang tindih, dia tidak bisa membedakan adalah kenyataan atau mimpi, dia dengan tajam berkata: “Jangan kemari, kamu jangan kemari!”

Taylor Shen awalnya ingin mengambil kesempatan saat dia sedang tidak begitu sadar dicium olehnya, sudah melakukan awalnya terus melakukannya sampai akhir, langsung merubah dirinya menjadi miliknya saja. Dengan begitu sudah ada keterikatan badan, Tiffany Song ingin kembali pergi maka tidak akan semudah itu.

Tapi melihat ekspresi wajahnya yang panik, dan juga tubuhnya bergetar, dia baru menyadari dirinya terlalu terburu-buru masuk. Dia duduk di samping kasur, dengan hati-hati mendekatinya, baru bergerak dua langkah, dia kembali menyadarinya, pandangannya tajam memelototinya: “Jangan kemari, jangan mendekatiku, mohon padamu.”

Taylor Shen mengigit giginya, melihat dia gemetar semakin hebar, dia benar sangat ingin memukul dirinya sendiri, “Tiffany, ini aku, jangan takut, ini aku.”

Tiffany Song mengelengkan kepala, air matanya bercucuran, dengan suara serak berkata: “Kamu pergi, aku tidak ingin bertemu denganmu, kamu pergi.”

Taylor Shen mengetahui tindakannya yang kasar membuatnya ketakutan, dia mengakui dia berbuat seperti ini memiliki keegoisan, tidak hanya ingin mengikatnya dengan erat di sisinya, dan juga dia mengharapkannya sudah terlalu lama, sudah sangat ingin mendapatkannya.

Tapi saat ini melihat wajahnya yang ketakutan, dia kembali membenci dirinya sendiri, dia sama sekali tidak memikirkan Tiffany Song ketakutan karena masalah lima tahun yang lalu, masih mengira tindakannya yang tadi yang menakutinya, dia duduk di sampingnya, memeluknya dalam pelukannya, “Tiffany, maaf, aku terlalu ingin mendapatkanmu, baru tidak memedulikan perasaanmu, jangan menangis lagi, aku berjanji padamu, asalkan kamu tidak menyetujuinya, aku tidak akan menyentuhmu lagi.”

Tiffany Song berusaha keras memberontak di dalam pelukannya, Taylor Shen malah memeluknya sangat erat, tidak membiarkannya melepaskannya, malah juga tidak akan melukainya. Dia tidak dapat melepaskannya, dengan suara serak sekuat tenaga berteriak: “Lepaskan aku, aku tidak ingin melihatmu, kamu pergi sekarang.”

Hati Taylor Shen semakin menyalahkan dirinya, dia tidak melepaskan terus menghiburnya, Tiffany Song kelelahan dengan terengah-engah bersandar di pundak Taylor Shen, diam-diam menangis, dia mengerti dirinya asal marah seperti ini tidaklah benar, dia dengan suara serak berkata: “Maaf, aku takut, aku belum mempersiapkan diri.”

Bayangan buruk diperkosa terus tinggal di dalam hatinya tidak bisa pergi, dia takut rasa itu.

Taylor Shen memegang wajahnya, melihat wajahnya dipenuhi air mata, dia sangat mencintainya. Bibirnya menempel di wajahnya, pelan-pelan mengisap kering air mata di wajahnya, “Aku yang tidak baik, lain kali, aku akan pelan-pelan.”

Tiffany Song mengelengkan kepala malah tidak tahu bagaimana memberitahunya masalah yang terjadi waktu itu, setelah mengatakannya dia bisa tidak seperti William Tang merasa jijik dengannya? Dia bahkan tidak tahu pria malam itu parasnya seperti apa. Hatinya sangat tidak berdaya, air matanya kembali bercucuran keluar.

Dia menutup mata, telapak tangannya dibasahi air mata, dia berkata: “Kamu pergilah, jangan kemari lagi.”

Taylor Shen mendengar dia mengatakan perkataan ini langsung emosi, dia memang memiliki kemampuan membuatnya gila, “Karena aku sudah datang maka aku tidak akan pergi. Tiffany, saat tadi aku mencium dirimu, kamu berani mengatakan kamu tidak memiliki perasaan kepadakukah?”

Tiffany Song tidak dapat berkata-kata, dia menyukai ciumannya, membuat dia merasakan sangat nyaman, perasaannya juga sangat bahagia, tapi dia takut hal yang selanjutnya terjadi. Mereka bersama, cepat lambat akan melewati tahapan ini, tapi hatinya tidak bisa melewati, tidak bisa menerima dirinya.

“Kamu juga memiliki perasaan bukankah? Kenapa masih ingin mendorong pergi aku?”pandangan Taylor Shen dengan ganas melihatnya, sejak masuk pintu mencium dirinya sampai terbaring di atas kasur, paling tidak ada waktu setengah jam, kalau dia tidak menyukainya, bagaimana bisa membiarkannya mencium begitu lama? Penipu kecil yang dipenuhi kebohongan, suka yah suka, dia juga tidak akan menertawainya.

“Aku tidak memiliki perasaan, aku tidak menyukainya.” Tiffany Song melawan kata hatinya berkata, wajahnya menjadi panas, warna yang hilang kembali ke wajahnya, wajah yang cantik memerah hamper menitikkan darah.

Taylor Shen tidak berbicara hanya menggunakan mata yang bisa melihat isi hati orang melihatnya dengan tenang, melihat sampai seluruh bulu kudunya tidak dapat duduk tenang, satu wajahnya menjadi malu, dengan rasa bersalah berkata: “Kamu mencium aku, aku sangat menyukainya, tapi di belakangnya tidak menyukainya.”

“Di belakang?” Taylor Shen menaikkan alis.

Wajah Tiffany Song lebih memerah lagi, bahkan hamper terbakar, dia melirik kiri kanan tidak berani melihatnya, dengan gagap dia berkata: “Itu, Itu kamu ingin, saat kamu ingin masuk, aku tidak menyukainya."

Taylor Shen mengerutkan kening, cukup lama baru menyadari apa yang dia maksud, dia dengan tersadar berkata: “Kamu dan William Tang tidak pernah melakukannyakah?”

Detik selanjutnya yang menjawab Taylor Shen adalah sebuah tendangan,d ia kembali ditendang jatuh ke bawah kasur oleh Tiffany Song. Masalah ini adalah masalah yang paling dibenci oleh hati Tiffany Song, mengungkitnya langsung merasa sakit. Lima tahun yang lalu pernikahan selesai, dia mengerti malam pengantin, dia dan William Tang pasti tidak bisa menghindari melakukan hal itu. Dia sangat ketakutan malah tidak bisa menghindar, jadi baru memberitahu William Tang masalah dia sudah diperkosa orang.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu