You Are My Soft Spot - Bab 271 Aku Hanya Menginginkanmu (1)

Vero He melihat Erin berbaring di ranjang berpura-pura mati, dia tahu, dia harus memberitahu kakaknya untuk mencarikan Erin pasangan, mungkin akan sulit, dia harus mencari jalan keluarnya sendiri. Benar yang dikatakan Erin, jika usia wanita itu sudah di atas 30 tahun. Maka tidak akan mudah mencari pasangan.

Sama seperti saat pergi ke mall untuk membeli baju, di usia 30 tahun membeli pakaian yang diperuntukkan untuk gadis belia, saat dipakai memang tidak terasa apa-apa, jika kamu pergi membeli baju untuk orang usia paruh baya, akan terasa terlalu tua, usia ini tidak terlalu muda tidak terlalu tua, benar-benar usia yang membuat orang tidak tenang.

Sudah berada disampingnya selama 2 tahun, dia juga mengkhawatirkan masalah pernikahan wanita ini, hanya saja tidak ada orang yang cocok yang bisa diperkenalkan untuknya.

Erin bangkit dari ranjang, melihat Vero He yang melihatnya seperti sedang memikirkan sesuatu, wanita itu pun tertegun, ikut dengannya selama 2 tahun, dia tahu jelas apa arti ekspresi di wajahnya sekarang?

Baru saja dia ingin mengatakan sesuatu, pintu kamar mandi terbuka, Erin berbalik melihat ke arah itu, dia melihat Taylor Shen keluar dari kamar mandi. Pria itu masih memakai pakaiannya tadi pagi, hanya saja pakaian itu kusut, rambutnya basah kuyup, sepertinya ada ketidak puasan.

Erin teringat akan kejadian barusan, tiba-tiba saja dia tidak tahu harus ke arah mana matanya melihat, bahkan dia tidak tahu dimana harus meletakkan kedua kaki dan tangannya, “Begini, aku masih ada urusan, aku pergi dulu.

Taylor Shen memandang wanita itu, “Aku ada urusan, kamu tinggal di sini dan jaga dia.

Erin baru saja berpikir untuk kabur dari tempat itu. Mendengar pria itu mengatakan demikian, dia hanya bisa tinggal di sana. Taylor Shen kemudian mengancing bajunya, Vero He mengambil jam tangan yang tadi dilepasnya, wanita itu lantas memberikan jam itu kepadanya.

Taylor Shen tidak mengambilnya, dia menjulurkan tangannya ke arah itu, mengisyaratkan agar wanita itu memakaikannya.

Wajah Vero He panas membara, melihat Erin, Erin segera berbalik memperlihatkan punggungnya, menuju ke arah jendela, memperhatikan pemandangan malam di luar sana. Vero He kemudian memakaikan jam tangan pada pria itu, menutupi bekas luka yang mengerikan itu.

Jemari wanita itu menyentuh kulitnya yang dingin, wanita itu mengangkat wajahnya dengan ekspresi terkejut, “Kamu mandi air dingin?”

“Jika tidak mandi air dingin bagaimana......” mengatakan sampai disini, dia menyadari di sini masih ada orang ketiga, suaranya kemudian terhenti di bibirnya. Vero He sudah paham maksudnya. Wajah wanita itu semakin panas. Memperhatikan luka di pergelangan serta punggung tangannya yang berubah putih akibat terkena air, wanita itu mengomel mengatakan: “Sia-sia saja aku mengobatimu barusan.

“Kalau begitu kamu obati lagi? Taylor Shen duduk di samping ranjang, tersenyum melihat wanita itu. Dia berpikir kalau tidak ada lagi obat yang dapat menyembuhkannya, tidak peduli bagaimana rupa wanita ini, apakah kejam, tidak berperasaan, sombong, mengomel manja, pria itu menyukainya, dan semuanya terasa manis sekali.

Vero He melihat tatapan pria itu yang terasa sangat membara, dia merasa sedikit tidak enak, tetapi wanita itu masih saja mengambil nampan, kembali mengobati luka pria itu. Aroma obat, menghilangkan suasana kikuk di kamar.

Taylor Shen melihat rupa wanita yang mengobatinya dengan sungguh-sungguh, jakunya bergerak sedikit. Matanya melihat Erin yang berdiri di samping jendela, tiba-tiba saja pria itu mencondongkan tubuhnya. Pria itu mencium bibir wanita itu dengan paksa. Lidahnya bergerak mendominasi di dalam mulut wanita itu, kemudian dengan tidak rela pria itu menarik kembali lidahnya.

Wajah Vero He merah sekali, Taylor Shen bangkit, mengambil jasnya dan meletakkannya di pergelangan tangannya, dengan tidak rela pria itu mengatakan: “Pergi dulu. “

“Ya. Vero He mengangguk, malu wanita itu tidak berani melihatnya.

“Aku benar-benar pergi ya? Taylor Shen berjalan ke depan, melihat wanita itu tidak meresponsnya, pria itu kembali mengulang perkataannya.

Vero He mengangkat wajahnya kemudian membelalakkan matanya pada pria itu, “Kamu cepat jalan. “

Taylor Shen melihat wanita itu dengan tatapan mengejek. Tatapannya membuat hati wanita itu sangat tidak nyaman, pria itu kemudian berbalik meninggalkan tempat itu. Vero He melihat pria itu menghilang di balik pintu, sesaat dia merasa kecewa.

Erin kemudian berbalik, dia tidak bisa menahan diri tertawa dan mengatakan: “Apakah kalian ingin memerankan adegan perpisahan Sampek Engtay? Mengapa kelihatannya sangat tidak rela, benar tidak mirip......” Menyadari kalau perkataan berikutnya bisa saja merusak suasana, Erin segera menghentikan perkataannya.

Vero He bersandar di ranjangnya, dia juga tidak menyangka, mereka berdua bisa sampai seperti ini wanita itu mengangkat tangannya dan menyentuh bibirnya yang terasa panas, di dalam hati wanita itu menghela nafas. Demi dirinya, pria itu bahkan sampai menyentuh Angelina Lian, apalagi alasannya untuk mencurigai kalau pria itu tidak tulus padanya?

“Erin, kamu pergi dan bantu aku mengurus urusan administrasi, aku ingin keluar dari rumah sakit. “

“Baiklah. Wanita itu kemudian berbalik, pergi.

Malam itu Vero He kembali ke kediaman keluarga He, karena pagi hari Taylor Shen menjaga wanita itu, ada banyak pekerjaan yang telah tertunda, malam itu dia terpaksa lembur. Mendengar wanita itu kembali ke kediaman keluargaHe, pria itu sekali tidak melarangnya, dia hanya berpesan agar wanita itu banyak beristirahat, kemudian dia melanjutkan pekerjaannya.

Cristian Yan berdiri di samping, melihat pria itu berbicara dengan nyonya Shen dengan ekspresi santai, dia dapat melihat, kedua orang ini sudah berbaikan. Dua hari sebelumnya seperti ada badai, orang-orang di dalam perusahaan sampai was-was, hari ini cuaca kembali cerah.

Urusan percintaan kedua orang ini, membuat hati mereka benar-benar tidak tenang. Dia berharap kedua orang ini bisa terus dalam keadaan seperti ini, tidak lagi terjadi hal-hal buruk di luar dugaan.

Taylor Shen mematikan teleponnya, dia mengangkat wajahnya melihat Cristian Yan yang masih berada di tempat itu, dia mengatakan: “Batalkan kegiatan besok pagi, aku ingin pergi ke panti asuhan.”

“Baiklah.” Cristian Yan menggangguk.

......

Keesokan harinya, Cristian Yan mengemudi, Taylor duduk di bangku belakang. Mereka berdua pergi ke panti asuhan. Setelah 2 jam, mobil berhenti di luar panti asuhan, Taylor Shen kemudian turun dari mobil.

Pria itu tidak lagi ke tempat ini selama 7 tahun, waktu itu ketika mereka datang ke tempat ini, tujuannya adalah untuk mencari Tiara, sekarang mereka datang ke tempat ini, tidak lain adalah untuk mencari orang tua kandung Tiffany Song. Sepanjang hidupnya Tiffany Song sangat menderita, semua ini karena ulah kedua orangtuanya yang telah membuangnya, jika berhasil menemukan orang tuanya, mungkin saja bisa menenangkan hatinya yang risau.

Cristian Yan berdiri di belakang pria itu dia mengatakan: “CEO Shen, ayo kita masuk.

Taylor Shen menggangguk, dia melangkahkan kakinya memasuki panti asuhan. Dibandingkan dengan 7 tahun yang lalu, panti asuhan lebih ramai, anak-anak di dalamnya sangat banyak, melihat mereka berdua masuk, mereka menjerit kemudian kabur, bersembunyi di sudut-sudut diam-diam mengintip mereka.

Taylor Shen melihat ke arah mereka, dia dapat melihat tatapan mereka yang dipenuhi oleh rasa penasaran dan ketakutan, muncul kesedihan yang tidak bisa diutarakannya di dalam hatinya. Baig masyarakat sekarang, seks bebas adalah hal yang sangat lumrah, ini juga menyebabkan peningkatan dalam jumlah anak-anak yang tidak diinginkan.

Melihat tatapan mereka yang murni dan polos, dia seperti melihat Tiffany Song yang 30 tahun yang lalu, apakah dia juga seperti ini berdiri di dalam kerumunan, bersikap waspada dan penasaran, terhadap orang-orang yang datang dari luar?

Beberapa dari mereka memakai pakaian yang ditambal, ada juga yang lengan pakaiannya sudah pendek, atau celananya yang sudah terlalu pendek, semakin dilihat hati Taylor Shen semakin tidak tega.

“Cristian Yan, setelah kembali buatlah sebuah proposal, sumbangan ke panti asuhan pastikan semua anak-anak di sini memiliki pakaian baru juga pendidikan yang baik. “Taylor Shen mengatakannya dengan nada serius.

Beberapa tahun belakangan ini dia sudah banyak menyumbang untuk panti asuhan, hanya saja sumbangannya hanya setara seperti segelas air untuk mobil yang kebakaran, anak-anak yang dibuang terus bertambah, bantuannya tidak terlalu banyak, mungkin hanya bisa membantu seorang anak.

“Baiklah, setelah kembali aku akan segera membuatnya. Christian Yan menggangguk.

Taylor Shen berjalan menghampiri pohon permintaan, diatasnya tergantung selendang merah, warnanya sudah sedikit memudar, beberapa yang sudah rusak, dia teringat pada Tiara dan Tiffany Song yang sebelumnya juga pernah tinggal di tempat ini, kesedihan di hatinya kembali bertambah.

Tidak lama kemudian, karyawan yang bekerja di asuhan datang ke tempat itu, “Numpang tanya anda mencari siapa?

Cristian Yan berbalik melihat dia, karyawan di panti asuhan itu adalah seorang wanita usia di kisaran 50 tahunan pakaiannya sederhana, didahinya ada banyak sekali kerutan. Ketika pria itu melihatnya, karyawan itu juga memperhatikan mereka, kedua orang ini kelihatannya bukan orang biasa, ditambah lagi mantel dia yang dikenakannya kelihatannya seperti barang mewah, bisa disimpulkan kedua orang ini pastilah orang kaya atau orang terpandang.

“Apa kabar, kami datang untuk mencari kepala panti asuhan, dia ada tidak? “ Cristian Yan menjawab dengan sopan.

“Kepala panti asuhan sedang berada di kantor, hanya saja sekarang, tidak tahu apakah dia bisa menemui kalian atau tidak? wanita itu menjawabnya dengan ragu.

Taylor Shen berbalik, dengan tenang dia menambahkan: “Tidak apa-apa, kita tunggu saja sebentar.

Wanita paruh baya itu melihat kedua pria di hadapannya, tertegun, bergumam dan mengatakan: Anda tampan sekali, seperti artis-artis di dalam televisi.

Cristian Yan tidak bisa menahan tawanya, seorang pria dikatakan cantik, ini bukan hal yang sangat baik, melihat pria itu, Cristian Yan langsung berubah serius, keinginan untuk tersenyum malah semakin kuat.

Wanita paruh baya itu terlihat sedikit gugup, lantas menggosokkan sepasang tangannya, "Di luar cukup dingin, kalian berdua ikut aku masuk ke dalam sebentar, minum teh, menghangatkan diri, di musim dingin, cuaca di pegunungan ini sangat ekstrim."

Taylor Shen mengangguk, dengan sopan dia membalas: "Maaf merepotkan."

Wanita itu mengibaskan tangannya tidak keberatan, dia kemudian menuntun mereka masuk ke dalam ruang tamu, di dalam kamar ada pemanas, memang terasa jauh lebih hangat daripada tadi di luar. Wanita paruh baya tadi kemudian menyeduh dua cangkir teh dan meletakkannya di hadapan mereka, "Kalian duduk dulu sebentar, ada sesuatu yang harus kukerjakan, setelah kepala panti asuhan selesai dengan tamunya, aku akan memanggil kalian kembali."

Maaf merepotkan." Cristian Yan kemudian bangkit mengantarkan wanita paruh baya itu.

Taylor Shen bangkit, berjalan mendekati jendela, dia melihat anak-anak di luar sana yang sedang bermain lompat tali. Begitu mereka pergi, anak-anak itu berubah sangat lincah, tanpa penghangat, tanpa memakai sepatu yang hangat, kemudian melompat dan menendang kenci untuk mendapatkan kehangatan.

Cristian Yan kembali setelah mengantarkan wanita tadi, melihat Taylor Shen yang berdiri dengan kedua tangan di dalam sakunya, pria itu perlahan-lahan mendekatinya, mendesah mengatakan: "Anak-anak disini sangat kasihan, wajah mereka memerah akibat cuaca ekstrim di sini."

Taylor Shen melihat wajah mereka satu per satu, dia merasa seperti melihat Tiara dan Tiffany Song, mereka memakai pakaian penuh tambalan yang sudah tak terpakai oleh anak yang lebih besar, ketika musim dingin tiba mereka menggunakan cara ini untuk mendapatkan kehangatan, kemudian menunggu orang baik datang mengadopsi mereka.

Cristian Yan melihat pria itu tidak mengatakan apapun, dia pun diam, setelah beberapa saat, pintu kantor di sebelah terbuka, terdengar suara wanita sudah tua, "Kalian sengaja jauh-jauh datang ke tempat ini hanya untuk mwmberikan sumbangan, aku benar-benar sangat berterima kasih, aku mau mewakili semua anak-anak di sini terima kasih pada kalian."

Tidak perlu, kalianlah yang telah membuat mimpi kami menjadi nyata, pekerjaan kita sebetulnya adalah bertani, uang kita juga tidak terlalu banyak, kali ini jika bukan karena masalah pernikahan anak-anak, kita juga tidak akan berada di kota Tong, aih, anak ini dulu waktu kecil sangat pengertian, tidak pernah sedikitpun membuat kita khawatir, sekarang setelah dewasa, malah sangat membuat hati kami menjadi kecewa.

Saudara Han, anak cucu memiliki rezeki mereka masing-masing, jika anak-anak ingin bercerai, pastinya karena sudah tidak mampu bertahan lagi, jangan terlalu dipaksakan." Terdengar suara wanita itu yang berusaha menghibur.

Kasihan anak mereka, cucu perempuanku itu baru saja berusia 6 tahun, sebentar lagi dia akan hidup tanpa ayah, atau tanpa ibu, memikirkan hal ini membuat hatiku sangat sedih." ibu Han menghapus air matanya, jika mereka lebih cepat tahu Stella Han menyembunyikan kenyataan kalau dia telah menikah dan bergabung menjadi anggota keluarga terpandang, mereka tidak akan membiarkannyadatang ke kota Tong, lebih baik mencari seorang pria dengan status yang sama untuk dinikahkan padanya, maka hal seperti ini tidak akan terjadi.

Kepala panti asuhan menjabat tangan wanita tersebut, menjelaskan dan mengatakan: "Ada beberapa takdir yang sudah digariskan, kalian lihat saja jodoh kalian dengan anak itu, berliku-liku, jika dia adalah milik kalian maka dia tetap akan menjadi milik kalian, tidak akan bisa kabur. Hal yang sama, jika pria itu adalah jodohnya, maka tidak ada yang sanggup untuk memisahkan mereka, kalian harus berpikir lebih terbuka. Jaman sekarang, sesudah bercerai masih bisa menikah, bukankah ini adalah hal yang sangat lumrah?

Ayah dan ibu Han saling berpandangan, mereka tidak henti-hentinya menggangguk, "Mendengarmu, hatiku terasa lebih tenang. Hanya saja orang tua kandung anak itu selama beberapa tahun ini tidak pernah datang untuk mencarinya?"

Tidak, kalian tenang saja, meskipun mereka mencarinya, kalian adalah orang tua angkat anak itu, jasa kalian yang menjaganya lebih besar dari mereka yang melahirkannya, tidak mungkin anak kalian tidak menginginkan kalian. Tenangkanlah hatimu, jangan berpikir macam-macam." Kepala panti asuhan menepuk punggung tangan wanita tersebut, di dalam suaranya seperti ada sesuatu yang dapat menenangkan hati wanita tersebut.

Sambil berbicara, ketiga orang tersebut berjalan keluar dari tempat itu.

Taylor Shen membalikkan kepalanya, melihat kedua orang tua tersebut, dia merasa sangat tidak asing, sesaat dia tidak bisa mengingat dimana mereka pernah bertemu.

Ayah dan ibu Han melihat ada orang di ruang tamu, kemudian mengatakan kepada kepala panti asuhan: "Kepala panti asuhan, ada tamu, tidak perlu diantar lagi, kita naik angkutan umum kembali ke kota saja."

Kepala panti asuhan melihat ada orang di ruang tamu, dia merasa orang itu seperti orang asing, lantas melihat ayah dan ibu Han, mengangguk, Baiklah kalau begitu, aku tidak mengantar kalian lagi, setelah kalian sampai di kota hubungi aku, supaya aku tahu kalau kalian telah tiba dengan selamat dan aku tidak perlu merisaukan kalian."

"Baiklah, pergi sana!Ayah dan ibu Han kemudian meninggalkan tempat itu.

Kepala panti asuhan berjalan masuk ke ruang tamu, Cristian Yan menyambutnya, "Apa kabar, kepala panti asuhan, aku Cristian Yan, ini bosku Taylor Shen."

Kepala panti asuhan melihat Taylor Shen, "Apa kabar, maaf kalian mencariku untuk urusan apa ya?"

Taylor Shen melihat wanita itu, wanita di hadapannya bukan wanita yang 7 tahun lalu menyambutnya, dia mengatakan: "Apa kabar, namaku Taylor Shen, aku datang untuk mencari penjelasan atas sesuatu."

"Begitu ya, kalau begitu ayo ikut aku ke ruanganku." Kepala panti asuhan mengangguk, kemudian mengajak kedua orang itu masuk ke dalam ruangannya. Baru saja Taylor Shen hendak mengikutinya, matanya melihat 2 orang tua dengan tampilan sederhana yang berada di luar jendela, pria itu kemudian menoleh ke arah mereka, akhirnya dia tahu mengapa dia bisa merasa kalau mereka terlihat sangat tidak asing.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu