You Are My Soft Spot - Bab 122 Mau Tidak Menjaga Jarak Dengannya (2)

“……” Tiffany Song sakit kepala, Taylor Shen membuat masalah tanpa alasan membuat dia lelah menghadapinya, pria ini, jangan lihat tampilannya biasanya tenang dan juga mandiri, ketika menjadi kanak-kanak benar-benar membuat orang gila.

Dia tidak ingin berbicara dengannya lalu langsung membuka radio, merubahnya ke siaran musik, di dalam ruangan mobil berputar suara pria yang berat, adalah lagu Jam Hsiao “Bagaimana Mengatakan Aku Tidak Mencintaimu”.

Lirik lagu yang menyentuh, alunan lagu yang sedih dengan erat menangkap hatinya.

“Aku harus bagaimana mengatakan aku tidak mencintaimu, aku harus berbuat bagaimana baru bisa mati hati, kita terus menerus membuktikan, hanya saling menyakiti, aku harus bagaimana mengatakan aku tidak mencintaimu, aku harus berbuat bagaimana kamu baru bisa mati hati, rasa sakit terus-menerus berganti, masih ada ruang apa untuk menunjukkan kasih sayang…….”

Lagu ini terlalu sensasional, Tiffany Song bahkan tidak berani melihat wajah Taylor Shen, dia segera mematikan radio membalikkkan kepala melihat luar jendela, sepasang tangan yang diletakkan di atas lutut digenggam menjadi kepalan.

Taylor Shen melihat dia sekilas, mengulurkan tangan membuka radio seperti seolah melawannya, dia berkata: “Lumayan enak, kenapa tidak mendengarnya lagi?”

Lagu kembali berputar di dalam mobil, Tiffany Song sedikit tidak tenang hasilnya ketika diputarkan untuk yang kedua kali, Taylor Shen malah ikut bernyanyi. Nyanyiannya berat dan serak, bersama dengan musik, suaranya seksi mengoda orang, malah yang dia nyanyikan bukanlah part yang klimaks.

“Saling berpelukan merasakan suara nafas satu sama lain, mengikuti ombak yang naik turun terbang mengikuti kebahagiaan itu, lalu dengan sepenuh hati tenggelam, lalu menjahit jiwa……” Selesai Taylor Shen menyanyikan, dia meliriknya: “Nyanyianku bagaimana?”

Tiffany Song membalikkan kepala melihat jendela tidak berbicara, tidak tahu dia yang telah berpikir terlalu banyak atau kenapa, dia terus merasa dia menyanyikan satu part ini memiliki maksud lain. Dia mengelengkan kepala menghentikan dirinya berpikir kearah yang lebih menawan.

“Tidak enak didengarkah?” melihat dia mengelengkan kepala, dia kembali bernyanyi, bolak balik juga hanya menyanyikan dua lirik lagu itu. Tiffany Song menyadari, dia pasti sengaja, kalau tidak dua kalimat di depan jelas-jelas lebih menarik, dia malah senang menyanyikan dua kalimat ini.

“Kamu jangan bernyanyi lagi bisa tidak? Sangat ribut!” Tiffany Song memutuskan nyanyiannya dengan tidak suka berkata.

Taylor Shen memang memiliki niat ingin melawannya, tidak hanya tidak berhenti malah semakin dinyanyikan dengan suara keras. Tiffany Song kesal memutarkan matanya, dasar kekanak-kanakan.

Taylor Shen melihat kesana melihat dia memutarkan mata dia tiba-tiba mengurangi kecepatan, tiba-tiba memutar setir, mobil berhenti di sebuah jalan masuk jalan kecil, dia dengan ligat mematikan mobil melepaskan sabuk pengaman, tindakannya bersih tidak berbelit-belit.

Tiffany Song sangat terkejut, dia membalikkan kepala memelototinya, dengan kesal berkata: “Taylor Shen, kamu berbuat apa?”

Taylor Shen mengulurkan tangan melepaskan sabuk pengamannya, sepasang tangannya melewati ketiaknya, menggunakan tenaga mengangkat lalu menekannya di atas kakinya. Tiffany Song tengkurap di atas kakinya, dalam nafasnya dipenuhi oleh aroma hormon yang dikeluarkan dari tubuh pria, dia masih belum sempat melawan merasa tangan besarnya menarik roknya, lalu membuka celana dalamnya satu tepukan jatuh di atas pantatnya, suara pukulan yang jernih memenuhi ruangan mobil, Tiffany Song dipukul sedikit tercengang, dengan keras berteriak: “Taylor Shen, kamu sedang apa!”

“Waktu itu aku sudah memperingatimu, tidak boleh memutar matamu.” Sambil mengatakan, pukulan kedua Taylor Shen turun, pantatnya yang putih perlahan muncul bercak lima jari, “Sudah mengetahui kesalahanmu?”

Rasa sakit yang datang dari pantat membuatnya sangat menderita, siang hari cerah dilepaskan celana olehnya dan dipukul, dia malu dan juga emosi, dia melawan ingin berdiri, Taylor Shen malah dengan erat menahannya di atas kaki, kembali satu pukulan diturunkan, suaranya menjadi sedikit tegas, “Mengatakan sudah mengetahui kesalahan ada sesulit itu?”

“Aku tidak salah tidak salah, hanya memutarkan mata padamu lalu kenapa?” Tiffany Song dengan tidak terima berkata, seperti didesak olehnya lebih seperti sedang marah padanya.

Taylor Shen mendengar perkataannya yang keras kepala, dia emosi tangannya kembali jatuh di atas pantatnya yang sudah merah hampir berdarah, dia dengan sendirinya menegangkan pantat, air mata berputar di dalam rongga mata, mengeluh dan juga sedih, “Tahu kenapa aku memukulmu?”

Kulitnya sangat sensitif, beberapa pukulan datang pantat yang putih semuanya dipenuhi jejak tangan, dia sangat kasihan, tangannya dengan pelan mengosok tempat yang sudah dia pukuli, melihatnya tidak berbicara, dia berkata: “Kelak tidak boleh kembali memutarkan mata lagi, dengar tidak?”

Tiffany Song tengkurap di atas kakinya tidak berbicara, Taylor Shen mengosok-gosok, awalnya adalah perasaan yang kasihan malah memunculkan bibit api. Tadi tidak menyadari, saat ini dia menundukkan kepala melihat baru menyadari tempat dia tengkurap tepat adalah selangkangannya.

Sebuah rasa panas langsung naik ke perut, tubuhnya segera memiliki reaksi, tempat utama langsung terbangun, dengan keras mengangkat pipinya.

Tiffany Song sangat cepat menyadari tidak beres, cuaca dingin musim gugur, dia memakai celana panjang kain yang tipis, rasa panas itu melewati kain yang tipis meledak keluar, panasnya mengejutkan orang. Wajah Tiffany Song seketika menjadi merah, dia dengan terburu-buru bangkit, dalam keadaan panik, tangan kecilnya menekan di atas kakinya, di telinga datang suara dia menarik nafas.

Tiffany Song sangat berharap mengali satu lobang masuk ke dalam, pria ini masih benar setiap saat setiap tempat bisa estrus.

Taylor Shen melolong sesaat, wajah wanita di hadapannya memerah hampir mengeluarkan darah, sebuah tampilan yang cantik, membuat seluruh darah di tubuhnya mengalir terbalik, dia mengenggam sepasang pundaknya lalu memeluknya duduk di atas kakinya, bibir tipis dengan kejam menekan ke bawah, dengan antusias berciuman.

“Tiffany, kita lakukanlah.” Dia tidak bisa menahan lagi hanya ingin dengan kejam menekannya di bawah tubuh, dengan kejam menginginkannya mencintainya.

Tiffany Song terkejut, jelas-jelas detik sebelumnya dia masih menyiksanya, detik selanjutnya serigala telah berubah, dia dengan keras mengelengkan kepala, “Tidak mau, aku tidak mau melakukannya.”

Lewat beberapa lama, Taylor Shen dengan terengah-engah melepaskannya, keningnya menahan di atas kening Tiffany Song yang bersih, nafas yang panas menebar di atas wajahnya, sampai akhir tidak benar tidak memedulikan apapun memilikinya.

Tiffany Song masih merasa takut, melihat dia berhenti dia segera merangkak ke tempat duduknya, berusaha mengurangi rasa keberadaannya. Pria ini benar-benar terlalu menakutkan, ini masih jalan raya, walaupun orang jalan kaki sangat sedikit, mobil yang lalu lalang tidak banyak, tapi tetap saja siang hari di ruangan terbuka, dia kenapa lalu……

Taylor Shen mengatur kembali nafasnya, dia dengan tidak berekspresi menjalankan mobil, mengemudi keluar mobil kembali masuk ke jalan raya. Di dalam mobil sangat hening, Tiffany Song bahkan suara nafas sudah di simpan sampai akhir, takut dirinya tidak hati-hati kembali membuat kegilaannya muncul.

Dalam beberapa jam mereka bertemu, berapa kali hampir melakukannya, dia benar sangat takut.

Taylor Shen tidak kembali memprovokasinya, dengan konsentrasi mengemudi mobil.

Beberapa jam kemudian, mobil mengemudi masuk ke kota Tong, Tiffany Song melihat gedung besar tinggi berdiri di luar jendela, dalam hatinya sedikit tidak bisa bernafas. Telah kabur beberapa hari, dia akhirnya masih harus kembali ke tempat ini, kembali menghadapi masalah-masalah yang tidak ingin dia hadapi.

Seperti mengetahui pikirannya, Taylor Shen mengulurkan tangan memegang tangannya. Merasakan tangannya di dalam telapak tangannya sedikit bergetar, jari jempolnya dengan pelan mengelus punggung tangannya, dia berkata: “Tiffany, jangan takut, ada aku.”

Tiffany Song menarik sesaat tapi tidak menarik keluar tangannya, dia lalu membiarkannya seperti itu. Jalan di depan mobil mengemudi ke kiri, Tiffany Song dengan terburu-buru berkata: “Taylor Shen, kamu telah salah jalan, pulang ke Vanke City belok kanan.”

“Kita pulang ke Sunshine City.” Taylor Shen dengan datar berkata, alamat Vanke City telah beredar dibuat orang, dia kembali melanjutkan tinggal disana tidak aman. Ditambah lagi saat ini dia masih belum memaafkannya, dia tidak bisa meletakkannya di tempat yang tidak bisa dia lihat, dia tidak bisa tenang.

Tiffany Song seketika membalikkan kepala melihatnya, teringat masih ada wanita lain tinggal di Sunshine City, dia mengerutkan kening, “Aku tidak ingin pergi ke Sunshine City, kamu antar aku pulang rumah.”

“Rumah Vanke City sudah aku kembalikan, barangmu sudah aku bungkus kirim ke Sunshine City, saat ini Sunshine City adalah rumahmu, rumah seumur hidupmu.” Nada bicara Taylor Shen bertambah keras.

Tiffany Song menggunakan tenaga menarik kembali tangannya, dia memelototinya, “Taylor Shen, atas dasar apa kamu membantuku mengembalikan rumah?”

“Atas dasar aku priamu!” Taylor Shen yang saat ini sangat memaksa, keras, tidak membiarkan dia melawan. Sebelumnya dia berjanji dengannya diam-diam pacaran hanya karena ancaman dari orang tua, saat ini karena dia sudah mengetahuinya, maka dia tidak takut apapun lagi, juga tidak perlu kembali memainkan cinta sembunyi-sembunyi dengannya lagi, dia ingin membuat semua orang tahu, Tiffany Song adalah wanita yang dia inginkan, adalah wanitanya, tidak bisa membiarkan satu orangpun menyakitinya.

“Aku tidak mau tinggal bersama denganmu, kamu juga tidak memiliki kekuasaan mengembalikan rumahku.” Tiffany Song kesal, dia kabur dari rumah beberapa hari, pulang malah rumah juga sudah tidak ada. Saat ini orang yang paling tidak ingin dia temui adalah dia, untuk sesaat tidak berpikir untuk memaafkannya, bagaimana mungkin setuju tinggal bersama dengannya?

“Kamu tidak memiliki pilihan!” nada bicara Taylor Shen sangat datar malah sangat bertekad.

Tiffany Song marah sampai gila, “Taylor Shen, kamu masih bicara aturan tidak?”

“Tidak bicara.” Taylor Shen dengan sinis meliriknya sekilas, melewati dia kabur kali ini, dia semakin yakin tidak bisa kembali membiarkannya tinggal seorang diri diluar. Kalau tidak dia sejak kapan kabur dengan pria liar dia tidak akan mengetahuinya, begini adalah penghinaan yang besar, dia telah mengalaminya sekali sudah cukup.

“……”Tiffany Song kesal, semua orang mengatakan jangan berbicara aturan dengan makhluk hidup yang satu bulan mengeluarkan darah selama tujuh hari, dia juga tidak mengeluarkan darah, kenapa bisa juga begitu keras kepala?

Mobil mengemudi masuk ke dalam Sunshine City, langit telah gelap, lampu di luar dinding villa sudah menyala, mobil mengemudi masuk ke garasi. Tiffany Song duduk di mobil tidak bersedia turun, Taylor Shen melihatnya sekilas, turun dari mobil melewati ke tempat duduk penumpang depan, membuka pintu mobil, memajukan tubuh melepaskan sabuk pengamannya, mengendongnya keluar dari mobil.

“Taylor Shen, kamu turunkan aku, aku telah mengatakan aku tidak ingin tinggal bersama denganmu.” Tiffany Song melawan.

Taylor Shen tidak melepaskan tangannya mengendongnya keluar dari garasi mobil, melewati taman bunga, melangkah naik ke tangga berjalan masuk ke villa. Bibi Lan melihat lampu mobil menyala langsung mengetahui Taylor Shen sudah pulang, dia berdiri di pintu melihat dalam pelukan Taylor Shen ada seorang wanita dia tercengang, segera menyadari wanita ini adalah Tiffany Song, dia segera berkata: “Nona Song, kamu akhirnya sudah pulang.”

Sebesar apapun rasa kesal Tiffany Song kepada Taylor Shen juga tidak ingin melibatkan orang lain, dia dengan kaku tersenyum sesaat, “Bibi Lan.”

Taylor Shen menurunkannya, membungkukkan tubuh mengambil keluar sandalnya dari dalam rak sepatu, dipindahkan dari Vanke City. Tiffany Song tidak sengaja melirik sekilas, menyadari sepatunya dengan rapi diletakkan di dalam rak sepatu, dia mengerti Taylor Shen benar telah memindahkan seluruh barangnya kemari.

Dia berdiri tidak menganti sandal, terhadap tempat ini seluruh tubuhnya dipenuhi penolakan. Taylor Shen menjongkok di sampingnya, tangan besarnya menggenggam kakinya, melepaskan sepatu santai di kakinya lalu menggantikannya dengan sandal.

Angelina Lian membaca buku di ruang tamu, mendengar gerakan dia berjalan kemari lalu melihat tampilan Taylor Shen memakaikan sandal kepada Tiffany Song, dalam hatinya seperti ditusuk oleh jarum sesaat, mengeluarkan rasa sakit.

Dia menatap ekspresi tidak sabaran Tiffany Song, dalam hatinya sangat cemburu, tapi dia malah tidak bisa menunjukkannya, masih harus berpura-pura menyukai, “Taylor, kamu telah membawa pulang nona Song. Nona Song, di perjalanan pasti sangat lelah, cepat masuk duduk, jangan berdiri di pintu.”

Sejak dua hari yang lalu, orang dari perusahaan pemindah rumah memindahkan barang Tifffany Song mengantar masuk ke kamar Taylor Shen, dia lalu mengerti mereka akan secara resmi memulai hidup bersama. Tampilannya saat ini seperti seorang wanita pemilik rumah.

Novel Terkait

Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu