You Are My Soft Spot - Bab 10 Kecerdikan

Meadow adalah kucing peliharaan Lindsey, Nyonya Song dan kedua orang itu terkejut sampai jantungnya hampir lepas, Nyonya Song merasa sangat marah, ia mengulurkan tangannya dan meletakkannya di atas pundak Tiffany, lalu mencubitnya keras-keras di tempat yang tidak terlihat oleh Taylor, dengan mata melotot ia memperingatkan Tiffany, "Dasar anak tengil, apa kau tak bisa bicara baik-baik?"

Tiffany menarik nafas dalam-dalam, ia merasa bahwa dirinya pasti adalah seorang anak yang dilahirkan oleh ibu tiri, kalau tidak, mana mungkin ibunya selalu berpihak pada Lindsey, meski Lindsey melakukan sesuatu yang sangat amat tidak bisa ia maafkan, ia tetap saja melindunginya.

Sedangakan dirinya, seberbakti apa dirinya, ia selalu hanya akan mendapatkan tatapan mata yang dingin.

Ia melepaskan cubitan tangan ibunya itu dengan keras, dengan wajah yang lugu ia pun berkata pada Lindsey dan William, "Saat orang-orang dengan bangganya melakukan hal-hal yang tidak tahu malu, apa mereka tidak pernah berpikir bahwa kelinci yang sudah terdesak sampai panik pun bisa menggigit balik?"

Wajah Lindsey yang merah karena kesal itupun berubah pucat, ia mengeratkan kepalan tangannya, kuku-kuku jarinya yang baru saja ia buat itu pun patah seketika, ia menggigit giginya kuat-kuat, baru saja ia hendak membalas perkataan Tiffany itu, Nyonya Song pun menghadangnya.

Mana mungkin Taylor yang duduk di sofa itu tidak merasakan keanehan yang terjadi di ruang tamu itu, ia memandangi Tiffany, dengan bingun ia berkata, "Siapa yang melakukan hal-hal yang tidak tahu malu dan membuatmu sampai semarah ini? Beritahu padaku, aku akan membantumu membalasnya."

Tiffany memandangi Taylor dengan bingung, namun ia sama sekali tidak bisa melihat apapun dari sorot mata Taylor, ia tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Saat ini Taylor sedang menatap ke arahnya, memandanginya dengan sangat dalam, tatapannya itu membuat Tiffany merasa sedikit tertekan, ia tak berani menatapnya lagi, oleh karena itu ia mengalihkan pandangannya.

Lindsey dan William sudah menghadirkan sebuah nyawa dalam perutnya, tapi Taylor masih tampak tenang seperti biasa, dia ini benar-benar tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu? Kalau memang tidak tahu, berarti dia terlalu bodoh, kalau dia berpura-pura tidak tahu, berarti kecerdikan pria ini benar-benar mengerikan.

Pria mana di dunia ini yang bisa santai dan tidak marah kalau mengetahui bahwa istrinya menyelingkuhinya?

Tiffany tidak mengerti Taylor, ia juga tidak mengerti apa yang sedang dipikirkannya, ia bisa memiliki kedudukannya yang seperti ini pasti bukan hanya karena keberuntungan saja. Seorang pebisnis yang pintar seperti ini, mana mungkin bisa dipermainkan oleh Lindsey dengan gampangnya?

"Tadi pagi waktu aku keluar, aku bertemu dengan seekor anjing gila, ia terus menggonggongiku, aku pikir kalau kuberi dia sebuah bakpau, ia akan diam, tapi ternyata sudah dapat bakpau, masih saja mau menggigitku." kata Tiffany sambil melirik ke arah Lindsey.

Taylor tersenyum tipis, "Kok bisa ada hal seperti itu?"

"Iya, bagaimana menurutmu, tak tahu malu kan?"

"Iya, memang tidak tahu malu, lain kali jika kau melihatnya lagi, langsung lempar dia dengan batu saja, supaya dia tahu kalau kau tidak mudah diganggu."

"Wah, aku jelas tidak berani, kalau dia berlari ke arahku dan menggigitku, aku masih harus pergi suntik ke rumah sakit, merepotkan sekali."

Mendengar percakapan mereka, Lindsey sungguh berapi-api, dasar Tiffany sialan, berani-beraninya ia mengatai dirinya anjing gila. Ia akan mengingat hal ini dalam hatinya, setelah ia lepas dari Taylor dan menikah dengan William, ia pasti akan membalasnya berkali-kali lipat!

Pandangan mata William terus mondar-mandir ke arah Tiffany dan Taylor, percakapan kedua orang itu hanyalah percakapan yang biasa saja, namun percakapan mereka itu terdengar sangat harmonis sampai-sampai membuat hatinya merasa tidak nyaman. Lagipula, kenapa ia tersenyum manis seperti itu kepada Paman Keempat? Apa ia sedang menggodanya?

Semakin lama, William semakin merasa tidak nyaman, tiba-tiba ia pun bangkit berdiri dan berkata, "Tiffany, keluar sebentar."

Tiffany mengangkat kepalanya melihat ke arahnya, melihat William yang memandanginya dengan serius, ia pun tersenyum dingin, keluar ya keluar, memangnya ia takut padanya? Ia pun bangkit berdiri, William sudah berjalan ke luar rumah.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu