You Are My Soft Spot - Bab 368 Malam Ini Jangan Menghilang Dari Pandanganku (2)

Oleh karena itu meskipun tubuh dan pikirannya sangat lelah, dia juga tidak bisa menyalahkan siapapun, hanya dirinya sendiri yang bisa disalahkan, dialah yang memulai semua ini, jangan salahkan Jordan Bo jika dia tidak bisa menghormati dirinya. Wanita itu tidak bertenaga mengatakan: “Letakkan saja di sana aku akan melihatnya jika aku memiliki waktu luang."

Bibi Liu kemudian menghela nafas, pasangan ini, lagi lagi mereka bertengkar.

Stella Han selesai makan siang, dia merasakan tenaganya akhirnya pulih kembali, wanita itu berdiri, sepasang kakinya masih gemetaran, di dalam hati dia kembali memarahi Jordan Bo, apakah dia adalah orang? Jelas sekali dia adalah monster!

Setelah memarahi pria tersebut, hati wanita itu merasa lebih puas, wanita itu berjalan perlahan-lahan sambil berpegangan pada dinding, dia kemudian duduk di atas sofa, wanita itu membungkuk dan mengambil foto album, ini berbeda dengan yang dilihatnya yang sebelumnya, sepertinya sudah diganti dengan yang lain.

Sebenarnya wanita menyukai gaun pengantin, alasannya bukan karena para wedding fotografer pintar mengambil gambar, akan tetapi mereka berpikir untuk memakai gaun putih, berjalan diatas karpet merah, menikah dengan pria yang menjadi tambatan hati mereka, kemudian hidup bersama selamanya.

Tetapi sebagian besar pria sama sekali tidak memahami pemikiran wanita yang sederhana seperti ini, terkadang para pria juga tidak bisa menjanjikan apapun pada mereka.

Stella Han duduk di atas sofa, tanpa disadari wanita itu sudah melihat semua foto album itu, gaun pengantinnya sangat indah, tapi wanita itu sama sekali tidak bersemangat, dia lantas meletakkannya di atas meja kecil di hadapannya, dari taman kemudian terdengar suara mesin.

Wanita itu mengangkat wajahnya dan melihat kearah tersebut, ketika dia melihat Jordan Bo turun dari mobil, mungkin karena pria itu bisa merasakan tatapan wanita itu, dari jauh kemudian melihat kearahnya. Tiba-tiba saja hati wanita itu berubah tidak tenang, wanita itu mengalihkan pandangannya, menghindari tatapan dari pria tersebut.

Jordan Bo menghentikan langkahnya, kemudian dengan cepat pria itu melewati taman, berjalan masuk kedalam vila, pria itu melepaskan sepatunya, dia berjalan masuk ke ruang tamu, dia melihat tubuh kecil wanita yang berada di atas sofa tersebut, wanita itu menundukkan kepalanya, matanya terlihat agak gelap, dan lingkar mata terlihat sangat jelas di matanya, itu semua karena kurang tidur.

Jordan Bo tahu jelas alasan wanita itu sampai kurang tidur, dia lantas meletakkan tangannya pada pegangan tangga, dengan dingin mengatakan: “Pergi ganti baju sana, malam ini temani aku keluar sebentar.”

Stella Han segera mengangkat kepalanya, pria itu sudah mengalihkan pandangannya, berjalan keatas, wanita itu segera bangkit, suaranya serak mengatakan: “Mau ke pergi ke mana?"

Jordan Bo kembali menghentikan langkah kakinya, dengan dingin mengatakan “Setelah pergi kamu juga akan tahu." Pria itu kemudian menghilang dibelokan lantai dua.

Stella Han mengepalkan kedua tangannya, sekarang hubungan mereka sudah seperti ini, bahkan tidak bisa berbicara lagi. Jordan Bo sama sekali tidak ingin mendengarnya, kecuali di atas ranjang, pria itu sama sekali tidak ingin memiliki interaksi apapun dengannya.

Wanita itu masih ketakutan pada sikap kasar pria tersebut, dia tidak mengatakan apapun naik ke atas lantai dua, ketika berjalan masuk ke kamar utama, dia sadar kalau pria itu tidak berada di tempat itu, ketegangan di dalam hatinya kemudian menghilang, dia berjalan masuk ke wardrobe, pria itu sama sekali tidak menjawab mereka akan pergi kemana, karena itu wanita itu memilih pakaian yang lebih nyaman dipakai, dia kemudian memakai mantel bulu putih.

Mantel bulu putih membuat kulitnya terlihat sangat pucat, wanita itu lantas mengernyitkan dahinya, dia kembali menggantinya dengan mantel berwarna merah. Selesai berganti baju, wanita itu keluar dan mendandani dirinya, memakai blush on, dengan ini dia terlihat lebih segar.

Kadang-kadang orang seperti ini, tidak peduli seberapa buruk keadaan mereka, di hadapan orang luar, mereka harus tetap terlihat seperti biasa, membuktikan kalau semuanya baik-baik saja.

Baru selesai berdandan, pria itu kemudian mendorong pintu dan masuk, wanita itu kemudian berbalik dan melihat ke arahnya karena ketakutan, kuas di tangannya kemudian terjatuh dilantai, wanita itu segera membungkuk untuk mengambilnya, dia kelihatannya sangat tidak leluasa.

Jordan Bo kemudian mendekatinya, matanya memperhatikan wanita tersebut, dia melihat kekacauan di dalam matanya, ditambah dengan gerak-geriknya, wanita itu terlihat seperti ingin kabur secepatnya, pria itu lantas memicingkan matanya.

Dia tahu ketika di Jepang, dia telah berhasil membuat wanita itu semakin takut padanya. Tetapi ketika dia melihat wanita itu ketakutan seperti seekor kelinci yang ketakutan, hatinya terasa seperti tercabik-cabik.

Dia sama sekali tidak ingin wanita itu takut padanya, dia ingin wanita itu mencintainya.

Dia lantas berdiri dengan tegak di hadapan wanita itu, menjulurkan tangannya dan menyentuh wajah wanita itu, Stella Han kaget dan gemetar, tidak tahu apa yang akan dilakukan pria itu. Jordan Bo kemudian mengangkat dagunya, menatap wajah wanita itu, dengan lembut mengatakan: “Stella Han, malam ini kamu tidak boleh menghilang dari pandanganku.”

Stella Han masih belum paham apa maksud dari pria itu, pria itu sudah mencium bibir wanita itu, sebuah ciuman yang sangat bergairah, setelah itu pria itu kemudian melepaskannya, tatapan pria itu terjatuh pada bibir merah wanita tersebut dengan suara kecil dia mengatakan: “Lipstikmu sudah berantakan, bersihkan dan pakai lagi, aku akan menunggumu di bawah.”

Stella Han menggigit bibirnya dengan ringan, melihat punggung pria tersebut, sesaat wanita itu merasa agak khawatir.

......

Jordan Bo menanti wanita itu di lantai bawah selama beberapa menit, Stella Han kemudian berjalan turun ke bawah, dia berbalik berjalan menuju koridor, mengganti sepatunya dengan sepatu kulit, dia sama sekali tidak menunggu wanita itu, kemudian berjalan keluar.

Stella Han dengan patuh mengganti sepatunya kemudian berjalan keluar, Jordan Bo segera membuka pintu mobil di samping tempat duduk pengemudi, melihat wanita itu duduk di atas, pria itu kemudian menutup pintunya, mengitari mobilnya dan naik mobil melaju keluar dari vila, kedua orang itu sama sekali tidak mengatakan apapun.

Stella Han memalingkan wajahnya melihat pemandangan di luar sana, setelah berdandan wanita itu terlihat sangat segar, hanya saja ada kekhawatiran di dalam mata wanita tersebut, dan hal itu tidak bisa ditutupi dengan riasan apapun. Jordan Bo sekali-sekali melihat kearah wanita tersebut, melihat wanita itu melamun melihat pemandangan di luar sana, muncul amarah di hati pria tersebut.

Apa yang sedang dipikirkan wanita ini? Apakah dia sedang memikirkan Ned Guo? Jika malam ini mereka bertemu, mungkinkah mereka akan berbicara dari hati ke hati dengan mata mereka?

Memikirkan hal ini, pria itu serasa seperti duduk di atas matras berduri, jika bukan karena Taylor Shen mengundang mereka berdua, dan jika bukan karena dia ingin menutupi semua kecacatan mereka, dia benar-benar tidak ingin membawa wanita itu bertemu dengan Ned Guo.

Jordan Bo menggenggam erat kemudi, kakinya menginjak pedal gas dengan kuat, mobil itu kemudian melaju sangat cepat, seperti anak panah yang melesat.

Mobil yang tiba-tiba melaju sangat cepat, membuat hati Stella Han sangat ketakutan, wanita itu berpaling, melihat wajah pria yang terlihat sangat masam tersebut, pria itu terlihat sangat dingin, dia lantas menggenggam erat pegangan pintu mobil, dengan suara kecil mengatakan: “Jordan Bo, pelan sedikit, aku takut."

Jordan Bo benar-benar sangat marah, pria itu kemudian mendelik ke arahnya, tidak peduli dirias secantik apapun, semua itu tidak akan bisa menutupi wajah pucat pasi wanita itu, pria itu lantas mengumpat kecil, dia kemudian meringankan pijakan kakinya, mobil kemudian melambat.

Stella Han kemudian menghela nafasnya, wanita itu masih takut, dia tidak paham mengapa pria itu tiba-tiba saja marah.

Satu jam kemudian, mobil mereka berhenti di luar Swiss Sea Club, Jordan Bo kemudian turun dari mobilnya, dia menyerahkan kunci mobilnya pada petugas yang memarkirkan mobil, tanpa memalingkan wajahnya pria itu kemudian berjalan masuk.

Stella Han berdiri di dekat pintu, dia melihat punggung pria itu, tidak berdaya wanita itu lantas menghela nafas.

Di belakangnya ada mobil yang melaju dan masuk, bulan Januari di kota Tong, langit lebih cepat gelap, cahaya lampu mobil menyinari tubuhnya, wanita itu kemudian mundur beberapa langkah, dia melihat Ned Guo turun dari mobil tersebut, dia kemudian paham, mengapa Jordan Bo tiba-tiba marah.

Ned Guo dengan cepat berjalan kearahnya, melihat dia seorang diri dengan lembut dia bertanya: “Mengapa kamu berdiri sendirian di luar sini, di luar sangat dingin cepat masuk."

Stella Han menatapnya, dia merasa kalau mereka sudah seperti tidak bertemu untuk waktu yang cukup lama.

Dia belum sempat menjawabnya, Jordan Bo sudah berbalik, pria itu kemudian menjulurkan tangannya dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya, dengan tatapan dingin melihat kearah Ned Guo, benar saja hanya sebentar saja tidak diperhatikan, mereka lagi lagi saling berbicara dengan tatapan mereka, “Kita masuk."

Jordan Bo berjalan masuk sambil memeluk wanita itu, Ned Guo berdiri di luar, melihat tingkah aneh dari kedua orang tersebut, hatinya kemudian mendesah, mungkinkah kakak berpikir, kalau Stella Han masih mencintainya? Memang tidak salah bunyi pepatah ini ketika diri sendiri sedang kebingungan, orang-orang di sebelah malah bisa melihat semuanya dengan sangat jelas!

Stella Han masuk ke tempat itu dipaksa oleh Jordan Bo, wanita itu dapat merasakan, pria itu lagi-lagi marah padanya, meskipun dia tidak melakukan apapun. Dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun pada Jordan Bo yang suka marah-marah tanpa sebab ini, dia tidak tahu entah sejak kapan, dirinya menjadi sangat mudah membuat pria itu marah.

Mereka berjalan dan berdiri di luar ruang VIP, Jordan Bo kemudian menundukkan kepalanya, membisikkan sesuatu pada telinga wanita tersebut dengan suara kecil dia memperingatinya, “Stella Han, awas jika nanti aku melihat kalian saling mengirimkan isyarat mata, silakan coba!”

Ada rasa sakit di telinganya, pria itu kemudian melepaskannya, sambil memeluknya mereka berjalan masuk kedalam ruang VIP.

Stella Han benar-benar bingung ketika melihat punggung pria tersebut, dia sama sekali tidak paham, mengapa pria ini sangat keberatan saat dia bertemu dengan Ned Guo, sampai-sampai bisa cemburu seperti ini, bukankah orang yang dicintainya adalah Bretta Lin?

Jordan Bo memeluknya sambil berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut, ketika mereka masuk wanita itu paham, ini adalah reuni saudara-saudara dari Jordan Bo, Taylor Shen dan Tiffany Song juga berada di tempat itu. Ini adalah kali pertama, pria itu membawanya ke hadapan mereka semua.

Pria itu menariknya duduk diatas sofa untuk dua orang, baru saja keduanya duduk, Ned Guo kemudian berjalan masuk, setelah melihat semua orang, tatapan pria itu kemudian berhenti pada Stella Han, pria itu lantas duduk di atas sofa sendiri.

Freddy Bi kemudian mengejek “Kakak tertua, kakak ketiga, kalian sepertinya berjanji untuk datang bersama. Hei, kakak tertua, akhirnya ada wanita juga di sampingmu, bagaimana kalau kakak perkenalkan siapa wanita yang ada didalam pelukanmu itu?”

Jordan Bo kemudian menatap kearah pria itu, tangannya masih berada pada pinggang Stella Han, “Panggil saja kakak ipar."

Biasanya Freddy Bi adalah orang yang tidak paham pada situasi, dia kemudian mengambil segelas anggur dan bangkit, berjalan mendekati Stella Han, tersenyum mengatakan: “Kakak ipar, panggil aku Freddy Bi, diantara mereka semua akulah yang paling kecil, anggur ini untuk menghormatimu.”

Stella Han melihat kearah Jordan Bo, melihat pria itu sama sekali tidak mengeluarkan suara, melihat Freddy Bi yang terus aja memandangnya, dia merasa agak tidak enak hati untuk menolaknya, baru saja berpikir untuk mengambil gelas anggur tersebut, Jordan Bo sudah mengambilnya, kemudian menenggaknya, Freddy Bi sampai terbelalak karenanya, Jordan Bo malah bersikap seperti biasa saja dan mengembalikan gelas anggur itu padanya, dengan tidak senang mengatakan: “Kakak iparmu akhir-akhir ini tidak boleh minum anggur, biar aku saja yang mewakilinya."

Perkataan ini, membuat semua orang di dalam tempat itu seperti sadar akan sesuatu, Stella Han merasakan semua tatapan kemudian jatuh padatnya, dia tidak berani mengangkat wajahnya, terutama pada pandangan disebelah kanannya.

Dia ingat terus apa yang dikatakan Jordan Bo sebelum mereka masuk ke tempat itu, jika dia tidak ingin menderita, maka dia tidak boleh menatapnya, jangan menatapnya!

Wajah Freddy Bi kemudian berubah nakal, “Kakak tertua sangat cepat, kakak keempat, kamu harus bersemangat, jangan mau dikeluarkan oleh kakak tertua.”

Taylor Shen kemudian mengulum senyumnya dan melihat ke arah Tiffany Song, wajah Tiffany Song memerah karena malu, pria itu kemudian mengatakan pada Freddy Bi: “Kamu jangan khawatir, mungkin saja di dalam perut Tiffany Song sudah ada anakku, kakak tertua, bagaimana kalau kita bertanding, anak siapa yang lahir terlebih dahulu.”

Wajah Tiffany Song berubah sangat merah ketika pria tersebut mengatakan hal seperti ini, tidak senang wanita itu kemudian mendorongnya, Taylor Shen kemudian menjulurkan tangannya dan memegang pundak wanita tersebut, tersenyum mengatakan: “Malu kenapa, bukankah ini hal yang sangat menggembirakan, kita harus membuat mereka kagum, supaya mereka tidak berpikir kalau kita masih single.”

Jordan Bo melihat wajah Taylor Shen yang tersenyum dengan sangat bahagia, hatinya merasa sangat sedih, Taylor Shen sudah berhasil mendapatkan Tiffany Song yang sangat keras kepala itu, mengapa mereka yang lebih dahulu menikah masih saja merasa gundah seperti ini?

Ned Guo duduk dengan punggung membelakangi cahaya oleh karena itu tidak ada yang menyadari kalau pria itu memaksakan senyuman di wajahnya. Tapi Alex Yue yang berada di sampingnya, jelas sekali bisa merasakan kalau ada sesuatu di dalam hati pria tersebut.

Setelah minum minum untuk 3 ronde, mungkin karena merasa sangat bosan, Freddy Bi yang suka membuat keramaian, kemudian mengajukan ide untuk bermain permainan berbicara jujur, kemana arah bibir dari botol anggur tersebut menujuk, maka orang itu harus menerima ujian berkata jujur, jika orang itu, sama sekali tidak ingin mengatakan isi hatinya maka dia harus dihukum minum anggur.

Jordan Bo kemudian melihat kearah Stella Han, diam, pandangan kemudian beralih pada Ned Guo yang berada di hadapan mereka, semalaman, Ned Guo sekali-sekali menatap kearah Stella Han, dia sudah tidak sanggup lagi menahan dirinya.

Dengan cepat permainan itu kemudian dimulai, setelah berputar, akhirnya sampai juga ke giliran Jordan Bo, bibir botol tersebut menunjuk Stella Han, wajahnya berubah pucat, dia kemudian melihat ke arah Jordan Bo, Jordan Bo kemudian menatap wanita itu dengan serius, lantas bertanya: “Apakah kamu mencintaiku?"

Semua orang di dalam ruangan tersebut, kemudian mengalihkan pandangan mereka, saat itu mereka dapat merasakan kalau ada sesuatu yang tidak beres diantara mereka berdua. Wajah Stella Han berubah tegang, dia sama sekali tidak menyangka kalau pria ini bisa menanyakan hal tersebut padanya.

Wanita itu kemudian merapatkan bibirnya, menghadapi tatapan memaksa dari Jordan Bo, akhirnya wanita itu memilih untuk meminum anggur, rasa pahit dan getir masuk ke dalam kerongkongannya, benar benar sangat menyiksa, sama seperti yang dirasakannya didalam hatinya. Jordan Bo menanyakan hal ini padanya dihadapan semua orang, jawaban apa yang sebenarnya ingin didapatkannya?

Jordan Bo kemudian mengepalkan kedua tangannya, jika tidak, dia takut dia bisa mematahkan leher wanita ini.

Di hadapan Ned Guo sama dia rela untuk minum anggur, dia sama sekali tidak ingin menjawab hal ini, bagus sekali!

Semua orang saling berpandangan, istri kakak tertua sudah hamil, mengapa dia berani sekali minum anggur? Dan lagi apa sebenarnya yang terjadi diantara mereka? Meskipun Stella Han malu, dia juga tidak boleh mempermalukan Jordan Bo seperti ini bukan, kelihatannya mereka berdua hanya pura-pura baik-baik saja.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu