You Are My Soft Spot - Bab 371 Merawat Dia yang Sedang Hamil

Sekujur tubuh Stella Han mengkaku dan bersandar dalam pelukannya, dia tidaklah merasa nyaman dengan sikap seperti ini, tapi dia tidak berani bergerak sembarangan. Setelah tidak bertemu dengannya berbulan-bulan, Stella Han masih memiliki rasa takut terhadapnya, tidak berani sembarangan menyinggungnya.

Tapi dirinya sekarang adalah seorang wanita hamil, perutnya terasa berat, kalau terus berbaring miring seperti ini, dalam waktu singkat dia pasti akan sulit bernapas, semakin lama semakin terasa berat. Jordan Bo sepertinya telah menyadarinya, dia membungkam bibir tipisnya dengan rapat, dan menarik tangannya kembali.

Saat pengekang di pinggang melonggar, Stella Han spontan langsung menarik napas yang dalam, napasnya telah lancar, dia bergerak sedikit, pria yang ada di belakang tidak menghentikannya, tapi dirinya malah tidak berani terus bergerak sembarangan lagi, takut tiba-tiba akan menyinggungnya lagi.

Hatinya merasa sangat tidak bebas, pagi hari tadi, mereka masih merupakan sepasang suami istri yang saling berselisih saat berada di pengadilan, tapi setelah baru berlalu beberapa jam saja, mereka langsung berubah menjadi sepasang suami istri yang saling mencintai dan tidur bersama, situasi aneh seperti ini tak tahan ditanggung oleh Stella Han.

Stella Han tidak tahu bagaimana pemikiran Jordan Bo, saat dirinya menyatakan bercerai, dan menggugat dia ke pengadilan, dia harusnya merasa marah, tapi sekarang malah berbaring di sampingnya dengan tenang, tidak menanyakan apapun sama sekali.

Apakah mereka harus selalu seperti ini? Untuk selamanya? Stella Han merasa gundah.

Dia yang telah hamil, sangat mudah merasa lelah, semalam telah insomnia sepanjang malam, lalu merasa sangat tegang saat berada di pengadilan pagi tadi, sekarang, perlahan-lahan malah mulai tertidur lelap.

Saat pria yang berbaring di belakangnya mendengar suara napasnya yang stabil, dia membuka matanya, pancaran cahaya dari matanya begitu pekat. Tubuhnya mendekat sedikit, dengan erat menempeli bagian pantatnya, tangannya tidak berani diletakkan di pinggangnya, takut dia akan merasa tidak nyaman.

Dia melihat leher belakang sang perempuan yang putih mulus, juga cuping kecilnya yang sedikit tembus pandang, lalu kembali memasukkannya dalam pelukan, hatinya merasa sangat tenang. Cukup begini saja, tidak membahas cinta, tapi saling menemani satu sama lain, melewati kehidupan dengan sesederhana ini untuk selamanya.

Stella Han belakangan ini selalu tidak bisa tidur dengan baik, sekarang dia sedang bermimpi, dia dan Tiffany Song sedang pergi ke pantai bermain-main, keduanya mengenakan baju renang yang tertutup dan berenang di laut, saat sedang berenang, Tiffany Song tiba-tiba menghilang, dirinya dengan panik pergi mencarinya kemana-mana, tapi tetap tidak mampu menemukannya.

Dia begitu panik hingga mulai menangis, tiba-tiba kakinya seakan-akan telah ditarik oleh seseorang, menariknya masuk ke dasar laut, sambil melakukan perlawanan untuk naik ke permukaan laut, sambil pergi melihat orang yang menarik kakinya, lalu terlihat ada sebuah wajah cantik dengan ekspresi penuh kebencian, mata wanita itu merah membara, sedangkan wajahnya malah begitu pucat mengerikan, dia berkata dengan penuh kebencian: "Stella, kamu telah merampas priaku, aku ingin kamu mati!"

Stella Han terbangun dengan kening yang dipenuhi keringat, kakinya selalu berkedut kesakitan, membuatnya meringis sejenak, bahkan tidak berani bergerak sembarangan. Pada masa kehamilan, kaki dia menjadi lebih sering mengalami keram, saat memeriksakannya di rumah sakit, dokter mengatakan ini ditimbulkan karena kekurangan nutrisi kalsium, menyuruhnya untuk jangan khawatir.

Dia memang benar-benar tidak khawatir, hanya saja setiap kali mengalami keram, dia merasa begitu kesakitan seakan-akan kakinya akan putus.

Jordan Bo tidak tidur terlalu lelap, saat terdengar suara seorang wanita yang meringis, dia langsung terbangun, membuka matanya, cahaya di dalam ruangan begitu gelap, di dalam kegelapan, sang wanita membungkukkan punggungnya, suara rintihan terus keluar dari mulutnya tanpa henti.

Sang pria kaget, bergegas bangun, berkata dengan panik: "Stella, ada apa denganmu, di mananya yang merasa sakit?"

Jordan Bo mengulurkan tangan ke keningnya, tangannya langsung merasa sangat basah, sang pria merasa sangat terkejut dan spontan menarik kembali tangannya, melihat tangannya yang dipenuhi dengan keringat dingin, kemudian melihat sang wanita mengulurkan tangan menekan kakinya. Sang pria ingat, di dalam buku tertulis bahwa wanita terkadang akan merasa keram pada bulan kehamilan ini, sang pria segera duduk berlutut di samping kakinya, mengangkat kakinya, saat menggerakkannya, Stella Han merasa sangat sakit hingga merintih, Jordan Bo merasa sangat sedih, "Maaf, kamu tahan sebentar, akan segera membaik sesaat lagi."

Tangannya yang hangat dan bertenaga, dengan lembut memijat otot kakinya yang saling bertarikan, setiap kali pijatan yang dilakukan, tenaganya selalu sangat pas, tidak akan membuatnya merasa kesakitan.

Tidak lama kemudian, Stella Han merasa kakinya sudah tidak begitu sakit lagi, sebaliknya, malah menjalarkan rasa yang nyaman, dia tak tertahankan mengeluarkan desahan merasakan kenyamanan dari bibirnya.

Saat menyadari tatapan sang pria yang begitu membara tertuju ke padanya, dia merasa sangat malu dan ingin menggali lubang untuk menyelinap ke dalamnya.

Jordan Bo melihat wajahnya yang pucat mulai merona, hatinya tergelitik, menyilangkan kaki duduk di samping kakinya, tersenyum, berkata: "Untuk apa merasa malu dihadapanku?"

Stella Han menguburkan kepalanya dalam bantal, saat Jordan Bo melihatnya, sudut bibirnya memancarkan senyuman yang penuh kasih sayang, setelah memijatnya sejenak, dia bertanya: "Keadaanmu yang seperti ini sudah berlangsung berapa lama, sudah mengkonsultasikannya dengan dokter belum?"

"Baru terjadi belakangan ini, dokter mengatakan akibat kekurangan kalsium, dan memberikan resep obat penambah nutrisi kalsium untukku." Stella Han menjawab dengan penurut, tumben tidak beradu mulut dengannya.

"Memang kekurangan kalsium, sudah hamil besar, tubuh pun semakin berat, kalsium yang diproduksi oleh tubuh secara alami memang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan, nanti aku akan turun dan mengatakannya pada Bibi Liu, menyuruhnya untuk sering memasakkan sup tulang." Jordan Bo berkata dengan lembut, seakan-akan perselisihan tadi pagi sama sekali tidak pernah terjadi.

Stella Han membungkam bibir, hendak mengatakan sesuatu, tapi terakhir tidak jadi mengatakan apapun.

Sesaat kemudian, Jordan Bo melepaskan kakinya, bangun dan duduk di depannya, menatapnya dengan arogan, "Stella, biarkanlah aku pindah kemari, tubuhmu sudah berat, aku ingin menemanimu."

Pertanyaan sang pria diutarakan dengan berhati-hati, dia benar-benar ingin menemaninya di sisi, amarah pada 4 tahun lalu telah membuatnya melewati masa kehamilan awalnya, itu adalah masa di mana reaksi kehamilannya begitu besar, dan juga merupakan masa paling sengsara. Sekarang dia tidak ingin kembali melewatkan masa pertengahan dan masa akhir kehamilan Stella Han.

Seorang wanita yang meskipun hatinya tidak berada padanya, tapi bersedia melahirkan anaknya, wanita itu memang pantas mendapatkan perlindungan dan dihargai olehnya.

"Aku tidak kenapa-napa, aku bisa merawatnya seorang diri." Stella Han tidak mampu menekan getaran hatinya, ini adalah rumahnya, dia bisa saja pulang sesuka hati, dan pergi sesuka hati, sama sekali tidak perlu menanyakan izin darinya.

Jordan Bo mengerutkan alisnya, tidak suka dengan sikapnya yang seperti ini, "Kalau begitu kita putuskan seperti ini saja, besok aku akan menyuruh Vincent Xu memindahkan barangnya kemari."

"......" Stella Han menopang tubuh yang berat untuk bangun, Jordan Bo mengulurkan tangan membahunya, tapi sang wanita menghindarinya dan mengangkat kepala melihatnya, ekspresi wajahnya sangat serius, "Jordan, kamu bersikap seperti ini pun tidak akan mampu mengubah keputusan hatiku, aku......"

"Perkataan di pengadilan hari ini, kamu telah mendengarnya dengan jelas tidak? Semendesak apapun kamu, kamu tetap harus menahannya sampai sang anak telah genap satu tahun, dalam jangka waktu ini, kita masih suami istri." Jordan Bo memotong perkataannya, rasa tidak senang terdengar jelas dari balik suaranya.

Seberapa besar tekadnya untuk bercerai, sang pria mengetahuinya dengan sangat jelas, tapi tekadnya untuk membuat Stella Han tetap bersamanya sama kuatnya dengan tekad Stella Han yang ingin bercerai dengannya, kalaupun Stella Han ingin pergi, tetap harus bergantung pada apakah dirinya bersedia melepaskannya atau tidak.

Stella Han membungkam bibir, kenyataan yang pahit terpangpang di hadapannya, dia tidak mampu membantahnya. Benar, tidak peduli seberapa besarnya keinginannya untuk bercerai, tetap harus menunggu sampai anaknya genap berumur setahun, dan nantinya, apakah dirinya masih akan memiliki keberanian mengungkit perceraian?

Stella Han menuruni ranjang dengan pendiam, baru saja berdiri, pergelangan tangannya langsung ditarik oleh Jordan Bo, wajahnya terdapat rasa kesal, bertanya dengan sedikit membentak: "Ke mana?"

"Pipis!"

"......"

Setelah Jordan Bo melihat sosok tubuhnya menghilang di balik kaca frosted glass, baru dia bangun dan turun ke bawah, wanita hamil harus makan tiga kali sehari secara teratur, dia masuk ke dapur, ingin memasakkan sesuatu untuknya, kemudian tiba-tiba menyadari, dirinya sama sekali tidak pandai dalam memasak.

Sang pria membalikkan badan dengan murung, berjalan ke sebuah kamar, mengangkat tangan mengetuk pintu, lalu terdengar suara Bibi Liu dari dalam, "Nyonya ya?"

"Ini aku." Jordan Bo berkata dengan datar.

Bibi Liu merasa kaget, Tuan mencarinya di tengah malam begini, apakah telah terjadi sesuatu pada Nyonya? Dia segera bangun dari ranjang, memakai kardigan rajut, segera berjalan ke pintu dan membukanya, lalu terlihat ada Jordan Bo dengan badan tinggi berdiri di sana, bertanya: "Tuan, ada apa, apakah Nyonya......"

"Tidak kenapa-napa, dia tidak makan apapun di malam hari, bisa tidak membuatkannya cemilan tengah malam?" Wajah Jordan Bo mulai memunculkan ekspresi rasa malu.

Bibi Liu langsung mengerti maksudnya, dan spontan menghela napas lega, "Baik, aku kira telah terjadi sesuatu, sungguh mengagetkanku, bagus jika tidak kenapa-napa, bagus jika tidak kenapa-napa!"

Bibi Liu sambil mengatakannya, sambil berjalan ke dapur, dia membuka kulkas, jika memakan makanan terlalu berbinyak pada jam segini, takutnya Stella Han akan sulit tidur, tapi masak bubur memerlukan waktu yang lama, wanita hamil sering tiba-tiba merasa lapar, juga tiba-tiba merasa kantuk, lalu dia mengambil dua butir telur ayam, memutuskan memasak sup telur manis.

Jordan Bo berdiri di belakangnya, mendengar cerewetannya, dia tidak mengira cemilan tengah malam wanita hamil akan serumit itu, melihat telur ayam yang ada di meja dapur, sang pria masuk ke dalam, berkata: "Ini bisa kumasak sendiri, kamu pergi tidur saja."

Bibi Liu melihatnya sekilas, sebenarnya, dirinya telah menjaganya bertahun-tahun, sang pria memang tidak pernah memasuki dapur, dan tentu saja tidak akan bisa memasak, dia berkata dengan sedikit ragu: "Setelah airnya telah mendidih, pecahkan telurnya dan masukkan ke dalam, masak selama 3 menit, lalu gunakan sumpit untuk menusuknya, lihat apakah kuning telurnya sudah matang belum, kalau belum cukup memasaknya selama 2 menit lagi."

Jordan Bo menganggukkan kepala, Bibi Liu tetap tidak tenang dan melihatnya berulang kali, setelah itu baru membalikkan badan pergi ke kamarnya sendiri. Tuan telah bersedia untuk pulang, bahkan begitu perhatian terhadap Nyonya, apakah mereka tidak akan bertengkar lagi?

Hahh, dua orang ini sungguh membuatnya khawatir.

Jordan Bo melakukannya sesuai yang dikatakan Bibi Liu, saat airnya mendidih, dia memecahkan telur ayam dan memasukkannya ke dalam, lalu memasaknya selama 3 menit, kemudian menggunakan sumpit menusuk kuning telurnya, tenaga yang digunakan tak terkontrol, telurnya langsung dibuat hancur olehnya, pancinya berserakan kuning telur.

Dia merasa ini tidak terlihat cantik, langsung membuang semuanya dan memasaknya ulang. Setelah dia berhasil memasak sup telur manis yang dia rasa terlihat cukup cantik dan menggiurkan, baru dia menghidangkannya ke dalam mangkuk, memasukkan gula pasir putih, dan mengantarkannya ke atas.

Stella Han bersandar di ujung ranjang, sedang melihat-lihat hukum dalam hal pernikahan. Dia terkadang akan terbangun akibat keram di tengah malam, setelah itu menjadi sulit untuk tertidur, dia pun tidak memaksakan diri untuk tidur, melainkan mengambil buku untuk dibaca. Semenjak dia hamil, Meskipun Jordan Bo tidak pernah pulang, tapi pernah menyuruh Vincent Xu menyampaikan pesan, sebelum melahirkan anak dengan selamat, dia tidak mengizinkan Stella Han pergi bekerja.

Dirinya bagaikan seekor burung yang sayapnya telah dipatahkan, dan dikurung dalam sangkar emas ini. Ingin kabur, tapi malah tersekap di dalam sini, sama sekali tak bisa pergi!

Suara langkah kaki yang stabil terdengar dari luar pintu, sedetik kemudian, pintu kamar dibuka, Jordan Bo masuk ke dalam sambil membawakan satu mangkuk keramik putih, Stella Han melihatnya dengan kaget, dia kira sang pria telah pergi, apakah tadi pergi untuk memasakkan cemilan tengah malam?

Jordan Bo langsung berjalan ke hadapannya, duduk di pinggir ranjang, melirik sejenak pada buku yang ada di tangannya, buku Hukum Pernikahan, dan kebetulan sedang membuka halaman yang isinya tentang perceraian, wajahnya yang tampan langsung murung.

Apakah dia benar-benar begitu tak sabaran? Dirinya telah berkata padanya untuk jangan buru-buru, tapi dia malah pergi mencari buku hukum pernikahan, apakah dia begitu ingin bercerai dengannya?

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu