You Are My Soft Spot - Bab 41 Kenapa Aku Merasa Punggung Ini Sangat Mirip Denganmu?

Taylor Shen melihatnya sekilas seperti tidak memerhatikan raut wajahnya yang kaku. Dia mengambil koran membaca, Lindsey Song dibuat terkejut oleh tindakannya sampai mengeluarkan keringat dingin, mengulurkan tangan ingin merebut koran ditangannya lalu menyadari dia berbuat seperti ini mencari masalah sendiri.

Fotonya hanya terfoto punggungnya, dia memakai kaos hitam masih memakai topi seperti lidah bebek, punggungnya mirip seperti Tiffany Song, kecuali orangnya sendiri, kalau tidak akan sangat sulit ada orang menghubungkan punggung ini dengan dirinya.

Dia jelas-jelas sudah terkejut setengah mati, tapi malah masih harus berpura-pura tidak ada masalah apapun, menggunakan nada bicara yang santai berkata: “Yi, ini bukankah Tiffany dan Williamkan? Dia sudah hamil? Ini adalah hal bahagia! Perutnya lima tahun juga tidak ada tanda-tanda, kakak ipar beberapa hari yang lalu masih mengoceh, kali ini seharusnya sudah sangat bahagia.

Wajah Taylor Shen datar dengan tidak memiliki ekspresi apapun memandanginya, pandangan yang jatuh di dirinya tenang dan juga tidak bisa ditebak. Lindsey Song khawatir, dalam hatinya muncul rasa bersalah, tepat disaat dia tidak bisa menahannya lagi, Taylor Shen dengan datar mengalihkan pandangannya lalu melipat koran meletakkannya di samping, saat mengambil dokumen dia berkata : “Lindsey, aku sudah mau bekerja.”

“Kalau begitu kamu kerja, aku menunggumu di rumah.” Lindsey Song dengan segera berkata, dia bahkan lupa maksud kedatangannya, ketakutan dengan terburu-buru mengambil tas yang diletakkan di atas sofa, berbalik langsung berjalan keluar ruangan kerja.

Tangannya baru saja menggenggam gagang pintu, suara Taylor Shen yang berat berbunyi, “Lindsey, kenapa aku merasa punggung ini mirip denganmu?’”

Lindsey bagaimana keluar dari ruangan kerja dia sudah tidak mengingatnya, hanya merasa setiap langkahnya dilangkahkan di atas kapas, seluruh tubuhnya lemah tidak bertenaga. Taylor Shen selesai mengatakan perkataan itu lalu menundukkan kepala mulai bekerja bahkan juga tidak memberikannya kesempatan untuk membela diri.

Saat ini dia tiba-tiba menyadari dia sama sekali tidak mengerti Taylor Shen, dia terlihat mudah tapi kenyataannya sangat susah dimengerti, seperti monster yang bersembunyi, tidak tahu kapan akan bereaksi.

Di dalam ruangan datang suara pintu di tutup ringan, pandangan Taylor Shen beralih dari dokumen jatuh ke koran itu, pandangannya berubah semakin lama semakin dalam.

Saat Lindsey Song masuk ke dalam mobil sudah hampir ambruk, seluruh tubuhnya basah seperti baru saja dikeluarkan dari dalam air, dia dengan gemetar mengambil handphone, menelepon beberapa kali baru berhasil menelepon nomor keluar, telepon berderin,g dia dengan suara gemetar memanggil sesaat “William”, dari sana malah sudah dimatikan. Dia kembali menelepon, William sudah mematikan telepon.

Lindsey Song marah dan juga panik, disaat genting seperti ini dia melampiaskan amarah apa?

Dia tidak bisa menelepon masuk telepon William Tang, hanya bisa menelepon Nyonya Song, saat ini hanya ibunya bisa membantunya. Teleponnya masih belum ditelepon keluar, handphonenya sudah berbunyi, dia melihat sekilas tampilan di handphone dengan panik mengangkat, “Hwaaa” suara menangis keras.

Pagi ini nyonya Song sudah mengajak orang pergi medicure, siangnya kembali ke rumah baru melihat koran dia terkejut hampir sakit jantung, dengan segera menelepon telepon Lindsey Song, sebenarnya ingin memarahinya sesaat, hasilnya mendengar dia menangis keras dia juga menjadi kalang-kabut.

“Menangis apa menangis? Kalian kenapa begitu tidak hati-hati, membuat wartawan dapat memotret foto. Untung saja hanya punggung, kalau yang diprotret bagian depan, Buddha Rulai juga tidak dapat menolongmu.” Nyonya Song akhirnya juga tidak tahan memarahinya.

Lindsey Song ketakutan tidak tahu berbuat apa terutama perkataan Taylor Shen itu, benar-benar membuatnya tidak tenang, “Ma, Taylor Shen dia...dia sepertinya mencurigaiku, dia mengatakan punggung itu mirip denganku. Ma, bagaimana?”

Nyonya Song mengerutkan kening, dirinya juga cukup terkejut, dia memarahi berkata: “Kamu panik apa? Kamu sekarang dimana, segera pulang kita kembali merencanakan dengan tenang.”

Lindsey Song sepertinya telah menemukan orang yang dapat diandalkan, hatinya kembali tenang, “Aku berada di tempat parkir mobil Shen’s Corp, aku segera mengemudi pulang.”

“Jangan mengemudi mobil tidak aman, kamu naik taxi pulang.” Nyonya Song menjelaskan.

Nyonya Song sangat jelas keadaannya saat ini tidak cocok mengemudi mobil, dia mematikan telepon mengambil tas turun, berlari ke pinggir jalan memanggil taxi, dengan panik segera menuju rumah.

Nyonya Song mematikan telepon, berpikir kembali merasa tidak tenang. Taylor Shen orang seperti apa, umur lima belas tahun memutuskan hubungan dengan keluarga Shen, umur dua puluh tahun menunjukkan kemampuannya di jalan Hua Er, umur dua puluh lima tahun pulang membuka perusahaan, merebut Shen’s Corp, memberikan hal yang tidak berguna untuk abang besar Sebastian Tang, umur dua puluh delapan tahun dengan bangga masuk ke daftar orang kaya Forbes.

Pria seperti ini kalau tidak kejam bagaimana bisa berdiri di posisi sekarang ini. Sekarang dia umur tiga puluh tahun, dewasa dan tertutup, memiliki siasat yang dalam. Di hadapannya memamerkan kehebatan tidak perlu diragukan seperti bermain pedang di hadapan Guan Gong, lucu dan juga konyol.

Keluarga Song masih tidak bisa menyinggung orang seperti ini.

Dia merenungkan sesaat, menghubungi telepon Tiffany Song, baru saja berdering dia lalu dengan tidak sungkan berkata: “Kamu segera pulang kemari, saat ini, segera!!”

Tiffany Song mematikan telepon melihat koran di depan meja kantornya dengan dingin tersenyum. Nyonya Song memanggilnya pulang, dia ingin berbuat apa, dia menggunakan jari kaki juga sudah mengetahuinya. Kalau mereka tahu dua hari ini dia bersama dengan Taylor Shen, tidak tahu ekspresi wajah itu akan seberapa menarik.

Tiffany Song tidak tahan berpikir dengan jahat, Lindsey Song kamu masih memiliki hari ini? Bukankah sangat sombong, bukankah ingin memuaskan William Tang, bukankah masih ingin memberikannya keturunankan, lalu kamu takut apa?

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu