You Are My Soft Spot - Bab 155 Tidak Boleh Menyerah Di Pertengahan Jalan Dalam Melakukan Sesuatu (2)

Setelah selesai makan mie, Tiffany Song pergi mencuci mangkuknya. Taylor Shen sebelumnya berencana untuk pergi menemaninya, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering, ia melihatnya sejenak, lalu meminta Tiffany Song untuk pergi sendiri terlebih dahulu.

Ia berpaling dan berjalan ke jendela sudut untuk mengangkat panggilannya, panggilan tersebut adalah panggilan dari kantor polisi, yang merupakan sebuah pemberitahuan bahwa para gangster yang menyerangnya sebelumnya itu baru saja melukai polisi yang menjaganya, ia kini masih dicari, sehingga ia harus berhati-hati.

Perasaan Taylor Shen langsung berdebar kencang, ia memutuskan panggilan tersebut dan teringat bahwa Tiffany Song turun ke lantai bawah sendirian, ia pun langsung berlari ke arah lift.

Tiffany Song menyerahkan mangkuk dan sumpit itu kepada seorang nyonya, nyonya tersebut adalah orang Amerika keturunan Tiongkok, ia memliki sifat yang sangat ramah, ia bahkan berkata bahwa ia dapat langsung datang ke dapur ketika ia ingin memakainya lain kali, ia tersenym dan berterima kasih, lalu pergi meninggalkan dapur.

Ketika tiba di depan pintu, ia langsung melihat Taylor Shen yang terburu-buru mendorong pintu, ia sepertinya berlari terlalu cepat, rambutnya telrihat sedikit berantakan, tetapi ia langsung merasa lega ketika ia melihat Tiffany Song, Tiffany Song kemudian berjalan mendekatinya dan bertanya,”Apa yang terjadi padamu?”

Taylor Shen berusaha menenangkan dirinya ketika melihat dirinya baik-baik saja, ia langsung menggenggam erat tangannya dan berakta,”Aku merasa rindu walaupun baru saja satu detik tidak melihatmu, ayo pulang.”

Tiffany Song menatapnya ragu, bukannya ia tidak mendengar jelas apa yang ia katakan, hanya saja, ia sepertinya terlalu manja jika ia mengejarnya ketika ia tidak melihatnya selama satu detik, namun, Tiffany Song menyukainya.

Mereka berdua berjalan bergandengan keluar dari kantin, perasaan Tiffany Song sangat manis, ia benar-benar tidak memperhatikan bahwa Taylor Shen sedang melihat ke arah sekitar sebelum pergi.

Ketika mereka pergi, seorang lelaki yang sedang membaca majalah di dalam kantin langsung meletakkan majalahnya, ia menatap tajam ke arah mereka berdua yang sedang pergi menjauh, ia kemudian mengambil topi berburunya, berdiri, lalu pergi.

Taylor Shen tidak lagi pulang ke perusahaan cabang, ia membawa Tiffany Song pulang ke hotel, adik Jason baru saja melarikan diri dari kantor polisi, ia pasti akan datang membalas dendam. Tiffany Song yang sedang berada di sampingnya itu pasti dilihat oleh adik Jason, jika ia tidak dapat menjatuhkannya langsung, maka ia pasti akan mengganti targetnya menjadi Tiffany Song, mereka tidak akan selamat jika mereka terus menetap di Kota New York.

Mereka dapat mengambil hasil pengecekan DNA besok pagi, sehingga ia memesan tiket pesawat kembali ke Kota Tong yang paling awal, ia tidak dapat membiarkan Tiffany Song berada dalam keadaan berbahaya.

Tiffany Song merasakan sesuatu yang aneh, namun, ia tidak dapat mengatakan apa yang membuatnya merasa aneh, ia merasakan keadan yang menegang, lalu bertanya,”Apakah kamu sedang mengalami masalah?”

“Tidak ada, Tiffany, kita akan pulang besok sore,”Taylor Shen memeluknya, ia akan merasa biasa saja jika ia sendirian, namun, ia tidak dapat membiarkan dirinya berada dalam keadaan yang berbahaya.

“Baik,”Tiffany Song menganggukkan kepalanya, ia tidak terlalu mengenal kehidupan di Amerika, terlebih lagi, ia juga tidak menguasai bahasanya, sehingga ia sebenarnya juga rindu dengan rumahnya.

Keadaan di luar sangat berbahaya, sehingga Taylor Shen memutuskan untuk tidak membawa Tiffany Song keluar lagi, mereka berdua pun berdiam di dalam hotel. Tiffany Song merasa sangat bosan, lalu duduk di sofa sambil menonton televisi.

Namun, semua acara yang berada di televisi berbahasa Inggris, ia sudah mencarinya secara keseluruhan, tap ia masih saja belum menemukan yang ia sukai, ia hendak melempar remot televisi tersebut, namun tiba-tiba meliaht seorang lelaki dan perempuan yang muncul di televisi, mereka berdua sedang disiksa di dalam sebuah ruangan, ia menatap ke arah judul film tersebut, walaupun berbahasa Inggris, namun, ia dapat mengenal tulisan tersebut, itu adalah sebuah film terkenal yang berjudul Fifty Shades of Grey.

Ia pernah mendengar Stella Han mengatakannya sebelumnya, namun ia tidak pernah sempat menontonnya, tetapi kali ini ia tidak sengaja menontonnya di hotel di Amerika.

Ia duduk di sofa sambil menontonnya dengan perasaan tertarik, karakter utama wanita dalam film tersebut terlihat sangat manis, sedangkan karakter utama lelaki terlihat sangat tampan, semuanya sama dengan keadaan perempuan tersebut, mereka mengenal tokoh utama itu ketika pergi mewawancarainya.

Sisi sofa yang berada di sampingnya menurun, Tiffany Song langsung berpaling, lalu melihat Taylor Shen memberikan segelas jus jeruk padanya dan bertanya,”Film apakah ini, mengapa kamu melihatnya serius seperti itu?”

Ia bertanya sambil berpaling melihatnya, lalu melihat tokoh utama lelaki dan perempuan berciuman hangat di dalam lift, tenggorokannya tiba-tiba bergemetar sejenak, tatapannya pun mendalam.

Tiffany Song merasa tenggorokannya memanas, semuanya berubah ketik Taylor Shen dudk disini, ia mencicipi jus jeruk tersebut, lalu berkata,”Fifty Shades of Grey.”

Walaupun Taylor Shen sudah membaca setumpuk buku, namun ia tidak pernah mempunyai kesempatan untuk menonton film mereka berdua, terlebih lagi, film yang seperti ini, ia tentu saja semakin tidak mempunyai waktu untuk menontonnya. Ketika mendengar judulnya, ia tidak memberikan reaksi apapun,”Oh, aku akan menemanimu menonton.”

Keadaan kedap suara di dalam ruangan cukup baik, hanya saja ruangan terlalu terang dan tidak cocok untuk menonton film, Taylor Shen kemudian mengambil remote dan menutup jendela, keadaan di dalam ruangan menggelap dalam sejenak, kini hanya tersisa cahaya dari televisi yang menyinari sekitar.

Keadaan di sekitar sangat gelap, sehingga perasaan mereka menjadi sensitive, Tiffany Song menggenggam jus jeruk tersebut seperti sedang menggenggam ubi panas, seiring dengan berjalannya alur cerita, ia akhirnya menyadari bahwa film ini benar-benar tidak cocok ditonton bersamaan dengan Taylor Shen. Terutama ketika kedua pemeran utama sedang menandatangani sebuah perjanjian dan mengatakan semua kata-kata tersebut, ia merasa Taylor Shen menatapnya panas, sehingga ia bisa saja meleleh oleh karena tatapannya.

Taylor Shen kemudian menatapnya,”Aku tidak menyangka kamu menyukai film seperti ini.”

Tiffany Song tidak mengerti, ia hanya merasa bosan sehingga ia tidak sengaja mengganti stasiun televisinya ke film ini. Film ini tidak terbatas di Amerika, namun, ini adalah film delapan belas tahun ke atas di dalam negeri.

Namun, Tiffany Song merasa semakin menyesal menontonnya, siapa yang berkata bahwa film ini tidak dibatasi untuk umur berapapun, skala mereka pasti sudah terbalik, terlebih lagi, versi di Amerika adalah versi yang tidak disensor.

“Itu...... Adalah kesalahan tanganku,”Tiffany Song merasa ingin mati saja.

Taylor Shen menatapnya dengan sebuah tatapan yang tidak perlu lagi dijelaskan, jus jeruk yang berada di dalam mulutnya itu hampir saja membuatnya tersedak, astaga, ia benar-benar tidak bisa melarikan diri lagi.

Taylor Shen awalnya duduk berjarak darinya, tetapi tidak tahu sejak kapan ia tiba-tiba mendekat, tubuhnya kini memanas seakan-akan ingin membakar udara, ia lalu meletakkan tangannya di atas bahunya, hari Tiffany Song pun berdebar kencang.

Keadaan di dalam film semakin memuncak, Tiffany Song merasa tangan yang sedang berada di atas bahunya itu seakan-akan sedang memainkan piano, ia perlahan menekan tubuhnya, tubuhnya pun perlahan menegang.

Keadaan ini lebih menegangkan dibandingkan ia langsung membalikkannya, ia hampir saja menggila.

Taylor Shen tiba-tiba berdiri dan mengambil remote, lalu membesarkan volumenya. Ruangan yang sudah dipenuhi suara tersebut, keadan tersebut benar-benar membuat wajahnya memerah dan hatinya berdebar kencang, lalu terus saja mengiang di telinganya.

Tiffany Song berdiri, lalu meletakan gelas tersebut di atas meja teh, ia lalu berkata,”Aku, aku tidak ingin menontonnya lagi.”

Taylor Shen kemudian menggenggam lengannya, tersenyum menatapnya,”Filmnya belum sampai pertengahan, kita tidak boleh menyerah di tengah jalan ketika melakukan sesuatu.”

Tiffany Song menatap wajah tajamnya, lalu melihat senyuman liciknya, ia tentu saja mengerti, ia ini hanya menjebak dirinya sendiri, reputasi namanya kini bergantung pada Fifty Shade of Grey.

Stella Han berkata kepadanya bahwa itu adalah sebuah film horror, mengapa kini menjadi seperti ini?

Sekali Taylor Shen menarik tangannya, ia langsung kembali terduduk dalam pelukannya, ia tentu saja merasa tubuh lelaki yang menegang tersebut. Keadaan tersebut dipenuhi dengan perasaan gugup diantara lelaki dan wanita, ia hampir saja memanas,”Taylor Shen, film ini tidak enak, jangan ditonton lagi.”

Sambil berbicara, ia ingin mengambil remote dan mematikan televisi, ia hanya bermaksud untuk memiringkan pingggangnya tanpa bermaksud untuk melepaskan diri, lelaki itu langsung menariknya kembali sebelum ia dapat mengambilnya, ia kembali jatuh dalam pelukannya, lalu bibir lelaki tersebut mendekatinya.

“Sayangku, katakan saja jika kamu menginginkannya, aku akan memenuhinya, kamu tidak perlu berusaha mengodekannya padaku.”

Perasaan Tiffany Song berdebar kencang, ia seakan-akan menangis tanpa mengalirkan air matanya, sejak kapan ia memikirkan menginginkannya, ia hanya ingin menonton untuk menghabiskan waktu, tidak disangka hal tersebut akan menjebak dirinya. Ketika pernafasan mereka bersatu dengan frekuensi televisi, ia sudah tidak mempunyai tenaga untuk memikirkan hal yang lainnya lagi, ia hanya tahu untuk jangan pernah menonton film bersama dengan Taylor Shen lain kali.

......

Ketika Tiffany Song terbangun, keadaan di dalam kamar gelap gulita, seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, ia membuka matanya dan menatap ke arah langit-langit untuk beberapa saat, lalu berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya yang berada di dalam ruangan.

Ia sudah lupa kapan ia kembali ke tempat tidur, ia hanya tahu bahwa Taylor Shen sangat hangat hari ini.

Suasana hangat memenuhi keadaan sekitar, ia kemudian mengulurkan tangannya dan mengelus sisi di samping tubuhnya, tempat tidur tersebut masih terasa hangat, ini berarti Taylor Shen baru saja bangun. Ia duduk, lalu membuka lampu di atas tempat tidur, di bawah pancaran cahaya lampu kuning, ia menundukkan kepalanya dan menatap ke arah bekas kecupan di tubuhnya, ada yang berasal dari dua hari yang lalu, ada juga bekas ciumanny hari ini. Ia kemudian mengambil baju tidur yang sedang terlipat rapi di atas bantalnya dan berjalan keluar.

Ia membuka pintu kamar, lalu berjalan keluar, keadaan di ruang tamu sangat tenang, ia mencoba memanggilnya perlahan,”Taylor Shen, Taylor Shen......”

Ketika tidak ada yang menjawabnya, ia pun mengerutkan alisnya, kemanakah ia pergi? Ia berdiri di tengah ruang tamu, ia merasa ada seseorang yang berdiri di belakangnya, ketika ia berpaling, ia melihat ada sebuah bayangan hitam langsung berlari ke arahnya, dalam sejenak, orang tersebut sudah terlanjut menahannya, kemudian menutup mulutnya supaya ia tidak bisa berteriak dan mengejutkan orang lain. Ia ketakutan dan membuka lebar matanya, lalu melihat orang asing yang sedang menatapnya.

Detakan jantungnya berhenti sejenak, siapakah orang ini, mengapa ia bisa berada disini?

Lelaki asing berambut pirang dan ebermata biru itu menatapnya dengan penuh kebencian, ia berusaha menghindari kamera dan turund dari atap, lalu memasuki kamar ini, setelah ia berusaha menunggu Taylor Shen pergi, tidak disangka bahwa masih ada wanita di dalam kamar ini.

Lelaki itu mengenalnya, ia adalah wanita yang sangat disayang oleh Taylor Shen, selama ia bisa menangkapnya, ia tidak takut untuk bertengkar dengan Taylor Shen.

Tiffany Song berusaha memberontak, lelaki asing itu tinggi dan besar, ia bukanlah lawannya, ia berusaha berpikir dalam keadaan mendesak, lalu menggigit tangannya, lelaki itu kesakitan dan langsung menyingkirkannya, kepalanya langsung pusing karena terbentuk, telinganya pun mengiang.

Ia berusaha keras untuk tidak jatuh pingsan, ia berteriak keras untuk menarik perhatian orang lain, tetapi lelaki itu langsung menutupi mulutnya dengan sebuah benda ketika melihat ia hendak berteriak.

Tiffany Song tidak tahu kemana Taylor Shen pergi, keadaan di dalam ruang tamu sangat gelap, ia juga tidak tahu darimana lelaki ini muncul, untuk apa ia mengikatnya. Lelaki itu memasukannya ke dalam sebuah koper, matanya dipenuhi kegelapan, ia tidak dapat melihat apapun lagi.

Rasa takut memenuhi setiap sel tubuhnya, ia ketakutan hingga meneteskan air matanya, lalu berteriak dalam hatinya, Taylor Shen, dimana kamu, cepat datang selamatkan aku!

Ketika menyenggol sebuah gundukan, kepala Tiffany Song langsung menabrak sebuah benda tajam, pandangannya menggelap, ia pun jatuh pingsan.

Taylor Shen baru saja pulang dari sebuah toko perhiasan, ia sedang menggengam sebuah kotak sutra berawarna merah, dengan cincin lamaran yang baru saja ia dapatkan setelah pergi mencarinya ke tiga toko perhiasan, ia mengambil kartu dan membuka pintu, lalu mencium sebuah bau tajam yang tidak seharusnya berada di dalam kamarnya.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu