You Are My Soft Spot - Bab 32 Kenapa Tidak Ada Orang Yang Mau Mencintaiku?

Ini adalah sebuah topik pembicaraan yang menyedihkan, Tiffany terdiam beberapa saat, lalu tiba-tiba, ia mengangkat tangannya dan berteriak, "Pelayan, apa ada alkohol? Pesan sebotol Maotai."

Taylor terkejut, ia langsung menarik tangan Tiffany ke bawah, namun pelayan yang berdiri di ujung sana sudah berjalan kemari, dengan pelan Taylor berkata, "Tiffany, jangan bercanda!"

"Aku tidak bercanda." Tiffany benar-benar tidak bercanda, ia ingin membuat dirinya mabuk. Dulu, sesulit apa masalah yang ia hadapi, ia tak akan pernah membuat dirinya mabuk untuk melupakan permasalahan itu, karena dia tahu, semakin dia mabuk, dia malah akan semakin sedih. Namun malam ini, bisa dibilang kalau dirinya dan Taylor adalah teman seperjuangan yang bernasib sama, meskipun Taylor belum tahu apa-apa, tapi ia juga ingin membuat Taylor ikut mabuk bersamanya.

Orang-orang yang bernasib sama seharusnya saling menemani satu sama lain.

Taylor menatapnya selama satu menit penuh, menatapnya terus sampai Tiffany sendiri merasa sedikit canggung, dan akhirnya Taylor pun bertanya, "Serius?"

Tiffany meliriknya, sambil mengangkat alisnya ia berkata, "Paman keempat kakak ipar, pelit sekali dirimu tak mau mentraktirku minum."

Taylor menatapnya bulat-bulat, tak lama kemudian, ia pun mengangkat tangannya dan menyuruh sang pelayan untuk membawa alkohol ke meja mereka. Arak putih Maotai yang sudah disimpan selama lima puluh tahun, aromanya sangat harum. Setelah minum beberapa saat, Tiffany pun mulai mabuk, pintu gerbang mulutnya pun mulai terbuka lebar.

"Paman keempat kakak ipar, apa kau tahu? Lindsey Song adalah tuan putri yang sangat dimanjakan oleh orang tuaku, waktu kecil, apapun yang ia mau, ayah dan ibu pasti akan memberikannya langsung ke tangan Lindsey, sedangkan aku, aku selalu menjadi anak yang terlupakan. Waktu SMA kelas dua, sekolah kami mengadakan acara tamasya dengan orang tua. Namun di tengah jalan, kami dihadang oleh banjir lumpur dan tanah longsor, mereka mengulurkan tangan mereka dan menyelamatkan Lindsey yang jauh dari mereka, mereka membiarkanku yang berada di dekat mereka tenggelam dalam longsoran lumpur." Lalu, Tiffany pun mengangkat gelasnya lagi dan meminum alkohol dalam gelasnya sampai habis, panasnya arak itu membakar tenggorokannya, tenggorokannya terasa sangat sakit sampai membuatnya menangis.

"Lalu, bagaimana dengan dirimu?" Hati Taylor terasa perih, perih dan sakit.

"Aku tetap hidup, aku terbangun di rumah sakit, kata orang-orang ada seorang murid kuliahan yang menolongku setengah mati tanpa mempedulikan apapun, bahkan sampai dirinya sendiri juga hampir kehilangan nyawa. Tapi akhirnya kau tahu, murid kuliahan itu namanya WIlliam Tang." Tiffany mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar, "Dia adalah terang dalam hidupku yang gelap ini, ia menerangi seluruh kehidupanku, aku mencintainya, mencintainya dengan segenap hatiku."

Taylor menuangkan arak itu dalam gelasnya, lalu meminumnya langsung, ia ingin menelan semua kepahitan yang ada di dalam hatinya, melihat wanita di hadapannya yang sudah tenggelam dalam ombak kenangan, ia merasa ada seekor ulat yang bernama 'cemburu' sedang mengerokoti tulang-tulangnya.

"Dalam 20 tahun ini, satu-satunya perbuatan yang paling nakal yang pernah kulakukan yaitu mencuri kartu keluarga di rumahku, lalu menikah dengannya diam-diam. Kukira, akhirnya aku bisa merasakan bahagianya hidup di surga, tapi tak kusangka, takdir membuatku jatuh ke dalam jurang yang tak berdasar lagi, bibit cinta kami tidak bisa menghadang terpaan realita yang kejam, dan akhirnya mati begitu saja. Tidak ada orang yang mencintaiku lagi, aku kembali lagi menjadi orang yang sendirian."

Air matanya menetes ke bawah, hatinya benar-benar terasa sakit, Tiffany mengambil botol arak itu, lalu langsung meminumnya dari botol, lalu ia merebah ke atas meja dan menangis, menangis sambil memukul-mukul meja, "Kenapa tidak ada orang yang mau mencintaiku?"

Untung saja sekarang sudah lewat waktu makan malam, tamu-tamu yang tersisa di restoran itu sudah tidak banyak lagi, namun mereka tetap melihat kemari. Taylor pun meminta maaf pada mereka, membayar makanan mereka, lalu menggendong Tiffany keluar dari restoran itu.

Dalam perjalanan kembali ke kamar, Tiffany terus berdengung di telinga Taylor, "Kenapa tidak ada orang yang mau mencintaiku?"

Taylor menopang pantat Tiffany, lalu mengangkatnya ke atas, tak lama, ia pun berkata dengan pelan, "Tiffany, kalau tidak ada orang yang mencintaimu, biarkan aku saja yang mencintaimu ya?"

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu