You Are My Soft Spot - Bab 73 Air Liur Juga Sudah Pernah Dimakan, Semangkuk Mie Termasuk Apa? (3)

Para tetangga melihatnya, takut Lindsey Song tidak baik pada Tiffany Song, lalu ingin menarik melemparnya keluar dari komplek, Tiffany Song takut memperbesar masalah, dia segera menghentikannya, dia meminta maaf pada para tetangga, “Mohon maaf, kakakku telah dibius, otaknya tidak sadar, membuat kalian tidak dapat beristirahat.”

Sekumpulan orang tiba-tiba mengerti, ternyata keduanya adalah kakak adik, adiknya kelihatan sangat lembut dan baik, kakaknya kenapa berkarakter seperti ini?

Mengantar pergi tetangga, Tiffany Song menutup pintu berjalan masuk ke dalam ruang tamu, kedua tangannya dilipat di depan dada, dengan tidak sabaran menatap Lindsey Song yang duduk di atas sofa, “Katakanlah, kamu datang kesini untuk apa? Tidak mungkin hanya demi membuat malu orangkan.”

Tiffany Song mengira dia masih ingin menggila, ternyata begitu lama tidak ada gerakan, lalu dia melihat air mata bercucuran jatuh di wajahnya. Dia sangat terkejut, Lindsey Song sangat jarang menangis, dia adalah wanita yang lebih baik membuat orang lain menangis, juga tidak akan membuat dirinya sendiri menangis. Tapi saat ini, dia malah menangis di hadapannya.

Dia menurunkan tangan berjalan ke seberang sofanya duduk, hatinya dibuat kacau oleh tangisan Lindsey Song, “Sebenarnya ada apa?”

Lindsey Song tidak berbicara, diam-diam menghapus air matanya.

Tiffany Song orang ini yang paling tidak baik adalah hatinya yang lemah, melihat Lindsey Song menangis di hadapannya dia tidak memiliki cara lain, dia berdiri berusaha membuat dirinya menjadi tidak berperasaan, dia berkata: “Kamu ingin mennagis menangislah, aku kembali ke kamar, selesai menangis lalu pergilah, ingat kuncikan pintu untukku.”

Tiffany Song baru berbalik, dari belakang datang suara boom sesaat, dia membalikkan kepala lalu melihat tampilan yang seumur hidupnya tidak pernah menduga bisa melihatnya. Lindsey Song yang sejak dulu sombong, malah berlutut di hadapannya.

“Lindsey Song, kamu……”

Lindsey Song berlutut lurus, dia mengangkat kepalanya memandangi Tiffany Song, dia berkata: “ Tiffany, yang kamu katakan benar, aku telah melakukan begitu banyak hal yang tidak bisa diampuni, berlutut memohon ampun juga tidak kelewatan. Saat ini aku berlutut padamu, memohon padamu biarkan William untukku.

Tiffany Song mundur beberapa langkah baru menstabilkan tubuhnya, dia tidak mengulurkan tangan memapah Lindsey Song. Dia pernah memikirkan ada satu hari Lindsey Song akan berlutut meminta ampun padanya, tapi tidak pernah memikirkan dia benar akan berlutut kepadanya. Tapi Lindsey Song bukan berlutut meminta ampun padanya, melainkan memohon padanya membiarkan William Tang untuknya.

Demi William Tang dia malah bersedia berlutut kepadanya!

“Kamu tahu tidak, Tiffany, Taylor Shen menyuruhku keluar tanpa membawa apapun, dia sejak awal sudah mengetahui aku dan William Tang melakukan hal yang bersalah padanya, dia malah tetap menahannya. Sampai beberapa hari yang lalu, dia mengungkit ingin bercerai denganku, demi tidak membiarkan foto-foto itu tersebar, aku hanya bisa menyetujui keluar tanpa membawa apapun. Tiffany, saat ini aku selain William dan anak ini sudah tidak memiliki apapu. Kamu adalah bibi kecil anak ini, kamu begitu baik, kamu tidak mungkin tega melihatnya baru lahir langsung tidak memiliki ayah, benarkan?” dalam suara Lindsey Song tidak ada sedikitpun rasa penyesalan telah melakukan kesalahan, dia terus mengira, dia tidak bersalah!

Mata Tiffany Song membesar, “Kamu bilang…… Kakak ipar sejak awal sudah mengetahui kalian……”

“Benar, dia sejak awal sudah mengetahui, lebih awal mengetahui dari dirimu. Tiffany, mohon padamu berjanjilah padaku, jangan berebut William denganku, baik tidak? Aku sudah tidak memiliki apapun, kalau kembali kehilangan William, aku akan mati.”

Suara Lindsey Song perlahan menjauh, Tiffany Song sangat terkejut, Taylor Shen malah lebih cepat mengetahui William Tang dan Lindsey Song bersama dibandingkan dirinya. Bukan mobil mereka jatuh ke dalam sungai malam itu, lebih awal dari malam itu, tapi dia tidak menghalangi malah membiarkan mereka melakukannya tanpa memedulikan apapun, ini mengartikan apa?

Tiffany Song tidak berani berpikir, siasat Taylor Shen yang dalam ada seberapa menakutkan. Dia mundur beberapa langkah dengan tidak stabil, kalau semua ini berada dalam perhitungannya, kalau……maka dia sengaja mendekatinya lalu untuk apa?

Dalam benak Tiffany Song kacau, beribu pikiran melintas dalam benaknya tapi dirinya satupun tidak dapat menangkapnya, hatinya benar-benar kacau.

“Tiffany, kamu janji padaku, bercerai dengan William, jangan berebut William denganku, baik tidak?” Lindsey Song melihat dia mengelengkan kepala, mengira dia sedang menolak, dia bersikeras memohon. Mama pernah mengatakan, hati Tiffany Song lemah memandang perasaan lama, asalkan memohon padanya dia pasti akan berjanji padanya, tapi kenapa dia mengelengkan kepala, permohonannya yang tidak bergunakah?

Tiffany Song menundukkan mata melihat Lindsey Song yang berlutut di atas lantai, melihat kedua pipinya sudah gembung, wajah yang cantik menunjukkan sama sekali tidak menyedihkan, dia berkata: “Tidak peduli ada tidak ada dirimu, aku dan William sudah tidak bisa kembali. Kamu pergilah, aku tidak akan berebut denganmu.”

Selesai mengatakan dia berbalik masuk ke dalam kamar.

Lindsey Song telah mendapatkan janji yang dia inginkan, dia satu detikpun juga tidak ingin tinggal, mengambil tas lalu pergi.

Diluar pintu datang suara pintu keamanan ditutup, Tiffany Song dengan tidak bertenaga tergelincir duduk di atas lantai, dia memegang keningnya, di telinga tidak berhenti muncul perkataan yang dikatakan Taylor Shen.

“Cium juga sudah cium, peluk juga sudah peluk, tidur juga sudah tidur, kamu menyuruhku menganggap apapun tidak terjadi?”

“Sakit beritahu aku, jangan menahannya!”

“Kelak panggil aku kakak keempat, salah panggil sekali, maka dihukum sekali.”

“Tiffany, ingat kelak aku adalah priamu, bukan kakak ipar paman keempatmu!”

“Aku menyukaimu atau tidak, kamu tidak tahu?”

“Kamu di dalam hatiku sangat penting!”

“Tiffany, kamu patuh sedikit.”

Jantungnya berdetak kencang, dia tiba-tiba berdiri, mengambil tas dan kunci, juga tidak memedulikan saat ini sudah larut malam atau tidak, dia dengan cepat berlari keluar pintu ——

Stella Han pindah ke villa Jordan Bo yang berlokasi di Halley City sore itu, pengurus rumah memberitahunya, Jordan Bo keluar dinas, dia seketika menjadi lega. Menikah padanya adalah kegegabahan, tapi dia malah harus mengeluarkan bayaran yang seharusnya dari kegegabahannya ini.

Diantara mereka tidak ada cinta, bahkan saling mengerti satu sama lain juga tidak ada. Dia setujui menikah kepadanya selain karena masalah lanjut kerjasama perusahaan, dan juga seperti yang dia katakan, melewatkan dirinya, dia tidak akan bertemu dengan pria yang memiliki kualifikasi yang lebih baik darinya.

Tapi saat dia menjadi tenang dia malah mulai menyesal, terutama tugas suami istri seminggu empat kali, lebih membuatnya gugup dan ketakutan. Mendengar Jordan Bo keluar dinas, dia malah berharap dia selamanya jangan pulang.

Namun pengharapannya penuh, kenyataannya banyak halangan, pagi hari tiga hari berikutnya, pengurus rumah memberitahunya Jordan Bo pulang hari ini, makan malam di rumah, berharap dia tepat waktu pulang.

Stella Han satu harian tidak konsentrasi, hari kedua Jordan Bo keluar dinas lalu memanggil asisten mengantarkan perjanjian kerjasama lanjut dengan kantor pengacara mereka, sangat menepati janji. Dia begitu menepati janji, bisa tidak malam kepulangannya waktu itu langsung menyuruhnya menjalankan tugas?

Stella Han melihat jarum jam tidak berhenti berputar ke jam lima tiga puluh, dia berharap masuk memutar kembali jarum jam. Tapi akhirnya, dia masih tidak bisa tidak pulang kerja, tidak bisa tidak pulang ke villa Halley City.

Dia dengan lambat berjalan masuk ke dalam villa, sekejab langsung melihat bayangan Rolls-Royce berhenti di depan pintu, dia tidak dapat menahan ingin menghela, kelihatannya dia sulit kabur dari takdir untuk digigit lagi. Kalau begitu, dia maju juga salah, mundur juga salah, lebih baik menerima kenyataan.

Dia datang ke pintu, handphonenya berbunyi, dia mengangkat kepala lalu melihat Jordan Bo yang turun dari lantai dua, dia memakai baju hitam dengan celana kantor hitam, cahaya lampu menerangi tubuhnya, membuat wajahnya tampan seperti giok, sangat tampan.

Lengan bajunya diangkat, mendengar suara handphone berbunyi di pintu dia melihat kesana, saat melihat dirinya, dia mengangkat bibir tipisnya dengan dingin berkata: “Lima tiga puluh pulang kerja, jam delapan baru sampai di rumah, aku masih mengira kamu sudah melarikan diri.”

Stella Han menundukkan mata mengganti sepatu, lalu dengan tenang berkata: “Dalam kamus aku Stella Han tidak ada kata melarikan diri.”

“Semoga nanti masuk kamar, kamu masih bisa mempertahankan mental seperti ini.” Jordan Bo turun dari tangga, satu perkataan hampir membuat Stella Han ketahuan. Dia mengigit bibirnya, meletakkan handphone dan tas ke atas sofa ruang tamu, ikut di belakangnya masuk ke dalam ruang makan.

Suasana di atas meja makan, hanya bisa menggunakan kata tenang sampai aneh untuk mendeskripsikan. Stella Han ingin mengatakan sesuatu untuk mengurangi rasa canggung, tapi melihat Jordan Bo makan dengan serius, dia hanya bisa menahannya. Bersaing ketenangankan, aku juga bisa tenang.

Selesai makan, Jordan Bo berdiri naik ke atas, sebelum pergi, dia melihat sekilas Stella Han yang sedang minum sup, dalam matanya melintas cahaya yang terang dia berkata: “Selesai makan lalu pergi mandi, jam sembilan tiga puluh kembali ke kamar.”

“EkhmEkhmEkhm” Stella Han dibuat tersendak, dia mengangkat kepala memandangi Jordan Bo, dia sudah berbalik berjalan ke atas. Stella Han memikirkan selanjutnya akan terjadi hal apa, dia tidak tenang lagi ——

Tiffany Song menaiki taxi datang ke Sunshine City, setelah membayar biaya taxi dia berdiri di luar villa, saat ini sudah jam dua belas. Sunshine City berlokasi di tempat yang lebih terpencil dan tenang, saat ini lebih sunyi.

Suara detak jantungnya di keheningan malam terdengar sangat jelas. Dia berdiri diluar pintu yang mewah, menatap bel yang dipasang di dinding, dia mengangkat tangan, setelah ragu begitu lama dia tiba-tiba menutupkan mata, menenangkan hati menekan bel.

Suara bel berbunyi sesekali, setiap kali seperti sedang mengetuk hatinya membuat dia tidak tahan ingin mundur ingin lari.

Pintu sudah dibuka, dia harus menanyakan apa padanya? Menanyakan benar tidak sejak awal sudah mengetahui Lindsey Song dan William Tang berselingkuh, bertanya padanya kenapa tidak memberitahunya? Tapi menanyakan semua ini ada gunanya? Bisa merubah apa?

Tiffany Song merasa dirinya terlalu gegabah, karena perkataan yang dikatakan Lindsey Song itu lalu datang mempertanyakannya, kalau dia menjawab iya? Dia harus bagaimana? Dia semakin lama semakin merasa menyesal, dia tidak seharusnya datang kesini, karena dia tidak memiliki tempat apapun untuk mempertanyakannya.

Dia tiba-tiba berbalik hendak pergi lalu melihat Taylor Shen berdiri di bawah pohon mapel, satu tangannya dimasukkan ke dalam kantong celana, satu tangannya memegang jas, tidak tahu berdiri disana sudah berapa lama, melihat sudah berapa lama.

Tiffany Song tiba-tiba menjadi kacau, melihat dia selangkah demi selangkah berjalan ke arahnya, dia panik ingin kabur, tapi sepasang kakinya malah seperti dipaku di tempat, dia tidak bisa memindahkan langkahnya.

Taylor Shen berdiri di hadapannya, wajah yang tampan menunjukkan sedikit rasa terkejut dan bahagia, “Tiffany, kamu datang mencariku?”

Jaraknya sangat dekat, dekat sampai dia dapat mencium aroma pria yang bersih di tubuhnya, dia sangat panik, dalam otaknya lebih kacau tidak jelas.

Taylor Shen memandanginya sesaat, dia tengah malam datang kemari mencarinya dia sangat senang, tapi mereka tidak bisa terus berdiri di depan pintu, setelah ada pelajaran sebelumnya, dia tidak bisa membiarkannya muncul dalam bahaya.

Dia di atas pintu menekan password, Tiffany Song melihatnya, angka itu sangat familiar tapi sesaat tidak dapat mengingat pernah melihatnya dimana. Pintu sudah dibuka, Taylor Shen berdiri di pintu melihatnya, berkata : “Masuk baru bicara.”

Tiffany Song berdiri di depan pintu tidak bergerak, di saat Taylor Shen mengangkat alisnya memandanginya, dia tiba-tiba menanyakan: “Taylor Shen, kamu dan Lindsey Song bercerai, karena dirikukah?”

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu