You Are My Soft Spot - Bab 5 Orang yang Diselingkuhi Itu Aku

TIffany menarik nafas dalam-dalam, setiap nafas yang ia tarik selalu terasa menyakitkan, ia membuka mulutnya dengan gemetaran, "Ibu, aku juga anak Ibu, saat Ibu meneleponku dan menanyaiku seperti ini, apa Ibu tidak pernah memikirkan perasaanku? Sekarang orang yang diselingkuhi itu aku!"

Perbincangan di telepon itu pun hening sejenak, namun tak lama, terdengar suara Nyonya Song yang lebih sadis dari sebelumnya, "Diselingkuhi? Kau berani mengatakannya? Kalau kau menjaga William baik-baik, apa dia akan selingkuh? Sekarang aku malah curiga apa kau ini sengaja atau tidak, kau iri pada kakakmu yang hidupnya lebih bahagia, oleh karena itu kau menghalalkan segala cara untuk merusak pernikahannya."

"Ibu!" bentak Tiffany setelah mendengar ucapan ibunya itu, air mata yang ia tahan-tahan itu pun mengalir dengan derasnya, ia menutup telepon itu, lalu jongkok di trotoar tanpa tenaga, ia menangis dan terus menangis. Dari kecil sampai sekarang, apapun yang dilakukan Lindsey, Ibu akan selalu mencari cara agar membuatnya lepas dari segala masalah yang dibuatnya. Tapi dirinya, meski nilai dan prestasinya sangat bagus, Ibu juga akan mencari-cari kesalahannya dan membuatnya selalu tampak bersalah.

Lima tahun lalu, di malam sebelum pernikahannya berlangsung, terjadi sesuatu yang seharusnya adalah sebuah mimpi buruk untuk Lindsey, namun pada akhirnya malah menjadi mimpi buruk untuk dirinya. Pria yang bersembuyi di balik kegelapan itu merebut keperawanannya dengan keji, juga karena hal itu lah, selama lima tahun menikah dengan William, William tidak pernah mau menyentuhnya.

Tiap kali mengingat semua pengorbanan yang ia lakukan setelah kejadian malam itu, hatinya terasa sakit.

Ia mengira, setelah menolong Lindsey, sikap Ibu terhadapnya akan berubah, bahkan ia mengira Ibu akan menyayanginya seperti ia menyayangi Lindsey. Tapi saat ia berhasil keluar dari lubang singa dan pulang ke rumah dengan penuh luka-luka, Ibunya malah berkata kalau itu adalah salahnya sendiri.

Dari awal ia tahu kalau Ibunya tidak mencintainya, bahkan sangat membenci dirinya, tapi ia sama sekali tidak mengerti kenapa. Ia juga darah daging Ibunya, kenapa ia setega itu padanya?

Sampai akhirnya, ia pun mengerti kenapa.

"CEO Shen, gadis yang jongkok di pinggir jalan itu, sepertinya adalah istri dari keponakan Anda." kata Budi sang supir yang tak sengaja menoleh ke arah luar jendela dan melihat Tiffany yang sedang jongkok di pinggir jalan sambil menangis tersedu-sedu.

Ia pernah melihat gadis ini beberapa kali, gadis itu biasanya sangat dingin dan tenang, sama seperti CEO Shen, oleh karena itu ia mengingatnya.

Taylor mengangkat kepalanya dan mengalihkan matanya dari koran di tangannya, ia melihat ke arah luar jendela, ternyata benar Tiffany sedang menangis di pinggir jalan, ia mengerutkan keningnya, rupa anak ini saat menangis, terlihat seperti seekor anjing yang dibuang oleh majikannya, kasihan sekali.

Dia ingin mengambil dan membawa anjing kecil ini pulang, tapi......

"Tidak usah berhenti, terus saja." Taylor menyimpan sorotan matanya kembali pada koran di tangannya itu. Setelah itu, matanya tidak beralih lagi.

Budi pun langsung memindahkan kakinya dari pedal rem ke pedal gas, mobil Maybach hitam itu pun lewat dari samping Tiffany, Budi melirik sejenak ke arah kaca spion, bayangan Tiffany semakin menjauh, dengan bingung, ia pun berkata, "CEO Shen, Nona Kedua Keluarga Song yang menangis itu membuat hatiku sungguh tidak tega padanya."

Taylor mengangkat alisnya, Budi sudah bekerja dengannya selama bertahun-tahun, sejak kapan ia pernah merasa iba seperti ini? "Apa menurutmu aku sebagai seorang paman pantas untuk mempedulikan seorang istri dari keponakanku?"

Budi berpikir dalam hati, terus berpura-pura saja kau Taylor, siapa yang tidak tahu kau itu adalah orang yang tidak pernah menganggap derajat-derajat di keluarga? Namun ia berkata, "Benar juga yang Anda katakan, tapi kalau sampai Nona Kedua Keluarga Song benar-benar pasrah dan putus asa, di sini banyak sekali mobil yang berlalu lalang, penjahat pinggiran jalan juga banyak......"

Taylor pun luluh mendengar ucapan Budi itu, ia melihat bayangan Tiffany dari kaca spion, Tiffany menegakkan tubuhnya dan berdiri, tampaknya ia hendak maju ke jalan raya yang sering dilewati mobil itu dan mengakhiri hidupnya, Taylor pun segera menyimpan korannya dan berkata, "Budi, mundurkan mobilnya."

Budi pun segera menyampingkan mobilnya, baru saja ia hendak berkata "Tuan, jangan bercanda", tapi Taylor sudah keluar dari mobil dan segera menuju ke arah Tiffany.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu