You Are My Soft Spot - Bab 414 Bantu Aku (3)

Erin menjahitnya dengan hati-hati, setelah lukanya ditutup, ia seperti ikan yang ditangkap dari air, berkeringat deras. Melihat James He yang tidak membaik, gigi-giginya yang putih terbenam di bibirnya, raut wajahnya pucat dan berkeringat.

Erin menemukan obat antiinflamasi dan memberinya air hangat, "Minumlah obat ini untuk menghindari infeksi dan demam."

James He mengambil obat dan gelas air, lalu menelan pil dengan menengadah, dia bersandar di tempat tidur dan menatap Erin dengan wajah cemas, dia melambai padanya, Erin tidak mengerti, jadi dia membungkuk dan diseret olehnya dalam pelukannya, pria itu merajuk, "Cium aku, nanti tidak sakit lagi.”

“...."

James He terluka, jadi dia tidur dengan cepat, Erin tidak bisa tidur, dia takut secara tidak sengaja menyentuh lukanya, dia bangun dan duduk, melihat wajah damai pria itu, dia mengambil selimut dan turun dari tempat tidur, ia mengambil ponsel dan pergi ke ruang tamu.

Dia tidak nyaman dengan apa yang terjadi malam ini, pembunuh itu jelas datang untuk James He, meskipun itu bisnis ilegal, pihak lain mengirim seorang pembunuh untuk membunuhnya, itu sudah cukup serius dan tidak boleh diabaikan.

Selain itu, James He dalam hatinya adalah pria yang jujur ​​dan setia, Keluarga He memiliki bisnis keluarga yang bersih, dia tidak mungkin menarik He’s Corp ke jurang maut demi menghasilkan uang.

Tetapi jika dia berbohong, mengapa ada orang yang mau membunuhnya?

Erin dalam keadaan bingung, dia duduk di sofa, mengutak-atik ponselnya, dan membolak-balikkan kontak di ponselnya, sejak identitasnya terungkap dua tahun lalu, dia tidak pernah bisa menghubungi pasukan khusus lagi, sekarang dia menggali informasi, barulah menyadari dia tidak punya kontak untuk digunakan.

Tanpa diduga, dia menoleh ke nomor telepon Marco Xu, dia ragu-ragu, tetapi akhirnya tidak menghubunginya. Dia sudah cukup merepotkannya, jadi dia tidak bisa merepotkannya lagi.

Seolah-olah punya telepati, baru saja Erin memutuskan untuk tidak menghubunginya, tiba-tiba ponselnya berdering, yang menelepon adalah Marco Xu. Erin menoleh dan melihat ke dalam, setelah beberapa saat, dia menjawab telepon, “Senior Xu, ada ada malam-malam menelepon?"

Ketika kembali dari taman, sudah hampir pagi, kemudian dia merawat luka James He dan membuatnya tertidur, saat ini pukul tiga pagi.

Marco Xu tampaknya memahami celah dalam kata-katanya, dan dia berkata, "Apakah sekarang sudah sangat malam?"

Erin menyadari bahwa dia ada di Amerika Serikat dan Marco Xu ada di Kota Tong, dia berkata dengan canggung:"Aku sedang dalam perjalanan bisnis di Amerika Serikat."

“Pantas saja aku tidak bisa menemukanmu akhir-akhir ini, kupikir kamu sengaja menghindariku." Marco Xu menarik napas lega, "Aku tidak tahu kamu berada di Amerika Serikat, apakah aku mengganggu waktumu untuk beristirahat?"

Kata-kata lembut pria yang bernada meminta maaf itu membuat Erin tidak enak, dia menggelengkan kepalanya, “Tidak, ada apa mencariku?"

“Apakah kalau tidak ada urusan tidak boleh menghubungimu" Marco Xu mengerang, Erin tidak bisa berbicara, dia menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bermaksud seperti itu."

Keduanya terdiam, setelah beberapa saat, Marco Xu berkata, "Erin, bibi datang menemuiku hari ini, dia berharap aku bisa menikahimu."

Erin meremas telepon dengan erat, mengingat ibunya menelepon tadi malam dan James He mengangkatnya, ibunya tahu mereka bersama dan pasti akan berusaha menghentikannya, tetapi dia tidak berharap ibunya akan pergi menemui Marco Xu.

Dia sangat malu sehingga dia tidak bisa berbicara.

Marco Xu merasakan bahwa topik ini tampak sedikit sensitif, dia tersenyum dan berkata, “Aku memang berniat untuk menikahimu, kapan kamu akan menanggapiku?"

"Senior Xu, maafkan aku!" Erin merasa bahwa dia harus menjelaskan kepada Marco Xu bahwa dia tidak bisa membiarkan ambiguitas tumbuh, jika tidak, persahabatan di antara mereka benar-benar akan berakhir, dia melanjutkan: "Aku selalu menganggapmu sebagai kakak kandungku sendiri, kita adalah kawan seperjuangan, selain itu…. "

“Hei hei hei” Marco Xu memotongnya, “Aku tahu kamu punya perasaan bertahun-tahun terhadap tuan muda He itu, ijinkan aku menjadi cadangan kecilmu, kalau-kalau dia tidak menikahimu, apakah aku masih punya kesempatan?"

Nada bercanda Marco Xu terlalu serius, yang membuat suasana di antara keduanya rileks.

Erin merasa sangat kasihan pada Marco Xu, sebenarnya tidak peduli seberapa besar sarafnya, dia bisa merasakan perasaan luar biasa Marco Xu untuknya, dia hanya berpura-pura tidak melihatnya, berpikir bahwa ini akan mencegah pertemanannya memburuk.

Sekarang ibu membuat masalah, dia takut bahwa persahabatan antara dia dan Marco Xu tidak akan bisa dipulihkan.

Marco Xu bercanda beberapa kata dan menutup telepon. Awalnya Erin ingin menanyakan sesuatu kepadanya, tetapi sekarang ia benar-benar tidak bisa mengatakannya. Dalam hal-hal tertentu, dia sudah sangat jelas, jadi tidak bisa merepotkannya, jadi dia tidak mengatakannya.

Kalau tidak, dengan temperamen Marco Xu, begitu dia membuka mulut, Marco Xu pasti tidak segan-segan untuk berjuang.

Setelah menutup telepon, dia secara tidak sadar melirik ke arah kamar dalam, dan melihat James He yang berdiri di sana sambil menguping, dia meremas ponselnya dengan erat dan bertemu mata dengannya, hatinya menegang.

“Itu...." Dia berdiri dan mencoba menjelaskan.

James He berbalik ke kamar tidur diam-diam, Erin tahu bahwa dia pasti marah lagi, dia buru-buru masuk dan melihat pria itu berbaring di tempat tidur dengan memunggunginya dengan sengaja, dia mengerutkan bibirnya dan perlahan berjalan ke arahnya, jangan sampai karena Marco Xu, malah membuatnya jadi marah, dia berkata denagn hangat: "Mengapa kamu bangun, apakah lukanya sakit?"

Bibir tipis James He mengkerut dan berkata dengan aneh:"Maaf mengganggumu teleponan!"

“...." Erin memutar matanya tanpa berkata-kata, orang ini kenapa berpikiran sempit sekali sih? "Senior Xu dan aku sangat bersahabat, jangan berpikir yang tidak-tidak, siapa orang yang paling kucintai, bukankah kamu sudah tahu?"

James He membuka matanya dan memandangnya, dia bertanya dengan canggung: "Siapa orang yang paling kamu cintai di hatimu?"

“...." Erin tahu bahwa dia sengaja ingin Erin mengatakan bahwa Erin mencintainya, awalnya, tidak apa-apa bagi dua orang untuk saling mencintai, tapi pada saat ini dia terluka, hatinya tidak tenang, dia juga bukannya tidak bisa memuaskannya, tapi dia hanya tidak menginginkannya, dia berpura-pura bernada santai, "Orang itu jauh di langit, dekat di hati.”

"Aku tidak mengerti siapa yang kamu bicarakan, Marco Xu?" Pria itu berpura-pura tidak mengerti, Erin menggertakkan giginya, belum pernah melihat pria seperti ini sebeleumnya, “Ya, terserah kamu saja deh.”

Wajah lelaki itu menjadi gelap, dia duduk dan menatap mata Erin, dengan marah berkata:”Aku belum mati, kamu sudah buru-buru mau mencari cadangan….”

Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Erin bergegas mendekat dan menyumbat mulutnya, tentu saja, dia menggunakan mulutnya sendiri untuk menyumbat mulutnya, tidak mengizinkannya berbicara tentang kematian. Dulu saat dia berkeliaran di tengah hidup dan mati, dia tidak merasa terlalu menakutkan.

Tetapi malam ini, ketika peluru itu terbang melewati telinganya, dia takut mati, takut bahwa peluru itu akan menyakiti James He. Melihat bahunya yang terluka, itu lebih menyakitkan daripada dirinya yang tersakiti.

James He tiba-tiba membuka matanya dan menatap wanita itu dari dekat, lukanya yang menyakitkan membuatnya tidak bisa tidur nyenyak, jadi saat Erin terbangun, dia juga terbangun, lalu dia mendengarkan percakapannya dengan Marco Xu.

Dia sudah mengetahui sikap Erin terhadapnya, tetapi masih tidak bisa menahan rasa cemburu dalam hatinya, mereka mengobrol asik sekali, selarut ini sekitar dua puluh menit, seperti enggan menutup telepon.

Dia memperhatikan hatinya menjadi marah, tetapi tetap mempertahankan sikapnya, tidak merebut ponsel dan menghancurkannya.

Pada saat ini, wanita itu berinisiatif memberikan ciuman, kegelisahan di hatinya menghilang tanpa jejak, dia menghela nafas, benar-benar tidak ada obat, gadis ini selalu bisa menaklukkannya dengan mudah.

Katanya ciuman, hanya bibir menempel di bibirnya, Erin tidak bisa melakukannya dengan berani sampai dia berani memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya. Begitu dia ingin melepaskannya, bagian belakang kepalanya dipegang oleh pria itu, dan memperdalam ciumannya.

Jantung Erin berdetak kencang, setiap kali dia mencium, dia dibuat bingung olehnya, dia tidak mengerti mengapa satu ciuman bisa membuatnya keinginannya muncul.

James He menekannya ke tempat tidur, Erin segera tersadar, dan buru-buru mendorong dada James He untuk menghentikannya, dia melanjutkan, "Jangan, kau punya luka di pundakmu, takut terbuka lagi nanti."

James He tidak bisa mengendalikan diri pada saat ini, aliran udara mengalir deras di tubuhnya, dia membungkuk untuk menciumnya, Erin menghindar, dan melarikan diri darinya sementara dia tidak memperhatikan, dia menyeka bibir merahnya, masih ada kelembapan di antara bibir dan giginya, dia berkata, “Jangan, kamu perlu istirahat sekarang."

Pria yang diremehkan itu sangat tidak senang, dia berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit sambil terengah, beberapa saat kemudian, masih tidak bisa menekan api dalam tubuhnya, dia menoleh dan memandang wanita yang bersembunyi jauh itu, dia berkata dengan menyedihkan: "Erin, bantu aku, dia masih terangsang di sana, aku tidak bisa tidur."

Pipi Erin memerah, tidak disangka dia berbicara begitu terang-terangan, dia memegang pipinya yang panas dan tampak putus asa, "Aku tidak mau, kamu terluka, perlu istirahat."

"Tapi aku tidak bisa tidur, kamu di atas, aku tidak akan bergerak." James He berkata semakin terang-terangan, Erin sangat malu sampai dia ingin menggali lubang, pria ini benar-benar berwajah tebal.

Erin melirik celana James He, hanya dengan satu lirikan, dia langsung terkejut dan memalingkan muka, James He mengambil kesempatan untuk merangkak, mengambil tangannya, dan memohon: “Bantu aku, aku kesulitan."

“...." Erin belum pernah melihat James He seperti ini sebelumnya, ia ragu-ragu untuk sementara waktu. James He melihat ekspresinya yang longgar, dia mengerahkan sedikit kekuatan dan menariknya untuk menutupi dadanya, dia mencium dahinya, alis dan hidung kecilnya, dan akhirnya mendarat di bibirnya, dia bergumam: "Bantu aku, aku berjanji tidak akan bergerak."

Hati Erin melunak, dia benar-benar tidak bisa melihatnya kesulitan, tetapi dia khawatir tentang lukanya, jadi dia terus menolak untuk setuju. James He terus merajuk, Erin dibuat tidak tahan dan akhirnya menganggukkan kepala, James He segera tersenyum, ada senyum yang rumit tampak pada matanya.

Erin tertipu olehnya, ini adalah pertama kalinya dia memuaskannya dengan posisi wanita di atas, tapi pria mana yang memegang ucapannya, bilangnya tidak akan bergerak, terakhir saat mau selesai, dia memegangi pinggangnya yang sakit, kedua kakinya gemetaran, melihat pria yang terpuaskan itu, Erin malu dan juga marah, dia menendang James He.

Tapi mana mungkin Erin masih ada tenaga, tendangannya cuma seperti geli saja, tendangan itu membuat pria itu merasa gatal, dia menarik Erin dalam pelukannya dan tertidur dengan puas.

Erin ingin menangis tapi tidak keluar air mata, itu semua karena dia mudah percaya pada serigala yang kelaparan ini, makanya bisa jatuh dan menjadi makanannya, huhuhu.

Keesokan harinya, Erin masih tertidur, kemarin tidur terlalu malam, belakangan juga tidak ada waktu untuk mandi, pada akhirnya langsung tidur, James He terbangun lebih dulu daripada Erin, melihat Erin masih tidur, James He mencium bibirnya dan membuka selimut untuk turun dari kasur, kemudian menyelipkan selimut untuknya, dia teringat akan kasus percobaan pembunuhan tadi malam, ia mengerutkan kening, ia berbalik dan pergi keluar.

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu