You Are My Soft Spot - Bab 167 Tiffany Song, Kamu Panas? (3)

Memang keberadaannya di dunia ini sangat menyakiti mata mereka ya?

Dari belakang Tiffany Song terdengar bunyi sepatu hak tinggi lagi. Ia refleks menoleh dan melihat seorang nyonya yang perawakannya cukup familiar seperti pernah berjumpa.

Oh iya, ini ibu Angela He, ia pernah berjumpa dengannya di rumah kediaman keluarga He.

Nyonya He menyalakan keran air dan mencuci tangan. Ia tidak menatap Tiffany Song, tetapi kata-katanya jelas sekali ditujukan ke arahnya: “Yang kamu dengar barusan seratus persen nyata. Demi mewujudkan impian cinta Angela He, Felix he benar-benar menugaskan muridnya sendiri untuk mempersulit perceraian kamu dan William Tang.”

Suasana langsung menegang drastis. Sambil memegangi ujung wastafel, Tiffany Song menatap Nnyonya He dari pantulan cermin. Ia membalas: “Nyonya He, kita baru bertemu dua kali sebelumnya. Tidakkah kamu pikir lagakmu ini sangat merendahkanku?”

Nyonya He mematikan keran. Ia menoleh menatap Tiffany Song. Meski wajah wanita itu familiar baginya, hatinya agak tidak tenang. Sejak pertama kali bertemu Tiffany Song ia memang langsung tidak senang dengan wajahnya.

Terkadang yang jadi masalah bukan karakter orangnya yang menyebalkan, melainkan wajahnya yang ia memang sekali lihat langsung tidak suka.

“Aku dengar belakangan kamu sering berurusan dengan Felix He dan James He. Aku hanya ingin memperingatkanmu, kamu sudah merusak kebahagiaan Angela He. Kalau kamu menghancurkan sekalian keluarga kami, kamu akan berurusan denganku,” ancam Nyonya He. Tatapannya penuh ketidaksenangan dan kedengkian.

Tiffany Song membuang wajah. Ia menyalakan keran air dan mencuci tangan: “Nyonya He, aku menghargaimu sebagai orang yang lebih tua dariku. Namun, aku sama sekali tidak paham, aku ini punya pesona apa sampai sanggup menghancurkan sekalian keluarga kalian?”

“Kamu!” Nyonya He menggeretakan gigi geram. Ia mengambil tisu, mengelap tangannya, dan berbalik badan untuk keluar. Di depan pintu kamar mandi, ia tiba-tiba berkata: “Dengar-dengar kamu juga mengambil hati Taylor Shen dengan menjadi “teman ranjang”. Berhubung kamu sudah mendapatkannya, jagalah ia baik-baik. Aku rasa sesayang-sayangnya Taylor Shen pada kamu, kalau kamu main pria-pria lain di luar, ia juga tidak akan mengampunimu.”

Tiffany Song mengepalkan kedua tangannya marah. Nyonya He sudah pergi ketika ia mendongak. Ia tersenyum dingin, atas dasar apa Nyonya He bersikap setidak sopan itu pada orang yang baru bertemu dengannya dua kali? Nyonya istri hakim ini suka cari ribut memang suka cari ribut dengan orang lain ya?

Tiffany Song kembali ke lorong jalan dengan wajah muram. Asisten Felix He menyadari perubahan di raut Tiffany Song, tetapi ia merasa tidak sopan bila menanyakannya, jadi ia memendam niat bertanyanya dalam-dalam. Selepas mengantar Tiffany Song dan Christian keluar gedung pengadilan, ia kembali ke ruangannya. Saat itulah dia mendengar keributan yang sangat riuh.

Setiap melihat Tiffany Song, Nyonya He memang selalu emosi. Dua puluh tahun lebih sudah berlalu, namun impresi negatifnya pada dia tetap saja bertahan kuat.

Wanita itu kini di ruang kerja Felix He. Kemarahannya sudah sangat memuncak dan siap meledak. Ia menggebrak meja kerja Felix He, lalu menatap pria itu dengan garang dan membentak: “Felix He! Di Kota Tong ini ada banyak sekali perusahaan desain, atas dasar apa kamu wajib bekerjasama dengan Tiffany Song? Jangan lupa, dia adalah wanita yang merebut pria yang dicintai Angela He. Anak kita itu sekarang jadi sangat menderita karena dia.”

Felix He mengernyitkan alis, “Kamu paham apa yang sedang kamu bicarakan?”

“Jelas paham. Kakek Shen awalnya sangat merestui Angela He jadi istri Taylor Shen. Kalau tidak ada Tiffany Song yang menghalangi rencana yang ia siapkan, Angela He sekarang sudah menikah dengan Taylor Shen. Kamu sekarang ini bukan hanya tidak membantu Angela He memperbaiki hidupnya, tapi juga membuatnya sakit hati karena kamu bekerjasama dengan Tiffany Song. Ia pasti tidak akan memaafkanmu,” balas Nyonya He.

“Diam! Angela He sudah menikah dengan Wayne Shen. Ia sebentar lagi akan jadi ibu, kalau ia tidak menjaga rumah tangganya baik-baik dan malah terus memikirkan pria lain di luar, kamu pikir itu baik? Kamu ibunya sendiri. Kalau kamu tidak ajarkan dia untuk berhubungan baik-baik dengan suami dan anaknya, bahkan menyuruhnya bertindak yang tidak-tidak, kamu sungguh memalukan dan gagal!” Kali ini giliran Felix He yang menggebrak meja. Ia menatap Nyonya He dengan wajah merah padam: “Kamu semakin lama semakin absurd. Kamu sekarang bahkan berani mengajak Angela He memancing keributan.”

“Aku memancing keributan? Kamu dan James He lah sering-sering ketemu dengan Tiffany Song begini bagaimana aku tidak tenang? Memang di Kota Tong hanya ada perusahaan desain dia saja? Aku sungguh tidak paham mengapa kamu yakin sekali bekerjasama dengan dia. Dia adalah musuh Angela He, kemampuan kerjanya juga tidak baik-baik saja. Kamu sungguh menambah beban pikiran aku dan Angela He,” debat Nyonya He.

Meski sangat marah, Nyonya He tahu ia tidak boleh menyebut nama itu. Ia tahu itu tabu bagi Felix He. Kalau ia mengucapkan itu, ia pasti akan langsung kehilangan semua yang ia miliki sekarang.

“Claire!” Felix He memaki lagi, “Semakin lama kamu semakin aneh-aneh. Sejak kapan kamu punya hak ikut campur urusan pekerjaanku? Keluar sekarang juga, aku sedang tidak ingin melihatmu!”

“Ternyata hanya demi melindungi wanita itu kamu berani mengusirku. Felix He, kamu sungguh berlebihan.” Nyonya He mengambil folder tebal di meja kerja Felix He. Ia awalnya ingin melempar folder itu ke tubuh pria itu, tetapi melihat tatapan dinginnya, ia jadi takut. Nyonya He mengembalikan folder itu ke meja lalu berlari keluar.

Brak! Suara pintu dibanting terdengar kencang. Ruang kerja Felix He kembali tenang. Pria itu duduk di atas kursinya dengan lemas. Ia meraba wajahnya dengan kedua tangan, semua goresan-goresan yang muncul akibat penuaan terlihat jelas di sana.

Bertahun-tahun ini, Felix He terus memaklumi perilaku-perilaku Claire karena rasa bersalahnya pada wanita itu. Semua perilaku egosi istrinya selalu ia maafkan tanpa kecuali.

Dengan wajah muram, Felix He membuka laci dan mengambil sebuah kunci dari dalamnya. Ia kemudian membuat lagi laci paling bawah dan mengambil satu lembar foto. Foto itu masih sangat terawat baik meski sudah cukup berumur.

Dalam foto itu, Felix He mengenakan jas Zhongshan, sementara Amelia mengenakan gaun putih. Mereka berdiri berdekatan sambil tersenyum lebar ke kamera. Felix He mengelus-elus sosok Amelia sambil memanggil serak: “Amelia……”

Amelia sangat mirip dengan Tiffany Song, bahkan bisa dikatakan versi duplikasinya. Yang paling mirip adalah senyuman lebar yang sama-sama membuat mata sipit mereka hanya terlihat segaris.

……

Kakek Shen menjemput sendiri Angelina Lian dari Sunshine City. Raka memasukkan koper Angelina Lian ke bagasi, lalu membukakan pintu penumpang belakang dan mempersilahkan keduanya naik. Angelina Lian memegangi tangan Kakek Shen sepanjang perjalanan. Wajahnya berseri-seri.

Mobil masuk rumah kediaman keluarga Shen. Melihat rumah yang bentuknya bak istana, Angelina Lian bertanya dengan terpukau, “Pa, ini rumah kita?”

“Iya. Angelina Lian, sekarang kamu sudah pulang ke rumah. Senang tidak?” Kakek Shen menatap Angelina Lian dengan penuh kasih sayang. Anak yang sudah sangat menderita di luar ini akhirnya kembali juga. Ia tidak sabar memberikan semua yang ia mau padanya.

“Senang dong!” Angelina Lian mengangguk kencang. Ia sumringah sekali sampai air matanya menetes keluar. Tidak lama kemudian, dengan terisak ia bercerita: “Selama ini aku sering sekali bermimpi berada di rumah yang mirip istana. Di depan rumah itu ada ayunan. Aku duduk di ayunan sambil didorong seorang nyonya yang sangat cantik. Ternyata aku dari dulu tetap ingat bentuk rumah kita.”

Hati Kakek Shen iba melihat anaknya ini menangis. Mendengar ia menceritakan mimpinya dengan terisak, ia memegang tangan anak itu dan berusaha menenangkan: “Angelina Lian, kamu saat kecil memang sangat suka main ayunan. Kamu sering minta mama mendorong ayunanmu lebih kencang sedikit. Wanita cantik di mimpimu itu mamamu sendiri.”

“Benarkah? Aku pikir mimpiku itu hanya imajinasi saja.” Mata Angelina Lian membebelak seolah menanti jawaban Kakek Shen.

Kakek Shen mengangguk, “Benar. Waktu itu kamu masih kecil. Meski kamu ingat rumah ini, kamu tidak tahu bagaimana cara kembali ke sini.”

“Pa, akhirnya aku pulang ke rumah asliku. Aku akan terus menemanimu setiap saat. Maaf aku selama ini jadi beban pikiranmu. Aku sungguh anak yang tidak berbakti.” Angelina Lian menenggelamkan kepala dalam pelukan Kakek Shen.

“Eh, kok jadi menyalahkan diri sendiri? Kamu harusnya menyalahkan Taylor Shen yang tidak menjagamu dengan baik,” ujar Kakek menenangkan kegelisahan Angelina Lian. Ia sungguh sedih membayangkan seberapa besar penderitaan yang anak ini alami di luaran selama ini.

“Pa, jangan salahkan Kakak Keempat. Ia selama ini juga selalu memikirkanku dan mencari-cariku kok. Berhubung aku sduah pulang ke rumah dengan aman, jangan cari-cari kesalahan siapa pun lagi, oke?”

Kakek Shen kagum dengan kedewasaan Angelina Lian. Ia mengangguk, “Baik, kita tidak akan salahkan siapa-siapa lagi. Ayo turun, kamu lihat gih kamar yang sudah papa siapkan untukmu. Kalau tidak suka, aku akan minta para asisten rumah menatanya ulang.”

Raka membukakan pintu dan mempersilahkan Angelina Lian turun. Si wanita itu pun segera turun sambil tersenyum manis, “Terima kasih, Paman.”

Raka terdiam menatapnya. Nona Tiara ini kelihatannya sangat rendah hati dan ramah. Angelina Lian berbalik badan dan membantu Kakek Shen turun. Mereka kemudian berjalan masuk ke vila sambil bergandengan tangan.

Vila berlantai lima milik keluarga Shen ini sangat besar dan megah. Di bagian atas vila terparkir jet pribadi, sementara di samping vila ada landasan pacu kecil untuk pesawat itu. Vila ini lebih layak dikatakan sebagai kastil dibanding rumah tinggal. Angelina Lian pernah melihat foto drone vila kediaman keluarga Shen di koran. Ia sungguh gembira akhirnya bisa masuk ke vila ini secara langsung.

Raka membawa koper Angelina Lian dan berjalan di belakang merekak. Mendengar Angelina Lian terus bergumam riang, ia merasa wanita itu sangat lucu. Sudah baik hati, lucu pula, pokoknya lengkap deh. Kakek Shen sesekali tertawa melihat kelakuannya.

Ketiganya masuk ke vila. Jocelyn Yan dan Angela He ada di sana, sementara Nelson Shen, Wayne Shen, dan William Tang sedang pergi kerja. Melihat wanita muda yang berjalan di samping Kakek Shen, Jocelyn Yan langsung bertanya antusias: “Pa, ini Tiara? Wah, cantik sekali, aku hampir tidak mengenalinya.”

Angelina Lian menatap wanita di hadapannya. Dari cara berpakaiannya, ia menebak wanita ini istri Nelson Shen. Dengan manis ia menyapa: “Kamu Kakak Ipar Tertua ya pasti? Kakak Keempat sering sekali menyebut namamu, tapi tetap saja perjumpaan pertama jauh lebih berkesan daripada hanya mendengar nama saja ratusan kali. Kakak Ipar Tertua sungguh masih jauh lebih cantik dan elegan dibanding yang kubayangkan.”

Semua wanita senang dipuji, termasuk Jocelyn Yan. Ia balas memuji Angelina Lian, “Pa, mulut Tiara ini manis sekali ya. Aku jadi makin suka deh dengannya.”

Angelina Lian tersenyum sambil mengalihkan tatapannya ke Angela He. Ia melepas tangan Kakek Shen, berjalan ke hadapan Angela He, lalu memegang lengannya. Ia bertanya dengan senyum tipis: “Ini Kakak Ipar Kelima kan? Kakak Ipar Kelima cantik sekali, Kakak Kelima sungguh beruntung.”

Angela He menarik tangannya sendiri dengan datar, “Tiara, selamat datang di rumah ini.”

Angelina Lian tidak terpengaruh dengan sikap dingin Angela He. Ia masih tersenyum lebar. Ia lalu bertanya pada Jocelyn Yan, “Kakak Ipar Tertua, kok Kakak Besar, Kakak Kelima, dan Keponakan Besar tidak kelihatan?”

“Mereka sudah berangkat kerja. Nanti malam kita ajak mereka makan bareng untuk menyambut kepulanganmu ya. Tiara, kamu pasti sekarang lelah kan? Aku antar kamu ke kamar untuk istirahat mau?” tawar Jocelyn Yan. Ia cukup suka dengan anak ini. Ia terlihat sangat lincah dan menarik.

“Kakak Ipar Tertua tidak usah repot-repot, aku minta diantar Kakak Ipar Kelima saja ke kamar. Kakak Ipar Kelima, kamu bersedia kan?” Angelina Lian kembali menoleh ke Angela He. Di rumah kediaman keluarga Shen, orang yang paling benci Tiffany Song adalah Angela He. Mereka punya ketidaksukaan yang sama, jadi mereka bisa beraliansi dan berjuang menyingkirkan Tiffany Song bersama.

Angela He mengernyitkan alis. Ia sejauh ini tidak tertarik berurusan banyak dengan Angelina Lian, tetapi melihat ada Kakek Shen di sana, ia tahu ia tidak mungkin menolak permintaan ini. Angela He pun terpaksa mengangguk: “Boleh. Ayo Tiara ikut aku.”

Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!

Bagi para pembaca yang ingin membaca buku berikutnya, silahkan di baca buku Labyrinth Love, ceritanya tak kalah menarik lo :))

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu