You Are My Soft Spot - Bab 66 Tinggallah (2)

Taylor Shen menghela sesaat, dia mengulurkan tangan mengendongnya ke pangkuannya, dia mungkin sudah tidak memiliki tenaga juga tidak menolaknya, dengan lemah bersandar di ujung pundak Taylor Shen. Taylor Shen mengambil handuk mengusap rambutnya yang basah, sedikitpun tidak keberatan air di tubuh Tiffany Song bisa membuatnya juga menjadi basah.

“Tiffany, beritahu aku, tadi telah terjadi apa?”

Taylor Shen telah berkeliling sekali di tempat acara juga tidak dapat menemukan Tiffany Song, dia mengikuti lorong panjang berjalan kearah toilet, lalu dia melihat seorang wanita dengan diam-diam keluar dari dalam toilet, saat melihat dia, wanita itu jelas menunjukkan ekspresi yang panik.

Dia berjalan ke depan toilet wanita baru menyadari pintu toilet sudah dikunci dari luar, dari dalam dayang suara teriakan yang familiar, sesaat itu dia tidak lagi memedulikan kepintarannya dan pertimbangan yang panjang, langsung menendang pintu toilet menerobos masuk.

Di telinga datang suara yang lembut, bola mata Tiffany Song bergerak sesaat, perlahan kembali kepada kenyataan, dia mengelengkan kepala tidak ingin berbicara.

Taylor Shen menyadarinya juga tidak mengerti harus bagaimana menghiburnya. Dalam tempat kerja beberapa persaingan sangatlah gelap, antar rekan kerja saling mencelakai satu sama lain juga adalah hal yang kadang kala bisa terjadi. Pengurus internal Winner Group begitu longgar, takutnya cepat lambat akan ditelan oleh Shine Group, sampai saat itu, dia harus pergi kemana?

Mengusap rambutnya sampai setengah kering, Taylor Shen meletakkan handuk mengeluarkan tangan menekan kepalanya kearah pundaknya, dia berkata: “Tidak perlu memikirkan apapun, tutup mata istirahat sebentar, sudah sampai aku panggil kamu.”

Pelukannya sangat hangat, suaranya sangat lembut membuat orang tidak tahan berkubang di dalamnya.

Tapi Tiffany Song mengerti, pelukan ini bukan miliknya, dia tidak bisa berkubang. Dia berusaha turun dari pangkuannya kembali duduk di atas kursi, berusaha menjadi semangat berkata: “Aku tidak apa-apa.”

Taylor Shen melihat tindakannya mengerti dia sedang menghindari kecurigaan, hatinya sama sekali tidak senang, sebenarnya harus bagaimana dia baru rela bergantung padanya sekali?

Mobil dikemudikan masuk ke Sunshine City berhenti di tempat parkir, Taylor Shen membuka pintu turun,dia berdiri di samping pintu melihat Tiffany Song, “Sudah sampai, turunlah.”

Tiffany Song menolehkan kepala melihat kearah luar jendela, diatas dinding yang tidak jauh diluar jendela diterangi lampu jalan, di sini bukan diluar komplek Vanke City, dia membungkuk turun dari mobil baru menyadari ini adalah villa yang dia dengan terburu-buru kabur waktu itu.

Ingatannya seketika kembali ke waktu itu, dia teringat hal yang terjadi waktu itu, satu tubuhnya menjadi tidak nyaman, “Itu, kamu lebih baik mengantar aku pulang ke Vanke City saja, kita pria dan wanita bersama dalam satu ruangan tidak terlalu baik.”

Taylor Shen dengan datar melihatnya, mata pria dewasa membawa tekanan datang, Tiffany Song dibuat oleh tatapannya seketika menjadi kesulitan. Baru saja menundukkan kepala, rasa tekanan ditubuhnya hilang, pria di hadapannya sudah berbalik, suara yang dingin disertai angina malam datang, “Kamu sudah tidak ingin mengajak Jordan Bo bertemu?”

Tiffany Song langsung mengangkat kepala melihat punggungnya, teringat dua hari ini Stella Han yang dijemur hitam, dia merasa tidak tega. Dengar-dengar Bo’s Corp sana bahkan pintu juga tidak membiarkannya masuk, dia hanya bisa berdiri di bawah panas matahari menunggu, memakai payung masih memakai sunblock yang tebal, juga tidak bisa menahan sinar ultraviolet yang kuat, setiap malam mengeluh padanya, terus dijemur seperti ini, dia sudah bisa imigrasi ke Afrika menjadi penduduk disana.

Melihat Taylor Shen sudah berjalan masuk ke pintu besar villa, dia mengigit giginya, demi Stella sekalipun disini adalah tempat yang sangat berbahaya dia juga tetap harus masuk mencobanya.

Taylor Shen berjalan masuk ke dapur membuka kulkas mengambil sebotol air dingin keluar, meletakkannya di bibir dengan ganas meneguk beberapa teguk baru dapat memadamkan segumpal amarah dalam kerongkongannya. Dia menutup kulkas berjalan keluar lalu melihat Tiffany Song menyeker dengan ketakutan berdiri di atas lantai pintu masuk.

Dalam rak sepatu ada sandal wanita, waktu itu setelah dia pergi dia memerintahkan pembantu menyiapkannya.

Dia melangkahkan kaki panjangnya perlahan-lahan mendekat kearahnya. Tiffany Song dapat merasakan dia kembali marah, walaupun ekspresi wajahnya seperti biasanya dingin, tapi bibir tipis yang ditutup erat menunjukkan suasana hatinya yang sebenarnya. Dia dengan sadar melangkah mundur selangkah, Taylor Shen malah lewat dari hadapannya, berjalan lurus ke samping rak sepatu, dari dalam mengambil keluar sepasang sandal keluar, meletakkannya di samping kakinya, “Pakai sandal.”

“Oh, terima kasih.” Tiffany Song dengan canggung berterima kasih.

Taylor Shen berdiri di sampingnya jaraknya sangat dekat, dia bahkan bisa mencium aroma aftershave yang tidak begitu jelas yang datang dari tubuh Taylor Shen, adalah model yang dia belikan untuknya di kota C itu. Dia memakai sandal merasa sedikit tidak tahu berbuat apa. Lagipula larut malam dia masih berada di rumah seorang pria dewasa sangat mudah membuat orang salah paham.

“Itu, kamu tadi mengatakan bisa membantuku mengajak……”

Taylor Shen menundukkan kepala melihatnya, dibawah sinar lampu yang terang gaun putih di atas tubuhnya masih meneteskan air, basah melengketi tubuh, tubuhnya yang ramping terlihat, patch dada karena tarikan nafasnya yang naik turun sesaat muncul dan hilang, jas hitam menutup di ujung pundaknya terlihat bayangan tubuhnya lebih lemah.

Jakunnya dengan cepat bergerak sesaat, dia dengan tak tertahankan mengalihkan pandangannya, memutuskan perkataannya, “Pergi mandi dahulu, aku pergi mengambil baju untukmu.”

“Taylor Shen, aku……”

“Patuh, kamu begini bisa demam.” Taylor Shen selesai mengatakan sudah berbalik naik ke atas, sikap yang memaksa tidak memberikannya kesempatan untuk menolak. Tiffany Song mengigit bibirnya, menundukkan dirinya yang menyedihkan dia tidak kembali bersikeras.

Taylor Shen dengan cepat turun dari atas, tangannya membawa sebuah kaos pria, melihat dia berdiri di depan pintu juga tidak bergerak, dalam matanya muncul sesaat rasa tidak senang. Dia berjalan ke sampingnya, sudah menyimpan kembali seluruh suasana hatinya dia lalu memberikan kaos kepadanya dengan datar berkata: “Pergilah.”

Tiffany Song melihat kaos pria yang dia berikan, dia menjadi ragu sesaat mengulurkan tangan menerimanya, mengangkat bawah gaun berjalan kearah kamar mandi.

Taylor Shen melihat bayangan tubuh yang ramping masuk ke dalam kamar mandi, dia mengalihkan pandangan memandangi pemandangan malam di luar jendela, matanya malah lebih dalam dibandingkan kegelapan malam ——

Tiffany Song berdiri di bawah shower membiarkan air mengalir mengosok tubuhnya. Sudah lima tahun, karena malam itu dia terus merasa dirinya sangat kotor, dia bahkan tidak tahu pria malam itu adalah siapa, memiliki paras seperti apa, dengan begitu tidak jelas direbut pertama kalinya oleh orang.

Kalau boleh, dia berharap dirinya seumur hidup jangan mengingatnya, tapi kegelapan malam ini kembali memaksanya kembali di malam ketidakberdayaannya itu. William Tang bertanya padanya, tahu tidak lima tahun ini dia ada betapa membencinya? Willian Tang lalu bagaimana bisa mengetahui, dirinya lima tahun ini ada betapa membenci dirinya sendiri, betapa membenci pria yang dia sekuat tenaga memohon padanya untuk melepaskannya malah tetap dengan tidak berhati mendapatkannya itu?

Kalau masih bisa kembali bertemu dengannya, dia pasti ingin langsung bertanya padanya, kenapa dirinya? Tidak, lebih baik selamanya jangan bertemu, kalau tidak dia takut dirinya akan kehilangan kendali membunuhnya.

Taylor Shen berdiri di depan pintu kamar mandi, dia masuk sudah satu jam, suara air di dalam masih tidak berhenti. Dia berpikir keanehan Tiffany Song malam ini, dalam hatinya terkejut, takut dia terjadi sesuatu, dengan segera mengetuk pintu, “Tiffany, kamu sudah selesai mandi tidak?”

Dari dalam tidak ada suara, detak jantung Taylor Shen berhenti, takut dia akan melakukan hal bodoh dengan segera mengulurkan tangan membuka pintu.

Tiffany Song mendengar suara gagang pintu bergerak, dia dengan panik menghentikan, “Kamu, kamu jangan masuk, aku, aku segera keluar.”

Tiffany Song berdiri di hadapan cermin, tubuhnya memakai kaos pria itu, tadi dia tidak memerhatikannya, saat ini baru menyadari, kain kaos sangat tipis, sedikit tembus pandang, pemandangan di depan dada di bawah kaos sedikit terlihat sedikit hilang, sama sekali tidak dapat menutupi apapun.

Hari ini dia menghadiri pesta di dalam gaunnya hanya memakai patch dada, sama sekali tidak memakai bra, kali ini juga tidak memerlukannya lagi, dan juga celananya sudah basah kuyup tidak bisa dipakai lagi. Dia dengan begini memakai kaosnya keluar, sekalipun Taylor Shen tidak memiliki maksud padanya, ini juga sudah akan ada maksud.

Mendengar suaranya datang Taylor Shen menjadi lega, tangannya masih menekan di atas gagang pintu, dia berkata: “Aku sudah selesai membuat makan malam, keluar makanlah.”

Tiffany Song melihat diri dalam cermin, dia begini bagaimana keluar? Dalam kaos tidak memakai apapun, hanya dipikirkan dengan begini berdiri di hadapan Taylor Shen, cairan darah di seluruh tubuhnya mengalir berbalik.

“Oh, aku sudah tahu.” Tiffany Song kesal mengaruk kepala, keluar seperti ini pastinya tidak bisa. Dia bolak balik di dalam kamar mandi tiba-tiba melihat jas pria yang digantung di atas rak, dia langsung memiliki ide, juga tidak memedulikan memakainya bisa panas atau tidak, dia lalu memakai jas dan juga kancingnya di kaitkan dengan erat.

Di atas jas masih tertinggal bau rokok yang tidak begitu jelas, setelah Tiffany Song memakai jas lalu merasa dirinya diselimuti oleh nafas Taylor Shen. Dia mengigit giginya, daripada keluar memakai kaos membuatnya salah paham dirinya sedang memikatnya.

Tiffany Song membuka pintu keluar, Taylor Shen yang berada di ruang makan sedang menyusun peralatan makan mendengar suara, membalikkan kepala melihat. Di depan pintu kamar mandi, Tiffany Song dengan wajah merah berdiri disana, tubuhnya memakai jas Taylor Shen, kaki yang panjang dan kurus terlihat di luar kelihatan tubuhnya sangat kecil, dia mengangkat alis, “Kamu tidak panaskah?”

“Tidak panas.” Kepala Tiffany Song bergoyang seperti den-den daiko, di dalam villa telah dibuka AC, sebenarnya tidak panas. Tapi tidak tahu mengapa, di bawah fokus pandangannya dia malah merasa menjadi gerah.

Taylor Shen menyimpan kembali pandangannya meletakkan dengan baik sumpit, berkata: “Kemari makanlah.”

Tiffany Song berjalan dua langkah, dibawah baju tidak memakai apapun membuat dia tidak memiliki rasa aman, dia mengigit bibir berkata: “Bisa tidak pinjam aku pakai sebentar pengering rambut?”

“Ingin mengeringkan rambutkah? Makan dahulu, selesai makan aku bantu kamu.” Taylor Shen kali ini benar-benar tidak memiliki niat kepada Tiffany Song, dia telah memasak makanan yang banyak tidak tahan ingin dia mencicipinya. Sekalipun saat ini dia dengan cantik berdiri disana, tubuhnya memakai bajunya, dia juga tidak berpikir ke tempat yang lain.

“……” Tiffany Song mengigit bibir, dia mana berani mengatakan dirinya ingin mengunakan pengering rambut untuk mengeringkan celana dalam. Melihat wajahnya penuh penantian melihat dirinya, Tiffany Song menundukkan kepala melihat dirinya sekilas, jas Taylor Shen sangat panjang hampir akan menutup sampai lutur, kaosnya juga sangat panjang, saat duduk seharusnya tidak akan kelihatan.

Dia dengan canggung berjalan kesana, Taylor Shen telah mengambil semangkuk sup meletakkannya di hadapannya, berkata: “Duduklah, cicipi masakanku.”

Di atas meja empat sayur satu sup, warna, aroma dan rasa semua lengkap, Tiffany Song dengan terkejut melihatnya, “Kamu bisa memasak?”

“En, belajar di Amerika.” Taylor Shen menarik kursi lalu menekannya duduk di atas kursi, lalu duduk di tempat di sebelahnya, melihatnya masih menatapnya, dia tersipu, “Aku bisa memasak begitu anehkah?”

“Bukan, kamu bukannya anak orang kayakah, aku mengira kamu dan William sama, semuanya ada yang mengurus.” Tiffany Song pernah melihat kemalasan William Tang, umur 19 tahun itu, William Tang membawanya pergi berlibur ke kota Yun Nan, awalnya mengira ini adalah liburan romantis dua orang, hasilnya saat naik ke pesawat, dia ternyata masih membawa seorang pembantu membawa koper.

Wajah tampan Taylor Shen sedikit suram, tidak tahu karena Tiffany Song memandang rendahnya, atau dia mengungkit William Tang, dia dengan tidak senang berkata: “ Makan.”

“Oh.” Tiffany Song merasakan suasana hatinya tidak begitu baik, tapi juga tidak tahu perkataanya yang mana telah menyingungnya, dia menundukkan kepala meminum sup, sup yang baru keluar dari ketel sangat panas, sesaat dia langsung kepanasan mengeluarkan keringat, jas dipakai di tubuhnya lebih membuatnya kepanasan tak tertahankan.

Saat Taylor Shen mengambilkan sayur untuknya melihat keningnya keringat bercucuran, dia mengerutkan kening, dengan tidak senang berkata: “Panas lepaskan jasnya, cuaca yang begini panas kamu masih menutupnya dengan erat, ingin memunculkan penyakit untuk diri sendiri kah?”

“Aku tidak panas.” Tiffany Song tidak mengalah, tidak mau melepaskan jas, kaos di dalamnya dipakai malah lebih berbahaya dibandingkan tidak memakai, dia baru tidak berani melepasnya.

Taylor Shen melihat tampangnya yang keras kepala, benar ingin langsung menggunakan tangannya melepaskan jasnya, dia sebenarnya ingin menutupi apa? Bagian tubuhnya yang mana yang belum pernah dia lihat? Dia dengan wajah suram berdiri, berjalan ke samping meja teh ruang tamu, mengambil remote AC, menurunkan beberapa suhu sentral AC.

Suhu dalam villa sudah turun tapi suhu tubuh Tiffany Song malah masih belum turun, suhu musim panas sekalipun AC di turunkan sampai 16 derajat celcius juga tidak bisa merasa dingin.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu