You Are My Soft Spot - Bab 283 Stella Han Adalah Adikmu (3)

“Tiffany Song, jangan halangi aku. Biarkan aku minum sepuasnya, hatiku lagi tidak senang,” ujar Stella Han dengan air mata yang mulai menetes. Wanita itu berucap ini sambil berusaha merebut lagi botol bir yang baru ditegak sedikit tadi.

“Stella Han, cerita padaku ada apa,” tutur Vero He tanpa langsung mengungkapkan tebakannya. Ini parah sekali, waktu minta cerai dengan Jordan Bo, dia bahkan tidak sampai begini.

Stella Han berhasil merebut lagi botol birnya dan kembali menegaknya. Dengan satu tegukan, bir itu langsung diminum sampai nyaris habis. Takut perut sahabatnya bakal tidak enak, Vero He kembali merebut botol bir itu biar tidak diminum sampai sepenuhnya habis, “Stella Han, kamu bukan orang yang senang meredakan kegelisahan dengan minum bir. Bilang padaku, apa kamu lagi punya masalah?”

Pada momen ini, pengeras suara ruangan lagi memutarkan lagu lain yang kebetulan berkaitan dengan ayah juga. Stella Han menatap Vero He dengan mata berkaca-kaca dan senyum yang dipaksakan, “Tiffany Song, tahu tidak? Hari ini papa dan mama menceritakan sebuah lelucon yang sangat lucu. Mereka bilang aku sebenarnya diadospi dari panti asuhan. Aku bukan anak kandung mereka berdua, menurutmu lucukah?”

Waktu kecil, melihat teman-temannya punya baju dan sepatu baru, Stella Han selalu merasa iri. Ia bahkan sampai berpikir dirinya pasti anak angkat. Dalam benaknya, ia yakin sekali papa dan mama kandungnya adalah orang kaya. Tunggu saja ketika mereka menjemputnya lagi, ia pasti bakal punya baju dan sepatu yang lebih bagus dari yang punya teman-teman!

Sayang, ketika papa dan mamanya yang sekarang benar-benar bilang dia bukan anak kandung mereka, dia tidak merasa senang sama sekali. Sekarang, yang ada di hatinya hanya rasa pedih yang sangat mendalam.

“Stella Han……” Vero He merasa sangat bersalah melihatnya begini. Ia tidak tahu yang ia lakukan ini sebenarnya benar atau salah……

“Sangat lucu kan, sayangnya aku sama sekali tidak tertawa” Stella Han menunduk, “Tiffany Song, mengapa mereka tiba-tiba bisa berubah dari orangtua kandung jadi orangtua angkat?”

“……” Vero He tidak tahu harus bagaimana menenangkan sahabatnya. Waktu diberitahu Benjamin Song bahwa dia bukan putri kandungnya, sekali pun pria itu tidak berlaku hangat padanya, dia sendiri tetap merasa sedih. Yang tidak diperlakukan dengan baik oleh ayah angkat seperti dirinya saja sedih, apalagi Stella Han yang diperlakukan bagai anak kandung oleh kedua orangtua angkatnya coba?

“Ingin bercerai, aku tidak bisa. Sekarang, papa dan mama mengaku aku bukan anak kandung. Tiffany Song, mungkinkah tidak lama lagi Evelyn bakal bilang dia bukan aku yang lahirkan?” Stella Han saat ini merasa dunianya gelap gulita tanpa satu pun titik terang.

Vero He orang yang mudah simpatik. Namun, terhadap kata-kata sahabatnya barusan, ia tidak bisa bersimpati, “Bagaimana bisa Evelyn bukan kamu yang lahirkan? Jangan asal bicara ah. Stella Han, aku ingin minta maaf padamu atas sesuatu.”

“Apa itu? Mengapa kamu mau minta maaf?” tanya Stella Han bingung. Karena tadi tambah bir lagi, kata-kata yang diucapkan wanita ini bertambah tidak jelas.

“Kamu tahu kan Taylor Shen terus mencari adiknya? Waktu papa dan mamaku ke panti asuhan waktu itu, Taylor Shen juga pergi ke sana. Sepulangnya dari sana, dia cerita padaku bahwa dia bertemu dengan papa mamamu di sana. Dari situ, aku tahu bahwa kamu anak angkat. Selain itu, aku ingat waktu kamu menemaniku ke panti asuhan tujuh tahun lalu, kamu bilang merasa pernah datang ke sana. Ketika kamu mengantarku pulang ke rumah kediaman keluarga He, kamu juga bilang kamu merasa familiar dengan rumah itu. Dari kedua pengakuanmu ini, aku langsung paham kamu adalah adik yang terus dicari oleh Taylor Shen. Stella Han, maaf, yang mengabari papa mamamu bahwa kamu bukan anak kandung mereka ya aku……” aku si wanita sembari menunduk. Tidak mendapat respon, ia pelan-pelan mendongak untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata, Stella Han sudah terbaring di bahunya!

Vero He tersenyum kecut. Pengakuannya ternyata tidak didengar oleh Stella Han, haduh! Ya sudahlah, nanti ia ungkapkan lagi setelah dia bangun.

Setelah mendudukkan Stella Han di sofa, ponsel Vero He berdering. Ia bangkit berdiri dan mengangkat telepon. Yang meneleponnya adalah Taylor Shen. Pria itu bertanya dia ada di mana. Si wanita memberitahu alamat Mellow Wines dan meminta Taylor Shen menjemput mereka.

Mengetahui wanitanya lagi sama Stella Han, selepas bertelepon dengan Vero He, Taylor Shen langsung menelepon Jordan Bo. Ia tidak mau membuat sahabatnya terlewat satu pun kesempatan untuk bisa berdekatan dengan Stella Han.

Vero He kembali duduk di sofa. Ia mengambil sebuah handuk tipis dan menyelimuti sahabatnya dengan itu. Di tengah diam, Vero He kembali teringat kartu ucapan yang ia terima tadi di kantor. “Kembalinya Hantu the Phantom of the Opera”, apa ini artinya? Siapa yang menamakan diri sebagai hantu dan kembali?

Apakah si dia? Belum matikah si dia?

Saat Taylor Shen tiba, Vero He baru bangkit dari lamunannya. Melihat Jordan Bo berjalan di belakang si pria, ia mengernyitkan alis dan bangkit berdiri menatapnya: “Tuan Bo, kamu sudah membuat Stella Han jadi sangat menderita. Apa kamu mau membuatnya mati baru bisa puas?”

Yang diajak bicara menatapnya datar, lalu menghampiri Stella Han tanpa bicara apa pun. Wajah si wanita merah seperti apel, kelihatannya sangat kasihan. Ia menunduk dan membopongya. Karena tubuhnya masih membawa aura dingin dari luar, yang digendong refleks bergerak-gerak dengan sangat tidak nyaman.

Wajah Jordan Bo langsung memuram. Jadi saat tidur Stella Han juga setidak mau ini dengan dirinya?

Sialan!

Vero He menghampiri Jordan Bo dan menghalangi jalannya, “Lepaskan Stella Han!”

“Nona He, dia sekarang masih merupakan istriku,” tanggap si pria dingin.

Vero He gigit-gigit bibir. Ia tahu Jordan Bo sangat berhak membawa Stella Han pergi, tetapi pada saat bersamaan ia juga merasa sahabatnya itu sudah dikhianati dengan “insiden hotel” antara Jordan Bo dan wanita nakal. Ia menyindir, “Saat kamu pesan kamar dengan wanita nakal, apa kamu sempat berpikir Stella Han adalah istrimu?”

Taylor Shen mengernyitkan alis dan menahan pinggang Vero He: “Tiffany Song, ini urusan mereka berdua. Biarkan mereka selesaikan sendiri.”

“Aku tidak tahu bagaimana Stella Han bisa menahan diri, yang jelas aku sendiri tidak tahan. Selain kalau dia bicara secara sadar bahwa dia bersedia pergi dengan Jordan Bo, aku tidak akan megnizinkannya membawa Stella Han pergi.” Vero He benar-benar benci pria yang main wanita. Mengapa sih pria-pria di sekitarnya pada begini semua? Kalau mereka mau main-main, terus buat apa mengajak menikah?

Hati Jordan Bo panas sekali disindir begini, apalagi dia memang dari dulu tidak sreg dengan Vero He. Tujuh tahun lalu, wanita ini sudah membuat Taylor Shen jadi sangat menderita. Tujuh tahun kemudian, wanita ini bahkan tidak juga memberikan kebahagiaan buat sahabatnya itu.

Jadi, yang berhadap-hadapan sekarang adalah dua orang yang tidak saling menyukai satu sama lain. Pantas lah kalau tidak ada yang mau mengalah dan suasana jadi makin panas. Si pria menyindir balik, “Nona He, berhubung kamu mengungkit soal hubungan asmaraku, aku juga ingin bertanya mau sampai kapan kamu menyiksa Taylor Shen? Tujuh tahun lamanya dia menjaga hati buatmu, sekarang dia dapat apa?”

“……” Vero He tidak menyangka bakal disindir balik sekeras ini. Ia seketika terdiam.

Jordan Bo tidak ada urusan untuk menunggu jawaban Vero He. Melihatnya terdiam, dia melangkah keluar membopong Stella Han.

Ketika Vero He mendengar bunyi pintu dibuka dan refleks mau mengejar, pinggangnya ditahan oleh sebuah tangan yang kuat, “Tiffany Song, jangan kejar. Mereka adalah suami-istri, tiap ada masalah biarlah mereka berdua yang selesaikan tanpa campur tangan orang lain.”

Si wanita hanya bisa menggeretakkan gigi. Kata-kata Taylor Shen benar, Jordan Bo dan Stella Han adalah suami istri. Pria itu bersikeras tidak mau bercerai, itu tandanya hatinya juga punya perasaan pada Stella Han. Ah, semuanya sangat membingungkan dan serba salah.

“Taylor Shen, Stella Han adalah adikmu,” ujar Vero He pelan. Kalau Taylor Shen tahu Stella Han adalah adik kandungnya, apakah dia masih akan membiarkan Jordan Bo berulah begini?

Si pria tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan si wanita karena suaranya pelan. Ia bertanya: “Kamu bicara apa barusan?”

Yang ditanya mendongak, menatap si pria lekat-lekat, dan mengulang: “Stella Han adalah adikmu. Dia Tiara, paham kamu?”

Kuping Taylor Shen berdengung, pikirannya juga langsung kosong. Ia tertegun menatap Vero He seolah tidak percaya dengan telinganya sendiri, “Apa yang sedang kamu bicarakan?”

“Stella Han itu adikmu. Taylor Shen, Stella Han itu Tiara!” Akhirnya Vero He bisa mengungkapkan rahasia yang selama ini disimpan rapat di lubuk hati! Ia sama sekali tidak pernah terbayang pengungkapannya bisa serileks ini.

Taylor Shen menoleh ke pintu ruang karaoke yang tertutup rapat, lalu melangkah cepat ke arah pintu. Vero He mengamati bayangan tubuh si pria dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya, setelah nyaris tiga puluh tahun, Taylor Shen bisa menemukan adik kandungnya.

Ternyata, Taylor Shen berhenti di depan pintu! Vero He pikir pria itu bakal mengejar Stella Han sampai dapat, ternyata dia malah kembali ke dekatnya, menggandeng tangannya, dan mengajaknya keluar ruang karaoke……

Pada momen yang semenentukan ini, Taylor Shen ternyata juga tidak mau meninggalkan dirinya. Vero He menunduk melihat tangan mereka yang berdampingan. Ia tiba-tiba teringat momen tujuh tahun lalu saat pria di sebelahnya ini diam saja ketika dia mau dibawa ke kantor polisi. Kalau waktu itu Taylor Shen berlaku berbeda, bukankah mereka tidak perlu buang bertahun-tahun untuk kembali berjumpa?

Sekeluarnya Taylor Shen dan Vero He dari Mellow Wines, mereka menjumpai mobil Jordan Bo yang bergerak menjauh. Si pria berusaha mengejarnya sembari menggandeng tangan si wanita, tetapi yang mereka saksikan hanya mobil bergerak semakin jauh dan akhirnya lenyap ditelan kegelapan malam.

Keduanya berdiri di sisi jalan dengan nafas terengah-engah. Vero He menoleh pada si pria, “Taylor Shen, sekarang kita harus bagaimana? Kejar atau jangan?”

Yang diajak bicara menyipitkan mata. Meski sangat ingin mengembalikan Stella Han ke sisinya sesegera mungkin, tetapi perasaan Jordan Bo juga harus dipertimbangkan. Di antara sepasang suami istri itu masih ada konflik yang harus diselesaikan dulu. Ia berucap bijak: “Tiffany Song, kalau pun Stella Han adalah Tiara, itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa dia juga merupakan istri Kakak Tertua Bo. Di tengah mereka masih ada Evelyn, aku yakin mereka pasti punya itikad baik untuk menyelesaikan masalah demi si anak.”

“Taylor Shen……” Vero He gigit-gigit bibir. Dalam hati, ia mengeluh dengan sikap Taylor Shen ini. Pria ini ternyata tidak se-“ngebet” yang ia bayangkan untuk mengembalikan Stella Han.

“Tiffany Song, kamu pasti salah paham dengan Jordan Bo. Dia adalah pria yang tidak pandai menampilkan rasa cintanya, makanya dia jadi suka ribut dengan Stella Han. Tetapi, percayalah, dia sepenuhnya berkomitmen pada pernikahan mereka.” Berucap soal hal baik tentang Jordan Bo, si pria merasa agak aneh karena lawan bicaranya adalah Vero He dan bukan Stella Han.

Tetapi, James He sudah bilang bahwa semua hal buruk yang terjadi di sekitar Vero He bakal membuat tekanan psikologisnya bertambah. Kejiwaan wanitanya ini bisa dianalogikan sebagai balon. Kalau terus ditiup tanpa henti, balon itu cepat atau lambat akan kelebihan kapasitas dan akhirnya meledak. Dengan berbicara seperti barusan, si pria berharap benak si wanita akan lebih terbuka sedikit.

“Tetapi seluruh dunia tahu dia masuk hotel dengan wanita nakal. Stella Han hancur sekali dengan insiden ini, tidak peduli bagaimana caranya dia mau cerai.”

“Tiffany Song, aku berani janji. Kalau Stella Han benar-benar adikku dan dia tidak punya perasaan pada Kakak Tertua Bo, aku akan membantunya semaksimal mungkin untuk bercerai,” janji Taylor Shen.

Vero He menunduk menatap ujung-ujung sepatunya sendiri. Ia bertanya resah: “Kamu, kamu tidak percaya kata-kataku ya?”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu