You Are My Soft Spot - Bab 141 Mencintai Hingga Tak Bisa Terus Mencintai (1)

Keesokan harinya, Keluarga Shen dan Keluarga He bersatu dengan melakukan pernikahan, keamanan di seluruh kota diperketat. Setiap tempat yang akan dilalui oleh rombongan pengantar pengantin, jalanannya sudah diblokir, semua mobil yang tak bersangkutan harus berjalan memutar. Pengaruh kekuasaan Tuan Besar Shen dan Tuan Besar He terhadap Kota Tong, bila dinilai dari sebuah pernikahan yang meriah ini.

Sesuai permintaan dari pengantin wanita, acara pernikahan akan diadakan di lorong outdoor Tower Howey, mereka tidak lagi melayani tamu sejak tiga hari sebelum acara pernikahan, dan mulai mempersiapkan upacaranya. Biaya pengoperasionalisasi Tower Howey dalam sehari bisa mencapai miliaran, Tuan Besar He langsung memenuhi keinginan cucu perempuannya tanpa ragu sama sekali, termasuk permintaan terhadap Tower Howey.

Tiffany Song memilki keberuntungan untuk menyaksikan kemegahan pernikahan ini, karena rencana yang awalnya dirancang untuk kabur tidaklah berhasil.

Pagi hari jam 7, Tiffany Song dibangunkan oleh Taylor Shen, dipaksa masuk ke dalam kamar mandi dan mandi bersamanya. Awalnya seseorang hanya sekedar ingin mandi saja, tapi kemudian, mandi hingga menimbulkan perasaan, lalu langsung memakan wanita yang bersandar di pelukannya yang masih terkantuk-kantuk sampai bersih dan tak menyisakan tulang sedikit pun.

Tiffany Song pada pagi hari sangat lemah untuk menentang, sudah tidak sempat melakukan perlawanan saat mulai menyadari adanya bahaya, dan langsung diserang oleh sang pria dengan menekannya di samping bathtub. Saat seseorang sudah kenyang dan puas, waktu sudah mendekati jam delapan, sang pria menggendong sang wanita yang begitu menawan dan memikat dengan penuh kasih sayang keluar dari kamar mandi, lalu terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Tuan, apakah kalian sudah bangun? Perias wajah, penata rambut, dan penata busana sudah datang dan sedang menunggu di lantai bawah." Suara Bibi Lan terdengar dari luar pintu.

Taylor Shen melihat wanita kecil yang begitu lembut bagaikan tak bertulang di pelukannya itu, meletakkannya di atas kursi depan meja rias, lalu hanya mengatakan sebuah kalimat dengan datar: "Biarkan mereka tunggu sejenak", kemudian tidak ada suara lain lagi di luar.

Sang pria mengambilkan handuk dan mengusap rambut panjangnya yang basah kuyup, dengan berhati-hati menghindari lukanya yang telah membekas. Tiffany Song samar-samar telah mendengarkan suaranya Bibi Lan. Seketika sang wanita langsung terbangun, "Perias dan yang lainnya telah tiba di rumah?"

"Hmm, aku ingin membiarkanmu tidur lebih lama." Taylor Shen mengelap rambutnya hingga setengah kering, lalu pergi mencarikan hair dryer membantunya mengeringkan rambut, helaian rambut yang lembut melintasi sela-sela jari tangannya, membuat hati sang pria seketika ikut menjadi lembut.

Pria yang telah kenyang dan puas, akan memancarkan ekspresi yang tenang dan puas. Suasana hatinya begitu luar biasa.

Kepala Tiffany Song masih hampa, sang pria ingin membiarkannya tidur lebih lama lagi, sebelum tiba jam tujuh, langsung menariknya bangun dari ranjang. Sang wanita awalnya berniat untuk kabur saat pergi merias diri di salon, hari ini adalah hari pernikahannya Wayne Shen, kalaupun Taylor Shen sangat marah, dia pasti akan tetap pergi menghadiri acara pernikahannya Wayne Shen, lalu setelah itu baru datang menangkap sang wanita. Dan nantinya, sang wanita sudah pergi ke panti asuhan.

Tapi sang pria saat ini memberitahukannya, perias sudah datang ke rumah, ini berarti, dirinya sudah tidak bisa kabur lagi, dengan adanya keberadaan Taylor Shen, dirinya hari ini pasti harus pergi menghadiri acara pernikahan bersama dengan sang pria.

"Taylor Shen, aku sungguh kantuk. Bagaimana kalau kamu pergi dulu, aku akan segera pergi ke hotel setelah tidur sejenak." Tiffany Song merasa kantuk hingga sulit untuk membukakan mata, setengahnya memang benar-benar kantuk, namun setengahnya adalah pura-pura.

Taylor Shen membungkukkan badannya, mencium bibirnya yang telah membengkak, berkata dengan penuh rasa cinta: "Hari ini jalanan telah ditutup, susah untuk melintasinya, kamu pergi denganku."

Tiffany Song membukakan matanya hingga setengah, "Kenapa lalu lintas di blokir?"

"Karena uangnya tidak bisa difoyakan." Taylor Shen tidak begitu peduli, Tuan besar begitu tak takut mati, jelas-jelas tahu bahwa Wayne Shen tidak begitu senang terhadap pernikahan ini, tapi tetap saja mengadakannya semewah ini, hati-hati nantinya akan mempermalukan diri hingga ke ujung dunia. Taylor Shen hanya mengatakannya secara sembarangan, tidak disangka perkataannya malah jadi kenyataan.

"......" Entah kenapa Tiffany Song mulai mencium aroma kecemburuan yang pekat, tapi saat ini bukanlah waktu untuknya mempedulikan apakah Taylor Shen sedang cemburu atau tidak, melainkan berusaha untuk kabur dari pengawasan Taylor Shen.

Tapi setelah dipikir-pikir kembali, sepertinya sangat mustahil. Sang pria mengawasinya dengan begitu ketat, kecuali dirinya bisa membuat badannya tembus pandang, kalau tidak, bagaimana mungkin bisa kabur?

"Taylor, aku boleh tidak pergi?" Tiffany Song melihatnya dengan kepala yang pusing, jika pergi ke kediaman Keluarga Shen bersama dengannya, kerabat Keluarga Shen yang mengenalnya tidaklah banyak, namun tidak ada satupun anggota keluarga besar dari Keluarga Shen yang tidak mengenalnya, jika pergi pada saat seperti ini, pasti akan terasa canggung. Apalagi, masih terdapat alasan itu yang bagaikan sebuah pisau tergantung di atas kepala, setiap kali bermesraan dengan sang pria, pasti akan menusuk hatinya sekali, membuat sang wanita penuh dengan rasa bersalah.

Wajah Taylor Shen menjadi murung, dengan mata phoenix yang hitam kelam melihat sang wanita, "Alasan?"

Tiffany Song menundukkan kepalanya, tidak berani melihat matanya, berkata dengan suara kecil: "Hanya tidak ingin pergi."

"Tiffany, kamu tidak perlu merasa khawatir saat bersama denganku, kamu cukup dengan hanya mempercayaiku." Taylor Shen menghela nafas sejenak, sang pria sangat mengerti terhadap hal apa yang meresahkannya, namun sang pria tidak akan membiarkan siapapun mampu melukainya, termasuk gunjingan.

Tiffany Song menghela nafas, mengangkat kepalanya, melihat matanya yang gelap dan mendalam, beberapa saat kemudian, sang wanita menganggukkan kepala, "Baik."

Taylor Shen merasa lega, dan lanjut membantunya mengeringkan rambut, setelah itu, dia menekan panggilan telpon antar rumah, menyuruh Bibi Lan untuk membawa mereka naik ke atas, sang pria pergi membuka pintu dengan mengenakan bathrobe. Para perias masuk secara berurutan ke dalam kamar, ini adalah pertama kalinya mereka melihat kediaman mewah milik tokoh terkenal di Kota Tong dengan jarak sedekat ini, tidak ada satupun bagian yang tidak memperlihatkan kemewahan dan keindahan yang mempesona.

Taylor Shen menyerahkan Tiffany Song kepada para perias, lalu membalikkan tubuh dan masuk ke ruang ganti untuk mengganti busananya.

Waktu tidak begitu banyak, perias wajah dan penata rambut bertugas untuk merias wajah dan penampilan rambut Tiffany Song. Kepala Tiffany Song telah mengalami luka, saat rambutnya disisir, tidak akan mampu menutupi lukanya. Penata rambut telah menguras seluruh otaknya saat membantunya merias, dia membagi rambutnya menjadi dua bagian, mengepangnya membentuk menjadi kelopak bunga, dan menutupi lukanya, lalu menjepitnya dengan jepitan berhiasan kupu-kupu, dengan begini sudah mampu menutupi luka dengan pas.

Setengah jam kemudian, semuanya telah selesai, para perias telah menyelesaikan tugasnya, dan keluar. Tiffany Song mengenakan gaun pesta dan berdiri di hadapannya Taylor Shen, mata phoenix Taylor Shen memancarkan kekagetan. Wanita di depan matanya memancarkan aura sexy di balik kepolosannya, rok gaun berwarna merah muda menutupi kakinya hingga ke mata kaki, begitu indah tiada tara.

Tiffany Song melihatnya dengan khawatir, sang wanita menarik-narik gaunnya, "Bagaimana? Apakah tidak cantik?"

"Sangat indah," Taylor Shen dengan perlahan berjalan ke hadapannya, Tiffany Song yang setelah dirias, begitu indah hingga mempesona lubuk hatinya, sang pria benar-benar ingin menyembunyikannya, dan hanya membiarkan dirinya seorang untuk menikmati keelokannya.

Sang pria menggenggam tangannya, keluar dari kamar. Berjalan dengan sangat lambat, memperhatikan keadaan Tiffany Song yang kakinya belum pulih sepenuhnya. Angelina Lian yang duduk di ruang tamu lantai bawah, memandang sepasang kekasih yang bagaikan giok ini berjalan menuruni tangga secara perlahan-lahan, sepasang tangannya terkepal erat, hatinya merasa sangat cemburu.

Sang wanita benar-benar ingin menyerbu ke sana, lalu mendorong Tiffany Song jatuh ke bawah, dan dirinya menggantikannya untuk berdiri di samping Taylor Shen, ditatapi oleh sang pria dengan perasaan mendalam, dirinya yang seperti itu, pasti adalah seorang wanita yang paling berbahagia di seluruh dunia ini.

Tapi dirinya saat ini tidak bisa melakukan apapun, Taylor Shen sudah memiliki niat untuk mengusirnya keluar dari sini, kalau dirinya terus menunjukkan tindakan permusuhan terhadap Tiffany Song, sang pria akan segera mengusirnya.

Sambil menggertakkan gigi, sang wanita harus berpura-pura bersikap tidak berniat jahat.

Sang wanita berdiri dari sofa, dengan perlahan berjalan ke depan tangga, berkata sembari tersenyum: "Taylor, kakak ipar hari ini terlihat begitu cantik, kalian berdua begitu tampan dan cantik, sangatlah serasi, kalau kalian tiba di acara pernikahan nantinya, orang lain pasti akan mengira kalianlah yang merupakan pasangan pengantinnya."

Setelah Tiffany Song mendengar sanjungan dari Angelina Lian, hatinya merasa merinding.

Taylor Shen memalingkan kepala melihat Tiffany Song sejenak, pandangan matanya memancarkan ekspresi terpana dan perasaan mendalam, sang pria bercanda: "Tiffany, kamu hari ini harus berusaha untuk merebut buket bunga yang dilemparkan pengantin wanita ya, pasangan selanjutnya yang akan menikah mungkin saja adalah kita."

Tiffany Song melototinya sejenak, berkata dengan kesal: "Aku tidak mau."

Taylor Shen hanya tertawa dan tak mengatakan apapun, sang pria mengangkat lengannya melihat waktu, waktu sudah tidak pagi lagi, dia berkata: "Ayo pergilah, sudah hampir terlambat."

Tiffany Song masih ingin mengulur waktu, namun malah dibahu oleh Taylor Shen keluar dari pintu. Sang wanita merasakan ada dua pancaran cahaya yang terasa begitu dingin di punggung yang terus mengejarnya, saat keluar dari villa, sang wanita diam-diam membalikkan kepala, terlihat mata Angelina Lian yang penuh dengan kebencian, membuat jantungnya berdebar kencang.

Ada semacam orang yang akan menjadi musuh di mata orang lain tanpa perlu melakukan apapun. Ini bukan karena kamu tidak baik, melainkan kamu telah mendapatkan apa yang orang itu inginkan.

Dan mengapa dirinya bisa menjadi duri di matanya Angelina Lian, semua karena dirinya telah mendapatkan apa yang paling diinginkan, namun selamanya tidak akan mungkin diraihnya

Mobil Aston Martin One-77 terparkir di dalam parkiran mobil, mobil dengan mobil ini memiliki jumlah terbatas, sebanyak 77 buah, negara China hanya memiliki 5 mobil dari jumlah diantaranya, harganya mencapai ratusan miliaran, tidak disangka salah satunya berada di tangannya Taylor Shen.

Mobil Aston Martin yang berwarna abu silver keabuan memancarkan kilauan yang mempesona di bawah pantulan cahaya matahari, Taylor Shen dengan gentlemen membukakan pintu mobil, setelah Tiffany Song telah duduk dengan baik, baru menutupnya dengan perlahan, dan bergegas naik ke mobil.

Jalanan di lalu lintas telah memberlakukan sistem pemblokiran, mobil yang berlalu lalang tidak menyebabkan adanya kemacetan, ketika mobil mereka melintas, berjalan di jalan raja menuju rumah kediaman Keluarga Shen, sama sekali tidak terdapat satupun mobil di keempat baris jalan raya, ini merupakan jalanan yang harus dilalui untuk pergi ke kediaman Keluarga Shen.

Taylor Shen menghentikan mobilnya di pinggir jalan, setelah menunggu sekitar 20 menit, rombongan pengantar pengantin telah datang dengan penuh kemegahan, ada tiga mobil sedan Mercedes-Benz yang menjadi pemimpin, rangka mobil bagian atas terbuka, fotografer terbaik di Kota Tong sedang merekam perjalanan rombongan mobil mewah dan mobil pengantin.

Mobil berbunga yang merupakan mobil utama adalah mobil Lincoln Limousine putih, di atasnya telah didekorasi dengan ludovicum XIV rose yang menyiratkan arti cinta abadi, lalu mobil lainnya yang ada di belakang tidak sanggup dikatakan satu per satu, begitu banyak mobil mewah muncul di jalan raya, menarik perhatian orang-orang yang berada di seberang jalan untuk menjulurkan kepalanya melihatnya, ini bagaikan sedang mengadakan pameran mobil mewah.

Di udara pun ada drone yang melakukan perekaman dari langit, sebuah pernikahan semegah ini sepertinya tidak pernah ada dalam sejarah selama ini.

Dengar-dengar, mereka hanya mengundang satu media sosial untuk melakukan pemberitaan dalam pernikahan, pihak media sosial lainnya selain hanya bisa menghela nafas tak berdaya, mereka hanya bisa menuruti ketentuan untuk memotret dari jalanan yang jauh, melakukan cara yang salah untuk memuaskan diri.

Ini adalah pernikahan termegah belakangan ini di Kota Tong, menghasilkan perbandingan yang begitu mencolok dengan upacara pemakaman yang dilaksanakan tidak begitu lama sebelumnya.

Tiffany Song duduk di samping pengemudi, melihat mobil Lincoln Limousine telah melaju pergi, samar-samar bisa melihat wajah pengantin pria yang berada di dalam yang begitu rupawan, tidak menunjukkan ekspresi bahagia, sang wanita tiba-tiba berkata: "Jelas-jelas tidak mencintainya, tapi kenapa masih harus menikahinya?"

"Apa yang kamu katakan?" Taylor Shen menanyakannya.

Tiffany Song menggelengkan kepala, "Tidak ada apa-apa."

Taylor Shen memalingkan pandangan menatapnya, sang pria mendekatkan diri menjepit dagu sang wanita, matanya yang hitam memandang ke dalam matanya, sang pria berkata: "Jangan berpikiran tidak-tidak, hmm?"

"Aku tidak begitu, aku hanya merasa sedih terhadap Jennifer. kalau pengantin wanita yang berada di dalam mobil adalah Jennifer, ekspresi wajah Wayne Shen tidak akan semurung itu. Ketika melihat mereka, aku selalu merasa, ternyata kemampuan manusia begitu kecil, mereka pada akhirnya tetap tidak mampu melawan nasib." Tiffany Song mengatakannya dengan sedih, yang paling membuatnya merasa sangat disayangkan, adalah perasaan mereka yang telah berlangsung selama sembilan tahun itu.

Ada seberapa banyak sembilan tahun di kehidupan manusia? Mungkin jika telah melewatinya, maka tidak akan bisa kembali untuk selamanya lagi.

Jari tangan Taylor Shen dengan lembut bergesekan dengan kulit dagunya yang mulus, sang pria berkata dengan arogan: "Nasibku berada di tanganku, bukan di tangan Tuhan."

Tiffany Song melihat pria arogan yang ada di depan mata, tersenyum dan menggelengkan kepala, "Ayo jalanlah."

Taylor Shen melihatnya telah tersenyum, hati yang cemas kembali tenang. Sang pria mulai menggerakkan mobil, mengejar rombongan pengantar pengantin, dan berjalan menuju kediaman Keluarga Shen. Tiba-tiba terdengar sebuah suara rem mobil yang menggelegar dari depan, rombongan mobil yang berjalan di depan telah berhenti.

Taylor Shen mengerutkan keningnya, sistem pemblokiran jalan sudah diberlakukan, masalah seperti ini sama sekali tidak mungkin terjadi, apa yang telah terjadi di depan? Hati Tiffany Song tiba-tiba menjadi tegang, melihat ke arah Taylor Shen, berkata dengan panik: "Taylor, apa yang telah terjadi?"

"Tidak tahu, mari kita pergi melihatnya." Mobil mulai berjalan melalui jalan samping yang kosong, semua mobil rombongan telah terhenti, di depan tiga buah mobil Mercedes-Benz, sebuah mobil Aston Martin One-77 hitam berhenti di sana, memancarkan aura yang begitu gelap di bawah sinar matahari.

Semua orang saling bertatapan, ketika kembali sadar dari melamun, pihak polisi sudah datang menghampiri untuk mengusirnya.

Di dalam Lincoln Limousine, karena rem mendadak, Wayne Shen dan Angela He terlihat sedikit kacau. Sang supir bergegas memalingkan kepala melihat sepasang pengantin, berkata: "Tuan Muda Kelima, Nyonya Muda Kelima, kalian tidak kenapa-napa bukan?"

Kerutan di keningnya Wayne Shen menjadi lebih berkerut, sang pria berkata: "Pergi tanyakanlah ada apa sebenarnya?"

"Baik." Supir tidak pernah bertemu dengan pengantin pria yang seperti ini, jelas-jelas ini adalah hari yang paling membahagiakan, tapi ekspresinya malah bagaikan sedang berkabung, ditambah lagi dengan busana tuxedo serba hitam yang dipakainya, semakin membuat orang merasa tertekan.

Angela He melihat Wayne Shen sejenak, berkata dengan datar: "Wayne, kalau kamu tidak ingin menikahiku, turunlah sekarang juga, jangan menampilkan ekspresi murung sepanjang jalan padaku.

Wayne Shen tertawa dingin, "Kamu kira aku bersedia? Kalau bukan karena khawatir si tua itu akan lebih cepat menapakkan kaki di peti mati, apakah aku akan menikahimu?"

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu