You Are My Soft Spot - Bab 374 Menikah dan Melahirkan Anak Lagi

Stella Han mana berani memalingkan kepala melihatnya, sepasang mata yang membara itu seakan-akan ingin membakarnya hingga tembus, hatinya merasa sangat panik, ingin membalikkan badan dan pergi, tapi juga takut akan diejek bernyali kecil olehnya, terakhir, terpaksa menebalkan muka berjalan ke dalam.

Ruang istirahat tetap dengan dekorasi khas pria, Jordan Bo sering menginap di sini, peralatan dan keperluan di sini cukup lengkap, di udara terdapat semacam aroma pria yang familiar.

Pandangan matanya tidak melihat ke mana-mana, langsung berjalan ke tempat yang meletakkan kotak obat, mengambilnya lalu membalikkan badan, nyaris saja tertabrak dalam pelukan sang pria, untung saja reaksinya cukup cekatan, segera mundur beberapa langkah, baru mereka berdua sedikit berjarak.

"Kamu, kenapa tidak bersuara saat berjalan? Sungguh mengagetkanku!" Stella Han mengelus dada, mengangkat kepala melototinya, saat ini dirinya sudah sama sekali lupa dengan tujuannya datang ke sini, yang tadinya hendak berdebat dengannya tentang hak asuh Evelyn.

Jordan Bo berdiri di sana, pandangan mata dengan mendalam memandang penampilan wajahnya yang sedikit waspada, setelah tidak bertemu selama setengah bulan, dia telah menjadi jauh lebih rapuh, kalau dirinya tidak tahu Evelyn telah dibawa oleh ibunya kembali ke markas militer, mungkin dirinya akan mengira keadaannya yang rapuh ini akibat bercerai dengannya.

Sudut bibirnya membentuk senyuman, mungkin taktik bertaruh habis-habisan ini, sama sekali tidak mampu memancing rasa ketidakrelaan hati Stella Han terhadap dirinya, Jordan Bo mana mungkin tidak mengerti, betapa besarnya keinginan Stella Han untuk putus hubungan dengan dirinya?

Dengan berpikir seperti ini, ekspresi wajah sang pria menjadi semakin murung, niat untuk menertawakannya sudah sirna.

Sang pria melangkahkan kaki berjalan ke samping ranjang, duduk di atas ranjang, Stella Han melihat ekspresi wajah tampannya yang berubah menjadi muram, hatinya merasa sedikit perasaan yang aneh, lalu membawa kotak obat dan meletakkannya di samping Jordan Bo, mengeluarkan cairan antiseptik, obat dan kain perban.

Stella Han hari ini tidak mengikat rambutnya, saat membungkukkan pinggang, rambutnya langsung jatuh terurai, terayun-ayun di udara, mendekatkan drii melihat luka yang ada di bahunya, seketika malah tidak tahu harus bagaimana memulai perawatan, "Jordan, dari mana datangnya luka tubuhmu ini?"

Jordan Bo membungkam bibirnya tak berbicara, sepasang bola mata hitam tertuju padanya, cuaca sekarang tidak panas, Stella Han memakai kemeja putih, lalu memakai jas kecil, dua kancing di depan dada terbuka, sang wanita membungkuk, samar-samar mampu melihat dua gundukan lembut di depan dadanya melalui kerah baju.

Napas Jordan Bo berangsur menjadi kasar, sudah 7 tahun, tangannya sudah sering menyentuhnya, tahu seberapa nikmatnya perasaan di tangan saat menyentuhnya. Sang pria sedikit mengalihkan pandangan, mengangkat pandangan melihat wajah mungilnya yang sangat dekat di depan mata dengan serius.

Seorang wanita yang berumur 32 tahun, aura kedewasaan di wajahnya telah bertambah, tapi bentuk badannya malah semakin membuat hatinya tergelitik, sang pria dengan kasar membuka bajunya, merasa sekujur tubuhnya telah memancarkan bara api. Hidungnya penuh dengan aroma dari tubuh sang wanita, membuat Jordan Bo tak mampu menahan diri.

Wajah Stella Han memerah, sang pria tidak menanggapinya, dirinya pun tidak enak hati untuk menanyakannya lebih lanjut, mengulurkan tangan melepaskan balutan perban, jari tangannya sedikit dingin, kulit sang pria yang panas tersentuh, membuatnya spontan menarik tangannya, wajahnya semakin memerah.

"Err, bagaimana kalau aku memanggil orang dari klinik perusahaan untuk membantumu menanganinya." Stella Han merasa malu, badan sang pria yang dewasa dan kekar ini pernah dilihatnya beberapa kali, dulu tidak bersedia melihatnya, tapi kemudian sang pria memaksanya untuk melihat, Stella Han sangat familiar terhadap setiap inci otot di tubuhnya, karena merasa sangat familiar, dia malah semakin malu.

Mereka sekarang adalah sepasang suami istri yang telah bercerai, sudah tidak seharusnya memiliki sedikit hubungan apapun lagi.

Tangannya belum sempat menjauh, langsung ditekan oleh Jordan Bo, memandang Stella Han, berkata dengan nada rendah: "Tidak ingin bertemu dengan putrimu lagi?"

Stella Han membungkam bibir, putrinya merupakan kelemahannya, sudah beberapa hari tidak mampu bertemu dengannya, khawatir putrinya akan merindukannya hingga menangis. Stella Han kembali mendekatkan diri, menahan rasa malu di dalam hati dengan sekuat tenaga, membantunya membalutkan kain perban.

Melepaskan perban sangatlah mudah, langsung terlepas dalam waktu singkat.

Stella Han membuka kain perban, melihat luka mendalam di tulang selangka bahunya, terlihat bagaikan tertusuk pisau, darah segar mengalir deras dari luka di balik perban yang telah dilepaskan, lukanya begitu dalam, saat dirinya memukulnya tadi, dia malah tak bersuara sedikit pun, memangnya pria ini senang dianiaya?

Jordan Bo melihatnya dengan teliti, melihat matanya telah memerah, lalu mengangkat tangan menjepit dagu Stella Han, memaksanya memandang matanya, berkata dengan suara serak: "Stella, sedih tidak?"

Stella Han melihat pancaran cahaya pekat di balik matanya, langsung mengalihkan pandangan mata dengan buru-buru, pura-pura ingin mengambil cairan antiseptik dan penyeka kapas, menghindari pertanyaannya, "Lukamu begitu berat, kenapa tidak memeriksakannya ke rumah sakit?"

"Aku adalah CEO Bo's Corp." Jordan Bo melihat dia telah memalingkan kepala, hatinya spontan merasa kecewa, Jordan Bo bukanlah tidak tahu betapa keras kepalanya wanita ini.

Stella Han mengerti, orang seperti Jordan Bo ini tidak akan pergi ke rumah sakit dengan sembarangan, dia bersin sekali saja, akan langsung mempengaruhi harga saham perusahaan di keesokan harinya, apalagi setelah mengalami luka seberat ini. Stella Han mengambil penyeka kapas dan membasahinya dengan cairan antiseptik, menyeka lukanya dengan lembut.

Mungkin karena cairan antiseptik telah membuat kulitnya perih, sang pria meringis sejenak di samping telinganya, Stella Han segera menghentikan pergerakannya, melihatnya dengan tegang, "Sudah membuatmu kesakitan ya?"

"Sedikit."

Pergerakan Stella Han selanjutnya menjadi semakin lembut, juga semakin berhati-hati, sambil membersihkan lukanya, sambil memoncongkan bibir meniupkan angin ke lukanya, berniat untuk mengurangi rasa sakitnya.

Jordan Bo memandangnya, melihat penampilannya yang meniupkan angin dengan hati-hati, hatinya merasa bergejolak, tangan yang terletak di pinggir ranjang, dengan tanpa bersuara merangkul pinggangnya.

Setelah melahirkan anak, bentuk tubuhnya tidaklah berubah, pinggangnya masih begitu ramping, terlihat mudah patah jika tak berhati-hati.

Seluruh perhatian Stella Han tertuju pada lukanya, sama sekali tidak menyadari pergerakan tangannya, bahkan tangannya telah memasuki baju pun tidak dia sadari.

Selesai membersihkan lukanya, Stella Han mengambil obat mengoleskannya ke lukanya, lalu menggunakan kain perban untuk membalut lukanya, dengan begini, Stella Han tak akan mampu menghindari saling bersentuhan dengan kulitnya, Stella Han maju ke depan selangkah, lalu mengambil kain perban dan melewati ketiak sebelah kanannya untuk ke belakang tubuhnya, lalu kembali ke bahu kiri.

Tangan Jordan Bo mengelus kulit di pinggangnya, Stella Han tiba-tiba menempel ke arahnya, baju berbahan sutra yang sejuk menempel di kulitnya, spontan membuatnya terengah, Stella Han mendengarnya, awalnya mengira telah membuatnya kesakitan, bergegas mundur, "Apakah terlalu erat?"

"Tidak begitu." Kening Jordan Bo telah memunculkan keringat, dirinya tahu kenapa bisa berkeringat, ini sama sekali bukan karena kesakitan. Wanitanya sekarang berada di depan mata, tapi dirinya malah tidak mampu melakukan hal yang lebih mendalam terhadapnya, bagaimana mungkin tubuhnya tidak merasa sesak?

Stella Han melihat keringat dingin yang bercucuran keluar di keningnya, berkata dengan canggung: "Aku tidak begitu pandai dalam membalut luka, kamu tahanlah sebentar, akan segera selesai."

Jordan bo menganggukkan kepala, Stella Han pun lanjut membalutkan perban, lalu selesai dilakukan tidak lama kemudian, mengambil gunting untuk memotong kain perban, sudah merasa kelelahan hingga tak mampu berdiri.

Demi mengurangi bersentuhan kulit dengannya, Stella Han terus menegangkan badannya, sekarang telah merasa santai, lalu menyadari tangannya entah sejak kapan telah memasuki bajunya. Hatinya terkejut, segera menangkap tangannya, hendak mengeluarkannya dari dalam baju, tapi kecepatan sang pria lebih cepat, menggenggam tangannya dan menariknya.

Sedetik kemudian, tubuh Stella Han merebah ke arahnya, pandangannya berputar-putar, kemudian berbaring di ranjang, tubuhnya ditekan oleh tubuh sang pria yang gagah, debaran jantungnya terhenti, kemudian mulai berdebar cepat, "Jordan, kamu......"

Bibir Jordan Bo mendekat, membungkam bibirnya, setelah menciumnya hingga kepala merasa pusing baru melepaskannya, bertanya dengan suara serak: "Stella, sudah merindukanku tidak?"

Bibir Stella Han terasa kebas, pria ini malah langsung menciumnya secara mendadak, hingga membuat otaknya hampa, merindukannya? Saat malam hari yang tenang, memang merindukannya. Tapi saat berhadapan dengan pria ini, entah kenapa dirinya tetap tidak mampu mengutarakannya keluar, sepasang tangan Stella Han menyentuh dadanya, kesadaran mulai menguat secara perlahan-lahan, "Jordan, kita sudah bercerai, kamu sudah tidak boleh bertindak sesuka hati lagi."

Mata Jordan Bo sedikit menyipit, memancarkan cahaya binatang buas dari balik matanya, badannya mendekat, sepasang tangan terletak di samping bahunya, hawa napas yang panas terhembus ke lehernya, tubuh Stella Han gemetaran di bawah tubuhnya bagaikan dedaunan yang berguguran akibat angin, "Stella, apakah kamu tidak memiliki perasaan terhadapku?"

Stella Han menggertakkan giginya, dengan kuat mengontrol tubuhnya untuk jangan gemetaran, tapi saat bibirnya mengemut cupingnya, dia tetap gemetaran, Stella Han berkata dengan kesal: "Tidak, bangunlah!"

Jordan Bo tertawa, sepertinya tidak percaya, "Kalau tidak ada perasaan, kenapa kamu gemetaran seperti ini? Menginginkannya tidak?"

Stella Han merasa sangat malu, ini adalah respon fisiologis, mana mungkin dirinya mampu mengontrolnya? Apalagi, dirinya pernah menjadi sepasang suami istri dengannya selama 7 tahun, Jordan Bo sangat memahami kondisi tubuhnya, dan bagaimana caranya membuatnya memiliki respon, Stella Han mendorongnya, tapi tak berhasil, Stella Han pun sudah kesal, balik menyindirnya: "Jika pria lain memperlakukanku seperti ini, tubuhku juga akan gemetaran, Jordan, ini adalah respon fisiologis, kamu mengerti tidak?"

Raut wajah Jordan Bo seketika menjadi murung, dia menopang tubuhnya, melototi wanita yang ada di bawah tubuhnya, sangat ingin mengulurkan tangan mencekiknya sampai mati, di tengah suasana manis, Stella Han malah harus mengatakan ucapan yang merusak suasana?

Sang pria berguling dari atas tubuhnya, mengambil kemeja di samping dan memakainya, membalikkan badan dan keluar dari ruang istirahat.

Stella Han melihat dia pergi dengan membanting pintu, seketika langsung merebah ke ranjang, nyaris saja dia membocorkan isi hati dirinya sendiri. Dirinya tidak boleh seperti ini, mereka sudah bercerai, sekarang saling berkomunikasi karena terpaksa, kalau tidak, meskipun saling bertemu di jalanan, dia akan menganggapnya orang asing.

Setelah berlalu cukup lama kemudian, baru dia bangun untuk duduk, tangan yang gemetaran kembali mengaitkan kancing baju yang terbuka olehnya, setelah membereskan suasana hatinya, dan membuang kain perban yang dilumuri darah ke tong sampah, baru membuka pintu dan keluar.

Di luar pintu, sang pria berdiri di samping jendela, memandang kota yang ramai ini, Stella Han berjalan hingga ke belakangnya, berniat untuk membahas hal tentang Evelyn, "Jordan, Evelyn......"

Stella, apakah selain karena Evelyn, maka di antara kita berdua tidak akan ada komunikasi lagi?" Saat perkataan Evelyn masih belum selesai, langsung terpotong oleh Jordan Bo, sang pria membungkam bibir dan membalikkan badan, pandangan mata dengan mendalam mendarat di tubuhnya.

Stella Han berpikir, hubungan di antara mereka hanya karena ada Evelyn, kalau tidak ada anak ini, mungkin dirinya akan memutuskan komunikasi dengannya.

Sikap diam darinya telah menjawab pertanyaan ini, sudut bibir Jordan Bo membentuk senyuman yang dingin, berkata: "Mamaku baru saja mengetahui perceraian kita, dia tidak merelakan Evelyn, ingin membawanya pulang beberapa hari, kamu tenang saja, setelah aku kembali menikahi wanita lain, dan melahirkan anak lagi, perhatian mama tentu saja akan tertuju sepenuhnya pada anak ini."

Stella Han mendengar dia berkata dengan begitu mudahnya bahwa dia akan menikah lagi, hatinya spontan mulai merasa sakit, kalau dia ingin menikahi wanita lain, jadi apa maksud dari hal yang hendak dilakukan bersamanya tadi?

Stella Han menahan rasa sakit dengan sekuat tenaga, berkata: "Aku tahu, tapi aku sudah tak mampu menunggumu kembali menikah dan melahirkan anak lagi, aku ingin bertemu dengan Evelyn sekarang juga."

"Kamu pergilah!" Jordan Bo membalikkan badan, punggungnya yang dingin menghadapnya.

"Tapi......" Stella Han masih ingin berdebat, tapi malah mendengar sang pria berkata: "Aku sekarang sangat merasa sesak, kalau kamu ingin membuatku melakukan sesuatu yang tak masuk akal terhadapmu, maka teruslah menetap di sini."

Stella Han melihat tubuhnya yang menegang, begitu lambat baru memahami maksud di balik ucapannya, Stella Han menggertakkan gigi, membalikkan badan dan segera pergi.

Jordan Bo melihat sosok tubuh yang pergi dengan cepat yang terpantul di jendela kaca, memejamkan sepasang mata, tangannya dimasukkan ke dalam kantong celana, mengeluarkan sebuah kotak berbalut kain berudu biru, tanpa memikirkannya panjang lebar, sang pria langsung membuangnya ke tong sampah yang ada di samping.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu