You Are My Soft Spot - Bab 238 Lihat Kamu Membuatku Marah Sampai Aku Kelaparan (2)

Wanita itu mengedipkan matanya berulang-ulang, ketika dia melihat kearah itu lagi, jendela mobil sudah dinaikkan, mobil sport silver itu melaju pesat meninggalkannya, wanita itu pun tidak mempedulikan yang lain, menginjak pedal gas sekuatnya, dengan cepat mengejarnya.

Hatinya berdegup kencang, apa itu dia? Ini bukan pertama kali melihatnya, jika masih hidup, mengapa tidak muncul dihadapannya? Lamborghini kemudian mengejar mobil sport tadi, dan mobil itu pun melaju dengan lebih kencang.

Batas kecepatan mobil didalam kota adalah 60km/jam, mereka berdua sama-sama telah melewati batas itu, dibelakang polisi lalu lintas sudah menyalakan sirine, mengejar mereka.

Vero He sama sekali tidak peduli, dia hanya berniat mengejar mobil itu, melihat apakah pria yang berada disebelah kursi pengemudi adalah Karry Lian. Dua mobil sport melaju pesat diatas jalan, suara mobil yang melaju cepat mengejutkan orang-orang dijalan, yang berada diatas jembatan penyeberang, melihat sebuah cahaya perak dan cahaya biru dengan cepat melaju, mereka terkejut mengatakan, “Wah, orang kaya terlalu perlente, menganggap tempat ini sebagai arena balap F2.”

Mobil dengan cepat memasuki jalan tol di sekitar kota, mobil didepan telah membereskan Electronic Toll Collection, kemudian masuk dengan cepat, Vero He mengikutinya dari dekat, speedometer telah menunjukkan angka 150, seperti hampir terbang.

Setelah mengejarnya, mobil silver tadi kemudian menghilang dari hadapannya, Vero He dengan kecewa menunduk dibelakang setirnya, dia menurunkan kecepatannya kemudian berbelok kepinggir jalan, dia bernafas berat.

Karry Lian muncul lagi dihadapannya, apakah ini hanya halusinasinya, atau memang kenyataan?

Dibelakang terdengar suara sirine mobil polisi, beberapa polisi lalu lintas kemudian mengelilingi Lamborghini, seperti takut wanita itu sampai kabur, “Keluar, kami curiga kamu sedang mencuri mobil dan berusaha kabur, tunjukkan kartu identitas, SIM dan STNK.”

Vero He berbalik dengan bingung, melihat polisi dengan wajah tegas diluar sana, dia membuka pintu dan turun. Segera seorang polisi mendekatinya, menahan tangannya dan menahannya di belakang punggung wanita itu, yang lainnya masuk kedalam mobil memeriksa kelengkapan data.

Setelah pemeriksaan selesai, polisi itu keluar dari mobil, melihat temannya dengan tatapan bingung, “Bukan mobil curian, ini mobilnya.”

Polisi yang menahan tangan Vero He berkata dengan tegas, “Meskipun mobilnya juga tidak boleh melewati batas kecepatan yang telah ditentukan, apa kamu pikir kamu hebat mengendarai mobil mewah, kami dibelakang terus memanggilmu untuk berhenti, apa kamu tidak dengar?”

Pikiran wanita itu masih pada mobil silver tadi, dia sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan oleh polisi, melihat wanita itu tidak menjawabnya, berkata: “Apa terkejut sampai bingung?”

“Bawa saja dulu kekantor polisi, kesalahannya fatal, sudah bisa ditahan.” Polisi lalu lintas menahan Vero He, dan memasukkannya dalam mobil polisi, polisi yang lainnya mengendarai Lamborghininya.

Mobil Audi hitam yang mengikuti Vero He dari belakang tiba terlebih dahulu, mereka hanya berhenti di kejauhan, berpura-pura memperbaiki mobil mereka, ketika sirine mobil menjauh, mereka segera naik kemobil, menghubungi James He, sambil mengikuti mobil polisi itu.

Rapat sedang berlangsung ketika James He menerima telepon dari pengawal, melihat layarnya, dia mengangkat tangannya, menghentikan laporan dari Erin, mata semua orang diruangan itu kemudian tertuju pada pria itu, melihat perubahan drastis wajahnya, pria itu tiba-tiba bangkit, dan berjalan keluar dari ruangan rapat, suara beratnya terdengar, “Aku segera kesana, hubungi pengacara Min……”

Erin berdiri diatas panggung, melihat tubuh tegap itu berjalan menjauh, semua tenaganya seolah pergi meninggalkannya, dia terkesima. Dihadapan pria itu, kemampuannya masih sangat rendah, selamanya tidak akan bisa setenang pria itu.

Tapi ada peristiwa darurat apa, sampai-sampai pengacaranya harus turun tangan? Saat ini Erin masih belum tahu, masalah Vero He yang telah dibawa kekantor polisi.

James He segera tiba di kantor unit laka lantas, terlihat kelelahan, kasat lantas segera menyambutnya, dia terus mengatakan telah terjadi kesalahpahaman. James He memakai kemeja putih dan jas hitam yang kemudian dipadu padankan dengan mantel bulu, ekspresinya terlihat sangat dingin.

Kantor polisi seperti ini, pria itu memiliki kenangan yang buruk, tapi Vero He malah jauh lebih buruk. Oleh karena itu mendengar dia dibawa oleh unit laka lantas, dia tidak mempedulikan yang lain, dan langsung menuju ketempat itu.

Dia berpikir dengan memiliki kekuasaan, dia akan bisa melindungi wanita itu, baru lengah sebentar, wanita itu kembali masuk ketempat seperti ini.

“Dimana dia?”

“Barusan pengacara Min datang membayar jaminan, CEO He, para bawahanku tidak bisa membedakan orang-orang penting, nona He agak terkejut, sedang beristirahat diruang istirahat,” kasat lantas kemudian menghapus keringat didahinya, dibawah aura mengancam dari pria itu, kepalanya mengeluarkan banyak keringat, takut jika dia tidak hati-hati dan menyinggung pria itu, maka dia akan menerima akhir yang buruk.

Bibir James He dirapatkan, ekspresi pria itu sangat dingin, dengan langkah bear dia memasuki kantor unit laka lantas, kasat lantas pun mengantarkan pria itu dengan ketakutan, setelah berbelok, tibalah diruang istirahat. Diruangan itu, Vero He duduk disana dengan wajah pucat, tangannya menggenggam segelas air hangat, rasa hangatnya tidak cukup untuk menghangatkan hati wanita tersebut, dia terus gemetar, sampai air didalam gelas itupun membentuk gelombang.

Pengacara Min melihatnya dari samping, khawatir dia mengguyur dirinya sendiri dengan air itu, baru saja menyingkirkan gelas air itu darinya, James He sudah masuk kedalam ruangan.

Melihat sepasang sepatu kulit yang mengkilat, ketika mengangkat wajahnya, dia melihat pria itu berjalan masuk, wanita itu seperti melihat dewa penolongnya, segera bangkit, dan berlari kedalam pelukan pria tersebut.

James He memeluk wanita itu dengan erat, kali ini, pria itu sudah melihat betapa lemahnya wanita dihadapannya, pria itu melembutkan suaranya, tidak lagi menggunakan nada dingin yang menusuk, “Tidak ada masalah lagi, tidak ada masalah lagi, aku akan membawamu meninggalkan tempat ini.”

“Kakak, aku melihat Karry Lian.” Suara wanita itu sangat serak, waktu itu dia hanya melihat bayangannya saja, sama sekali tidak yakin kalau itu memang pria yang dilihatnya, tapi hari ini dia melihat wajah pria itu dengan jelas.

James He terkejut, kemudian menepuk ringan punggung wanita itu, “Vero He, kita jalan dulu baru membahasnya ya.”

Vero He mengangguk sekuat tenaga.

James He membawa wanita itu pergi, meninggalkan pengacara Min mengurus sisanya, kasat lantas mengantarkan kepergian mereka, setelah mobil mereka meninggalkan tempat itu, dia baru bisa bernafas lega, ada kabar kalau James He telah menikah diam-diam, nyonya He tidak pernah muncul dihadapan umum, melihat interaksi kakak-beradik itu, mungkinkah Vero He adalah istri dari pria tersebut?

Hari ini mereka menangkap nyonya He, topi yang diatas kepalanya, mungkin akan hilang sebentar lagi.

Didalam mobil, Vero He sudah tidak segemetar tadi, James He mengemudikan mobilnya, sesekali melihat wanita itu, dia berkata: “Vero He, Karry Lian sudah meninggal.”

Suara pria itu terdengar sangat tegas, tidak ada sedikit pun keraguan didalamnya, demi menenangkan wanita itu. Orang itu tidak akan bisa muncul kembali, jika pun dia muncul maka itu hanya ada dalam imajinasi wanita itu.

“Aku benr-benar telah melihatnya, didalam mobil sport silver itu, kakak, percayalah padaku.” Suara Vero He kembali gemetar, waktu itu, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri Karry Lian dibunuh oleh orang yang mengejarnya, orang-orang itu luar biasa brutal, tidak mungkin mereka melepaskannya.

James He menghela nafas, menggenggam tangan dingin wanita itu, “Vero He, akhir-akhir ini tekanan yang kamu hadapi cukup besar, aku dengar dokter He mengatakan, kamu sudah lama tidak ketempatnya, sebentar lagi aku akan membawamu kesana.”

“Kakak!” Vero He mengernyitkan dahinya, apa pria itu menganggapnya gila? Dia benar-benar yakin, barusan matanya tidak rabun, mengapa pria ini tidak mempercayainya?

James He meremas jemari wanita itu, dengan nada lembut mengatakan: “Anggap saja untuk menenangkan hati kakak, pergilah.”

Vero He menarik kembali tangannya, duduk disana dengan tidak senang, James He melihat wanita itu, kemudian membawa mobil menuju ketempat praktek dokter He.

Tanpa membuat janji, tapi dari hubungan James He dan dokter He, mereka tidak perlu menunggu lama. Vero He sangat antipati pada dokter he, sejak masuk ke ruangan praktek psikolog, alisnya terus-terusan berkerut.

Dokter He memiliki ingatan yang jelas pada pasien ini, dia adalah psikolog peringkat teratas di kota Tong, dia sudah menangani berbagai macam pasien, tapi tidak pernah bertemu dengan kasus dimana rasa khawatir pasiennya bisa separah Vero He.

Dia tidak berhasil membuka pintu hati wanita itu, teknik hipnotis dan sugesti sama sekali tidak mempan pada wanita itu, ditambah dengan penolakan keras wanita itu terhadap pengobatan, kemajuannya dalam mengobati wanita itu terbilang sangat kecil.

Dokter He membawa Vero He masuk kedalam ruang pemeriksaan, James He duduk menunggu diluar, sebelumnya dia sudah menelepon, oleh karena itu didalam ruangan itu tidak ada siapapun kecuali dokter He.

James He duduk diatas sofa berwarna lembut, cahaya dari ruang pemeriksaan berwarna kuning lembut, agar pasien bisa lebih tenang. Ponsel pria itu bergetar, dia mengeluarkannya, kemudian mengangkatnya ketika dia berjalan menuju kearah jendela, baru mengatakan beberapa hal, terdengar bunyi teriakan dari ruang pemeriksaan.

Pria itu tegang, segera mematikan ponselnya, dan melangkah cepat keruang pemeriksaan, dia membuka pintu, dan masuk kedalam. Vero He bersandar pada tembok wajahnya begitu pucat, keringat dingin mengucur di dahinya, matanya menatap dokter dengan pandangan kebencian.

James He melihat dokter He, segera pria itu berjalan mendekati Vero He, kemudian memeluk wanita yang gemetar hebat itu, lantas mengernyitkan dahinya dan bertanya pada dokter He: “Ada apa?”

Wajah dokter He terlihat sangat serius, dia tidak pernah menghadapi pasien segawat ini, hatinya terlalu was-was, juga ada bagian yang hilang didalam ingatannya, dihadapannya, dia tidak bisa melakukan apapun.

“James He, bawa dulu adikmu pulang, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu, aku akan menghubungimu kembali.” Dokter He mengerutkan keningnya, memberitahu pria itu untuk membawa Vero He pulang terlebih dahulu.

James He melihat wanita yang gemetar dalam pelukannya,dia yakin dokter He adalah ahli dalam bidang ini, juga tahu jelas akan kemampuannya, jika pria ini ingin bertanya padanya, maka keadaannya jelas serius.

Pria itu kemudian menepuk punggung wanita itu, membuat wanita itu merasa lega, “Vero He, jangan takut, kita pulang, kita pulang.”

Sampai James He keluar dari ruangan pemeriksaan, mata Vero He tidak terlepas dari dokter He, pandangan yang penuh dengan kewaspadaan dan permusuhan, membuat orang lain merasa tidak tenang.

Dokter He melihat mereka pergi, dia segera mengambil ponselnya, tidak peduli sekarang sedang tengah malam disana, dia tetap menghubungi handphone itu, “Guru, aku bertemu dengan seorang pasien yang sangat bermasalah, ada sesuatu yang hilang dalam ingatannya, aku curiga……”

……

Keduanya berjalan kembali kemobil, Vero He sudah lebih tenang, tidak setakut tadi. Mobil keluar dari parkiran bawah, setelah bergulat setengah hari ini, langit disana perlahan-lahan berubah gelap, Vero He baru menyadari ada puluhan panggilan yang tidak terjawab, dan semuanya dari orang yang sama.

Dia tiba-tiba teringat pada pertemuan orang tua murid disore itu, bibirnya kemudian membentuk kata “Celaka.”

James He berbalik melihatnya, melihat wanita itu menelepon dengan tergesa-gesa, tidak ada yang mengangkat teleponnya, dia kembali menelepon, dan yang diujung sana sudah mematikan ponselnya. Vero He tergesa-gesa mengatakan pada James He: “Kakak antarkan aku ke SD Negeri 1, cepat!”

Sekarang pertemuan orang tua murid sudah berakhir, Jacob Shen pasti sangat sedih karena wanita itu tidak datang. Terlebih lagi dia juga sudah berjanji akan menjemputnya, dan akhirnya dia tidak menepati janjinya.

“Untuk apa pergi ke SD Negeri 1? Hari ini kamu sudah setengah mati seharian, aku akan mengantarkanmu pulang.” James He mengernyitkan dahinya, dia tahu akhir-akhir ini wanita itu sangat dekat dengan anak angkat taylor Shen, dia tidak berharap mereka berhubungan.

“Kakak, aku berjanji pada Jacob Shen, tidak boleh ingkar janji, kamu antarkan aku kesana.”

“Sudah lama sekali, dia pasti sudah diantar pulang.”

“Tidak peduli apakah dia sudah diantarkan atau belum, aku ingin melihatnya, kalau tidak hatiku tidak bisa tenang.” Vero He terus memaksakan diri.

James He tidak berhasil membujuk wanita itu, dia terpaksa belok, menuju kearah SD Negeri 1. Mobil berhenti diluar SD Negeri 1, Vero He segera membuka pintu mobil dan berjalan masuk ke SD Negeri 1.

Selain lampu jalan, seluruh gedung disana sudah gelap, hati Vero He sangat khawatir, dia tetap menuju keruang kelas 1. Gelap sekali, hanya ada cahaya dari lampu jalan.

Vero He takut kegelapan, tapi sekarang, tidak tahu dari mana dia memperoleh keberanian, dia tidak mempedulikan apapun dan berlari menuju kearah gedung. Dibenaknya tidak ada ketakutan seperti saat menonton film horror, yang ada hanya bayangan kekecewaan di wajah anak itu.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu