You Are My Soft Spot - Bab 7 Keberuntungan

Di dalam ruang rapat Winner Group, Tiffany yang mengenakan kemeja putih dan rok hitam sederhana menjelaskan definisi-definisi desainnya dengan singkat, gambar desainnya yang terpasang di layar proyektor di dalam ruangan rapat itu terlihat sangat sederhana dan bersih, sama seperti penjelasannya.

James He duduk bersandar di kursinya dengan santai, memutar-mutar pena di jarinya, sepertinya ia sedang mendengarkan penjelasan Tiffany dengan seksama, namun kalau dilihat dengan jelas, sebenarnya ia sedang menatap wajah Tiffany dan memikirkan hal lain.

Tiba-tiba, Tiffany pun menghentikan ucapannya dan memukul-mukul meja, "Tuan He, apa Anda punya pendapat soal wajahku?"

"Pfftt" Asisten pribadi James tidak bisa menahan tawanya, sejak Tiffany masuk ke dalam ruang rapat itu, mata Tuan He sama sekali tidak pernah lepas darinya. Ia sama sekali tidak mengira Tiffany akan seceplas-ceplos ini, dan membuat Tuan He merasa malu.

Namun James sama sekali tidak mara, ia menegakkan tubuhnya, dan tersenyum, lalu membuka kontrak kerjasama mereka dan langsung menandatanganinya.

Lalu ia menutup kontrak perjanjian itu, dan berdiri dari kursinya, jas hitam yang ia kenakan membuat tubuhnya terlihat sangat tegak dan tinggi, ia memberikan dokumen itu pada Tiffany, "Nona Song, aku menantikan kinerja Anda."

Tiffany menatapnya dengan bingung, dari awal sejak ia masuk ke ruangan itu, James terus memandanginya, sampai-sampai ia merasa sangat tidak enak. Hari ini hatinya sendang tidak senang, oleh karena itu ia juga tidak berpikir lebih, perkataannya tadi itu langsung keluar begitu saja dari mulutnya. Awalnya ia mengira perkataannya itu akan membuat James marah dan membuat kerjasama ini gagal, namun ia tidak menyangka ternyata James sebaik ini.

Tiffany pun mengambil dokumen itu dan berkata. "Tuan He, semoga kerjasama kita sukses."

James tersenyum, wajah tampannya itu dari awal bisa membuat semua orang terpesona, ditambah dengan senyumannya barusan, hati semua orang pasti akan langsung meleleh, ia mengulurkan tangannya dan menyalami tangan Tiffany, lalu membawa asistennya pergi dari sana. Sampai di depan pintu ruang rapat, sepertinya ia teringat akan sesuatu dan menghentikan langkah kakunya, ia membalikkan badannya dan melihat ke arah Tiffany yang berdiri dan melamun di tempat, katanya. "Wajah Nona Song mirip dengan salah seorang teman lamaku."

"......" Tiffany tidak tahu apa ia harus merasa bangga saat itu, bagaimanapun ia merasa bahwa wajahnya sendiri itu adalah wajah pasaran, kalau memang mirip dengan seseorang, juga tidak heran.

"Nona Song, sampai jumpa lagi!" setelah itu, James pun melangkahkan kaki panjangnya keluar dari ruang rapat itu.

Tiffany melihatnya pergi dari situ, akhirnya, setelah berdiri selama dua jam, sampai air liurnya mengering, ia bisa juga mendapatkan kerja sama ini. Ia melihat kontrak kerjasama yang ada di tangannya, membalikknya ke halaman tanda tangan paling belakang, melihat tanda tangan yang sangat abstrak itu, hatinya terasa sangat lega.

Kata orang-orang, James He adalah seseorang yang perfeksionis, ia suka mencari-cari kesalahan orang lain, dilihat dari sifatnya yang seperti itu, awalnya ia mengira ia harus siap "bertempur dalam jangka panjang" karena desain yang ia buat sangatlah sederhana, tapi ternyata sekali saja sudah langsung berhasil, apa ini hanya keberuntungan saja?

Klien sudah menandatangani kontraknya, selanjutnya mereka harus segera mulai bekerja, Tiffany langsung mengatur dan membagikan pekerjaannya pada bawahan-bawahannya, lalu pulang kantor lebih awal.

Sekesal apapun dirinya, ia tetap kembali ke Kediaman Keluarga Song yang berada di lingkar ketiga sebelah utara kota, belum saja ia masuk ke dalam rumah, ia pun mendengar suara Lindsey yang tertawa di ruang tamu, suara Lindsey itu membuatnya merasa sangat jijik.

Tiffany berdiri di depan pintu, ia tetap saja tidak ingin melihat wajah Lindsey yang besar kepala itu. Ia membalikkan badannya dan hendak pergi dari sana, namun ia malah terkejut melihat pria yang berdiri di belakangnya entah sejak kapan itu, ia memegangi jantungnya yang berdebar kencang itu dan berkata, "Apa langkah kakimu tidak bersuara? Mengagetkan sekali."

Mata Taylor yang hitam itu menatap Tiffany dengan tajam, tak lama, barulah ia memindahkan pandangan matanya, "Ayo masuk, William juga di dalam."

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu