You Are My Soft Spot - Bab 349 Cemburu (3)

Stella Han mengambil pakaian untuk mandi. Setelah mandi, dia melihat Tiffany Song keluar dari kamar tidur. Dia jelas tidak tidur nyenyak, lingkaran hitam di matanya tampak, dia baru-baru ini bergugat cerai dengan William Tang, senior Shen membujuknya tetapi tidak bisa menghilangkan tekadnya.

Stella menyeka rambutnya dan mengikutinya berjalan ke ruang tamu kemudian bertanya: "Bagaimana gugatannya? Walaupun kak Karry Lian tidak pandai melawan tuntutan hukum perceraian, tetapi dia memiliki mitos yang tak terkalahkan di pengadilan, dia mungkin bisa membantumu."

Tiffany Song duduk di sofa dan berkata: "Masalahku tidak begitu besar, jangan khawatir, apa yang terjadi dengan wajahmu?" Tiffany Song menatapnya dengan gugup, pipinya masih bengkak dengan sidik jari di wajahnya.

Stella Han menggelengkan kepalanya, "Aku baik-baik saja hanya ada situasi yang tiba-tiba kemarin, tetapi semua sudah ditangani."

"Jordan Bo memukulimu? Dia berani melakukan kekerasan dalam rumah tangga?" Mata Tiffany Song melebar. Selain dari Jordan Bo, dia tidak memikirkan orang lain lagi, karena Stella dipukuli dan berlari kembali ke Vanke City yang menunjukkan bahwa dia tidak ingin melihat Jordan Bo.

"..." Stella Han mendengar kata "kekerasan dalam rumah tangga" dan mengingat masalah yang terjadi terakhir kali. Dia berkata dengan canggung, "Bukan."

Segera, dia memberi tahu Tiffany Song apa yang terjadi semalam. Tiffany Song mendengar, merasa suram dan takut: "Siapa yang menyelamatkanmu?"

Stella Han meliriknya, dia tidak menyebutkan nama. Tiffany Song mengetahuinya dan tidak bertanya lagi. Dia bangkit dan pergi ke dapur untuk mengambil beberapa es batu dan membungkusnya dengan handuk kemudian membiarkan Stella mengompresnya.

Stella Han merasa sangat sial. Dalam dua hari terakhir,menstruasinya datang, seluruh tubuhnya kecapekan dan masih menghadapi masalah seperti itu, dia merasa dianiaya. Setelah sarapan, Stella Han tidak pergi ke perusahaan Bo. Dia meminta cuti dua hari. Wajahnya terluka seperti ini jika dia pergi bekerja hanya akan menciptakan gosip bagi orang lain, lebih baik beristirahat di rumah.

Stella Han jarang untuk bersantai seperti ini, dia memegang remote dan mengubah saluran TV. Ketika dia beralih ke stasiun TV lokal, berita hiburan terbaru disiarkan di sana.

Ada gambar buram di TV. Dalam gambar itu, seorang pria dan seorang wanita berjalan ke hotel. Suara wanita itu sedikit bersemangat: "Tadi malam reporter kami mengambil foto wirausaha kota Tong Jordan Bo dan pacarnya memasuki dan meninggalkan hotel.Tampaknya kisah bahagia Jordan Bo sudah dimulai ...

Mata Stella Han melebar saat melihat foto-foto itu. Pakaian pria di foto itu agak akrab, tetapi itu tidak seperti Jordan Bo.

Stella Han tidak banyak berpikir, tetapi ketika dia melihat profil wanita itu, dia sepertinya mengenalinya, dia mencoba mencari informasi yang dia inginkan dari kepala berlumpur.

Oh, itu benar-benar Bretta Lin.

Dia tidak bisa mengatakan seperti apa rasa hatinya sekarang. Jordan Bo mengingatkannya beberapa kali kemarin pagi bahwa dia akan menjemputnya pulang dari bekerja di malam hari. Akhirnya dia menunggunya tetapi Jordan tidak datang dan malah berkencan dengan orang lain, apakah ini bisa ditoleransi?

Stella Han merasa bahwa dia harus bergegas mencari Bretta Lin untuk menyatakan kedaulatannya seperti setiap pejabat lainnya, tetapi dia tidak merasa bahwa itu diperlukan dan dia merasa tidak perlu mempermalukan dirinya sendiri.

Di antara Bretta Lin dan dia, Jordan Bo jelas memilih Bretta Lin, kalau tidak, Jordan akan tahu bahwa dia tidak kembali tadi malam.

Dia menghela nafas, mereka memang pasangan yang serasi, dia tidak perlu memedulikan, bahkan jika Jordan memesan kamar dengan cinta pertamanya tadi malam, dia tidak perlu memedulikannya.

Dia berpikir tetapi masih ada perasaan tidak nyaman di hatinya. Jika dia benar-benar dibunuh oleh teman kecilnya tadi malam, mungkin Jordan Bo akan merasa senang, dia tidak perlu berurusan dengannya secara pribadi.

Setelah mematikan TV,dia berbaring di sofa dan mengingat penampilan Bretta Lin yang bersemangat. Apakah dia sengaja mengerahkan kekuatannya untuk bertaruh?

Dia sangat kesal, mengulurkan tangan dan menjambak rambutnya. Tidak peduli bagaimanapun, baik Jordan Bo maupun dia punya cinta pertamanya. Bagaimanapun mereka hanya tinggal bersama tanpa perasaan apapun.

Dia berusaha untuk berpikiran terbuka tetapi ketika dia berpikir untuk berpisah dari Jordan Bo, hatinya sedikit sedih.

Ponselnya tidak berdering. Dia membukanya setiap beberapa menit dan bahkan memandangnya. Dia bahkan curiga ponselnya tidak ada sinyal. Dia menggunakan telepon rumah untuk mencobanya dan melihat bahwa ponselnya berfungsi.

Dia tidak tahu apa yang dia sendiri lakukan, dia sedang menunggu telepon siapa? Memikirkan Jordan Bo dan Bretta Lin akan memesan kamar dan membuat seluruh kota mengetahuinya, ia menjadi semakin tidak bahagia.

Dia tidak bisa berbaring, berdiri, pergi untuk berganti pakaian dan membawa tas keluar. Mungkin semenjak dia diikuti seseorang, dia selalu merasa ada seseorang di belakangnya mengikutinya. Dia berbalik dan tidak ada orang lain selain pejalan kaki di belakangnya.

Dia diam-diam menyalahkan dirinya sendiri karena membesar-besarkan masalah yang kecil, dia menggelengkan kepalanya dan memasuki taksi untuk pergi ke mal terdekat. Ketika seorang wanita dalam suasana hati yang buruk, dia suka belanja,karena dia memiliki kartu hitam Jordan Bo, dia segera menggesek setelah memasuki mal.

Tentu saja bukan membeli pakaian melainkan membeli barang kecil, mulai dari harga 2 ribu sampai 20 ribu, dia percaya walaupun dia menggesekkan kartu itu dengan nilai nominal kecil, Jordan Bo juga akan menerima SMS.

Ketika Jordan Bo menerima berita tentang pengurangan bank, ia sedang rapat. Telepon berdering selama beberapa menit dan berdering lagi dalam beberapa menit. Para eksekutif berikut menatapnya dan Jordan Bo menyetel telepon itu dalam keadaan silent dan kemudian memberi isyarat kepada mereka untuk melanjutkan rapat.

Setelah pertemuan selesai, dia memeriksa pesan teksnya. Pesan teks itu semua adalah pesan debit. Setiap kali pengurangannya tidak lebih dari 20 ribu, dia menyipitkan matanya. Dia secara alami mengerti dari mana pesan teks ini berasal.

Dia mengangkat telepon dan menekan nomor Stella Han. Butuh waktu lama sebelum pihak lain menjawab telepon dengan suara tak acuh, "Ada masalah apa?"

Jordan Bo mengerutkan kening, "Bukankah kamu yang membiarkanku untuk memanggilmu?"

“Adakah?” Suara terkejut Stella Han datang dari telepon.

Jelas tidak ada emosi, tetapi Jordan Bo mendengar ketidakpuasan dalam nada suaranya, dia berkata dengan ringan: "Sekarang waktunya bekerja, kamu masih berkeliaran di luar, hati-hati aku mengurangi gajimu."

“Aku sudah minta cuti,” Stella Han berkata dengan kasar.

"Siapa yang menyetujuinya? Jika kamu ingin mengambil cuti di masa depan, kamu harus melapor padaku." Saat ini Jordan Bo sudah memasuki kantornya sendiri.

"Aku sudah menelepon manajer departemen personalia, aku tidak perlu pergi hari ini. Bahkan jika kamu adalah bos, kamu tidak bisa menghentikan karyawan untuk mengambil cuti sakit, kalau tidak kamu tidak manusiawi." Hati Stella Han merasa tidak nyaman, terutama pada saat ia berdiri di depan Golden Imperial Hotel dimana mereka menghabiskan semalaman di sini.

Jordan Bo tidak kembali semalaman, seorang pria dan seorang wanita tinggal di kamar hotel sepanjang malam, ditambah tubuh wanita itu yang hot dan keduanya masih saling menyukai,mungkin mereka sedang bersenang-senang kemarin.

Stella Han berpikir dengan gelisah, nadanya menjadi lebih buruk.

Jordan Bo mendengarnya memarahinya tidak manusiawi. Dia tertawa, "Aku membayar upahmu, kamu malah tidak kembali bekerja, apakah kamu masih berpikir rasional?"

"Jika aku tidak akan kembali, apa yang akan kamu lakukan? selamat tinggal CEO Bo." Stella Han menutup telepon bahkan mencabut baterainya dan dia menyimpannya ke sakunya. Setelah melakukan ini, walaupun dia merasa dirinya sendiri kekanak-kanakan, dia masih bisa pengaruhi Jordan apa?

Setelah tidak berminat berbelanja, dia berjalan di luar bioskop, seseorang berkeliling sangatlah membosankan, dia membeli tiket film horor,di dalam bioskop tidak ada seorang pun kecuali dia, dia merasa deja vu.

Namun di saat film itu semakin horor,seluruh tubuhnya menggigil, dia tidak selesai menonton film itu dan melarikan diri karena tidak berani menonton.

Setelah Stella Han berjalanan di luar selama sehari, dia lebih lelah daripada bekerja. Saat kembali di Halley City, dia melihat mobil Jordan Bo diparkir di pintu, dia mengerutkan kening, pada saat ini dia tidak ingin melihatnya tapi dia tidak mempunyai tempat untuk kembali lagi selain sini.

Dia berjalan melalui taman dan ke teras. Dia mendengar Jordan Bo sedang menelepon di ruang tamu,saat mendengar langkah kaki,Jordan mendongak dan melihat Stella Han sudah kembali. Dia dengan cepat menutup telepon.

Stella Han teringat kelembutan aneh dalam nadanya sekarang. Dia mengabaikannya dan berjalan ke atas. Jordan Bo berjalan dengan cepat meraih tangannya dan bertanya dengan dingin, "Kenapa kamu tidak kembali tadi malam?"

“Bukankah kamu juga sama?”tanya Stella Han mengangkat alisnya dan memandangi wajahnya yang tidak terlihat ekspresi apapun.

“Aku sedang bertanya padamu!” Jordan Bo menatapnya dengan tidak senang, saat ini dia baru menyadari ada bekas tamparan yang mengejutkan di wajahnya, dia tiba-tiba mengulurkan tangan untuk menjepit dagunya dan bertanya dengan tidak senang, “Apa yang terjadi padamu? Siapa yang memukulmu?"

Stella Han melepaskan tangannya, dia selalu meremasnya tanpa sadar, kulitnya sangat pelit, jika diremas akan berjejak dan tidak bisa pudar selama beberapa hari, dia mengeluh dengan kebencian: "Bisakah kamu ringan sedikit, wajahku sangat menyakitkan setiap kali kamu meremasku, aku ini manusia bukan boneka.

“Aku sedang bertanya padamu, siapa yang memukulimu?” Jordan Bo menatapnya dengan pandangan terbakar.

“Hanya sebuah kecelakaan, sudah diatasi sekarang.” Stella Han menaiki lantai atas dan tidak ingin berdebat dengannya.

Jordan Bo menatap punggungnya, dia cepat-cepat mengikutinya, meraih pergelangan tangannya, menyeretnya ke kamar tidur utama dan menutup pintu kemudian menekannya ke panel pintu, jarinya yang lembut membelai pipinya dan bertanya, "Katakan, siapa yang memukulmu?"

“Jika aku mengatakannya apakah kamu masih bisa memukulinya kembali?” Stella Han mencibir. Ketika dia dalam bahaya, Jordan memesan kamar dengan cinta pertamanya dan keduanya menghabiskan malam yang indah.

“Aku akan memotong tangannya!” Jordan Bo berkata dengan sederhana dan kasar, jika memukulinya kembali hanyalah masalah sepele, orang yang berani memegang wanitanya harus diberi pelajaran.

"..." Stella Han mendorong dadanya, tidak ingin begitu dekat dengannya, terutama tubuhnya talah dinodai aroma perempuan yang membuatnya tidak nyaman, "Menjauhlah dariku."

Jordan Bo mengerutkan kening, memandang Stella yang bewajah jijik, dia berkata dengan tidak menyenangkan, "Aku ingin begitu dekat denganmu, jika tidak senang kamu bisa menggigitku."

Biasanya Stella Han masih beradu mulut dengannya, hari ini dia benar-benar tidak peduli, dia sangat membenci aroma tubuhnya, "Aku bilang menjauhlah dariku."

Melihat wajahnya yang marah, Jordan Bo memegang dagunya,dengan tidak puas berkata: "Kamu marah tentang masalah apa? Stella Han, apakah aku terlalu memanjakanmu?"

"Kamu boleh tidak memanjakanku. Ada begitu banyak wanita yang membutuhkan kasih sayangmu. Singkirkan tanganmu yang telah memegang wanita lain." Nada bicara Stella Han diwarnai rasa asam.

Jordan Bo tertegun, tiba-tiba dia tersenyum dan memandanginya sambil berkata, "Kamu cemburu karena ini?"

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu