You Are My Soft Spot - Bab 367 Aku Yang Turun Tangan Mendisiplinkan Untuk Mu (1)

Jordan Bo sambil mengerutkan alis, dengan perlahan Ia Beatrice Lin, melihat wajahnya yang penuh dengan tangisan itu, Dia pun berkata dengan suara yang lembut, “Beatrice, siapa yang datang menjenguk Bretta?”

Beatrice Lin menatapnya dengan sedikit takut, anak gadis yang umurnya masih kecil belum paham bagaimana cara menutupi rasa marah diri sendiri, namun Ia sudah tahu memperhatikan ekspresi orang lain, dengan ragu-ragu sebentar, lalu berkata: “Kakak Jordan, Kakak menyebut Dia Pengacara Han.”

Jordan Bo mengerutkan alisnya dengan semakin erat, Stella Han pernah datang menjenguk Bretta Lin? Untuk apa?

Beatrice Lin dengan hati-hati melihat pria yang ada di depannya, melihat Ia mengerutkan alis, Ia mengira kalau hatinya tidak menyukai Stella Han, lalu Ia pun langsung berkata dengan menambah-nambah: “Hari itu wanita itu kemari, Kakak terus mengalah kepadanya, tapi Dia tetap bersikap sangat agresif, dan Dia juga berkata kalau Kakak yang telah mendapatkan hatimu, tapi Dia mendapatkan badanmu, jadi tidak ada yang bisa menang.”

Jordan Bo sambil mendengarkan ucapan tersebut, hatinya berpikir kalau ini adalah ucapan yang bisa diucapkan Stella Han, “Lalu, mereka berkata apalagi?”

Beatrice Lin tidak memperhatikan wajah Jordan Bo yang terlihat kesal itu, hatinya pun tidak tahu dengan jelas, tidak tahu Jordan Bo sebenarnya memiliki perasaan seperti apa terhadap istrinya, tapi tidak peduli apapun perasaannya, Dia melihat dengan mata kepala sendiri kalau Jordan Bo tidak bisa melupakan Kakaknya, kalau tidak, tidak mungkin Dia akan terus menemani Kakak di samping, lalu menghabiskan uang untuk mengantar Kakak untuk melakukan operasi di Amerika Serikat.

“Dia juga berkata, kalau Kakak adalah orang yang sudah mau meninggal, bahkan Kamu mengasihani Kakak pun, tidak juga tidak punya waktu untuk menikmatinya lagi. Kakak mendengarkan kata-kata tersebut, langsung menjadi tidak memiliki selera makan, selalu terlihat menyimpan sesuatu di dalam hati, makanya bisa jatuh sakit.” Beatrice Lin habis ngomong, lalu Ia pun mulai menangis lagi.

Jordan Bo menyipitkan matanya, mulutnya Stella Han ini, kalau membuatnya marah, memang sanggup mengatakan ucapan apapun, tapi Dia pasti tidak mungkin akan berbicara di depan orang sakit seperti itu, untuk hal ini, Jordan Bo tetap percaya kepadanya.

“Beatrice, lupakan semua yang kamu dengar ini.” Jordan Bo berkata dengan datar.

Beatrice Lin sambil melihat Jordan Bo, melihat Dia tidak merasa marah oleh ucapan-ucapan ini, hatinya merasa sedikit bingung, lalu Dia berkata sambil menangis: “Kakak Jordan, kamu bukannya mencintai Kakak? Istrimu berkata seperti ini kepada Kakak, bahkan mengutuk Kakak untuk mati, apakah kamu tidak membencinya?”

Jordan Bo sambil melihat wajah yang masih terlihat seperti anak kecil ini, Dia dapat merasakan rasa sedihnya, tapi Ia tidak merasa tersentuh, dan berkata: “Beatrice, kamu masih kecil, kamu tidak paham, kalau seorang wanita, masih mau mencari masalah demi kamu, itu menunjukkan kalau di dalam hatinya masih ada kamu, bukan sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap kamu.”

“Kakak Jordan, kamu tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang tidak benar!” Beatrice Lin berkata dengan kesal, “Dia sudah memarahi Kakak seperti itu, kenapa kamu masih membantunya?”

Jordan Bo menutup bibirnya, tidak bisa menjelaskan kepadanya, karena bahkan Ia menjelaskannya pun, Beatrice Lin juga belum tentu bisa mengerti. Stella Han tidak mungkin tanpa alasan tiba-tiba datang mencari Bretta Lin dan mengatakan semua ini, kecuali memang sudah tidak tahan lagi.

Dan mungkin saja apa yang dikatakan Beatrice Lin itu memang terjadi, asal bisa mengetahui kalau Stella Han masih peduli terhadap dirinya, bahkan dirinya tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah, Dia juga bersedia.

Beatrice Lin melihat kondisi ini, tahu kalau dirinya tidak bisa memprovokasi Dia, Ia merasa sedih untuk Kakaknya, Kakak Jordan bukannya mencintai Kakak? Kenapa Dia harus begitu berpihak kepada Istrinya? Jangan-jangan Dia sudah tidak mencintai Kakak lagi?

Bretta Lin didorong ke ruang ICU untuk melakukan perawatan lebih lanjut, tidak kembali ke ruang pasien biasa, Jordan Bo pun berdiskusi dengan Dokter rencana perawatan berikutnya, saat langit hampir menjadi terang, Ia baru kembali ke rumah dengan badan yang lelah.

Mobil masuk ke dalam vila di Halley City, terbit fajar ini terlihat sangat menawan, Ia berdiri di taman bunga di luar vila, mengangkat kepala sambil melihat ke arah kamar utama, tirai yang bergerak itu, Stella Han ada di dalam kamar tersebut, apakah Ia sedang tidur dengan nyenyak?

Jordan Bo menggantikan sandal di depan pintu lalu naik ke atas, masuk ke dalam kamar, langsung melihat sosok yang tertidur di ranjang besar, hatinya pun menjadi lembut, berjalan ke sana dengan perlahan, berdiri di samping ranjang, menundukkan kepala sambil melihatnya dengan lama, lalu baru membalikkan badan dan masuk ke kamar mandi.

Setelah mandi, Dia berbaring di ranjang, mengulurkan tangan dan merangkulnya ke dalam pelukan, Stella Han pun terbangun, mungkin karena masih bingung, karena Jordan Bo merasakan Stella Han menyusut ke dalam pelukannya, sepertinya sedang bergumam, “Sudah pulang?”

“Iya, tidurlah.” Jordan Bo mencium telinganya, hatinya merasa lemah lembut.

“Bagaimana dengan Dia?” Stella Han bertanya.

“Kondisinya kurang baik, sedang berada di ruang ICU, tidurlah.” Jordan Bo merangkulnya dengan erat, kalau bukan karena Dia masih belum terlalu sadar, Dia tidak mungkin akan mengunkit Bretta Lin dengan nada seperti ini kepada Jordan Bo.

Jordan Bo masih ingat, setiap kali Dia mengungkit Jordan Bo, Dia pasti akan berkata dengan nada yang sinis, “Adik Lin kamu, Kekasih hatimu, Cinta pertamu” dan lain-lain, saat itu, kenapa dirinya tidak sadar kalau Stella Han itu sedang merasa cemburu?

Sepanjang malam ini Stella Han terus membalikkan badan, sebenarnya Ia tidak tertidur, saat Ia baru tertidur, dengan sedikit bingung Ia seperti mendengar suara mesin yang familiar dari bawah, Dia pun buru-buru bangun dan ke samping jendela, membuka tirai dengan perlahan dan melihat ke bawah.

Melihat Jordan Bo berdiri di bawah, sedang mengangkat kepala melihat ke arah kamar utama, Dia tidak tahu Jordan Bo sedang melihat apa, hanya bisa terlihat dari bahasa tubuhnya Jordan Bo, Ia terlihat seperti menantikan.

Sebelum Jordan Bo kembali ke kamar, Stella Han buru-buru kembali ke ranjang dan berbaring dengan baik, tidak lama kemudian, Ia sudah mendengar suara Jordan Bo masuk ke dalam, Dia merasakan Jordan Bo yang berjalan ke samping ranjang, dan menatapnya dengan lama, Dia bahkan bisa mencium bau disinfektan di badan Jordan Bo.

Jika di dunia ini ada sebuah bau, yang membuat Dia begitu benci, bau itu pasti merupakan bau disinfektan. Karena bau itu menunjukkan kalau Jordan Bo baru kembali dari sisi wanita itu.

Dia berpikir, kalau Jordan Bo berani naik ke ranjang tanpa mandi, Dia pasti akan menendangnya, Dia tidak tahan dengan bau tersebut, lebih tidak tahan dengan Jordan Bo yang membawa bau tersebut naik ke atas ranjang mereka.

Stella Han dengan bingung pun tertidur, Dia tidak ingin mengakuinya, kalau Ia bisa tertidur dengan begitu cepat, itu karena pelukannya Jordan Bo membuat Dia merasa aman, saat Ia terbangun, di dalam kamar hanya ada Dia sendiri.

Dia pun terduduk, merasa sedikit bingung, setelah beberapa saat, Ia baru turun dari ranjang, dan mengenakan sandal, melihat di atas sandal ada sebuah catatan, Dia menunduk dan mengambilnya, Tulisan yang sangat bagus menulis : “Istriku, hati-hati, kamar mandi basah dan licin.”

Stella Han bisa mengenali kalau itu merupakan tulisan Jordan Bo, orang ini salah makan obat apa lagi? Kemarin pagi membantunya menyikat gigi cuci muka dan menyuapnya, hari ini mulai lagi dengan permainan baru, sebenarnya belajar dari mana?

Dia pun menaruh catatan tersebut di ranjang, lalu bangun dan ke kamar mandi, sampai di depan kamar mandi, Ia melihat ada sebuah catatan, Dia mengambilnya dan melihat, “Istriku, hati-hati pintu, jangan sampai tertabrak.”

“……”

Stella Han berjalan masuk ke dalam kamar mandi, berdiri di depan wastafel, di atas kerja tersebut tulis: “Istriku, ingat untuk tersenyum, banyak senyum terlihat lebih muda 10 tahun!” dan di bawah tulisan tersebut ada sebuah gambar senyum.

Stella Han benar-benar di kalahkan oleh Jordan Bo, tapi kali ini Dia pun benar-benar tertawa, lalu Dia mengambil sikat gigi, di atas sikat gigi tersebut sudah tersedia pasta gigi, ada sebuah kertas pada pegangan, di atas tersebut tertulis, “Pasta gigi sudah disiapkan, silahkan digunakan Istriku.”

Stella Han tersenyum dengan tidak berdaya, kali ini Dia benar-benar yakin kalau Jordan Bo ini salah makan obat, siapa yang bisa membayangkan, Pria seperti Dia, waktu merupakan uang, dan saking bosannya Dia bisa bangun pagi hanya untuk menulis catatan kecil ini, dan ditempel pula.

Lalu Stella Han pun menyikat gigi, mengulurkan tangan mengambil gelas, di atas gelas juga ada catatan, setelah menyikat gigi, Dia mencuci muka, bahkan diatas sabun cuci muka pun ada kertas catatan, Dia benar-benar dikalahkan oleh Jordan Bo, tapi suasana hatinya pun menjadi baik.

Setelah selesai mencuci muka, Dia ke ruang ganti baju, di atas pintu lemarinya juga ada kertas catatan, “Istriku, baju sudah aku pilih untuk kamu” lalu di atas kertas catatan tersebut ada sebuah tanda, Dia melihat ke arah tanda tersebut, langsung melihat baju tersebut, di atas tersebut tertulis: “Tidak salah, Aku, Istriku kenakan dengan baik.”

Stella Han sambil menghitung, pagi-pagi, semua kata Istriku yang ada di kertas catatan tersebut sudah hampir 15 buah, Jordan Bo benar-benar sudah gila, kalau Jordan Bo tidak gila, berarti dirinya yang gila.

Dia sebenarnya tidak ingin mengenakan baju yang dipilih oleh Jordan Bo, namun akhirnya Ia tetap mengenakannya, Dia berjalan ke depan cermin sambil melihat, di atas cermin ada sebuah kertas catatan, tertulis, “Istriku cantik sekali!”

Stella Han pun tersenyum sendiri, apakah setiap pria kalau melakukan sesuatu yang bersalah terhadap wanita, akan tiba-tiba berubah menjadi sangat perhatian? Terpikir sampai di sini, senyuman yang ada di wajahnya pun pudar.

Lalu Dia mengumpulkan semua kertas catatan dan menaruhnya di meja rias, membalikkan badan dan turun ke bawah.

Sampai di bawah, Dia lewat jendela yang ada di ruang tamu melihat ke luar halaman, mobil Brabus yang terparkir di sana sudah tidak terlihat, Dia berjalan masuk ke dalam ruang makan, Bibi Liu buru-buru menyiapkan sarapan untuknya, melihat wajahnya yang terlihat berseri, Bibi Liu berkata: “Nyonya, kamu hari ini terlihat sangat berbeda.”

“Oh ya, mungkin karena baju.” Stella Han menunduk melihat ke baju yang Ia kenakan, dipilih oleh Jordan Bo, sweater warna merah, mantel warna putih, sangat cocok dengan warna kulitnya.”

Bibi Liu tersenyum, “Nyonya, sebenarnya kehidupan sehari-hari ya seperti gini, tidak ada orang yang bisa keluar dari kota ini, coba maju selangkah ke sisi lawan, kamu akan menemukan bahwa sebenarnya orang yang berada di sisi kita, adalah orang yang terbaik.”

Stella Han tersenyum dengan ringan, teringat kejadian sore kemarin, Dia saling menatap dengan Ned Guo yang ada di seberang jalan. Utang budi Dia kepadanya, seumur hidup ini pun tidak bisa menebusnya.

Bibi Liu melihat Stella Han seperti ini, dirinya merupakan bawahan, tidak enak juga kalau terlalu banyak berkomentar, lalu Ia pun membalikkan badan dan masuk ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Setelah makan, Stella Han siap-siap berangkat ke Firma hukum, Dia melewati ruang tamu, tidak sengaja melihat ada beberapa foto album yang ada di atas meja, saat Bibi Liu membereskan piring melihat Dia berdiri sana, melihat ke arah tatapannya, dan melihat foto album prewedding, berkata: “Itu adalah album yang di antar Sekretaris Xu tadi pagi.”

Stella Han menjawab oh, lalu masuk ke ruang tamu, duduk di atas sofa, di atas foto album prewedding tersebut ada sebuah kertas catatan, tertulis, “Istriku, kalau ada waktu coba kamu lihat, foto prewedding kamu pasti jauh lebih cantik daripada mereka.”

Stella Han tersenyum, sulit untuk menghubungkan Jordan Bo yang menulis kertas catatan ini, dengan Jordan Bo yang biasanya dingin dan serius, ini kalau Dia bukan karena kena Skizofrenia, berarti Dia benar-benar salah makan obat.

Dia biasanya, mana pernah memanggil Dia Istriku, bahkan saat mereka sedang berhubungan intim pun, Dia juga tetap memanggilnya dengan Stella Han.

Dia sambil melihat foto album prewedding tersebut, setiap foto prewedding yang cantik ini, hanya melihatnya aja, membuat orang merasa tertarik. Wanita, memang tidak sanggup melawan kekuatan foto prewedding, Dia melihatnya lalu menaruhnya kembali, kemudian berdiri dan keluar.

Dia mengemudi sampai ke Firma hukum, baru sampai di depan pintu, Asistennya berkata kepadanya, “Pengacara Han, ada seorang anak gadis mencarimu, aku memintanya untuk menunggu kamu di ruangan kantornya.”

Stella Han menganggukkan kepala, lalu berjalan ke ruangannya dengan cepat, pertama Dia melihat sosok punggung yang familiar, lalu sambil berjalan ke mejanya sambil berkata: “Kamu adalah?”

Beatrice Lin menolehkan kepala dan melihatnya, tatapan Stella Han sedikit tertekut, tatapannya langsung menjadi sedikit dingin, berkata: “Nona Lin, ada apa kamu mencari aku?”

“Pengacara Han, susah sekali menemukan Firma hukum kalian, aku bertanya dengan banyak orang baru menemukan tempat ini.” Kata Beatrice Lin sambil ngeluh.

Stella Han mengerutkan asli, melihat gadis kecil yang ada di depannya, walaupun terlihat polos, tapi tatapan matanya menunjukkan cahaya, jelas-jelas terlihat sangat tidak ramah. Sudah bertahun-tahun Dia menjadi pengacara, Ia juga pernah belajar psikologi, dan intuisi berkata bahwa gadis ini bukanlah orang yang gampangan, “Susah ditemukan tapi tetap mencarinya, kamu benar-benar sangat berniat ya.”

“Tentu” Beatrice Lin juga tidak segan, duduk berhadapan dengan Stella Han, “Pengacara Han, Kakak Jordan adalah milik Kakakku, kamu tidak bisa merebutnya!”

Stella Han meliriknya, pantas saja Dia tidak memiliki perasaan yang baik terhadap yang bermarga Lin, melihat gaya bicara Kakak beradik ini benar-benar mirip, sama-sama membuat orang tidak suka. Stella Han menyandari di kursi, tangannya sambil memegang sebuah pena, sambil tersenyum dan berkata: “Tapi harus bagaimana ya? Di kartu keluarga Kakak Jordan mu itu tulisnya nama aku.”

Beatrice Lin malah terlihat tenang dan santai, di umur yang masih muda ini, Dia sudah menunjukkan bakat menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain dengan baik, lalu berkata: “Memangnya kenapa kalau kartu keluarga tulis nama mu? Di dalam hati Kakak Jordan tertulis nama Kakakku, aku lupa beritahu kamu, semalam Kakak Jordan menemani disisi Kakakku, apakah kamu tidak bisa melihat di dalam hati Kakak Jordan, siapa yang merupakan orang yang benar-benar dicintainya?”

Hati Stella Han merasa sakit, namun melihat gaya Beatrice Lin yang sengaja memanas-manasi dirinya, bagaimanapun Dia tidak boleh kalah di depan bocah umur belasan ini, dengan elegan Ia menaruh penanya, menarik sweaternya, dan menunjukkan bekas ciuman, sambil berkata dengan senyum: “Kamu berkata kalau orang yang Kakak Jordan kamu cintai itu Kakak kamu, kalau begitu bagaimana dengan bekas ciuman yang ada di badan ku ini? Kakak Jordan kamu saat bersama aku itu sangat antusias.”

Bagaimanapun Beatrice Lin ini masih anak gadis yang belum banyak pengalaman, walaupun Dia pernah melihat adegan seperti ini di TV atau di novel, tapi saat ini Ia merasa malu dan marah oleh sikapnya Stella Han, Dia berdiri, berkata dengan sombong: “Pelampiasan pria itu bukannya normal saja? Kakakku sekarang masih sakit, tentu saja tidak bisa melayani Kakak Jordan, Kakak Jordan mencari kamu, juga hanya sekedar mencari pengganti saja, apa yang kamu banggakan?

“Gadis kecil, umur kamu masih kecil, tapi kamu tahunya banyak ya.” Stella Han tersenyum dengan genit, berusaha menutupi rasa sakit hati yang ada di dalam hatinya, lalu berkata: “Apakah wanita di Keluarga Lin kalian, semuanya mirip dengan kalian berdua ini tidak tahu malu?”

“Kamu!” Beatrice Lin melototinya dengan kesal, hatinya merasa marah karena dihina dan diejek.

Stella Han kembali merapikan bajunya, dengan tatapan yang dingin sambil menatapnya dan berkata: “Gadis kecil, aku beritahu kamu lebih baik menjaga sikap kamu sendiri, lakukanlah hal yang pantas dilakukan pada umur kamu sekarang, jangan ikut campur urusan Kakakmu itu, silahkan!”

Wajah Beatrice Lin sebentar menjadi merah, sebentar menjadi pucat oleh ucapannya Stella Han, lalu Ia menghentakkan dengan kesal, berkata: “Kakak Jordan itu milik Kakakku, kalau Kakakku tidak bisa hidup sampai Kakak Jordan bercerai dengan kamu, maka aku akan membantunya untuk menunggu sampai saat itu!”

Stella Han sambil menatap gadis kecil yang di depannya ini, tatapan bencinya seperti ular dingin yang melingkari lehernya, membuat kehidupannya nanti pasti akan teringat adegan pada hari ini, teringat ucapannya yang ini.

Sampai saat ini Dia merasa, Kakak beradik marga Lin ini, memang tidak gampang!

Setelah Beatrice Lin pergi, hati Stella Han sama sekali tidak bisa melanjutkan pekerjaannya dengan tenang, Jordan Bo, Bretta Lin, Beatrice Lin, wajah ketiga orang ini terus muncul dan bergantian di benaknya, membuat hatinya merasa semakin tidak enak, semakin merasa jijik.

Pagi tadi karena sikap Jordan Bo yang aneh itu Ia merasa sedikit tersentuh, tapi sekarang rasa itu hilang semua, Dia pernah berpikir kalau tidak bercerai dan melewati hari dengan tenang seperti ini, tapi kenapa, selalu aja ada masalah yang mempengaruhi keputusannya?

Teringat semalam Jordan Bo menemani Bretta Lin di Rumah sakit, dan ucapan Beatrice Lin tadi, Dia meras kesal dan tidak enak, lalu Ia mengambil hp, menelepon ke sebuah nomor, dengan cepat telepon tersebut pun tersambung, terdengar suara familiar dari sebelah telepon, “Stella Han, aku….”

“Jordan Bo, kamu kalau tidak bisa mendisiplinkan wanitamu dengan baik, maka jangan salahkan aku turun tangan dan mendisiplinkan untuk kamu!” habis ngomong, Dia langsung melempar hpnya, hpnya pun terjatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping, Dia sambil melihat keping yang terjatuh di lantai itu, air matanya pun mengalir, Ia hanya merasa hatinya sekarang, sudah hancur berkeping-keping, tidak bisa disatukan kembali lagi.

Jordan Bo sedang rapat, mendengar suara Stella Han yang kesal itu, Dia baru saja ingin menjawab, langsung terdengar suara yang keras dari sebelah telepon tersebut, lalu menutup telepon, Dia menelepon kembali, hp tersebut sudah mati.

Dia pun tidak melanjutkan rapat lagi, langsung berdiri dan keluar, para manager level atas yang ada di dalam ruangan rapat melihat Dia pergi dengan buru-buru, semuanya pun saling menatap. CEO Bo sama sekali tidak pernah rapat setengah lalu pergi, sekarang bagaimana, apakah rapat ini masih dilanjutkan?

Vincent Xu melihat bayangan punggung Jordan Bo yang pergi itu, akhir-akhir ini Dia sudah terbiasa, asalkan masalah tersebut berhubungan dengan Nyonya Bo, CEO Bo berubah menjadi sangat aneh pun tidak terhitung aneh. Dia berdiri dengan tenang, berkata: “Semuanya, kita lanjut rapat.”

……

Jordan Bo keluar dari ruangan rapat, lalu Ia bertelepon ke Halley City, Bibi Liu yang mengangkat telepon, Dia bertanya apakah Nyonya ada di rumah, Bibi Liu berkata kalau Nyonya sudah berangkat kerja siang tadi, sepertinya pergi ke Firma hukum.

Di dalam hp Jordan Bo ada nomor telepon Firma hukum Stella Han, Dia pun buru-buru meneleponnya, berdering 2 kali, terdengar suara customer service, berkata telepon sedang padat Dia meneleponnya lagi, selalu menunjukkan kalau telepon sedang padat.

Dia merasa aneh, kenapa Stella Han bisa mengatakan ucapan seperti mendisiplinkan wanita mu dengan baik, salah makan obat apa Stella Han ini? nomornya tidak aktif, Jordan Bo pun menelepon ke nomor mitra dari Firma hukum.

Mitra dari Firma hukum bersikap sangat sopan kepada Jordan Bo, langsung setuju turun ke bawah untuk melihat apakah Stella Han berada di tempat atau tidak, Dia baru sampai bawah, langsung melihat Stella Han membawa tas kerja dan berjalan keluar kantor, Dia pun buru-buru memanggilnya, “Pengacara Han, tunggu sebentar, CEO Bo ada urusan ingin mencari kamu!”

Stella Han mendengar kalau Jordan Bo bahkan menelepon sampai ke Bosnya, langkaknya pun tidak berhenti, dengan cepat Ia keluar dari Firma hukum. Mitra Firma hukum melihat Ia seperti ini, buru-buru mengejarnya, namun saat Ia mengejarnya sampai di luar Firma hukum, Ia hanya melihat mobilnya Stella Han menghilang dari jalan raya.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu