You Are My Soft Spot - Bab 365 Dia memiliki rasa paranoid yang hampir menggila kepadanya

Terhadap Stella Han, Jordan Bo memiliki rasa paranoid yang hampir menggila, ini adalah sesuatu yang tidak teduga oleh dirinya. Saat memeluknya dirinya, Jordan Bo berpikir, kalau terhadap wanita lain, apakah dirinya akan seperti sekarang ini, memenjarakannya dengan begitu paranoid?

Dia tidak bisa menemukan jawaban, mungkin bahkan dirinya sendiri pun tidak bisa memberikan penjelasan kepada dirinya.

Keesokan hari, Stella Han terbangun, ada sebuah telapak tangan yang besar taruh di atas perutnya, telapak tangan yang besar yang hangat itu membuat kulitnya terasa panas, tiba-tiba Ia pun tidak berani bergerak, Ia membuka matanya, melihat ke luar jendela sudah terang, dan Jordan Bo ini masih terbaring di ranjang, benar-benar membuatnya tidak habis pikir!

Dia pun menjadi tegang, merasakan dada yang menempel di punggungnya seperti sebuah kompor besar, saking panasnya membuat dirinya terus berkeringat. Dia merasa tidak bisa seperti ini terus, kalau Jordan Bo tidak mau bangun, apakah Dia harus berbaring di dalam pelukannya dengan kaku?

Stella Han tahu kalau dirinya sangat cupu, akhir-akhir ini setelah beberapa kali di hukum oleh Jordan Bo, Dia juga benar-benar sudah takut. Jordan Bo ini, jangan melihat Dia biasanya terlihat serius, sekali menghukumnya, sama sekali tidak ada batasannya.

Sekarang Dia teringat situasi sore pada waktu itu dan siang hari kemarin di ruang tamu, sampai sekarang masih terasa takut, mana berani melawannya lagi, hanya ingin mengubah dirinya menjadi kucing kecil yang manis, Jordan Bo mengelusnya, Ia baru berani mengeluarkan suara.

Ada hal yang dapat di tahan, dan ada hal yang tidak dapat di tahan. Stella Han berbaring sebentar, lalu Ia merasa ingin ke toilet, tapi pria yang di belakangnya ini sama sekali tidak bergerak, sama sekali tidak ada tanda-tanda ingin bangun, lalu Ia menunggu-nunggu, akhirnya Ia tidak sanggup menunggu lagi, hanya bisa bertekad menyingkirkan tangannya.

Suhu lengan tangannya sangat tinggi, Stella Han sama sekali tidak memperhatikannya, Dia hanya fokus untuk menyingkirkan tangannya, di saat tidak membuat Jordan Bo terbangun, dan keluar dari pelukannya, kalau tidak Ia sudah tidak sanggup menahan lagi.

Setelah susah payah menyingkirkan tangan Jordan Bo, Dia belum juga sempat menarik nafas, tangan besar itu kembali perutnya, dan memeluknya dengan lebih erat, lebih dekat, Stella Han semakin merasa suhu orang ini benar-benar tinggi sampai menakutkan.

Dia tiba-tiba terpikir sesuatu, tidak takut membuat Dia terbangun lagi, buru-buru membalikkan badan, Ia langsung melihat wajah Jordan Bo terlihat sangat merah dan aneh, bahkan nafas yang dikeluarkannya pun terasa panas.

Lalu Ia mengulurkan tangan menyentuh keningnya, saking panasnya membuat Stella Han terkejut, Dia buru-buru menarik tangannya, dan mendorongnya, “Jordan Bo, kamu bangun, kamu demam!”

Sejak kapan Dia mulai demam, kenapa bisa demam sampai begitu parah?

Jordan Bo belum terbangun, Dia menggeser ke arah lehernya Stella Han, dengan suara bergumam berkata “Jangan berisik, tidur!”

Stella Han mana mungkin bisa tertidur lagi, Dia sudah demam seperti ini, lalu Stella Han menyingkirkan tangan Jordan Bo, baru saja bangun dan terduduk, Ia langsung di tarik Jordan Bo lagi, “Kenapa kamu bergerak-gerak terus, apakah kamu pengen lagi ya?”

Merasakan tangan Jordan Bo yang datang ke arahnya, Stella Han benar-benar tidak habis pikir, sudah sampai seperti ini, Dia masih ingat hal itu, lalu Stella Han memukul tangannya, “Jordan Bo, jangan macam-macem, kamu ini sedang demam.”

Jordan Bo mengerutkan alis, tidak tahu apakah karena demam, badannya menjadi lemah, Stella Han malah berhasil mendorongnya, Jordan Bo terbaring di atas ranjang, sambil bergumam, “Stella Han, jangan melarikan diri, jangan bersama Ned, aku tidak akan ijinkan…..”

Gerakan Stella Han turun dari ranjang Dia tertegun, menolehkan kepala melihat wajah tampan Jordan Bo yang merah itu, jantungnya pun berdetak kuat. Dia tidak mengerti kenapa Jordan Bo tidak mau melepaskannya, Bretta Lin sudah selesai operasi, sekarang dalam masa penyembuhan, beberapa hari ini Jordan Bo terus menemaninya, seharusnya masih memiliki perasaan terhadapnya.

Kalau begitu, nanti setelah Bretta Lin sembuh, Dia pasti harus memberikan janji dan masa depan kepada Bretta Lin, kalau begitu sampai pada saat itu, Dirinya dihitung sebagai apa? Sekarang Dia hanya ingin pergi, bukannya sudah menyelesaikan masalah Jordan Bo juga, kenapa Dia masih bersikeras menahan dirinya di sisinya?

Jangan-jangan Ia ingin memiliki satu istri dan satu selir?

Stella Han buru-buru turun ke bawah, bertemu dengan Bibi Liu yang pulang dari pasar, Bibi Liu bertemu dengan Dia pun merasa sedikit kaku. Kemarin siang, ketika Ia pulang dari luar, pas Dia melihat Jordan Bo dan Stella Han sedang berada di ruang tamu, Dia melihat adegan itu sampai sekarang Ia pun merasa malu.

Anak muda ini, kok sama sekali tidak memikirkan di vila ini masih ada nenek tua seperti Dia, benar-benar membuat orang lain merasa malu!

Stella Han tidak menyadari Bibi Liu yang terlihat aneh, hatinya hanya fokus pada masalah Jordan Bo sedang demam tinggi, lalu Dia bertanya: “Bibi Liu, di rumah masih ada alkohol kah? Jordan demam, aku ingin menurunkan suhunya dulu.”

Jordan Bo adalah kepala perusahaan, Dia hanya bersin saja pun akan langsung mempengaruhi harga saham perusahaan, jadi Dia pun tidak mengambil resiko untuk mengantar Dia ke rumah sakit, Ia berencana untuk menurunkan suhu panasnya terlebih dahulu, kalau memang tidak membaik, baru memanggil dokter keluarga ke vila untuk melihat kondisinya.

Hati Bibi Liu masih merasa malu, mendengar Stella Han bertanya, Dia berkata: “Alkohol sudah habis, tapi Tuan biasanya suka menyimpan wine, di lemari wine situ ada, coba kamu cari yang alkoholnya lebih tinggi.

Stella Han dengan cepat berjalan ke sana, Dia tidak terlalu paham dengan wine, Dia melihat wine keras yang ada di lemari, akhirnya Ia mengambil botol yang paling kecil, lalu membalikkan badan dan naik ke lantai atas.

Kembali ke kamar, Jordan Bo sudah tertidur, lalu Stella Han datang ke samping ranjang, membuka selimut, Jordan Bo tidak mengenakan baju, menunjukkan dadanya yang kekar. Dengan malu Ia melihat ke arah lain, tapi teringat Jordan Bo sedang demam, Ia pun hanya bisa melihat kembali, membuka penutup botol, lalu menuangkan wine tersebut dan menggosok-gosoknya di telapak tangan, lalu memijat ke badan Jordan Bo.

Seperti kata pepatah, pertama kali pasti asing kedua kali pasti akrab. Terakhir kali saat Jordan Bo mengalami cedera pinggang, dan Stella Han mengurutnya, kali ini Dia pun terlihat lebih mahir. Dia sambil menurunkan suhu badan Jordan Bo dengan alkohol, sambill berpikir di dalam hati, semalam orang yang memperlakukan badannya agresif jelas-jelas adalah Jordan Bo, sekarang Dia masih punya muka untuk demam, benar-benar!

Saat Jordan Bo masih terlihat bingung tidak menyadarkan diri, Dia merasakan ada sebuah tangan kecil yang sambil memijat tubuhnya, ujung hidungnya tercium aroma wine yang sudah lembut, lalu Dia menghelakan nafas dengan nyaman dan tertidur lagi.

Stella Han memijatkan satu botol wine kecil tersebut di tubuhnya, Dia pun lelah sampai tidak bisa berdiri lurus lagi. Melihat wajah Jordan Bo yang terlihat membaik dan kembali normal, Dia pun menghelakan nafas dengan tenang, Ia buru-buru mengambil sebuah temperatur dan mengukur suhu tubuhnya, 37,5 celcius, suhu tubuh Jordan Bo sudah kembali normal, sepertinya tidur sebentar lagi akan terbangun.

Lalu Ia pun bangun ke kamar mandi untuk bersiap-siap, saat Ia turun ke lantai bawah, Ia baru sadar pagi sudah berlalu, Dia teringat kalau sore nanti Dia masih harus menangani satu kasus gugatan, lalu Stella Han pun makan dengan terburu-buru, mengambil tas kerja dan bergegas berangkat kerja.

Kasus gugatan perceraian ini, akhirnya pihak pria membawa bunga mawar hadir di pengadilan, dengan penuh perasaan Ia mempertahankan istrinya, dan kliennya juga dengan mudah langsung memaafkan pria itu, Hakim melihat kedua orang ini masih saling mencintainya, lalu memutuskan bahwa percerain ini tidak sah.

Stella Han mengantar mereka pergi, melihat sepasang suami istri ini kembali bersatu, Ia pun berharap di dalam hati kalau pria itu benar-benar paham kebaikan dari kliennya, dan menjalani hidup yang bahagia bersama kilennya.

Berjalan sampai parkiran, hpnya tiba-tiba berbunyi, Dia sambil membuka pintu mobil, sambil mengangkat telepon tersebut, “Halo, ini dengan Stella Han.”

“Pengacara Han, aku adalah Bretta Lin!”

Stella Han membawa mobil ke Rumah Sakit Militer, melewati toko bunga, Ia pun membeli buket bunga matahari, lalu membawa bunga matahari tersebut ke ruang pasien Bretta Lin. Berdiri di luar pintu ruang pasien, Dia pun masih belum berpikir dengan jelas, kenapa dirinya mau kemari?

Dia sambil melihat pintu ruang pasien, lewat jendela kaca yang ada di pintu, Ia melihat wanita yang kurus berbaring di atas ranjang pasien, dan di samping ranjang terduduk seorang anak gadis yang berumur belasan tahun, membelakanginya, bisa terlihat kalau mereka berdua sedang ngobrol, ujung bibir Bretta Lin pun terlihat senyuman, membuat Dia merasa kasihan kepadanya.

Ia merasa ragu-ragu sebentar, tapi akhirnya tetap mengangkat tangan dan mengetuk pintu, setelah membuka pintu, Bretta Lin melihat dirinya, senyuman di wajahnya langsung membeku. Stella Han berjalan selangkah demi selangkah sampai ke dalam, Ia tidak bisa membayangkan, wanita yang begitu dominan yang Ia lihat di pengadilan, sekarang menjadi begitu lemah lembut.

“Pengacara Lin, Halo!” Stella Han membuka mulutnya, menggunakan kata-kata sapaan yang paling umum, karena Dia juga tidak tahu harus berkata apa, Ia pernah berkontak beberapa kali dengan Bretta Lin, selalu berakhir dengan kurang baik, Dia kalau terlalu antusias, malah akan terlihat munafik, Dia kalau terlalu dingin, sepertinya juga kurang pantas juga, akhirnya hanya tersisah formalitas saja.

Bretta Lin sambil melihatnya, senyuman di ujung bibirnya terlihat lagi, “Pengacara Han, silahkan duduk, maaf, sengaja memanggil kamu kemari, Beatrice, tuangkan minum untuk tamu Kakak.”

Bretta Lin berdiri, mata yang besar itu sambil melihat ke Stella Han, gadis kecil ini terlihat masih berumur 12 13 tahun, tapi terlihat sangat cantik, apalagi sepasang kakinya yang jenjang. Wajahnya terlihat mirip dengan Bretta Lin, nanti tumbuh besar, pasti merupakan seorang wanita cantik yang membuat orang terkagum-kagum.

“Ini adalah adikku dari Ayah yang sama dan Ibu yang berbeda.” Bretta Lin berkata dengan datar, dari kecil Ia mengikuti Ibunya, setelah Ayahnya menikah lagi, menjadi kurang perhatian kepadanya, setelah Ibunya meninggal, Dia pun tidak pernah mengganggu Ayahnya, beberapa waktu yang lalu, Ayahnya mengetahui kabar Dia sedang berada di Kota Tong, jadi Ayahnya pun membawa Adiknya untuk melihatnya.

Sebenarnya Dia tahu dengan jelas, Ayahnya masih menghiraukannya juga karena ingin meminta Dia untuk membantu adiknya untuk masuk ke sekolah seni, dan memiliki masa depan yang bagus.

Untungnya mulut Beatrice Lin pun sangat manis, sama seperti wajahnya, Bretta Lin juga menyukainya. Hari ini kebetulan Beatrice Lin sedang libur jadi datang menjenguknya, dan Bretta Lin mengajak Stella Han untuk bertemu, makanya mereka pun bertemu di sini.

Stella Han sambil menganggukkan kepala, Beatrice Lin memberikan air kepada Stella Han, dan Stella Han pun berterima kasih kepadanya, dan gadis kecil ini pun duduk di samping dan sambil main hp. Stella Han duduk di kursi yang di samping ranjang, biasanya orang yang hebat dalam berdebat di pengadilan, sekarang bertemu dengan saingan cinta, Dia malah tidak tahu harus ngomong apa.

Bretta Lin tersenyum perlahan, “Akhir-akhir ini kamu sedang bertengkar dengan Jordan ya?”

Stella Han menggenggam gelas dengan erat, Ia tidak tahu apa maksud dari ucapan Bretta Lin, “Pengacara Lin, ada apa kamu silahkan terus terang saja.”

“Maaf, aku tidak bermaksud untuk mencari tahu apapun. Setelah Jordan menjemput aku kembali ke dalam negeri, aku dalam kondisi pingsan, kemarin baru siuman, aku baru tahu kalau Dia terus menemani aku di samping ranjang pasien, aku memahami Jordan, pasti ada sesuatu yang Dia simpan di dalam hati, makanya Ia tidak ingin pulang.” Bretta Lin takut kalau Stella Han salah paham dengan maksudnya, buru-buru menjelaskan semuanya, tapi dengan posisinya, bagi Stella Han, apapun yang dikatakan oleh dirinya, akan terdengar seperti sedang memamerkan di kepada Stella Han.

Stella Han berpikir di dalam hati, Jordan Bo tidak kembali ke rumah bukannya gara-gara kamu juga, sekarang kamu menyuruh aku kemari, hanya untuk memamerkan kalau Jordan Bo masih ada perasaan kepada kamu kan. Stella Han menutup bibirnya, ekspresi wajahnya pun menjadi kurang enak dilihat, “Kamu begitu perhatian kepadanya, kamu langsung menelepon Dia saja, kamu menyuruh aku ke sini maksudnya apa?”

“Pengacara Han, kamu jangan salah paham, aku tidak bermaksud lain, aku hanya bilang kalau Jordan adalah orang yang berperasaan, selama ini Dia menemani aku melakukan operasi di Amerika Serikat juga hanya karena kebaikan hati saja, kamu jangan salah paham kepadanya, Dia sudah sangat sulit dan lelah.” Bretta Lin buru-buru menjawab, ucapannya malah membuat hati Stella Han merasa semakin tidak enak, seharusnya dirinya memang tidak perlu kemari, datang kemari juga hanya membuat dirinya malu sendiri saja!

Dia berdiri, menaruh segelas air tersebut ke meja samping ranjang, berkata: “Pengacara Lin, aku dan Jordan Bo ingin bagaimana itu urusan kami, kamu ingin bagaimana dengan Dia, itu urusan kalian, kalau hanya ingin memamerkan kepada aku kamu berhasil memenangkan hatinya, dan aku hanya mendapatkan orangnya saja, maka kamu sudah berhasil. Kedepannya kalau tidak ada apa-apa, jangan menelepon aku lagi, sampai tidak berjumpa lagi!”

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu