You Are My Soft Spot - Bab 120 Tiffany Song Adalah Wanitaku (2)

Taylor Shen mengernyitkan alis. Ia menatap Christian lekat-lekat, lalu akhirnya buka suara, “Belum ketemu orangnya ngapain datang kemari? Lanjutkan cari!”

“CEO Shen, aku sudah menyuruh orang untu mengecek beberapa hotel yang dikelola Lian’s Corp. Kami menemukan fakta bahwa Karry Lian di salah satu hotel punya kamar VIP yang rutin ditempatinya. Kalau tebakanku tidak salah, Nona Song seharusnya sekarang berada di sana.” Christian menyerahkan kartu nama salah satu hotel ke Taylor Shen.

Taylor Shen menatap kartu nama itu sekilas, lalu langsung mengambil jaketnya dan melangkah ke luar pintu. Christian buru-buru mengimbangi langkahnya. Sambil berjalan, ia melanjutkan laporan: “Satu hal lagi, penyelidikan isu bangunan tidak lulus uji waktu itu sudah ada kemajuan.”

“Katakan!” Taylor Shen tidak menghentikan langkahnya. Saat ini, yang terpenting baginya adalah mencari Tiffany Song. Kali ini, ia tidak akan membiarkan wanita itu lenyap dari matanya.

Begitu keduanya masuk lift, Christian menekan tombol lantai dasar. Ia kemudian melanjutkan uraiannya: “Istri kepala kontraktor kita waktu itu sempat pergi ke kantor polisi untuk melapor ada orang yang menjahati suaminya. Ternyata kepala kontraktor itu tidak kecanduan judi, juga tidak mengutang. Istrinya bilang ia orang yang sangat rajin dan sayang keluarga. Berdasarkan keterangan ini, kami melanjutkan penyelidikan. Hasilnya, sebelum ia meninggal karena tertabrak truk sepertinya ada orang yang bersembunyi di baliknya.”

“Kemudian?” tanya Taylor Shen sembari mengernyitkan alis.

Christian menunduk. Ia paham Taylor Shen saat ini tidak tertarik mendengar basa-basinya. Ia langsung lompat ke poin utama. “Kami menemukan fakta bahwa uang kaget yang kepala kontraktor miliki berasal dari transferan berasal dari seseorang bernama Diego Lu. Diego Lu ini sendiri dulu teman sekelas kakak CEO Shen.”

Sembari menyipitkan mata, Taylor Shen bertanya: “Jadi maksudmu Nelson Shen lah yang merancang semua ini?”

“Benar, semua bukti yang didapat saat ini mengarah ke Nelson Shen. Mengenai kejadian tersebarnya foto skandal ranjang Nona Song, kami sudah memperoleh petunjuk. Kafe tempat foto diunggah mensyaratkan pengunjung mengunjung melapor KTP. Mungkin si pelaku sudah paham hal ini, jadi ia menggunakan KTP orang lain. Kami sudah mengecek nomor KTP tersebut, itu milik teman satu desa Diego Lu, lebih tepatnya teman dari Gabriel Lu, anak Diego Lu. Ketika kami membawa foto Diego Lu ke warnet, si pemilik warnet membenarkan bahwa pada hari pengunggahan foto ke internet Diego Lu memang sempat datang ke kafe itu.” Begitu Christian selesai berbicara, suasana lift langsung hening. Christian menunggu respon Taylor Shen.

Taylor Shen tidak berkata apa-apa lagi. Begitu lift sampai di lantai dasar dan berdenting “ting”, Christian kaget sendiri. Ia mendongak menatap wajah Taylor Shen yang datar: “CEO Shen, selanjutnya kami harus bagaimana?”

Taylor Shen tersenyum dingin, lalu menyumpah: “Aku sudah menahan diri beberapa belas tahun, ternyata ia berani macam-macam denganku. Jangan salahkan aku kalau aku apa-apakan dia. Joy de Vivre Group menginginkan Proyek Kota Dalam Kota? Baik, aku akan memberikannya pada mereka, kita lihat apakah mulut dan lidah mereka sanggup memakan proyek itu.”

“CEO Shen……” Christian berkata ragu: “Kalau Kakek Shen tahu CEO Nelson Shen menyampuri proyekmu, aku cemas……”

Taylor Shen langsung memotong, “Cemas apa? Jadi Kakek Shen hanya senang melihat Nelson Shen menjebakku dan tidak senang kalau aku membalasnya? Kalau bukan karena perlindungan Kakek Shen padanya, hal pertama yang akan aku lakukan begitu pulang dari luar negeri ya menghabisi dia!”

Punggung Christian berkeringat dingin. Pertengkaran antarsaudara yang sudah tertunda lima tahun ini akhirnya pecah juga karena Tiffany Song. Kalau Shen’s Corp dan Joy de Vivre Crop ribut, pada akhirnya nanti yang mendapat manfaat hanya pihak lain.

Mereka berdua sudah sampai di lobi kantor. Supir Wang sudah memarkir mobil di sisi lobi. Melihat kedatangan mereka, ia langsung membuka pintu belakang. Setelah CEO Shen duduk, ia langsung menutup pintu dan kembali ke kursi supir.

Christian duduk di kursi penumpag depan. Ia menyebut nama sebuah hotel, dan Supir Wang pun langsung melajukan mobil ke sana.

……

Karry Lian berhasil melepaskan diri dari orang yang membuntutinya. Ia naik taksi ke hotel, lalu masuk lift. Ketika ia mengeluarkan kunci kamar dari saku dan bersiap membukanya, dari belakang punggungnya terdengar suara ketus seseorang, “Pengacara memang pada licik seperti ini ya?”

Karry Lian terkejut. Ia menoleh, dan yang dilihatnya adalah seorang pria yang tengah bersandar di tembok. Ia mengernyitkan alis, “Tuan Bo bicara apa ini? Kalau membahas kelicikan, sepertinya tidak ada orang yang bisa menandingimu.”

Karry Lian bangkit dari sandarannya dan berjalan menghampiri Karry Lian. Ia berkata: “Tuan Lian, aku sebenarnya sangat ingin tahu mengapa kamu menyembunyikan istriku.”

Kemarin Karry Lian sebenarnya tidak ingin sekalian membawa Stella Han pergi, sebab ia takut Jordan Bo murka dengannya. Tetapi, Tiffany Song memaksanya membawa wanita itu ikut serta, sebab Tiffany Song takut dalam kondisi marah Taylor Shen bisa menyakiti sahabatnya itu.

Ia tidak punya pilihan lain selain menepati permintaan Tiffany Song. Sekarang, begitu melihat kedatangan Jordan Bo ke sini, ia langsung bisa menebak ia datang karena Stella Han. Ia membalas, “Tuan Bo, Stella Han tidak di sini. Kamu salah cari orang plus salah cari tempat.”

“Ada atau tidak ada aku mau masuk dan melihatnya sendiri.” Jordan Bo mendorong pintu keras-keras hingga membentur tembok belakang. Ia langsung masuk dengan langkah cepat.

Karry Lian gigit-gigit bibir. Ia mengikuti Jordan Bo masuk dengan gelisah.

Kamar sangat sunyi dan bersih. Jordan Bo masuk ke kamar tidur utama, spreinya sangat rapi tanpa ada bekas orang tidur. Ia berdiri di depan kamar memikirkan sesuatu, lalu berbalik badan dan menyusuri segenap sisi kamar. Memang tidak ada siapa-siapa di kamar itu!

Karry Lian terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka tidak ada orang di kamar. Ia kemarin mengantarkan mereka sendiri kemari, kok sekarang tidak ada?

Jordan Bo berdiri di ruang tamu. Ia menatap Karry Lian dan bertanya dengan nada mengintimidasi, “Mana orangnya?”

“Tuan Bo bukannya sudah mencoba mencari sendiri? Tuan Bo masa tidak paham juga apakah ada menyembunyikan orang atau tidak?” Karry Lian dari tadi menunggu Jordan Bo selesai menggeledah kamar. Ia sebelumnya tahu di mana Tiffany Song dan Stella Han, tetapi sekarang tidak lagi.

“Karry Lian, keluarga Bo pada dasarnya tidak ingin mencari masalah dengan keluarga Lian. Kalau kamu tahu di mana mereka, aku ingin kamu memberitahukannya padaku. Jangan paksa tanganku bergerak. Stella Han adalah istriku, dan Tiffany Song adalah kekasih Taylor Shen. Tidak peduli aku atau Taylor Shen, kami berdua sama-sama tidak suka dengan tingkahmu yang mencampuri urusan kami seperti ini,” ujar Jordan Bo dingin.

“Tuan Shen, Stella Han dan Tiffany Song dua-duanya temanku. Kalau mereka tidak ingin dicari kalian, kalau pun aku tahu keberadaan mereka, aku juga tidak akan memberitahukannya padamu. Itu dalam kasus aku tahu, apalagi kalau aku tidak tahu?” ujar Karry Lian jujur.

Jordan Bo tersenyum dingin. Ia mengalihkan tatapannya dari Karry Lian, dan beberapa detik kemudian, dari pintu masuk kamar masuklah Taylor Shen. Jordan Bo mengangkat tangan dan menatap jam tangannya, lalu berkata datar pada sahabatnya itu: “Kamu terlambat lima menit.”

Taylor Sen menatap ke segala penjuru kamar dengan waspada. Ia tidak menemukan Tiffany Song di sana. Ia bertanya marah, “Di mana mereka?”

“Kita telat selangkah, mereka sudah pergi,” jawab Jordan Bo.

Taylor Shen, yang berdiri persis di depan Karry Lian, langsung menghujamkan tinju padapria itu anpa ampun. Karry Lianyang tidak siap langsung jatuh ke lantai dengan hidung bercurcuran darah. Beberapa saat kemudian, setelah berhasil memahami situasi, Karry Lian membasuh-basuh darah di hidungnya sambil meledek, “Taylor Shen, ternyata hanya bisa begini kamu.”

Taylor Sen makin marah. Ia menghampiri pria itu, mencengkram kerah bajunya, dan bertanya lagi, “Mana mereka?”

“Aku tidak tahu!” Karry Lian memprovokasinya lagi: “Kalau pun aku tahu, aku tidak akan memberitahukannya padaku. Kamu pria brengsek, Tiffany Song bilang ia tidak ingin bertemu kamu lagi seumur hidup.”

Semua urat di wajah Taylor Shen langsung terlihat saking murkanya. Ia mengepalkan tangannya di bawah dagu Karry Lian dan memaki: “Di mana mereka!”

“Pria semacam kamu ini mana layak mendapat cinta Tiffany Song? Pukul saja, pukul aku sampai mati, aku tidak akan memberitahukanmu di mana keberadaannya.” Karry Lian membalas Taylor Shen dengan satu tonjokan. Rasionalitas dan pengendalian diri Taylor Shen langsung lenyap. Mereka mulai pukul-pukulan.

Mereka ribut hingga wajah keduanya berdarah. Jordan Bo mengamati dari pinggir, dan begitu ia merasa emosi Taylor Shen kurang lebih sudah terlampiaskan, ia langsung memberi kode pada Christian untuk membantunya memisahkan mereka.

Christian langsung membopong Taylor Shen. Jordan Bo memisahkan mereka dengan cukup sulit, lalu menatap rekannya erat-erat: “Cukup, Taylor Shen. Membunuhnya tidak ada gunanya, kita cari Tiffany Song dan Stella Han dulu.”

Dengan sudut bibir bergelimangan darah, Taylor Shen masih mengancam: “Karry Lian, aku peringatkan kamu untuk yang terakhir kalinya. Tiffany Song adalah kekasihku, jangan berani-berani kamu menyembunyikannya seperti ini. Kamu lebih baik jujur daripada nantinya menyesal.”

Karry Lian perlahan bangkit berdiri. Ia membuang ludah penuh darah, lalu menyindir: “Tiffany Song milik siapa bukan kamu yang menentukan, melainkan diri Tiffany Song sendiri. Pantas saja ia mau bersembunyi darimu. Kamu ingin sangat menjijikan, ia mungkin dalam mimpi pun bahkan menyesal sudah mengenalmu.”

Taylor Shen menggertakan gigi. Ia langsung berlari ke arah Karry Lian untuk meninjunya lagi, tetapi langsung dihentikan Jordan Bo, “Taylor Shen, jangan lakukan hal-hal yang tidak ada gunanya. Sekarang kita harus buru-buru cari mereka.”

Taylor Shen keluar kamar tanpa berkata apa pun. Ia terakhir berujar: “Carilah. Kalau pun harus meluluhlantahkan Kota Tong, luluhlantahkanlah demi mereka.”

……

Ketika melihat topik “Foto Skandal Ranjang Tiffany Song” di daftar pencarian hangat, Jennifer Li baru tahu Tiffany Song mengalami masalah. Ia sudah tidak bisa melihat fotonya, tetapi komentar orang-orang sangat banyak. Komentar-komentar itu rata-rata menghina Tiffany Song tidak tahu malu.

Jennifer Li mengernyitkan alis. Begitu melihat ada postingan yang menyebut alamat rumah Tiffany Song, ia langsung menelepon Tiffany Song. Ponsel wanita itu mati. Ia sungguh khawatir dengannya.

Wayne Shen baru kembali dari luar. Melihat Jennifer Li terduduk lemas di sofa, ia menaruh KFC yang dibelinya di meja teh, lalu menghampiri wanita itu: “Ada apa?”

“Kakak Song sedang dalam kondisi sulit. Ketika aku meneleponnya, ponselnya tidak aktif. Ia sekarang pasti sedang sangat gundah. Ketika aku berada dalam masa sulit waktu itu, ia menjeputku tengah malam dan menemaniku minum bir. Ia orang baik, sebenarnya siapa yang menyebarkan foto-fotonya?” Jennifer Li memang tidak bisa melihat foto-foto itu, tetapi hanya dengan membaca komentar ia bisa langsung tahu seberapa luas persebarannya.

Wayne Shen mengeluarkan sebuah burger dari plastik, “Makan dulu nih, percayalah Kakak Keempat akan bisa menyelesaikan ini semua pada akhirnya.”

“Aku tidak ingin makan, aku sedang ingin menghujat. Kakak Song bukan selebriti, mengapa foto-fotonya harus diunggah ke media sosial?” Jennifer Li mendorong tangan Wayne Shen. Sejak baikan dengannya, ia sudah kembali tinggal di apartemen milik pria itu.

Ia sebenarnya tidak pernah bisa melupakan kejadian malam itu, tetapi ia sadar, kalau ia tidak bisa melalui ini, hubungan mereka tidak akan bisa bertahan lagi. Jennifer Li terus memeringatkan dirinya sendiri. Malam itu Wayne Shen diberi obat dan tidak tahu apa yang dia lakukan, jadi jangan salahkan dia.

Meski begitu, setiap kali Wayne Shen ingin menciumnya, ia selalu merasa jijik sendiri. Ia di satu sisi benci dan marah dengannya, tetapi di sisi lain tidak ingin melepaskannya. Kakaknya beberapa kali meneleponnya dan membujuknya pulang, tetapi ia tidak mau. Jennifer Li takut ia tidak akan bisa menemukan Wayne Shen lagi sekalinya ia pergi.

“Jennifer Li, tidak semua hal di dunia ini ada “mengapa”-nya. Pada hal-hal tertentu, satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah menghadapi hasilnya. Makanlah dulu, sesudah makan aku ajak kamu cari dia,” janji Wayne Shen simpatik.

Jennifer Li makan satu gigitan, tetapi ia langsung merasa kurang nafsu makan. Ia teringat kertas keberuntungan yang ia ambil di White Horse Temple bersama Tiffany Song. Ia benar-benar kehilangan selera makannya. Ia meminta, “Kakak Wayne Shen, bisakah kamu bawa aku mencarinya sekarang juga? Aku takut ia kenapa-napa.”

Wayne Shen menatapnya dan mengangguk, “Baik.”

Mobil melaju masuk ke kompleks Vanke City. Begitu Jennifer Li dan Wayne Shen masuk ke lantai dasar, mereka melihat beberapa wanita yang tengah membawa kaleng cat berjalan keluar gedung apartemen sambil haha-hihi.

Mereka berdua kemudian naik lift dan tiba di lantai tempat tinggal Tiffany Song. Baru keluar dari lift, bau cat yang kental langsung menyeruak memenuhi hidung mereka. Tembok depan apartemen Tiffany Song ternyata sudah dipenuhi cat merah dan hitam bertuliskan hinaan. Wanita murahan, wanita rendahan, dan lain-lain. Pintu kawat juga tidak ketinggalan dikotori.

Teringat wanita-wanita barusan, Jennifer Li bertanya sambil menutup mulut saking terkejutnya, “Ya Tuhan, sebenarnya mereka punya masalah apa pada Kakak Song sampai memperlakukannya sekejam ini?”

Wayne Shen mencoba tetap tenang menghadapi situasi ini. Ia merangkul pinggang Jennifer Li dan mereka pun berjalan hati-hati ke depan pintu sambil menghindari tumpahan cat di lantai. Wayne Shen kemudian mengetuk pintu.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu