You Are My Soft Spot - Bab 386 Kamu sedang panik, kan? (3)

Alicia Bo pun tersadar kembali. Dia memegang dahinya, dengan kecewa kembali terbaring di ranjang. “Kakak Ipar, apakah menurutmu aku harus pergi operasi agar dapat terlihat sepertimu?” tanya Alicia Bo.

Stella Han menendang kaki Alicia Bo. “Kamu sudah gila, ya?”

“Aku beneran ingin memiliki rupa sepertimu. Selama aku menjadi sepertimu, apakah kakak Ned Guo akan menyukaiku?” tanya Alicia Bo dengan suara lemah.

Stella Han menghembus napasnya, duduk di sebelah Alicia Bo. Enam tahun yang lalu, Stella Han mendengar bahwa putri dari Keluarga Bo telah disihiri oleh seorang pria. Demi cinta, dia pun pergi jauh-jauh ke desanya. Saat itu, dia tidak tahu bahwa pria itu adalah Ned Guo. Ketika melihatnya sekarang, Alicia Bo sedang menderita karena cintanya, apalagi Alicia Bo lagi-lagi begitu sensitif dan canggung. Stella Han pun berkata, “Jangan mengatakan hal yang kekanak-kanakan. Kamu memiliki pesonamu sendiri, polos dan cemerlang, berani untuk mencintai dan membenci, kamu bahkan tidak perlu menjadi siapa-siapa. Pesonamu juga dapat menarik perhatian Kakak Senior Ned Guo.”

“Benarkah?” Alicia Bo langsung duduk di ranjang, menghadap ke Stella Han untuk meminta buktinya. Percaya diri Alicia Bo sudah dihancurkan oleh Ned Guo, tersisa sedikitpun tidak ada. Tujuh tahun yang lalu, Ned Guo bilang bahwa Alicia Bo belum tinggi. Alicia Bo pun berusaha mati-matian agar dapat menjadi tinggi. Namun, Neg Guo masih tidak menyukainya.

“Iya. Alicia, tolong jangan menjadi rupa yang tidak kamu inginkan demi siapapun itu.”

“Tapi aku menyukai rupamu. Kakak Besar yang begitu dingin aja bisa jatuh cinta padamu. Kakak Ipar, aku selalu mengagumimu.” Alicia Bo berkata dengan rendah, “Sejujurnya, aku sebelumnya juga pernah iri terhadapmu. Kakak Besar menyukaimu, Kakak Ned Guo juga menyukaimu, aku bahkan pernah kepikiran untuk bersaing untuk membuktikan siapa yang lebih hebat denganmu. Tapi aku terlalu menyukaimu. Aku menyukai Kakak Ned Guo, tapi itu urusanku jika dia tidak dapat menerimaku. Aku juga tidak dapat membebanmu dengan itu.”

Stella Han melihat gadis kecil di hadapannya, seluruh isi pikiran terungkap pada wajahnya. Keterus- terangannya membuat orang susah untuk membencinya. Stella Han pun menghembus napas dan berkata, “Dasar bodoh. Kakak Senior Ned Guo bukan merupakan orang yang mudah jatuh cinta. Waktu itu, aku menghabiskan waktu setahun lebih untuk mengejarnya dan baru berhasil. Kamu jangan putus harapan. Sekarang dia mengatakan tidak suka padamu, tapi tubuhnya lebih jujur dari pemikirannya, kan. Hatinya saja yang sulit untuk menerimanya.”

Mungkin karena kejujuran gadis kecil, Stella Han baru merasa tidak ingin menyembunyikannya, dan ingin mendukungnya. Semua cinta tidak akan langsung berjalan dengan lancer dari awal, pasti akan mengalami banyak rasa sakit, tapi dengan begitu akan membiarkan satu sama lain tumbuh dalam kehidupan masing-masing.

“Jadi ketika dia menyentuh dadaku, apakah itu berarti dia telah menyukaiku?” Alicia Bo tiba-tiba meliat sebuah harapan. Pantas saja waktu itu Ned Guo begitu galak, seakan-akan ingin memakannya. Ternyata bukan karena dia tidak memiliki perasaan terhadap Alicia Bo.

“…” Stella Han dikalahkan oleh keterus-terangan Alicia Bo. “Alicia, kamu sebenarnya bisa lebih tenang sedikit.”

“Ah. Oh.” Teringat dengan perkataannya yang barusan, wajah Alicia Bo pun memerah. Dia mengaitkan lengan Stella Han, dengan wajah malu berkata, “Kakak Ipar, tolong segera menyemangati aku, mendukung aku.”

Stella Han pun menyodok kepala Alicia Bo. Semenjak dia menikahi Jordan Bo, Alicia Bo memperlakukannya dengan sangat baik. Mungkin ada beberapa saat dia terlihat sangat marah, dan itu mungkin karena dalam hatinya telah merasakan kesulitan. Betapa pahit hatinya gadis itu begitu melihatnya tersenyum paksa, bukan?

“Alicia, wanita itu lebih mudah mencari pria dibanding pria mencari wanita, karena sekarang ada lebih banyak pria daripada wanita. Kamu harus berani untuk berjalan ke depan.” Jika Stella Han tahu bahwa dukungannya dapat membuat Alicia Bo berjalan dalam kegelapan dan bahkan mengalami hal yang menyakitkan, dia saat itu pasti akan langsung memintanya untuk menyerah.

Alica Bo tersenyum, senyuman itu bagaikan sinar yang menyilaukan mata. Alicia Bo pun mengambil sumpit, menusuk sepootong melon, dan memasukannya ke mulut. “Iya. Aku pasti akan berusaha agar kakak Ned Guo dapat menerimaku,” kata Alicia Bo.

Stella Han mengangguk kepalanya dan tersenyum padanya.

Setelah berbincang beberapa saat dengan Alicia Bo, Stella Han baru bangkit berdiri dan pergi ke kamar Evelyn. Stella Han melihat bahwa Jordan Bo sedang membacakan cerita kepada Evelyn. Putri kecil itu sedang bersandar dalam pelukan sang ayah, melihat gambar-gambar di buku cerita.

Stella Han masuk ke dalam. Evelyn dengan semangat bangkit berdiri, melemparkan diri ke dalam pelukan Stella Han sambil melingkarkan lengan ke lehernya. "Ibu, kamu sedang membicarakan apa dengan bibi?”

Stella Han tanpa tersadar menoleh Jordan Bo. Jordan Bo pun menatap Stella Han, seakan juga sedang menunggu jawabannya. Stella Han menggaruk kepalanya, dengan canggung berkata, "Itu adalah rahasia wanita. Ayah sedang membacakan cerita apa?"

“Dongeng Grimm. Apakah ibu juga mau mendengarnya?”

"Ya. Aku akan mendengarnya bersamamu." Stella Han menggendong Evelyn, menyandarkannya ke tempat tidur. Begitu dia duduk, sebuah buku dongeng, dengan sampul keras, terlempar kemari. Pria itu, dengan wajah suram, berkata, "Aku punya rahasia yang harus dibicarakan. Kamu bisa bacakan ceritanya untuk Evelyn."

Stella Han mengelus lututnya yang kesakitan. Dia pun Melihat sang pria membuka selimut, turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Stella Han menjadi kecewa. Kenapa suasana hati orang ini bisa tidak stabil?

Setelah melihat sosok belakang sang ayah, Evelyn menoleh kepalanya dan bertanya pada Stella Han, "Ibu, apakah Ayah marah?"

"Dia memiliki gangguan Endokrin. Biarkan saja." Stella Han mengambil buku dongeng. Dia semakin lama merasakan sifat Jordan Bo buruk, tanpa alasan apa selalu memarahinya. Stella Han pun tidak tahu alasan mengapa Jordan Bo bisa marah, dia bahkan tidak dikasih tahu alasannya.

"Ibu, apa itu gangguan endokrin?"

“…” Anak yang penasaran akan selalu memiliki seribu pertanyaan dalam benaknya. Stella Han membuka ke halaman sebelumnya, membacakan ceritanya pada Evelyn. Setelah selesai membacakannya, Evelyn pun tertidur. Stella Han membantu menyelimuti Evelyn, bangkit berdiri dan pergi keluar.

Ketika kembali ke kamar, Stella Han melihat pria dingin itu sedang bersandar di ranjang. Tangannya sedang memegang ponsel dan jari-jarinya tidak berhenti menekannya. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dilakukannya. Stella Han berdiri selama beberapa menit di sebelah pintu. Melihat Jordan Bo tidak menoleh kemari, dia pun masuk ke dalam dan sengaja menutup pintu sekeras-kerasnya. Namun, pria itu masih mengabaikannya.

Stella Han telah dikalahkan oleh kedinginan sang pria. Dia pun berjalan ke sana, menendang sandalnya, dan menaiki ranjang. Tanpa malu-malu, Stella Han naik ke pangkuan Jordan Bo, merebut ponselnya untuk mendapatkan bahwa dia sedang bermain game.

Asalkan kalian tahu, pria dengan penghasilan puluhan juta rupiah per menit itu sedang duduk di ranjang dan bermain game. Itu merupakan hal yang sangat menakutkan. Stella Han melingkarkan tangannya ke leher Jordan Bo dan bertanya, "Kenapa kamu marah?"

Stella Han saat ini sudah belajar dari pengalamannya, tidak lagi mencoba untuk menebak Jordan Bo, karena setiap kali ditebak, hasilnya selalu salah. Makanya lebih baik dia langsung bertanya padanya.

Mata hitam Jordan Bo seketika menatap Stella. Saat Jordan Bo menggendong Evelyne kembali ke kamar, dia tidak sengaja mendengar perasaan Stella Han ketika melewati kamar Alicia Bo. Stella Han mengatakan bahwa dia telah mengejar Ned Guo selama setahun. Sedangkan mengejar Jordan Bo? Jangankan setahun, sehari pun tidak.

Jordan Bo pun menyeringai sambil berkata, "Berdasarkan cerita seseorang, ada yang pernah mengejar Ned Guo selama setahun. Katakanlah, bagaimana cara kamu mengejarnya?"

"..." Stella Han baru tahu bahwa Jordan Bo telah menguping percakapannya dengan Alicia Bo. Dia pun berkata, "Aku hanya mengatakannya untuk menghibur Alicia.”

“Benarkah?” Jordan Bo mengerutkan bibir tipisnya. Dia jelas sudah sangat marah. "Apakah kamu yang mengatakannya sendiri, atau aku menghubungi Ned Guo dan menanyakan bagaimana kamu mengejarnya saat itu?"

Stella Han mengerutkan keningnya. Terkadang dia merasa bahwa pria ini sangat mendominasi. Di saat Stella Han mengejar Kakak Senior Ned Guo, dia bahkan tidak tahu Jordan Bo sedang berada di mana. Dia bahkan juga cemburu dengan ini. Dasar pemikiran sempit!

“Sejujurnya aku tidak terlalu mengejarnya, hanya menggunakan tindakan sederhana dan kasar saja.” Stella Han tidak berani memberitahu sepenuhnya. Tingkat cemburu Jordan Bo sangat hebat. Jika dia menceritakan dengan jelas, Jordan Bo bisa menjadi sangat cemburu.

Jordan Bo menatap Stella Han dan berkata, "Baiklah. Mulai besok, kamu juga akan mengejarku dengan tindakan sederhana dan kasar."

"Jordan Bo, kita adalah sepasang suami-istri yang tua. Untuk apa harus kejar-kejaran, kan?" Stella Han menjadi cemas. Dia pun mengembalikan perkataan Jordan Bo yang sebelumnya.

Jordan Bo mencibir, "Jika kamu tidak membuatku puas, aku akan menghajarmu hingga mati."

“…” Stella Han akhirnya mengerti bahwa Jordan Bo sedang tidak bercanda dengannya. Dia benar-benar serius. Ini semua salah mulutnya untuk apa dia harus memberi tahu Alicia Bo mengenai hal ini? Sekarang dia yang dalam masalah, kan.

Keesokan harinya, Jordan Bo telah kembali menjadi dingin. Dia pun mengantar Evelyn ke sekolah, kemudian mengantar Stella Han ke Firma Hukum. Setalah menghentikan mobil di depan Firma Hukum, Jordan Bo berkata, "Mulai hari ini, kejarlah aku.”

"..." Stella Han Meixin turun dari mobil dengan wajah sedih. Melihat mobil pria semakin menjauh, Stella Han pun menggaruk rambutnya. Dia benaran telah menggali kuburannya. Jika dia benaran mengejar Jordan Bo dengan cara saat dia mengejar Ned Guo, Jordan Bo pastinya akan membuat masalah lagi.

Stella Han berdiri sejenak di pinggiran jalan. Lalu dia membalikkan badan, berjalan masuk ke Firma Hukum. Pada hari ini, Stella Han sangat sibuk, sampai-sampai telah melupakan perintah yang diberikan Jordan Bo. Ketika hampir tiba waktunya untuk pulang kerja, Stella Han baru teringat sesuatu. Tanpa menyelesaikan pekerjaannya, Stella Han pun keluar dengan tergesa-gesa.

Di saat orang-orang pada pulang kerja, Stella Han akhirnya berhasil memanggil taxi, tapi dia kembali terjebak macet. Dia pun menghubungi Jordan Bo, tetapi sang pria tidak menjawab panggilannya. Stella Han tidak memiliki pilihan lain selain menghubungi Vincent Xu. Vincent Xu berkata bahwa Jordan Bo masih sedang lembur. Stella Han awalnya ingin membeli sebuket bunga, tetapi karena mobilnya terjebak macet, dia tidak akan bisa sempat membelinya.

Setelah satu setengah jam kemudian, Stella Han akhirnya telah sampai di gedung Bo's Corp. Stella Han naik ke atas menggunakan lift. Ketika tiba di ruang CEO, Stella Han menyadari bahwa ruanganna sangat gelap dan tidak mendapatkan orang yang sedang lembur.

Stella Han memegang dahinya sambil mengerang. Lalu dia membalik badannya, naik lift dan turun ke bawah.

Setelah keluar dari perusahaan, Stella Han menghubungi Jordan Bo, tetapi pria itu masih tidak menjawab. Stella Han menjadi sangat marah karena banyak hal. Dia pun mengirimkan pesan singkat kepada Jordan Bo. “Jordan Bo, jika kamu tidak menjawab telepon, jangan berharap malam ini kamu dapat tidur di ranjangku."

“…”

Seseorang pria tua, yang dingin dan angkuh, rela menunggu dari pagi hingga siang hari demi mendapatkan seseorang wanita yang akan memeraskan otaknya untuk mengejar sang pria. Hasilnya, sang pria bahkan tidak menjawab panggilannya. Wanita yang di abaikan oleh sang pria pada akhirnya menjadi marah.

Teringat dengan perkataan bahwa dirinya telah mengejar Ned Guo selama setahun, Jordan Bo merasa amat terganggu. Apa maksudnya dengan tindakan sederhana dan kasar macam apa untuk mendapatkan Ned Guo, kan? Dia jelas tidak mau mengakui bahwa selain cemburu, dia juga kesal dan marah.

Saat ini, melihat pakaian indah di hadapannya, Jordan Bo pun membayangkan Stella Han yang mengejar Ned Guo, dan tiba-tiba ponselnya bergetar. Jordan Bo mengambil ponselnya dan melihat pesan ancaman dari Stella Han.

Jordan Bo awalnya ingin tetap bersikap angkuh, tapi dia akhirnya mengubah pikirannya. Dia pun segera menggeserkan layar ponselnya, mengetik sebuah pesan, dan mengirimkannya.

Stella Han dengan kesal menginjak lantainya begitu melihat pesan dari Jordan Bo. Bukankah katanya dia sedang lembur? Kenapa bisa sampai lembur di hotel! Stella Han berlari ke sisi jalan, memanggil taksi dan langsung menuju ke Golden Imperial Hotel.

Mobil itu diparkir di luar Golden Imperial Hotel. Setelah membayar ongkos mobilnya, Stella Han dengan langkah besar berjalan ke hotel. Ketika melewati meja resepsionis, Stella Han pun menghentikan langkah kakinya. Tapi setelah tiga detik mempertimbangkannya, Stella Han pergi ke meja resepsionis dan membukakan sebuah kamar dengan kartu identitasnya.

Stella Han tidak pergi mencari Jordan Bo di ruang perjamuan yang terletak di lantai tiga, melainkan langsung ke kamarnya. Setelah melakukan beberapa kali perjalanan, hal pertama yang dilakukan Stella Han adalah pergi ke kamar mandi dan merendam diri dengan kelopak mawar. Kemudian dia memakai jubah mandi, berjalan ke depan jendela dan melihat ke pemandangan malam di bawah.Dia pun melihat sesosok yang terpantul di kaca dari sudut matanya. Stella Han seketika terpikir sebuah ide. Dia membuka sedikit jubah mandi, menunjukkan sedikit penampilannya yang terbuka. Kemudian dia berpose gaya yang sangat menawan. Gigi putihnya sedang menggigit bibir bawah, dimana menunjukkan penampilan yang menggoda. Stella Han mengambil ponsel dan mengambil sebuah foto selfie. Setelah puas dengan semua sudutnya, Stella Han baru mengirimkannya ke Jordan Bo.

Pesan tersebut langsung dibalas Jordan Bo, dan bahkan terasa seakan dia sedang menggertakkan giginya. “Kamu di mana?"

Stella Han mencoba untuk menahan tawa kecilnya, dan akhirnya tidak bisa menahannya. Dia tidak langsung memberitahu Jordan Bo, melainkan membiarkannya, melihat apakah dia akan cemburu terhadap ini atau tidak. Huh, masih ingin dikejarnya dengan tindakan sederhana dan kasar. Stella Han membalas, "Menurutmu?"

Setelah itu, Stella Han sekali lagi mengambil sebuah foto. Kali ini fotonya lebih besar dari sebelumnya, dimana menunjukkan sedikit bagian yang rahasia. Setelah mengirim fotonya, sang pria langsung membalas, "Kutanyakan sekali lagi, kamu di mana?"

Stella Han dapat merasakan kemarahan sang pria melalui ponselnya. Stella Han saking terkejutnya, menunduk lehernya. Jika benaran telah mengusik Jordan Bo, dia malam ini akan membereskannya, maka Stella Han akan langsung mati. Dia pun membalas, "Aku tidak mau bermain denganmu lagi."

Sang pria tidak membalasnya untuk waktu yang lama. Stella Han menjadi khawatir. Dia pun kembali ke kedua foto yang barusan dikirimnya. Tiba-tiba dia melihat di jubah mandinya terdapat logo hotel tersebut. Stella Han pun mengerang. Mati!

Stella Han melompat dari ranjangnya, tapi ketika dia hendap memakai pakaiannya, dia mendengar sebuah bunyi “Tit”, yaitu bunyi pintu buka. Sekujur tubuh Stella Han menjadi kaku. Dia pun pelan-pelan menoleh kepalanya, mendapatkan sebuah wajah tampan, yang tampak suram, sedang masuk ke dalam. Jordan Bo menutup keras pintunya, dan dengan kecepatan kilat berjalan ke hadapan Stella Han.

Stella Han sangat terkejut. Harimaunya sudah marah. Dia pun membuang pakaiannya, bergeggas berlari ke kamar mandi. Sekarang hanya kamar mandi yang dapat menghalangi pria itu. Tindakan Jordan Bo pun sangat cepat. Jelas-jelas masih ada beberapa jarak, tapi dia dalam sekejap berhasil menyusul Stella Han, meraih tangannya, memegang sabuk jubah mandinya. Jordan Bo menarik dengan sekuat tenaga, dimana membuat sang wanita menjerit. Stella Han terputar, dan jubah mandinya terbuka. Stella Han tidak memakai apapun di dalamnya, dimana membuat Jordan Bo semakin bergairah.

Jordan Bo mengerutkan bibirnya. Jakunnya naik turun menelan ludah, seperti sebuah binatang yang akan menerkam mangsanya. Dia pun menempelkan wanita itu ke dinding. Jordan Bo dengan suara rendah dan terdengar bahaya, berkata, "Kamu sedang panik, kan?"

Stella Han menatap pria di hadapannya. Rambutnya yang selalu disisir dengan rapi menjadi agak berantakan karena gerakan yang begitu cepat. Matanya membara menatap Stella Han, seolah ingin membakarnya.

Stella Han menunduk kepalanya. Jakun Jordan Bo tidak berhenti naik turun. Tapi ketika melihat betapa sulitnya Jordan Bo menahannya, dan mungkin sudah sangat marah begitu melihat fotonya, kepala Stella Han pun semakin menunduk. Kemeja pria itu terbuka setengah, dimana memperlihatkan dadanya yang bidang dan kekar. Keringat perlahan-lahan bercucuran dari dadanya. Ditambah lagi dengan wajah maskulin dan tampan itu, pria ini terlihat seksi dan begitu menggoda!

Stella Han dengan sulit menelan ludahnya. Dia pun memohon belas kasihan. "Sayang!"

Bola mata sang pria bergerak. Dalam detik berikutnya, dia menggendong Stella Han, melemparnya ke ranjang. Tubuh tingginya menerkam Stella Han di atas ranjang, membuatnya sang wanita tidak dapat kemana-mana.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu